Jakarta - Pemegang merek Adidas AG mencabut gugatan pembatalan merek 3-bars terhadap
logo sportmen milik pengusaha Indonesia Jimmy Sanjaya. Gugatan itu sebelumnya
dilayangkan karena antara Adidas AG dengan Adidas versi Jimmy dinilai memiliki
kemiripan yang signifikan.
Perkara ini bermula ketika Adidas AG menilai Jimmy Sanjaya meniru logo miliknya pada
merek Sportmen. Sementara Jimmy berdalih telah mendaftarkan mereknya 3-strip ke
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (Ditjen KI) dengan No. IDM000210005 dan No.
IDM0001533sd dengan kelas barang (nice) nomor 25.
Adidas internasional menilai logo yang digunakan Jimmy dalam merek Sportment memiliki
persamaan yang menonjol dengan miliknya. Hal itu dilihat dari logo 3-bars miliknya yang
memiliki persamaan pada pokoknya atau keseluruhan.
Sementara Adidas versi Jimmy memiliki proporsi tiga balok dengan perberdaan tinggi
bertahap. Adidas AG mengklaim logo itu menyerupai dengan 3-Bars dan 3-Stripes miliknya
yang terkenal. Atas hal itu, Adidas AG lalu mengajukan gugatan ke Pengadilan Niaga pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Dikonfirmasi secara terpisah kuasa hukum Adidas AG dari kantor Suryomurcito & Co,
Derbie Manurung mengatakan putusan tersebut tertulis di situs SIPP Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat. Namun pihaknya tidak dapat memberikan alasan pencabutan secara gamblang.
"Kami tidak bisa memberikan komentar, karena belum dapat izin dari prinsipal kami," ujar
Derbie.
Cakra Mineral kehilangan kepemilikan di Dunestone di pengadilan
Kamis, 11 Oktober 2018 / 10:19 WIB
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (10/10) disamapaikan CKRA
telah menerima salinan putusan dari Pengadilan Tinggi Jakarta dalam tingkat banding No.
375/Pdt/2018/PT DKI (putusan) terhadap perkara perdata No.623/Pdt.G/2017/PN.Jkt.Sel yang
diajukan oleh Rami Sadek M. Kuwatly, dalam hal ini sebagai penggugat atau pembanding.
Ada tiga isi keputusan. Pertama, mengabulkan gugatan pembanding semula penggugat untuk
seluruhnya. Kedua, menyatakan bahwa ada kekhilafan dalam pembuatan dan penandatangan
perjanjian jual-beli saham tertanggal 12 Desember 2013.
"Ketiga, menyatakan bahwa perjanjian jual-beli saham tertanggal 12 Desember 2013 yang
dibuat dan ditandatangani antara penggugat dan tergugat dibatalkan, sehingga tidak memiliki
kekuatan hukum yang mengikat," kata Dexter Sjarif Putra, Director/ Secretary Corporate
CKRA, Rabu (10/10) dalam keterangan tertulis.
Sebelumnya, pasca gagal mengakuisisi Brooksvale Capital Limited, karena aturan pemerintah
mengenai larangan ekspor bahan mentah pertambangan, pemegang saham Brooksvale, Rami
Sadek menyarankan membeli Dunestone yang dinilai lebih menguntungkan. Cakra Mineral
akhirnya mengakuisisi 100% saham Dunestone 100% senilai Rp 579 miliar.
Namun, alasan penggugatan tidak dijelaskan lebih panjang lebar dalam keterbukaan Informasi
BEI. "Tidak berdampak apapun terhadap kegiatan operasional, kondisi keuangan dan
kelangsungan usaha CKRA karena Dunestone Development S.A belum memberikan
kontribusi laba yang signifikan," pungkas Dexter.
Fakta-faktanya :
1. IPB melakukan perjanjian dengan Amerika untuk mengirim 800 kera ke Amerika, kera
tersebut hanya akan diambil anaknya saja dan harga perekornya 80 juta.
2. Amerika hanya membutuhkan anaknya saja dan harus beranak di Amerika Serikat.
3. Ketika posisi pesawat di Swiss, seekor monyet stress dan lepas, melahirkan anaknya,
dan induknya telah dilumpuhkan dan mati.
4. Dokter hewan IPB menyuntik mati anak monyet atas dasar rasa kasihan.
5. Lawyer Ameika menuntut IPB atas dasar perlindungan satwa dan dianggap tidak
memenuhi prestasi, serta membunuh seekor anak monyet.
6. Anak monyet bagi Amerika merupakan satwa yang dilindungi.