Anda di halaman 1dari 11

PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH VENA DAN ARTERI

1. Pengambilan spesimen darah vena


A. Konsep Dasar
a) Pembuluh balik (vena) adalah pembuluh darah yang menghantar darah menuju
ke jantung. Darah dari kapiler dalam jaringan tubuh kembali ke jantung melalui
venula, setelah itu ke pembuluh balik atau vena. Pembuluh balik memiliki dinding
lebih tipis, tidak elastis, dan berdiamater lebih lebar dari pada pembuluh nadi.
Pembuluh balik terletak di dekat dengan permukaan tubuh tampak kebiru-biruan.
Pembuluh balik berfungsi menyalurkan darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung.
Pembuluh ini dilalui darah yang mengandung banyak karbondioksida, kecuali pada
pembuluh balik dari paru-paru menuju ke jantung (pembuluh balik paru-paru atau
vena pulmonalis) yang dilalui darah mengandung banyak oksigen. Pembuluh balik
yang besar ada dua macam, yaitu pembuluh balik besar atas (vena kava superior) dan
pembuluh balik besar bawah (vena kava inferior). Pembuluh balik besar atas
menerima darah dari tubuh bagian atas, yaitu kepala dan lengan. Pembuluh balik
besar bawah menerima darah dari tubuh bagian bawah, yaitu badan dan kaki.
b) Fungsi pembuluh balik (Vena) adalah menyalurkan darah dari seluruh tubuh menuju
jantung
c) Jenis-jenis pembuluh balik (Vena) :
• Vena Pulmonalis
Pembuluh darah yang banyak mengandung oksigen dari paru-paru menuju ke antrium
kiri jantung. Vena pulmonalis terbagi atas dua macam atau jenis yakni vena
pulmonalis kanan dan vena pulmonalis kiri.
• Vena Cava atau vena sistemik
Pembuluh darah yang membawa darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung bagian
antrium kanan. Vena cava terbagi atas dua yakni vena cava superior dan vena cava
interior.
• Vena Superfisialis
Pembuluh balik yang terletak dekat dengan permukaan kulit dan tidak terletak dekat
dengan arteri yang tepat.
• Vena Dalam atau deep
Pembuluh darah vena yang menyertai arteri dan biasanya tersimpan dalam selubung
pembungkus vena dan arteri.
d) Ciri-ciri pembuluh balik (Vena)
• Pembuluh balik yang dinding lebih tipis
• Pembuluh yang tidak elastis, dan berdiamater lebih lebar daripada pembuluh nadi

• Pada umumnya terletak didekat dengan permukaan tubuh dan tampak kebiru-
biruan
• Memiliki ukuran yang berdiamater i hingga 1,5 centimeter
• Mengandung banyak karbondioksida
B. Standart Operasional Prosedur
a. Pengambilan spesimen darah vena dengan syring (alat suntik)
Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan cara
yang masih sering dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat
pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang
terdiri dari sebuah sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran
jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil
adalah : 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G. Pengambilan darah dengan suntikan ini baik
dilakukan pada pasien usia lanjut dan pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan
(rapuh atau kecil).

SOP
PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH VENA (VENA PUNCTIE) DENGAN SPUIT
PENGERTIAN suatu pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam
fossa cubiti, vena saphena magna / vena superfisial lain yang
cukup besar untuk mendapatkan sampel darah yang baik dan
representatif dengan menggunakan spuit.

INDIKASI Semua klien yang membutuhkan pemeriksaan spesimen darah


KONTRAINDIKASI 1. Pengambilan darah vena pada sebelah tangan yang mengalami
gangguan sirkulasi darah pada klien dengan mastektomi (operasi
pengangkatan payudara)
2. Daerah edema
3. Hematome
4. Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
5. Daerah bekas luka atau terdapat tanda tanda infeksi , infiltrasi, atau
thrombosis pada tempat penusukan
6. Daerah bekas cangkokan vascular (avsan) pada penderita
gangguan ginjal
7. Daerah intra-vena lines. Pengambilan darah pada daerah ini dapat
menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan
atau menurunkan kadar zat tertentu.
8. Lengan yang mengalami gangguan atau kelumpuhan
(kelumpuhan otot dan saraf)
9. Lengan dengan gangguan sirkulasi ataupun neurologi
TUJUAN 1. Untuk mendapatkan sampel darah yang baik dan
memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan
2. Untuk petunjuk bagi petugas yang melakukan pengambilan
darah (phlebotomy)
PERSIAPAN TEMPAT 1. pasang sarung tangan bersih
DAN ALAT 2. 1 botol kecil alkohol
3. Kapas (secukupnya)
4. Satu buah bantal kecil sebagai penopang
5. 1 buah pengalas
6. 1 buah tourniquet
7. 1 buah spuit (sesuaikan ukuran spuit dengan dengan jumlah darah
yang akan diambil)
8. Plester (secukupnya)
9. 1 buah kertas label
10. 1 buah wadah spesimen dan tutupnyA
11. 1 buah plastik spesimen
PERSIAPAN PASIEN 1. 1. Memberi tahu dan menjelaskan tujuan tindakan
2. Menyiapkan posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
PERSIAPAN Menyiapkan lingkungan aman dan nyaman
LINGKUNGAN
PELAKSANAAN 1. Jaga privasi klien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
3. Beri klien posisi fowler di tempat tidur atau posisi duduk di kursi
4. Cuci tangan
5. Pakai sarung tangan bersih
6. Pasang pengalas di bawah tangan klien
7. Pilih lokasi yang akan dilakukan pengambilan (biasanya di fossa
antecubital)
8. Pasang tourniquet 5-10 cm di atas vena yang dipilih
9. Bersihkan lokasi penusukan dengan kapas alkohol dengan arah
sirkuler dari dalam ke luar (± 5 cm). biarkan kulit mongering
10. Tempatkan jari telunjuk tangan non domianant di bawah lokasi
penusukan (± 2,5 cm) dan tarik kulit secara perlahan.
11. Masukkan jarum suntik dengan arah 15-30 derajat dengan
perlahan
12. Lakukan aspirasi sampai jumlah darah mencukupi
13. Lepaskan tourniquet
14. Cabut jarum suntik dan tutup lokasi penyuntikan dengan kapas
alkohol
15. Pasang plester di lokasi penyuntikan
16. Lepaskan jarum suntik dari syingernya
17. Masukkan darah ke dalam wadah spesimen
18. Berikan label pada wadah spesimen ( nama klien, tanggal, jenis
pemeriksaan, nama ruangan)
19. Masukkan wadah spesimen kedalam palstik spesimen
20. Rapikan alat dank klien
21. Lepaskan sarung tangan
22. Cuci tangan
23. Dokumentasi tindakan

b. Pengambilan spesimen darah vena dengan tabungvakum


Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD (Becton-Dickinson)
di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung ini berupa tabung reaksi yang hampa
udara, terbuat dari kaca atau plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan
mengalir masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume
tertentu telah tercapai.
Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang dihubungkan oleh sambungan
berulir. Jarum pada sisi anterior digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi
posterior ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari karet
sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar. Sambungan berulir
berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah holder dan memudahkan pada saat
mendorong tabung menancap pada jarum posterior.
a) Hal- hal yang perlu diperhatikan:
1. Pemasangan turniket (tali pembendung)
Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan
hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/ PCV dan elemen sel),
peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total).
Melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma
2. Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan
masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
3. Penusukan
Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan
sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang
berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma. Tusukan jarum yang tidak
tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan akibat
hematoma
4. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel
akibat kontaminasi oleh alkohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada
pasien ketika dilakukan penusukan.
b) Menampung darah dalam tabung
Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek laboratorium
klinik adalah sebagai berikut : :
1. Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah akan
menjadi beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah
(crossmatching test)
2. Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/SST)
yang fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum
akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya
digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi dan serologi
3. Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma separator
tube/PST) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan
berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan kimia darah.
4. Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah (crossmatch)
5. Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan koagulasi (mis. PPT, APTT)
6. Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin, umumnya
digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia darah.
7. Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang bebas logam, umumnya
digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper, mercury) dan
toksikologi.
8. Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan kalium
oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.
9. Tabung tutup hitam ; berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan
LED (ESR).
10. Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan
imunohematologi.
11. Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan
molekuler/PCR dan bDNA.
12. Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas; berisi media biakan,
digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi - aerob, anaerob dan jamur.

SOP
PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH VENA (VENA PUNCTIE) DENGAN TABUNG
VAKUM
PENGERTIAN suatu pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam
fossa cubiti, vena saphena magna / vena supervisial lain yang
cukup besar untuk mendapatkan sampel darah yang baik dan
representatif dengan menggunakan tabung vacutainer.
INDIKASI Semua klien yang membutuhkan pemeriksaan spesimen darah
KONTRAINDIKASI 1. Pengambilan darah vena pada sebelah tangan yang mengalami
gangguan sirkulasi darah pada klien dengan mastektomi (operasi
pengangkatan payudara)
2. Daerah edema
3. Hematome
4. Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
5. Daerah bekas luka atau terdapat tanda tanda infeksi , infiltrasi,
atau thrombosis pada tempat penusukan
6. Daerah bekas cangkokan vascular (avsan) pada penderita
gangguan ginjal
7. Daerah intra-vena lines. Pengambilan darah pada daerah ini
dapat menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat
meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu.
8. Lengan yang mengalami gangguan atau kelumpuhan
(kelumpuhan otot dan saraf)
9. Lengan dengan gangguan sirkulasi ataupun neurologi
TUJUAN 1. Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan
memenuhi syarat untuk melakukan pemeriksaan.
2. Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah
(infeksi, needle sticj injury) akibat vena punctie bagi
petugas maupun penderita.
3. Untuk petunjuk bagi petugas yang melakukan
pengambilan darah (phlebotomy)
PERSIAPAN TEMPAT 1. Jarum vakutainer atau winged needle (jarum bersayap)
DAN ALAT 2. Kapas
3. Alkohol 70%
4. Tali pembendung (turniket)
5. Plester
6. Tabung vakum
7. Kontainer khusus benda tajam (wadah sampah)
PERSIAPAN PASIEN 4. 1. Memberi tahu dan menjelaskan tujuan tindakan
2. Menyiapkan posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
PERSIAPAN Menyiapkan lingkungan aman dan nyaman
LINGKUNGAN
PELAKSANAAN 1. Jaga privasi klien
2. Cuci tangan
3. Pakai sarung tangan bersih
4. Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
5. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak
melakukan aktifitas.
6. Minta pasien mengepalkan tangan.
7. Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat
siku.
8. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan
perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti
sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak
teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau
kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
9. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas
alkohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan
dipegang lagi.
10. Dengan hati-hati buka tutup jarum, masukkan ke dalam holder
dan sekrupkan
11. Angkat pelindung jarum dan buka tutup jarun
12. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke
atas. Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum
bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir
masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir.
Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi,
cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
13. Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya.
Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau
plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
14. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik
jarum. Tekan kapas beberapa saat, lalu plester selama kira-kira 15
menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.
15. Lipat pelindung jarum kembali ke tempatnya
16. Buang jarum ke kontainer khusus benda tajam
17. Rapikan alat dan klien
18. Lepaskan sarung tangan
19. Cuci tangan
20. Dokumentasi tindakan

2. Pengambilan Spesimen Darah Arteri


A. Konsep Dasar
a) Pembuluh nadi (arteri) adalah pembuluh darah yang berotot dan membawa darah
ke jantung. Dinding pembuluh nadi tersusun dari tiga lapisan,yakni lapisan luar
yang bersifat elastis, lapisan tengah yang berupa sel-sel otot polos, dan lapisan
dalam yang disusun oleh selapis sel berdinding tipis. Pembuluh nadi memiliki
dinding tebal, kuat, dan elastis, yang membantu tenaga pemompaan jantung
untuk menyalurkan darah ke seluruh tubuh. Pemompaan oleh jantung
menyebabkan darah didorong untuk mengalir. Hal itu memberi tekanan di
sepanjang dinding pembuluh yang dilaluinya dan menimbulkan denyutan. maka
terjadi, darah akan memancar keluar apabila pembuluh nadi terluka.
b) Fungsi pembuluh nadi (arteri)
1. Mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh
2. Menghantarkan oksigen dan nutrisi ke semua sel
3. Mengangkut zat buangan misalnya karbon dioksida
4. Menjaga keseimbangan mobilitasi protein, kimia, unsur-unsur dari sistem
kekebalan tubuh dan sel.
c) Jenis-jenis pembuluh nadi (arteri)
1. Arteri Pulmonalis
Arteri pulmonalis atau nadi paru-paru adalah pembuluh yang dilewati darah
dari bilik menuju ke paru-paru. Pembuluh ini mengandung banyak karbon
dioksida yang akan dilepaskan keparu-paru yakni di alveolus
2. Arteri Sistemik
Arteri sistemik adalah pembulu yang mengantar darah ke arteriol setelah itu
ke pembuluh kapiler tempat dimana zat nutrisi dan oksigen ditukarkan
3. Aorta
Aorta adalah pembuluh terbesar yang ada dalam tubuh dan keluar dari
ventrikel yang membawa banyak oksigen
4. Arteriol
Arteriol adalah pembuluh nadi yang paling kecil yang berhubungan dengan
pembuluh kapiler
5. Pembuluh Kapiler
Pembuluh kapiler adalah tempat pertukaran zat yang menjadi fungsi utama
dalam sistem sirkulasi, pembuluh kapiler merupakan pembuluh yang bukan
sesungguhnya. Pembuluh kapiler merupakan pembuluh yang menghubungkan
cabang-cabang dan cabang-cabang dari pembuluh balik dengan sel-sel tubuh.
d) Ciri-ciri pembuluh arteri
1. Dinding pembuluh nadi tersusun atas tiga lapis
2. Lapisan luar berupa sel-sel otot elastis
3. Lapisan tengah berupa sel-sel otot polos
4. Lapisan dalam yang hanya disusun oleh selapis sel berdinding tipis.
5. Pembuluh nadi memiliki dinding tebal, kuat, dan elastik
6. Membawa darah yang bersih
7. Mempunyai satu kutup yaitu awal pembuluh yang berada di dekat jantung
8. Jika terluka, darah akan memancar
9. Umumnya terletak dibagian dalam tubuh
e) Lokasi pengambilan darah arteri
Mengidentifikasi arteri untuk pengambilan sampel. Arteri yang paling sering
unutk pengambilan sampel termasuk arteri radialis, arteri brachialis, dan arteri
femoralis. Dari ketiganya, arteri radial adalah area sampling yang paling disukai
karena tiga faktor utama:
1. Mudah untuk mengakses
2. Arteri radial adalah arteri dangkal dan karena itu lebih mudah untuk diraba,
stabil, dan mudak ditusuk,
3. Memiliki jaminan aliran darah.
Jika kerusakan pada arteri radial terjadi atau menjadi terhambat, arteri ulnaris
akan memasok darah ke jaringan biasanya dipasok oleh arteri radial. Untuk
menilai arteri radial untuk sampling, harus melakukan tes Allen dimodifikasi
untuk menjamin patensi arteri ulnaris.
Adapun cara melakukan tes Allen adalah sebagai berikut:
a. Melenyapkan denyut radial dan ulnar secara bersamaan dengan menekan
di kedua pembuluh darah di pergelangan tangan.
b. Minta pasien untuk mengepalkan tangan dan melepaskannya sampai kulit
terlihat pucat.
c. Lepaskan tekanan arteri ulnaris sementara mengompresi arteri radial.
Perhatikan kembalinya warna kulit dalam waktu 15 detik.
Jika tes Allen adalah negatif untuk kedua tangan dan arteri radial tidak
dapat diakses, maka arteri brakialis dapat digunakan. Potensi untuk
mendapatkan sampel vena lebih besar bila menggunakan arteri brakialis
karena ada pembuluh darah besar terletak di dekat arteri brakialis. Selain
itu, saraf medial terletak sejajar dengan arteri brakialis dan akan
menyebabkan rasa sakit pasien jika Anda secara tidak sengaja
mengenainya dengan jarum.
Arteri femoralis adalah area sampling arteri yang paling tidak disukai
karena merupakan arteri relatif dalam; terletak berdekatan dengan saraf
femoralis dan vena, dan tidak memiliki jaminan aliran darah. Tusukan dari
arteri femoralis biasanya digunakan untuk situasi muncul atau untuk
pasien hipotensi parah yang memiliki perfusi perifer yang buruk.

B. Standart Operasional Prosedur

SOP
PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH VENA (VENA PUNCTIE) DENGAN SPUIT
PENGERTIAN Pengambilan darah arteri dilakukan untuk pemeriksaan analisa gas
darah yang digunakan untuk mendiagnosa dan mengevaluasi
penyakit pernafasan serta kondisi yang mempengaruhi seberapa
efektif paru-paru mengirimkan oksigen ke darah dan mengeleminasi
karbondioksida dari darah
INDIKASI Pada pasien dengan penyakit paru, bayi prematur dengan penyakit
paru, Diabetes Melitus berhubungan dengan kondisi asidosis diabetik.
KONTRAINDIKASI Pada pasien dengan penyakit perdarahan seperti hemofilia dan trombosit
rendah..
TUJUAN 1. Untuk mendapatkan sampel darah yang baik dan
memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan
2. Untuk petunjuk bagi petugas yang melakukan
pengambilan darah (phlebotomy)
KOMPLIKASI Pengambilan darah arteri akan minimal terjadi jika dilakukan
dengan benar. Namun dapat terjadi perdarahan atau
perdarahan yang tertunda atau memar pada area tusukan
jarum atau yang jarang terjadi, kerusakan sirkulasi di sekitar
area tusukan.
PERSIAPAN TEMPAT 1. Spuit 2 ml atau 3ml dengan jarum ukuran 22 atau 25 (untuk
DAN ALAT anak-anak) dan nomor 20 atau 21 untuk dewasa
2. Heparin
3. Yodium-povidin
4. Penutup jarum (gabus atau karet)
5. Kasa steril
6. Kapas alkohol
7. Plester dan gunting
8. Pengalas
9. Handuk kecil
10. Sarung tangan sekali pakai
11. Obat anestesi lokal jika dibutuhkan
12. Wadah berisi es
13. Kertas label untuk nama
14. Bengkok
PERSIAPAN PASIEN 3. 1. Memberi tahu dan menjelaskan tujuan tindakan
2. Menyiapkan posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
PERSIAPAN Menyiapkan lingkungan aman dan nyaman
LINGKUNGAN
PELAKSANAAN 1. Cek alat-alat yang akan digunakan
2. Beri salam dan panggil klien sesuai dengan namanya
3. Perkenalkan nama perawat
4. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien
5. Jelaskan tujuan tindakan yang dilakukan
6. Jaga privasi klien
7. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien
8. Posisikan klien dengan nyaman
9. Cuci tangan dan pakai sarung tangan sekali pakai
10. Pasang pengalas
11. Letakkan handuk kecil di bawah pergelangan tangan
12. Palpasi arteri radialis
13. Lakukan allen’s tes
Tujuan uji allen tes adalah untuk menilai sistem kolateral
arteri radialis. Penderita diminta mengepalkan tangan dengan
kencang. Pengambil darah dengan jari menekan kedua arteri
radialis dan ulnaris. Penderita diminta membuka dan
mengepalkan beberapa kali hingga jari-jari pucat, kemudian
biarkan telapak tangan terbuka. Pengambil darah melepaskan
tekanan jarinya dari arteri ulnaris, telapak tangan akan pulih
warnanya dalam 15 detik bila darah dari arteri ulnaris mengisi
pembuluh kapiler tangan.

Bila terdapat gangguan kolateralisasi pada arteri ulnaris (uji


Allen negative), arteri radialis tidak boleh digunakan untuk
pengambilan darah arteri. Bila tidak terdapat kolateralisasi
arteri radialis dan arteri ulnaris (uji Allen negative), arteri
radialis tidak boleh digunakan.

Minta klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan


tekanan langsung pada arteri radialis dan ulnaris, minta klien
untuk membuka tangannya, lepaskan tekanan pada arteri,
observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan
tangan harus memerah dalam 15 detik, warna merah
menunjukkan test allen’s positif. Apabila tekanan dilepas,
tangan tetap pucat, menunjukkan test allen’s negatif. Jika
pemeriksaan negatif, hindarkan tangan tersebut dan periksa
tangan yang lain.
14. Hiperekstensikan pergelangan tangan klien di atas gulungan
handuk
15. Raba kembali arteri radialis dan palpasi pulsasi yang paling
keras dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
16. Desinfeksi area yang akan dipungsi menggunakan yodium-
povidin, kemudian diusap dengan kapas alkohol
17. Berikan anestesi lokal jika perlu
18. Bilas spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin 1000 U/ml dan
kemudian kosongkan spuit, biarkan heparin berada dalam
jarum dan spuit
19. Sambil mempalpasi arteri, masukkan jarum dengan sudut 45°
sambil menstabilkan arteri klien dengan tangan yang lain
20. Observasi adanya pulsasi (denyutan) aliran darah masuk spuit
(apabila darah tidak bisa naik sendiri, kemungkinan pungsi
mengenai vena)
21. Ambil darah 1 sampai 2 ml
22. Tarik spuit dari arteri, tekan bekas pungsi dengan
menggunakan kasa 5-10 menit
23. Buang udara yang berada dalam spuit, sumbat spuit dengan
gabus atau karet
24. Putar-putar spuit sehingga darah bercampur dengan heparin
25. Tempatkan spuit di antara es yang sudah dipecah
26. Beri label pada spesimen yang berisi nama, suhu, konsentrasi
oksigen yang digunakan klien jika kilen menggunakan terapi
oksigen
27. Kirim segera darah ke laboratorium
28. Beri plester dan kasa jika area bekas tusukan sudah tidak
mengeluarkan darah (untuk klien yang mendapat terapi
antikoagulan, penekanan membutuhkan waktu yang lama)
29. Bereskan alat yang telah digunakan, lepas sarung tangan
30. Cuci tangan
31. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
32. Dokumentasikan di dalam catatan keperawatan waktu
pemeriksaan AGD, dari sebelah mana darah diambil dan
respon klien

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


a. Tindakan pungsi arteri harus dilakukan oleh perawat yang sudah terlatih
b. Spuit yang digunakan untuk mengambil darah sebelumnya diberi heparin untuk
mencegah darah membeku
c. Kaji ambang nyeri klien, apabila klien tidak mampu menoleransi nyeri, berikan
anestesi lokal
d. Bila menggunakan arteri radialis, lakukan test allent untuk mengetahui kepatenan
arteri
e. Untuk memastikan apakah yang keluar darah vena atau darah arteri, lihat darah
yang keluar, apabila keluar sendiri tanpa kita tarik berarti darah arteri
f. Apabila darah sudah berhasil diambil, goyangkan spuit sehingga darah tercampur
rata dan tidak membeku
g. Lakukan penekanan yang lama pada bekas area insersi (aliran arteri lebih deras
daripada vena).
h. Keluarkan udara dari spuit jika sudah berhasil mengambil darah dan tutup ujung
jarum dengan karet atau gabus.
i. Ukur tanda vital (terutama suhu) sebelum darah diambil.
j. Segera kirim ke laboratorium (sito).

DAFTAR RUJUKAN
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses,
dan praktik. Ed. 4. Jakarta :
EGC
Putri, S.A. (2013). Makalah Pemeriksaan Spesimen. (Online).
http://www.scribd.com/doc/124730845/makalah-pemeriksaan-spesimen-docx#scribd.
Diakses 12 Oktober 2015.

Anda mungkin juga menyukai