Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN 1.

Family Fabaceae Klasifikasi Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Fabales Famili: Fabaceae Upafamili: Mimosoideae Bangsa: Acacieae Genus: Acacia Spesies : Acacia auriculiformis Deskripsi Pohon dengan tinggi hingga mencapai 30 m, bergaris tengah 50 cm. Kulit batang berwarna abu atau coklat. Bentuk daun seperti bulat sabit dengan panjang 10-16 cm dan lebar 1-3 cm, permukaan daun halus berwarna hijau keabuan dengan 3 4 tulang daun longitudinal yang jelas. Perbungan aksiler berbentuk bulir dengan panjang 7-10 cm yang selalu berpasangan; panjang tangkai bunga 5-8 mm; bunga terdiri dari 5 helai daun mahkota yang berukuran 1,7 2 mm, biseksual, kecil, berwarna kuning emas, dan wangi; daun kelopak bunga berbentuk bulat berukuran 0.7-1 mm; benang sari banyak, dengan ukuran 3 mm; ruang bakal buah diselaputi banyak rambut-rambut pendek dan halus. Buah kering, panjangnya 6.5 cm dan 1-2.5 cm, berkayu, berwarna coklat, tepinya bergelombang, awalnya lurus namun ketika buahnya semakin tua akan terpuntir berbentuk spiral yang tidak teratur. Biji berbentuk bulat telur hingga elips, berukuran panjang 4-6 mm dan lebar 3-4 mm, berwarna hitam mengkilap, keras, tangkai biji panjang berwarna kuning atau merah. Habitat Acacia auriculiformis tumbuh pada daerah-daerah dataran rendah tropis beriklim lembap sampai sub-lembap, pada tanah-tanah di sepanjang tepi sungai,pada daerah berpasir di tepi pantai, dataran yang mengalami pasang surut air laut, danau-danau berair asin di dekat pantai, dan dataran yang tergenang air. Tiap individu pohonnya tersebar luas di daerah padang rumput atau hutan rawa yang didominasi oleh pohon-pohon Melaleuca spp yang tinggi. Spesies ini secara alami dapat dijumpai mulai dari ketinggian permukaan laut sampai 400 m dpl, dan bahkan hingga 1000 m dpl (di Zimbabwe). Daerah penyebarannya memiliki rata-rata suhu maksimum 32-38C dan rata-rata suhu minimum 12-20C. Curah hujan bervariasi antara 760 mm di kawasan Northern Territory (Australia) dan 2000 mm di Papua New Guinea; penyebarannya dipengaruhi oleh iklim monsun yang musim keringnya dapat terjadi selama 6 bulan. Di daerah penyebarannya tidak mengalami musim salju, namun pada beberapa tempat dengan intensitas salju ringan masih dapat ditoleransi. Tumbuhan ini tidak bisa tumbuh di bawah naungan. Toleransi spesies ini terhadap intensitas kecepatan angin juga rendah dikarenakan cabangcabangnya mudah sekali patah akibat terpapar angin yang kuat.|sebagai perkecualian, Acacia auriculiformis memiliki toleransi yang luas terhadap berbagai kondisi tanah. Di Papua New Guinea, tumbuhan ini tumbuh dengan baik pada tanah asam dengan aliran air yang baik dan pada tanah-tanah liat yang becek atau tergenang selama sementara waktu atau dalam waktu yang panjang. Tanah-tanah pada daerah alami penyebarannya di Australia adalah pada daerah berpasir, tanah liat hitam, tanah alluvial yang merupakan turunan dari batupasir atau laterit. pH

tanah biasanya berkisar antara 4.5-6.5, tapi di kawasan Northern Territory tumbuhan ini tumbuh pada tanah pasir yang memiliki pH 8-9, juga pada tanah-tanah bekas pertambangan yang memiliki pH 3. Tumbuhan ini sangat toleran terhadap tanah yang mengandung garam (soil salinity). Pada sebuah percobaan di Thailand, tumbuhan ini dapat tetap tumbuh pada kondisi tanah yang mengandung garam dengan kisaran salinitas 0.15 to 7.25 dS/m, baik di tanah kering maupun basah. Manfaat Kayu Acacia auriculiformis merupakan bahan untuk bangunan,meuble,dl. Tumbuhan ini cocok ditanam untuk menstabilkan lahan-lahan terkikis dikarenakan memiliki sistem perakaran yang padat dan mencuat ke permukaan (superficial and densely matted root system). Jenis ini telah dimanfaatkan secara luas untuk revegetasi dan rehabilitasi lahan-lahan terdegradasi di Indonesia. Dikarenakan toleransinya yang tinggi pula terhadap tanah-tanah miskin, jenis ini juga dipakai untuk reforestasi kawasan-kawasan bekas pertambangan timah dan bauksit. Varietas Beberapa varietas akasia, di antaranya : A. acinacea, A. adunca, A. amblygona, A. aneura, A. armata, A. beckleri, A. binervata, A. binervia, dan A. terminalis. 2. Family Mimosae Ciri-ciri umum Bunga banci, aktinomorf, mempunyai kelopak berbilangan 4 5 berlekatan, mahkota terdiri atas daun-daun mahkota yang sama jumlahnya dan bebas satu sama lain. Benang sari 2 x lipat jumlah daun mahkota, atau banyak. Bunga terangkai dalam bunga majemuk berbentuk tongkol yang seringkali tampak seperti satu bunga saja. Bakal buah menumpang, beruang satu. Bakal biji dua baris pada dinding bakal buah Buah, merupakan buah polong yang bila masak menjadi kering dan terputus putus menjadi beberapa bagian Biji dengan sedikit atau tanpa endosperm. Contoh : Mimosa pudica (putri malu), Parkia speciosa (petai), Pithecellebium lobatum (jengkol) diare, mabuk perjalanan, cacingan, kurang nafsu makan, keputihan, gangguan menstruasi, hernia dan rematik. DAFTAR PUSTAKA Gats, Meydi. Acacia auriculiformis. http://gatsgarden.com. Lampung.diakses tanggal 30 Mei 2011. http://www.plantamor.com/ di akses pada tanggal Selasa, 31 Mei 2011 http://www.scribd.com/doc/8755477/Kacang-Tanah diakses pada tanggal Rabu, 1 Mei 2011 Steenis, C.G.G.J van. 1981. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita Steens, C. 1981. Flora. PT. Prodnya Paramita. Jakarta Pusat Tjitrosoepomo, Gembong. 1979. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 1984. Botani Umum 3. Bandung: Penerbit Angkasa.

Akor (Acacia auriculiformis)


o Acacia auriculiformis yang bernama daerah akor atau ori akor penyebaran alaminya meliputi Australia, Maluku, dan Irian Jaya. Dapat tumbuh pada tanah yang kurag subur dengan curah hujan tahunan 1 080-2 100 mm. Ketinggian tempat yang ideal untuk tanaman ini berkisar antara 0-400 m dpl. Pada umumnya jenis ini dapat mencapai tinggi 15 m dengan diameter batang 50 cm. Pada waktu muda pertumbuhannya sangat cepat. Sehingga umur 4 tahunsaja dapat mencapai tinggi 10 m dengan diameter batang 6.6 cm. Bentuk batangnya kurang baik dengan percabangan yang rendah dan banyak. Tajuknya lebar agak rapat dengan ukuran panjang daun 150-400 mm dan lebar 100-180 mm. Musim berbuahnya pada bulan Juli-November

Spesies : Acacia auriculiformis A. Cunn. Ex Benth. Nama Inggris : Northern black wattle (Australian standard trade name), ear-pod wattle, tan wattle , . Malaysia: akasia kuning. Papua New Guinea: Papua wattle. Philippines: Japanese acacia, auri. Cambodia: smach`t-:hs. Thailand: krathin-narong (Bangkok). Nama Indonesia : Akasia Nama Lokal : Ki hia (Sunda) Deskripsi : Pohon dengan tinggi hingga mencapai 30 m, bergaris tengah 50 cm. Kulit batang berwarna abu atau coklat. Bentuk daun seperti bulat sabit dengan panjang 10-16 cm dan lebar 1-3 cm, permukaan daun halus berwarna hijau keabuan dengan 3 4 tulang daun longitudinal yang jelas. Perbungan aksiler berbentuk bulir dengan panjang 7-10 cm yang selalu berpasangan; panjang tangkai bunga 5-8 mm; bunga terdiri dari 5 helai daun mahkota yang berukuran 1,7 - 2 mm, biseksual, kecil, berwarna kuning emas, dan wangi; daun kelopak bunga berbentuk bulat berukuran 0.7-1 mm; benang sari banyak, dengan ukuran 3 mm; ruang bakal buah diselaputi banyak rambut-rambut pendek dan halus. Buah kering, panjangnya 6.5 cm dan 1-2.5 cm, berkayu, berwarna coklat, tepinya bergelombang, awalnya lurus namun ketika buahnya semakin tua akan terpuntir berbentuk spiral yang tidak teratur. Biji berbentuk bulat telur hingga elips, berukuran panjang 4-6 mm dan lebar 3-4 mm, berwarna hitam mengkilap, keras, tangkai biji panjang berwarna kuning atau merah. Distribusi/Penyebaran : Tegakan-tegakan alami Acacia auriculiformis dapat dijumpai di Australia (Semenanjung Cape York, Queensland, sebelah utara Northern Territory), bagian tenggara Papua New Guinea dan Indonesia (Irian Jaya, Kepulauan Kai). Acacia auriculiformis telah didomestikasi sejak 50 tahun yang lalu, dan telah tersebar luas di kawasan Asia tropis. Habitat : Acacia auriculiformis tumbuh pada daerah-daerah dataran rendah tropis beriklim lembap sampai sub-lembap, pada tanah-tanah di sepanjang tepi sungai,pada daerah berpasir di tepi pantai, dataran yang mengalami pasang surut air laut, danau-danau berair asin di dekat pantai, dan dataran yang tergenang air. Tiap individu pohonnya tersebar luas di daerah padang rumput atau hutan rawa yang didominasi oleh pohon-pohon Melaleuca spp yang tinggi. Spesies ini secara alami dapat dijumpai mulai dari ketinggian permukaan laut sampai 400 m dpl, dan bahkan hingga 1000 m dpl (di Zimbabwe). Daerah penyebarannya memiliki rata-rata suhu maksimum 32-38C dan rata-rata suhu minimum 12-20C. Curah hujan bervariasi antara 760 mm di kawasan Northern Territory (Australia) dan 2000 mm di Papua New Guinea; penyebarannya dipengaruhi oleh iklim monsun yang musim keringnya dapat terjadi selama 6 bulan. Di daerah penyebarannya tidak mengalami musim salju, namun pada beberapa tempat dengan intensitas salju ringan masih dapat ditoleransi. Tumbuhan ini tidak bisa tumbuh di bawah naungan. Toleransi spesies ini terhadap intensitas kecepatan angin juga rendah dikarenakan cabang-cabangnya mudah sekali patah akibat terpapar angin yang kuat.|sebagai perkecualian, Acacia auriculiformis memiliki toleransi yang luas terhadap berbagai kondisi tanah. Di Papua New Guinea, tumbuhan ini tumbuh dengan baik pada tanah asam dengan aliran air yang baik dan pada tanah-tanah liat yang becek atau tergenang selama sementara waktu atau dalam waktu yang panjang. Tanah-tanah pada daerah alami penyebarannya di Australia adalah pada daerah berpasir, tanah liat hitam, tanah alluvial yang merupakan turunan dari batupasir atau laterit. pH tanah biasanya berkisar antara 4.5-6.5, tapi di kawasan Northern Territory tumbuhan ini tumbuh pada tanah pasir yang memiliki pH 8-9, juga pada tanah-tanah bekas pertambangan yang memiliki pH 3. Tumbuhan ini sangat toleran terhadap tanah yang mengandung garam (soil salinity). Pada sebuah percobaan di Thailand, tumbuhan ini dapat tetap tumbuh pada kondisi tanah yang mengandung garam dengan kisaran salinitas 0.15 to 7.25 dS/m, baik di tanah kering maupun basah. Perbanyakan : Perbanyakan Ki hia menggunakan biji. Biji-biji yang secara fisiologis siap tanam tidak menunjukkan dormansi. Namun perlu perlakuan pragerminasi terlebih dahulu

untuk biji-biji yang telah dewasa, yaitu pencelupan biji ke dalam air panas selama 1 - 2 menit lalu direndam dalam air dingin selama semalam atau direndam dalam air hangat selama 24 jam. Setelah perlakuan, biji-biji tersebut akan berkecambah setelah 6 hari kemudian dengan tingkat keberhasilan biasanya mencapai 75%. Inokulasi rhizobium atau mikorhiza biasanya dilakukan bila semai-semai dipersiapkan untuk ditanam di areal-areal terdegradasi atau bekas pertambangan. Perbanyakan Ki hia juga dapat dilakukan dengan stek. Manfaat tumbuhan : Kayu Acacia auriculiformis merupakan bahan untuk kayu bakar. Tumbuhan ini cocok ditanam untuk menstabilkan lahan-lahan terkikis dikarenakan memiliki sistem perakaran yang padat dan mencuat ke permukaan (superficial and densely matted root system). Jenis ini telah dimanfaatkan secara luas untuk revegetasi dan rehabilitasi lahan-lahan terdegradasi di Indonesia. Dikarenakan toleransinya yang tinggi pula terhadap tanah-tanah miskin, jenis ini juga dipakai untuk reforestasi kawasan-kawasan bekas pertambangan timah dan bauksit. Sinonim : Racosperma auriculiforme (A. Cunn. ex Benth.) Pedley (1986). Acacia auriculaeformis A. Cunn. ex Benth. is a formerly commonly used orthographic variant of Acacia auriculiformis. Sumber Prosea : 11: Auxiliary plants p.52-56 (author(s): J. W. Turnbull & Kamis Awang) Kategori : Tumbuhan perintis/reklamasi

Anda mungkin juga menyukai