Anda di halaman 1dari 8

Pemberian obat pada penderita store

1. Pengembalian aliran darah untuk stroke iskemik dengan suntik tissue plasminogen

Pengembalian darah adalah langkah awal untuk mengatasi stroke iskemi. Pengobatan akan

befokus pada penjagaan nafas, pengontrolan tekanan darah dan juga mengembalikan aliran

darah. Suntik TPA atau Tissue Plasminogen akan dilakukan untuk mengembalikan aliran darah

pada arteridan vena. Namun tidak semua penderita bisa diatasi dengan cara ini. Penyuntikan

TPA biasanya hanya akan bekerja pada waktu empat setengah jam setelah terjadinya serangan

stroke. Obat diberikan secara parenteral.

2. Aspirin

Aspirin merupakan salah satu obat yang bisa mengurangi kemungkinan terjadi pembekuan pada

darah. Penderita stroke bisa juga diberikan resep aspirin untuk mengurangi kadar kelengketan

yang ada dalam darah. Sebagai tambahan penderita stroke juga bisa diberikan obat anti-platelet

jika memiliki alergi pada aspirin. Aspirin memiliki bentuk tablet dan diberikan secara oral.

3. Heparin dan Warfarin

Selain aspirin, heparin dan warfarin juga bisa digunakan sebagai obat pembeku darah karena

masuk dalam jenis obat antikoagulan. Mengkonsumsi heparin dan warfarin akan membantu

untuk mengubah komposisi darah. Obat-obatan ini sangat cocok jika diberikan pada penderita

stroke yang memiliki detak jantung tidak teratur. Heparin dan Warfarin memiliki bentuk tablet

dan diberikan secara oral.

4. Statin
Statin merupakan obat yang biasa diberikan pada penderita kolesterol tinggi yang bisa memicu

terjadinya stroke. Pemberian statin oleh dokter biasanya bertujuan untuk menghambat enzim

yang akan menghasilkan kolesterol di dalam organ hati. Beberapa jenis obat statin memiliki

waktu paruh kurang dari 6 jam, obat jenis ini biasanya merupakan jenis yang paling baik

dikonsumsi pada malam hari. Simvastatin merupakan salah satu contohnya. Statin memiliki

bentuk tablet dan diberikan secara oral.

5. Obat antihipertensi

Komplikasi penyakit juga bisa mengakibatkan seseorang terkena stroke. Oleh sebab itu, jika

seseorang memiliki hipertensi biasanya akan rawan terkena stroke jenis iskemik. Obat ini akan

membantu untuk menurunkan tekanan darah yang terlalu tinggi dan bekerja seperti obat untuk

menghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor), thiazide, dan obat penghambat

saluran kalium (calcium channel blocker), obat penghambat alfa dan beta (alpha- and beta-

blocker). Contoh obat antihipertensi adalah hidrokiorotiazid dan bendroflumetiazid yang

termasuk golongan tiazid. obat memiliki bentuk tablet dan diberikan secara oral.

6. Obat Tranindine

Tranindine merupakan obat yang terdiri dari dirivar imidazole dan sangat bermanfaat untuk

menghilang adanya kekakuan serta bisa meningkatkan kekuatan saraf dan mengatasi kondisi

otot yang lemah. Obat ini biasa diberikan pada penderita stroke yang masih ringan. Obat

memiliki bentuk tablet dan diberikan secara oral. Danobat juga ada yang berbentuk injeksi

melalui pembuluh darah vena ketika dalam posisi tidak dapat mengkonsumsi obat secara oral.
7. Obat Baclofen

Baclofen merupakan obat yang biasa diberikan pada penderita stroke ringan. Manfaatnya

adalah untuk meredakan adanya iritasi, meregangkan kekakuan pada otot tungkai bagian lengan

dan tungkai bawah. Dosis yang dianjurkan biasanya tidak melebih 5 mg. obat memiliki bentuk

tablet dan diberikan secara oral.

Pemberian obat pada penderita arthritis

1. IMUNOSUPRESAN

Metotreksat merupakan DMARDs yang sesuai untuk artritis reumatik sedang sampai berat.

Azatioprin, siklosporin, siklofosfamid, leflunomid dan penghambat sitokin (adalimumab,

anakinra, etanercept, dan infliksimab) dipertimbangkan sebagai lebih toksik dan digunakan jika

pasien tidak memberikan respon pada pemberian DMARDs lain. Obat harus menggunakan

leucovorin rescue baik secara iv, im, maupun oral

2. Siklosporin

Siklosporin diberikan untuk reumatoid artritis aktif yang berat jika terapi konvensional lini

kedua tidak memadai atau tidak efektif. Terdapat bukti bahwa siklosporin bisa memperlambat

perkembangan erosif dan memperbaiki pengendalian gejala pada pasien yang memberi respon

sebagian terhadap metotreksat. Pada anak, siklosporin jarang digunakan untuk juvenile

idiopathic arthritis , penyakit jaringan ikat, vaskulitis, dan uvelitis, namun dapat

dipertimbangkan jika pasien gagal memberikan respon terhadap pengobatan lain. Obat tersedia
secara oral ( tablet 25 mg, 50 mg, 100 mg.)

dan secara injeksi 50 mg/ml, 100 mg/ml.

3. Siklofosfamid

Siklofosfamid dapat digunakan pada dosis 1 sampai 1,5 mg/kg bb/hari secara oral untuk

reumatoid artritis dengan manifestasi sistemik yang berat. Obat ini bersifat toksik dan

penggunaannya memerlukan pemeriksaan hitung darah (termasuk pemeriksaan jumlah

platelet). Siklofosfamid dapat juga diberikan secara intravena dalam dosis 0,5 sampai 1 g

(dengan mesna profilaktik) untuk artritis reumatoid sistemik berat dan untuk penyakit jaringan

ikat (khususnya dengan vaskulitis aktif), diberi berulang mula-mula dengan selang dua minggu

kemudian selang sebulan (tergantung pada respons klinis dan pemantauan hematologis). Cara

pemberian oral: 1-5 mg/kg bb/hari; intravena: 10-15 mg/kg bb tiap 7-10 hari, atau 3-5 mg/kg bb 2 x

seminggu

Pemberian obat pada penderita PPOK

1. Antibiotik

Pemilihan antibiotik disesuaikan dengan pola kuman dan komposisi kombinasi antibiotik yang

mutakhir. Sputum purulen selama eksaserbasi adalah indikasi untuk memulai terapi antibiotik.

Pemberian antibiotik di rumah sakit sebaiknya per-drip atau intravena, sedangkan untuk rawat

jalan bila eksaserbasi sedang, sebaiknya kombinasi dengan makrolide, bila ringan dapat

diberikan tunggal.
2. Kortikosteroid

Tidak selalu diberikan tergantung berat derajat eksaserbasi. Pada eksaserbasi derajat sedang

dapat diberikan prednison 30 mg/hari selama 1-2 minggu, pada derajat berat diberikan secara

intravena. Pemberian ini dapat menurunkan frekuensi eksaserbasi pada derajat III dan IV.

Pemberian lebih dari 2 minggu tidak memberikan manfaat yang lebih baik, tetapi lebih banyak

menimbulkan efek samping.

Pemberian obat pada penderita hipertensi

1. Trimethaphan camsylate

Trimethaphan camsylate : termasuk ganglion blocking agent dan menginhibisi sistem simpatis

dan parasimpatis. Dosis : 1 – 4 mg / menit secara infus i.v. Onset of action : 1 – 5 menit.

Duration of action : 10 menit. Efek samping : obstipasi, ileus, retensia urine, respiratori arrest,

glaukoma, hipotensi, mulut kering.

2. Sodium Nitroprusside

Sodium Nitroprusside : merupakan vasodilator direk kuat baik arterial maupun venous. Secara i.

V mempunyai onsep of action yang cepat yaitu : 1 – 2 dosis 1 – 6 ug / kg / menit. Efek samping :

mual, muntah, keringat, foto sensitif, hipotensi.

3. Nitroglycerini : merupakan vasodilator vena pada dosis rendah tetapi bila dengan dosis tinggi

sebagai vasodilator arteri dan vena. Onset of action 2 – 5 menit, duration of action 3 – 5 menit.

Dosis : 5 – 100 ug / menit, secara infus i. V. Efek samping : sakit kepala, mual, muntah, hipotensi.
Pemberian obat pada penderita diabetes melitus

1. Metformin untuk mengurangi kadar gula darah

Obat Diabetes Metformin bekerja dengan mengurangi kadar gula yang disalurkan hati ke aliran

darah dan membuat tubuh lebih responsif terhadap insulin. Ini obat pertama yang sering

dianjurkan bagi penderita diabetes tipe 2.

Berbeda dengan obat-obat lain, metformin tidak menyebabkan kenaikan berat badan. Karena

itu obat ini biasanya diberikan untuk penderita yang mengalami kelebihan berat badan.

Tetapi metformin kadang-kadang dapat menyebabkan efek samping yang ringan, misalnya mual

dan diare. Dokter juga tidak menganjurkan obat ini untuk penderita diabetes yang mengalami

masalah ginjal. Metformin harus diberikan bersama dengan makanan atau sesudah makan dalam dosis

terbagi. Awal sehari 3x 500 mg;

pemeliharaan: sehari 2x 850 mg.

2. Sulfonilurea untuk meningkatkan produksi insulin dalam pankreas

Obat Diabetes Sulfonilurea berfungsi meningkatkan produksi insulin dalam pankreas. Penderita

diabetes yang tidak dapat meminum metformin atau tidak kelebihan berat badan mungkin akan

diberikan obat ini.

Jika metformin kurang efektif untuk mengendalikan kadar gula darah Anda, dokter mungkin

akan mengombinasikannya dengan sulfonilurea. Contoh-contoh obat ini adalah glimepiride,

glibenclamide, glipizide, gliclazide, dan gliquidone.


Sulfonilurea akan meningkatkan kadar insulin dalam tubuh sehingga dapat mempertinggi risiko

hipoglikemia jika ada kesalahan dalam penggunaannya. Obat ini juga memiliki efek samping

seperti kenaikan berat badan, mual, muntah, serta diare.

3. Pioglitazone sebagai pemicu insulin

Obat Diabetes Pioglitazone biasanya dikombinasikan dengan metformin, sulfonilurea, atau

keduanya. Obat ini akan memicu sel-sel tubuh agar lebih sensitif terhadap insulin, sehingga

lebih banyak glukosa yang dipindahkan dari dalam darah.

Obat diabetes ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan pembengkakan pada

pergelangan kaki. Anda tidak dianjurkan untuk meminum pioglitazone jika pernah mengalami

gagal jantung atau berisiko mengalami patah tulang. Obat diberikan secara oral.

Kondisi Dosis awal

Dosis dimulai dari 15-30 mg, satu kali/hari. Dosis


Monoterapi dapat ditingkatkan hingga 45 mg satu kali/hari.

Terapi kombinasi dengan metformin dan


sulfonilurea Dosis dimulai dari 15 atau 30 mg,satu kali/hari.
Dosis metformin dan sulfonilurea dapat diteruskan sesudah pemberian terapi awal diberikan.

4. Gliptin (penghambat DPP-4 ) sebagai pencegah pemecahan GLP-1

Obat Diabetes Gliptin atau penghambat DPP-4 mencegah pemecahan hormon GLP-1 (glucagon-

like peptide-1). GLP-1 adalah hormon yang berperan dalam produksi insulin saat kadar gula
darah tinggi. Dengan demikian, gliptin membantu menaikkan tingkat insulin saat kadar gula

naik. Gliptin (misalnya, linagliptin, saxagliptin, sitagliptin, dan vildagliptin) dapat menghambat

peningkatan kadar gula darah tinggi tanpa menyebabkan hipoglikemia.

Minum obat ini dengan mulut dengan atau tanpa makanan.Dosis didasarkan pada kondisi medis

, fungsi ginjal, dan respon terhadap pengobatan. Perlu diingat untuk meminum obat pada waktu

yang sama setiap hari. Rencanakan pengobatan, makanan, dan program latihan yang telah

direkomendasikan oleh dokter.

http://www.autoimuncare.com/obat-diabetes-melitus-2/

https://www.alodokter.com/stroke/pengobatan author dr. Tjin Willy

https://spesialissaraf.com/cara-mengobati-stroke di posting October,2017 author Nabilah

https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/kapan-harus-minum-obat-statin-kolesterol/

author Priscila Stevanni September 5, 2017

http://www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/obat/obat-anti-hipertensi/ April 26, 2010

http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-10-otot-skelet-dan-sendi/101-obat-reumatik-dan-gout/1013-

obat-yang-menekan-proses-penyakit diposting 2015

http://pentinggaksihh.blogspot.sg/2013/05/penatalaksanaan-penyakit-paru-obstruksi.html?

m=1,posting Rabu, 01 Mei 2013 author Azhari Maulana

http://alamipedia.com/penatalaksanaan-krisis-hipertensi/ April 10, 2017 author Abi

Anda mungkin juga menyukai