DI KOTA MALANG
(P17220174065)
JURUSAN KEPERAWATAN
Nim : P17220174065
Menyatakan dengan sebenarnyab bahwa Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus ini hasil
Mengetahui
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Ilmiah dengan judul “Penerapan Terapi Keluarga kepada Lansia Depresi di Kota
Malang” oleh Muhammad Imam Mustaghfiriim Tj NIM P17220174065 telah diperiksa dan di
Pembimbing 1
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Ilmiah dengan judul Penerapan Terapi Keluarga kepada Lansia Depresi di Kota
Dewan Penguji
Mengetahui
Puji syukur kamipanjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya-Nya sehingga
dapat terselesaikanya Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Penerapan Terapi Keluarga
kepada Lansia Depresi di Kota Malang” sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan progam
Kemenkes Malang. Terima kasih dan pernghargaan kami sampaikan kepada yang terhormat :
telah memberikan sarana dan prasarana kemudahan dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini.
yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Budiono selaku Ketua Program Studi D-III Keperawatan Lawang Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang yang telah memberikan ijin penelitian dalam Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Ibu
5. .
6. .
7. .
8. Kedua orang tua saya Bapak X , Ibu X dan saudara saya tercinta yang selalu mendoakan
9. Teman-teman angkatan yang selalu memberi semangat dan dukungan kepada saya
selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Semoga di berikan balsan atas amal oleh
Allah SWT. Dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini yang disusun ini bisa bermanfaat untuk
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Depresi menurut WHO (World Health Organization) merupakan suatu gangguan mental
umum yang ditandai dengan mood tertekan, kehilangan kesenangan atau minat, perasaan
bersalah atau harga diri rendah, gangguan makan atau tidur, kurang energi, dan konsentrasi yang
rendah. Masalah ini dapat akut atau kronik dan menyebabkan gangguan kemampuan individu
untuk beraktivitas sehari-hari. Pada kasus parah, depresi dapat menyebabkan bunuh diri. Sekitar
80% lansia depresi yang menjalani pengobatan dapat sembuh sempurna dan menikmati
kehidupan mereka, akan tetapi 90% mereka yang depresi mengabaikan dan menolak pengobatan
gangguan mental tersebut. Oleh karena itu para lansia perlu mendapat perhatian dan dukungan
dari lingkungan dan keluarga agar dapat mengatasi perubahan yang terjadi, selain perubahan
mengungkapkan bahwa pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2025 penduduk lansia di dunia
meningkat hingga 77,37% dan Indonesia merupakan negara penyumbang tingginya angka
persentase tersebut. Depresi merupakan gangguan psikiatri yang paling sering terjadi pada lansia.
Tempat dimana lansia tinggal merupakan salah satu faktor yang dapat memicu timbulnya
depresi.
Depresi yang menyerang sebagian besar lansia dapat diminimalisir dengan pendekatan
terhadap keluarganya untuk memberikan support untuk lansia agar depresi dapat ditangani.
Dari fenomena yang ada tentang lansia yang mengalami depresi dan dengan dampak
yang telah disebutkan, maka bagaimanakah cara untuk membantu lansia menghilangkan
Diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang berharga dalam meningkatkan ilmu
pengetahuan dan pendidikan, di bagian keperawatan gerontik dam keperawatan jiwa
BAB II
LANDASAN TEORI
Lansia Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah
memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan
terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.
Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan tahapan
menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh
terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian misalnya pada sistem
kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain sebagainya. Hal
tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan
fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut pada umumnya mengaruh pada
kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan
sosial lansia. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada activity of daily living (Fatmah,
2010).
Batasan-batasan usia lanjut Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda.
Menurut World Health Organitation (WHO) lansia meliputi : a. Usia pertengahan (middle age)
antara usia 45 sampai 59 tahun b. Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun c. Lanjut
usia tua (old) antara usia 75 sampai 90 tahun d. Usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun
menjadi : a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan
kematangan jiwa (usia 55-59 tahun) b. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai
memasuki masa usia lanjut dini (usia 60-64 tahun) c. Lansia berisiko tinggi untuk menderita
Depresi merupakan perasaan murung, kehilangan gairah untuk melakukan hal-hal yang biasa
dilakukannya dan tidak dapat mengekspresikan kegembiraan. Biasanya terjadi pada awal sampai
pertengahan usia dewasa. Dapat terjadi sekali, dapat terjadi sering kali, dapat sebentar, dapat
selama hidup, dapat bertahap, dan dapat mendadak berat (Sarwono, 2010).
Menurut teori psikodinamika klasik mengenai depresi yang dikemukakan Freud dan para
pengikutnya meyakini kemarahan orang yang ditinggalkan kepada orang yang meninggalkannya
terus-menerus dipendam, berkembang menjadi proses menyalahkan diri sendiri, menyiksa diri
sendiri, dan depresi yang berkelanjutan. Orang-orang yang sangat tidak mandiri diyakini sangat
rentan terhadap proses tersebut. Teori psikodinamika klasik merupakan dasar pandangan
psikodinamika yang diterima secara luas yang menganggap depresi sebagai kemarahan
Depresi pada lansia adalah proses patologis, bukan merupakan proses normal dalam kehidupan.
Gejala umumnya banyak diantara mereka muncul dengan menunjukkan sikap rendah diri dan
Menurut Depkes RI (2007), gejala depresi berbeda-beda dari satu orang ke orang lainnya hal
tersebut dipengaruhi oleh beratnya gejala. Depresi mempengaruhi fisik, perasaan, pikiran dan
A. Perubahan Fisik
b. Gangguan tidur
d. Agitasi
e. Nyeri, sakit kepala, otot keram dan nyeri tanpa penyebab fisik
B. Perubahan Pikiran
a. Merasa bingung, lambat dalam berpikir, konsentrasi menurun dan sulit mengingat
informasi
C. Perubahan Perasaan
c. Merasa sedih
Gangguan depresi pada usia lanjut ditegakkan berpedoman pada PPDGJ III (Pedoman
Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa III) yang merujuk pada ICD 10 (International
Classification Diagnostic 10). Gangguan depresi dibedakan dalam depresi berat, sedang dan
ringan sesuai dengan banyak dan beratnya gejala serta dampaknya terhadap fungsi kehidupan
Ringan 2 2 Baik -
anggotanya. Anggota keluarga dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam
lingkungan keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung
selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Friedman, 1998 dalam
Murniasih, 2007)
Terdapat beberapa bentuk dukungan keluarga (Friedman, 2010 dalam Surdana, 2011)
yaitu:
A. Dukungan Penilaian
Dukungan ini meliputi pertolongan pada individu untuk memahami kejadian depresi dengan
baik dan juga sumber depresi dan strategi koping yang dapat digunakan dalam menghadapi
stressor. Dukungan ini juga merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang
positif terhadap individu. Individu mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang
masalah mereka, terjadi melalui ekspresi pengaharapan positif individu kepada individu lain,
penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan seseorang dan perbandingan positif
seseorang dengan orang lain, misalnya orang yang kurang mampu. Dukungan keluarga dapat
B. Dukungan Instrumental
Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial
dan material berupa bantuan nyata (instrumental support material support), suatu kondisi
dimana benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di dalamnya
bantuan langsung, seperti saat seseorang memberi atau meminjamkan uang, membantu
saat sakit ataupun mengalami depresi yang dapat membantu memecahkan masalah. Dukungan
nyata paling efektif bila dihargai oleh individu dan me mengurangi depresi individu. Pada
dukungan nyata keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata.
C. Dukungan Informasional
Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab bersama, termasuk di
dalamnya memberikan solusi dari masalah, memberikan nasehat, pengarahan, saran, atau
umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan
informasi dengan menyarankan tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya dan tindakan
spesifik bagi individu untuk melawan stresor. Individu yang mengalami depresi dapat keluar
dari masalahnya dan memecahkan masalahnya dengan dukungan dari keluarga dengan
menyediakan feed back. Pada dukungan informasi ini keluarga sebagai penghimpun informasi
D. Dukungan Emosional
Selama depresi berlangsung, individu sering menderita secara emosional, sedih, cemas dan
kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi perasaan seseorang akan hal yang dimiliki dan
dicintai. Dukungan emosional memberikan individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat
mengalami depresi, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga
individu yang menerimanya merasa berharga. Pada dukungan emosional ini keluarga
Keluarga merupakan sistem pendukung yang berarti sehingga dapat memberikan petunjuk
tentang kesehatan mental, fisik dan emosi lanjut usia. Dukungan keluarga itu dapat dibagi
informasional dan dukungan emosional (Kaplan HI, Sadock BJ, 2010) Dukungan keluarga
dapat diukur dengan menggunakan Perceived Social Support Questionnaire Family (PSS-fa).
Alat ukur ini digunakan untuk mengetahui persepsi individu terhadap dukungan yang
didapatkan dari keluarga sesuai dengan yang dibutuhkan. Bentuk dukungan keluarga ini adalah
dukungan fisik, informasi dan umpan balik dari keluarga (Procidano dan Heler dalam Surdana,
2011).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian studi
kasus deskriptif kualitatif. Studi kasus deskriptif merupakan penelitian yang dianalisis secara
mendalam baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus, maupun tindakan dan reaksi
kasus terhadap suatu perlakuan atas pemaparan tertentu. Meskipun di dalam penelitian ini yang
diteliti hanya berbentuk unit tunggal, namun dianalisis secara mendalam, meliputi aspek yang
sangat luas, serta penggunaan berbagai teknik secara integratif (Notoatmodjo, 2010) Penelitian
deskriptif kualitatif berusaha mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang ada, yaitu
keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Mukhtar (2013: 28) Pada
studi kasus ini akan dideskripsikan tentang cara mengatasi kesepian pada lansia melalui terapi
Subyek penelitian pada studi kasus ini adalah seorang lansia yang ttingal di Desa Sumber
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan peneliti dalam penelitian untuk
memperoleh data yang diinginkan. Adapun tempat yang dipilih dalam studi kasus ini adalah
Kota Malang. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian. Studi kasus ini
Fokus studi adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi nilai dan merupakan
operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris atau ditentukan tingkatannya
(Setiadi, 2013). Fokus studi pada penelitian ini adalah cara penerapan terapi keluarga pada lansia
depresi
3.5 Definisi Operasional
Dalam studi kasus berjudul “Penerapan Terapi Keluarga pada Lansia Depresi di Kota
Malang” ini memiliki definisi operasional sebagai berikut : Terapi Keluarga adalah suatu
metode terapi dimana keluarga ikut serta dalam menangani lansia yang mengalami depresi.
Metode pengumpulan data dalam studi kasus ini menggunakan metode observasi dan
wawancara. Menurut (Hidayat, 2008) Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan
atau hal-hal yang akan diteliti. Pengumpulan data dengan cara observasi ini dapat digunakan
apabila objek penelitian adalah perilaku manusia, proses kerja, atau responden kecil.
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, di mana
peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian
(responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut. Wawancara juga
sebagai pembantu utama dari metode observasi (Notoatmodjo, 2010). Peneliti melakukan
wawancara kepada responden, kemudian peneliti melakukan mobilisasi dini dan mengobservasi
Dalam studi kasus ini instrument penelitian yang digunakan adalah check list. Check list
yang digunakan dalam studi kasus ini untuk mengetahui tipe depresi pada lansia. Check list yang
digunakan adalah check list tentang penilaian depresi pada lansia. Dan juga catatan
Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara bebas terpimpin. Menurut
(Notoatmodjo, 2010) wawancara bebas terpimpin merupakan kombinasi dari wawancara tidak
terpimpin dan wawancara terpimpin. Meskipun terdapat unsur kebebasan, tetapi ada arah
pembicaraan secara tegas dan mengarah. Jadi wawancara ini memiliki ciri fleksibilitas tetapi
arahnya jelas.
penelitian dan telah memperoleh surat pengantar atau ijin melaksanakan penelitian dari Kepala
Prodi Kampus 2 Lawang Poltekkes Kemenkes Malang, surat pengantar selanjutnya diserahkan
ke Pemerintah Kota Malang. Setelah dari Pemerintah Kota Malang mendapat surat balasan
bahwa peneliti mendapat izin untuk melakukan penelitian. Selanjutnya untuk pengambilan data
awal mendatang warga lansia yang tinggal seorang diri. Lalu warga mengisi informed consent
jika setuju menjadi responden kemudian warga diberi lembar observasi. Kemudian peneliti
Astuti, V. W. (2010). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi pada Lansia di
Posyandu Sejahtera GBI Setia Bakti Kediri. Jurnal STIKES RS. Baptis Kediri, 3(2), 78-
84.
Evy. (2008, Juni). Waspadai Depresi pada Lansia. Kompas. Diunduh dari
http://tekno.kompas.com/read/2008/06/26/1912429/waspad ai.depresi.pada.lansia.
tanggal 20 Agustus 2013.
Tamher S & Noorkasiani, 2009, Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta