Anda di halaman 1dari 3

Tangguhkan Lansiamu, Majukan Negaramu!

Karya Ini Disusun Untuk Mengikuti Lomba Esai


Pekan International Nurse Day

Disusun Oleh :
Choirun Nisa Putri Alhikam (P17220174047)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


DIII KEPERAWATAN LAWANG
2019
Tangguhkan Lansiamu, Majukan Negaramu!

Lansia merupakan sebuah siklus hidup manusia yang hampir pasti dialami
setiap orang. Kenyataan saat ini, setiap kali menyebut kata Lansia yang terbersit
di benak kita adalah seseorang yang tidak berdaya, dan memiliki banyak keluhan
kesehatan. Padahal, Lansia sebenarnya dapat berdaya sebagai subyek dalam
pembangunan kesehatan. Pengalaman hidup, menempatkan Lansia bukan hanya
sebagai orang yang dituakan dan dihormati di lingkungannya, tetapi juga dapat
berperan sebagai agen perubahan (agent of change) di lingkungan keluarga dan
masyarakat sekitarnya dalam mewujudkan keluarga sehat, dengan memanfaatkan
pengalaman yang sudah dimiliki dan diperkaya dengan pemberian pengetahuan
kesehatan yang sesuai. Dengan adanya para lansia yang sehat dan produktif dapat
memajukan Indonesia.
Lansia yang sehat harus diberdayakan agar dapat tetap sehat dan mandiri
selama mungkin. Salah satu upaya untuk memberdayakan Lansia melalui hal dini
adalah melalui pembentukan dan pembinaan Kelompok Lansia yang di beberapa
daerah disebut dengan Posyandu Lansia atau Posbindu Lansia. Melalui Kelompok
ini, Lansia dapat melakukan kegiatan yang dapat membuat mereka tetap aktif,
antara lain: berperan sebagai kader di Kelompok Lansia,melakukan senam Lansia,
memasak bersama, termasuk membuat kerajinan tangan yang selain berperan
sebagai penyaluran hobi juga dapat menjadi sumber pendapatan jika hasil karya
dipasarkan.
Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4 aspek yaitu
fisik, psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi labil,
mudah tersinggung, gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak bahagia, perasaan
kehilangan, dan tidak berguna. Lansia dengan problem tersebut menjadi rentan
mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi, ansietas (kecemasan), psikosis
(kegilaan) atau kecanduan obat. Pada umumnya masalah kesehatan mental lansia
adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena adanya perubahan dari
keadaan sebelumnya (fisik masih kuat, bekerja dan berpenghasilan) menjadi
kemunduran.
Lansia juga identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami
berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau
macamnya tergantung dari penyakit yang diderita. Semakin banyak penyakit pada
lansia, semakin banyak jenis obat yang diperlukan. Banyaknya jenis obat akan
menimbulkan masalah antara lain kemungkinan memerlukan ketaatan atau
menimbulkan kebingungan dalam menggunakan atau cara minum obat.
Disamping itu dapat meningkatkan resiko efek samping obat atau interaksi obat.
Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia. Hal tersebut
dilakukan dengan pertimbangan bahwa lansia memerlukan nutrisi yang adekuat
untuk mendukung dan mempertahankan kesehatan. Beberapa faktor yang
mempengaruhi kebutuhan gizi antara lain: berkurangnya kemampuan mencerna
makanan, berkurangnya cita rasa, dan faktor penyerapan makanan.
Dengan adanya penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik maka
diperlukan perawatan sehari-hari yang cukup. Perawatan tersebut dimaksudkan
agar lansia mampu mandiri atau mendapat bantuan yang minimal. Perawatan yang
diberikan berupa kebersihan perorangan seperti kebersihan gigi dan mulut,
kebersihan kulit dan badan serta rambut. Selain itu pemberian informasi
pelayanan kesehatan yang memadai juga sangat diperlukan bagi lansia agar dapat
mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Sebagai tenaga kesehatan hal-hal yang mendukung lansia agar menjadi
lebih produktif danmandiri tentu saja banyak sekali peluang untuk kita
menerapkannya, diimulai dari posyandu dan memberikan perawatan kesehatan
bagi lansia. Karena umur bukan suatu hambatan untuk membantu kemajuan
Negara Indonesia. Tangguhkan lansiamu, majukan negaramu!

Anda mungkin juga menyukai