Anda di halaman 1dari 5

BAB X

SISTEM KOLOID

Standar Kompetensi :
Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar :
5.1. Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya.
5.2. Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Indikator :
1. Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui percobaan.
2. Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan data hasil
pengamatan (effek Tyndall, homogen/heterogen, dan penyaringan)
3. Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi
4. Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (effek Tyndall, gerak Brown, dialisis, elektroforesis,
emulsi, koagulasi)
5. Menjelaskan koloid liofob dan liofil
6. Mendeskripsikan peranan koloid di industri kosmetik, makanan, dan farmasi

A. KOMPONEN DAN PENGELOMPOKKAN SISTEM KOLOID


1. Larutan, Koloid dan Suspensi
Larutan Koloid Suspensi
Terdiri atas satu fase Terdiri atas dua fase Terdiri atas dua fase
Homogen Homogen Heterogen
Tidak memisah bila Tidak memisah bila Memisah bila didiamkan
didiamkan didiamkan
Tidak dapat disaring Dapat disaring Dapat disaring
Tidak dapat diamati Dapat diamati dengan Dapat diamati dengan
mikroskop ultra mikroskop biasa
Diameter partikel < 10 10 – 10 cm
-7 -7 -5
> 10-5 cm
cm

2. Jenis – jenis Koloid


Berdasarkan fase zat terdispersi dan zat pendispersinya, sistem koloid dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
1.) Koloid sol : koloid dengan zat terdispersinya berfase padat.koloid sol dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
a. Sol padat ( padat – padat) : jenis koloid dengan fase padat terdispersi dalam zat
fase padat. Contoh : logam paduan, kaca berwarna, intan hitam dan baja.
b. Sol cair (padat – cair) : jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat
fase cair. Contoh : cat, tinta, kanji.
c. Sol gas (padat – gas) : jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat
fase gas. Contoh : asap dan debu.
2.) Koloid emulsi : koloid dengan zat terdispersinya berfase cair. Koloid emulsi
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Emulsi padat (cair – padat) : koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase
padat. Contoh : mentega, keju, jeli, mutiara.
b. Emulsi cair (cair – cair) : koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase
cair. Contoh : susu, minyak ikan, santan kelapa.
c. Emulsi gas (cair – gas) atau disebut aerosol cair : koloid dengan zat fase cair
terdispersi dalam zat fase gas. Contoh : insektisida (semprot), kabut, hair spray.
3.) Koloid buih : koloid dengan zat terdispersinya berfase gas. Koloid buih dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu :
a. Buih padat (gas – padat) : koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase
padat. Contoh : busa pada jok mobil, batu apung.
b. Buih cair (gas – cair) : koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase cair.
Contoh : buih sabun, buih soda, dan krim kocok.

SMAN 1 ADONARA TIMUR – 2017


3. Koloid dalam Industri
Pada umumnya produk industri untuk kebutuhan manusia dibuat dalam bentuk koloid.
Koloid sangat diperlukan dalam industri cat, keramik, plastik, tekstil, kertas, karet, lem,
semen, tinta, kulit, film foto, bumbu selada, mentega, keju, makanan, kosmetika,
pelumas, sabun, obat semprot insektisida, detergen, selai, gel, perekat, dan sejumlah
produk industri lainnya.

B. SIFAT – SIFAT KOLOID

Sifat Koloid Keterangan Contoh


Efek Tyndall Efek penghamburan berkas  Sorot lampu mobil pada
sinar oleh partikel – partikel malam yang berkabut
koloid  Proyektor bioskop
Gerak Brown Gerak zig – zag partikel 
koloid
Adsorpsi Proses terjadinya partikel  Pengobatan diare dengan
koloid bermuatan karena norit.
adanya penyerapan ion pada  Penjernihan air dengan
permukaan partikel koloid karbon aktif
 Pemutihan gula pasir
 Pewarnaan serat wol,
kapas, dan sutera
 Penggunaan obat norit
untuk sakit perut
 Alat pembersih (sabun)
 Tanah liatmenyerap
koloid humus.
Koagulasi Proses penggumpalan koloid  Pembentukan delta sungai
karena penambahan  Penjernihan air dengan
elektrolit tawas
 Lateks (koloid karet) jika
ditambah asam asetat,
lateks akan menggumpal.
Elektroforesis Peristiwa pemisahan koloid  Penyaringan debu pada
bermuatan karena adanya cerobong pabrik
arus listrik. Partikel koloid
yang bermuatan positif
bergerak ke elektroda negatif
sedangkan koloid yang
bermuatan negatif bergerak
ke elektroda positif
Dialisis Proses penyaringan koloid  Proses cuci darah
dengan menggunakan 
membran yang diletakkan
dalam air yang mengalir.
Koloid Pelindung Sistem koloid yang kurang  Tinta
stabil sehingga perlu  Cat dapat bertahan lama
ditambahkan suatu koloid karena adanya koloid
yang dapat melindungi agar pelindung.
tidak terkoagulasi  Gelatin dalam campuran
(menggumpal). Koloid es krim untuk mencegah
pelindung yang berfungsi pembentukan kristal es.
untuk menstabilkan emulsi  Susu yang merupakan
disebut emulgator (zat emulsi lemak dalam air,
pengemulsi). emulgatornya adalah
kasein (suatu protein yang
dikandung air susu)
 Sabun dan detergen yang
merupakan emulsi antara
SMAN 1 ADONARA TIMUR - 2017 minyak dengan air.
Koloid pelindung dibedakan menjadi 2, yaitu :
 Koloid liofil : koloid dengan fase terdispersinya
mempunyai daya adsorpsi relatif besar dan bersifat lebih
stabil.
 Koloid liofob :koloid dengan fase terdispersinya
mempunyai daya adsorpsi relatif kecil dan bersifat kurang
stabil.
Kedua koloid pelindung ini umumnya terjadi pada sol. Sol
adalah fase terdispersinya zat padat dan medium
pendispersinya zat cair. Koloid liofil dan liofob disebut sol
liofil dan sol liofob.

Perbedaan koloid liofil dan liofob :

Sifat - sifat Sol liofil Sol liofob


Pembuatan Dapat dibuat Tidak dapat
langsung dengan dibuat hanya
mncampurkan dengan
fase terdispersi mencampur fase
dengan medium terdispersi dan
pendispersinya medium
pendispersinya

Muatan pertikel Mempunyai Memiliki muatan


muatan yang positif atau
kecil atau tidak negatif
bermuatan
Adsorpsi medium Partikel – partikel Partikel- partikel
pendispersi sol liofil sol liofob tidak
mengadsorpsi mengadsorspi
medium medium
pendispersinya. pendispersinya.
Terdapat proses Muatan partikel
solvasi/hidrasi, diperoleh dari
yaitu adsorpsi partikel
terbentuknya – partkel ion yang
lapisan medium bermuatan listrik.
pendispersi yang
teradsorpsi di
sekeliling partikel
sehingga
menyebabkan
partikel sol liofil
tidak saling
bergabung.
Viskositas Viskositas sol Viskositas sol
(kekentalan) liofil > viskositas hidrofob hampir
medium sama dengan
pendispersi. viskositas
medium
pendispersi
Penggumpalan Tidak mudah Mudah
menggumpal menggumpal
dengan dengan
penambahan penambahan
elektrolit elektrolit karena
mempunyai
muatan.
SMAN 1 ADONARA TIMUR - 2017
Sifat reversibel Reversibel, Irreversibel
artinya fase artinya sol liofob
terdispersi sol yang telah
liofil dapat menggumpal
dipisahkan tidak dapat diub
dengan koagulasi, ah menjadi sol.
kemudian dapat
diubah kembali
menjadi sol
dengan
penambahan
medium
pendispersinya.
Efek Tyndall Memberikan efek Memberikan efek
Tyndall yang Tyndall yang
lemah jelas.
Migrasi dalam Dapat bermigrasi Akan bergerak ke
medan listrik ke anode, katode, anode atau katode
atau tidak tergantung jenis
bermigrasi sama muatan partikel.
sekali.
Contoh Lem, cat, agar - Sol belerang, sol
agar – sol logam

C. PEMBUATAN SISTEM KOLOID


Pembuatan koloid dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1) Cara dispersi : cara pembuatan partikel koloid dari partikel dasar (suspensi). Cara
dispersi dapat dilakukan dengan cara :
a) Cara mekanik : penggerusan / penggilingan zat padat. Contoh : pembuatan sol
belerang.
b) Cara kimia (peptisasi) : penambahan elektrolit yang mengandung ion sejenis untuk
memecah partikel besar (kasar) menjadi partikel koloid. Contoh : proses pencernaan
makanan dengan enzim dan pembuatan sol belerang dari endapan nikel sulfida
dengan mengalirkan gas asam sulfida.
c) Cara elektrodispersi (cara Busur Bredig). Cara ini merupakan gabungan cara dispersi
dan kondensasi. Cara Busur Bredig digunakan untuk membuat sol – sol logam.
d) Cara ultrasonik. Cara ini hampir sama dengan Busur Bredig yaitu untuk pembuatan
sol logam. Perbedaannya pada Busur Bredig menggunakan arus listrik tegangan
tinggi. Sedang cara ultrasonik menggunakan energi bunyi frekuensi sangat tinggi
yaitu diatas 20.000 Hz.
2) Cara kondensasi : cara pembuatan koloid dari partikel – partikel halus. Cara kondensasi
dapat dilakukan dengan cara :
a) Cara fisika : pendinginan, penggantian pelarut, dan pengembunan.
b) Cara kimia :
1) Reaksi pengendapan, contoh : 2H3AsO3(aq) + 3H2S(g) As2S3(s) + 6H2O(l)
2) Reaksi hidrolisis, contoh : FeCl3(aq) + 3H2O(l) Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
3) Reaksi redoks, contoh : 2H2S(g) + SO2(aq) 3S(s) + 2H2O(l)

SMAN 1 ADONARA TIMUR - 2017


D. KOLOID DALAM KEHIDUPAN SEHARI – HARI
Proses penjernihan air, air sungai atau air sumur yang keruh dan mungkin mengandung
lumpur (sol tanah liat), zat warna, detergen, peptisida, dan lain – lain. Zat koagulasi yang
ditambahkan pada proses penjernihan air tawas adalah K2SO4Al2(SO4)3.
Selain manfaat dari koloid dalam kehidupan sehari – hari, ada juga dampak negatif yang
dapat ditimbulkan dari koloid. Jenis koloid yang mencemari udara adalah koloid aerosol
padat (berupa butiran/partikel padatan terdispersi dalam gas/udara). Pencemaran ini berasal
dari asap kendaraan bermotor dan industri, serta debu jalanan yang ditiup angin. Jenis koloid
yang dapat mencemari air adalah limbah yang berasal dari industri, seperti logam berat
(misalnya logam Pb dan Hg), dan limbah rumah tangga seperti detergent. Sedangkan jenis
koloid yang mencemari tanah adalah limbah pertanian, seperti pestisida dan pupuk kimia.

SMAN 1 ADONARA TIMUR - 2017

Anda mungkin juga menyukai