Anda di halaman 1dari 2

Rumput Signal / Rumput Bede (Brachiaria decumbens)

 Berasal dari AFRIKA Timur (Uganda, Rwanda, Tanzania


dll)
 Menyebar ke daerah Asia dan pasifik dan mulai di
introduksikan ke Indonesia tahun 1958 (Siregar dan Djajanegara
1971).
 Ciri-ciri: Tinggi tanaman 30-45 cm, daun kaku dan
pendek, berbulu dan berwarna hijau gelap ujung daun
meruncing.
 Mudah berbunga, bunga tersusun dalam malai
menyerupai bendera.
 Tumbuh pada kondisi curah hujan 1000-1500 mm/
tahun.
 Tumbuh menjalar dengan stolon membentuk hamparan
yang lebat, tingginya 80-150 cm.
 Bisa digunakan sebagai rumput untuk penggembalaan.
 Tumbuh pada ketinggian 1200-1750 m dpl.
 Toleran terhadap tanah yang strukturnya ringan hingga berat dengan pH 6-7.
 Tahan terhadap kekeringan (hingga 6 bulan) dan cuaca dingin.
 Mampu tumbuh pada lereng terjal
 Tidak tahan pada genangan air (Prawiradiputra dkk, 2012).
 Produksi lebih baik jika dibandingkan dengan rumput lapangan, memiliki nilai nutrisi yang tinggi,
lebih tahan pada musim kemarau dan cocok untuk daerah tropis (Fanindi dan Prawiradiputra,
2005).
 Sangat potensial sebagai rumput penggembalaan sapi karena tahan renggutan dan tahan
injakan.
 Penanaman rumput Signal dapat dilakukan dengan biji atau pols.
 Pemanenan pertama adalah pada umur 60 hari setelah tanam. Pada musim hujan interval
panen 40 hari dan musim kemarau 50 – 60 hari.
 Tinggi pemotongan 5 – 10 cm dari permukaan tanah. Kandungan protein 8 – 10% tergantung
kultivar.
 Produksi berat segar 100 sampai 150 ton/ha per tahun atau sekitar 12.5 – 18.75 ton satu kali
pemotongan (Prawiradiputra dkk. 2012).
 Produksi bahan kering hijauan rumput Signal di padang penggembalaan dengan intensitas sinar
matahari penuh (100%) adalah 24.42 ton/ha. (Bulo dkk, 1994)
 Produksi rumput Signal sekali panen dapat mencukupi kebutuhan untuk 9 – 16 ekor sapi dengan
berat badan 300 kg.
Daftar Pustaka

Bulo D, Blair GJ, Stur and W, Till AR. 1994. Yield and digestibility of forages in east Indonesia, AJAS
7(3):325-333.

Prawiradiputra BR, Sutedi E, Sajimin, Fanindi A. 2012. Hijauan Pakan Ternak untuk Lahan Sub-
Optimal. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor (ID): IAARD Press.

Siregar ME, Djajanegara A, Harahap MH. 1973. Pengaruh tingkat pemupukan TSP terhadap produksi
segar rumput Setaria sp. Hacelata, Brachiaria brizantha dan Digitaria decumbens. Buletin L.P.P.
Bogor (ID): 11:1-7.

Anda mungkin juga menyukai