Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. SISTEM KOMPUTER


Di dalam suatu komputer dikenal adanya istilah CPU, Memory dan I/O (Input-
Output). Semuanya merupakan bagian dasar dari sistem komputer dimana antara
bagian-bagian tersebut dihubungkan dengan jalur-jalur yang lebih dikenal dengan
istilah bus.
Pada gambar 1. Dibawah ini diberikan diagram blok dasar suatu sistem
komputer.

DATA BUS

ADDRESS BUS

CPU MEMORY I/O


READ
WRITE
IN

OUT DATA DATA


IN OUT

Gambar 1. Diagram blok dasar suatu sistem komputer

Dari diagram blok tersebut terlihat bahwa CPU memegang peranan penting
dan berfungsi sebagai sumber sinyal kontrol. CPU ini memberikan address untuk
mengalamati semua memory dan I/O yang dipakai. Sedangkan arah data dari CPU ke
memory atau I/O ditentukan oleh instruksi Kontrol dari CPU ke memory atau I/O.
Untuk CPU yang menggunakan mikroprosessor 8088, intruksi kontrol untuk
memory dan I/O berbeda, yaitu Read dan Write untuk Memory, serta In dan Out untuk
I/O. Dimana I/O sendiri dipergunakan untuk mentransmisikan data dari luar ke CPU
(input) atau sebaliknya, dari CPU ke luar (output).

1.2. REGISTER-REGISTER MIKROPROSESSOR 8088


Mikroprosessor 8088 memiliki empat kelompok register 16-bit, yaitu :
 Data Register
 Pointer dan Index Register

1
 Flag Register dan Instruction Pointer
 Segment Register

1.2.1. Data Register


Data Register terdiri dari 4 register 16 bit, dimana tiap register dapat dipisah
menjadi dua register 8 bit. Adapun register-register tersebut adalah :
 AX (accumulator)
 BX (base)
 CX (count)
 DX (data)
Gambaran tentang register-register tersebut diberikan pada tabel 1.

Tabel 1. Data Register

7 0 7 0
AH AL AX : Accumulator
BH BL BX : Basis
CH CL CX : Count
DH DL DX : Data

Huruf-huruf ‘H’ dan ‘L’ menyatakan status sebagai high byte atau low byte,
dan dapat digunakan secara terpisah.
Register AX berfungsi sebagai accumulator dan berhubungan dengan operasi-
operasi khusus seperti IN, OUT, perkalian, pembagian dan lain-lain.
Register BX sering dipergunakan sebagai register basis untuk mereferensikan
lokasi memory. Dalam hal ini BX menyimpan alamat basis bagi suatu tabel atau array
yang lokasi spesifiknya direferensikan dengan menambahkan nilai offset.
Register CX berfungsi sebagai register pencacah 16-bit untuk mencacah
banyaknya byte atau kata dalam string data tertentu selama pelaksanaan operasi-
operasi string dan dalam operasi-operasi loop. Sedangkan register CL yang
merupakan bagian dari register CX dipergunakan dalam operasi geser (shift) dan
rotasi.
Register DX dipergunakan dalam operasi perkalian untuk menyimpan
sebagian dari hasil kali 32-bit, atau dalam operasi pembagian untuk menyimpan suatu
nilai sisa. Dapat juga dipergunakan dalam operasi IN dan OUT untuk
menspesifikasikan alamat port I/O yang dipakai.

2
1.2.2. Pointer dan Index Register
Pointer dan Index Register sendiri terbagi dalam 4 register 16-bit yang tak
dapat dipisah seperti Data Register. Register yang termasuk dalam kelompok ini
adalah : SP (stack pointer), BP (Base Pointer), SI (Source Index) dan DI (Destination
Index).
Tabel 2. Pointer dan IndexRegister
15 0
SP : Stack Pointer
BP : Base Pointer
SI : Source Index
DI : Destination Index

Tabel 2. di atas memperlihatkan register-register yang termasuk kelompok ini.


Register index dan pointer dipakai untuk menyimpan nilai offset guna
mengakses lokasi-lokasi memory tertentu yang lazim digunakan, seperti lokasi
puncak stack atau blok-blok data dalam suatu segment seperti array serta record-
record individual.
Kedua register pointer, yaitu SP dan BP dipakai untuk menyimpan nilai-nilai
offset segment stack memori pada saat yang bersangkutan, sedang kedua register
indeks, SI dan DI, digunakan untuk menyimpan nilai-nilai offset dalam segment data
memori pada saat yang bersangkutan.
Satu hal yang penting diketahui, keempat register ini dapat dipakai dalam
operasi aritmatika maupun logika, sehingga memungkinkan nilai-nilai offset yang
tersimpan didalamnya merupakan hasil perhitungan-perhitungan sebelumnya.
Register SP merupakan stack pointer yang menunjukkan lokasi puncak stack.
Penunjuk stack merupakan register yang secara implisit dipakai oleh instruksi PUSH
dan POP yang menyimpan dan mendapatkan kembali data dari stack.
Register SI dapat dipergunakan sebagai register indeks dalam modus
pengalamatan tak-langsung tertentu. Juga digunakan untuk menyimpan offset untuk
mengalamati lokasi suatu operand sumber selama berlangsungnya operasi string.
Register DI mempunyai fungsi yang hampir sama dengan register SI di atas,
bedanya register ini menunjukkan lokasi suatu operand tujuan selama berlangsungnya
operasi string.

3
1.2.3. Flag Register dan Instruction Pointer
Register Flag adalah sebuah register 2-byte yang berisi sembilan bit flag yang
digunakan untuk menyatakan berbagai kondisi selama pelaksanaan suatu program. Bit
0, 2, 4, 6, 7, dan 11 berisi flag-flag status yang menyatakan hasil operasi-operasi
program. Bit 8 sampai 10 berisi flag-flag pengendali, bit 1, 3, 5, dan 12 sampai 15
tidak dipergunakan.
Gambaran kedua register yang termasuk dalam kelompok ini diberikan pada
tabel 3., dibawah ini:
Tabel 3. Flag Register dan Instruction Pointer
15 0
IP Instruction
Pointer
Status word atau flag O D I T Z A P C

15 11 0

Instruction Pointer dipergunakan untuk melokasikan posisi dalam Code


Segment pada saat yang bersangkutan, maka suatu alamat 20-bit tertentu dalam
segment tersebut dilokasikan dengan menggunakan IP sebagai offset dari CS.

1.2.4. Segment Register


Daerah-daerah memory yang disediakan bagi program, data dan stack
dialamatkan secara terpisah, walaupun daerah-daerah ini mungkin saja saling
bertumpang tindih. Pada setiap saat tersedia empat blok memori yang dapat
dialamatkan, yang dinamakan segment dan masing-masing panjangnya 64K.
Register-register segment yang disediakan yaitu CS, DS, SS dan ES yang
masing-masing dipakai untuk menunjukkan keempat segment memory yang dapat
dialamati : Code Segment, Data Segment, stack Segment dan Extra Segment. Dapat
dilihat pada tabel 4. Dibawah ini diberikan gambaran tentang keempat register yang
termasuk dalam kelompok ini.
Tabel 4. Segment Register
15 0
CS : Code Segment
DS : Data Segment
SS : Stack Segment
ES : Extra Segment

4
Lokasi memory tertentu dalam suatu segment dialamatkan dengan
menambahkan suatu nilai offset kepada register segment yang bersangkutan. Sebagai
contoh, alamat instruksi program berikutnya yang harus dilaksanakan dihitung dengan
menambahkan nilai Instruction Pointer kepada nilai Code Segment (CS). Akan tetapi,
suatu lokasi memory harus dialamatkan dengan suatu nilai alamat 20-bit, sedangkan
CS maupun IP hanya berisi nilai-nilai 16-bit. Oleh karena itu alamat sepenuhnya
dihitung dengan menggeser isi register CS empat bit ke kiri dan mereset bit 0 sampai
3 ( sama saja dengan mengalikan CS dengan 16), kemudian menambahkan nilai 16-bit
yang terkandung dalam IP.
Lokasi-lokasi dalam ketiga segmenet yang lain dapat dihitung dengan cara
yang sama, sedangkan kombinasi register segment dan offset bergantung pada jenis
operasi yang sedang dilaksanakan.
Secara umum, jika tidak ditentukan oleh pemakai, maka akan berlaku aturan-
aturan ;
 Jika dipakai offset BX, SI atau DI maka alamat operand diasumsikan
berada dalam Data Segment (DS).
 Jika offset yang dipakai adalah SP atau BP, maka operand akan dianggap
tersimpan dalam Stack Segment (SS).
Sedang untuk instruksi string, untuk source (sumber) digunakan offset SI
dengan Data Segment (DS), dan untuk destination (tujuan) dipakai offset DI dengan
Extra Segment (ES).

MEMORY

CODE STACK
STACK
DATA DATA 2
EXTRA
DATA 1
SEGMENT
REGISTER PROGRAM

Gambar 2. Segment dan memory yang dialamati

Pada gambar 2. diberikan gambaran umum tentang segment-segment tersebut


dan memory yang dialamatinya.

5
Pada gambar 3. berikut ini diperlihatkan cara untuk menentukan address 20-bit
dari segment dan offset yang masing-masing 15-bit.

15 0
LOGICAL ADDRESS OFFSET ADDRESS

15 0
SEGMENT ADDRESS 0000 SEGMENT ADDRESS

ADDER

20 0
20-BIT
PHYICAL MEMORY ADDRESS

Gambar 3. Pembentukan address 20-bit

1.3. PROGRAMMABLE I/O


Untuk hubungan input-output dengan dunia luar, maka komputer memerlukan
suatu interface. Dan pada penulisan ini diperkenalkan penggunaan suatu jenis IC
(integrated Circuit) yang sudah umum dipakai, yaitu IC 8255. IC ini adalah suatu
Programmable Peripheral Interface (PPI), yang Input atau Outputnya dapat diprogram
sesuai dengan keinginan pemakai. Dengan demikian akan didapatkan suatu
fleksibilitas yang cukup tinggi. Adapun keterangan dari IC 8255 dapat dilihat secara
blok diagram seperti pada gambar 4.
Dalam pengoperasian PPI, dapat dibedakan atas 3 mode operasi dasar yang dapat
dipilih melalui software, yaitu :
Mode 0 (Basic I/O)
Konfigurasi operasi ini menyediakan operasi-operasi sederhana untuk input dan
output bagi ketiga buah port yang ada. Tidak ada sinyal handshaking yang bisa

6
diberikan ataupun diterima, melainkan data secara sederhana dikirim dan dibaca dari
port.

GROUP A
PORT A
(8) I/O
GROUP A PA7 – PA0
CONTROL

GROUP A
PORT C
UPPER I/O
(4) PC7 – PC4

BI DIRECTIONAL
DATA
DATA BUS
BUS
D7 – D0
BUFFER

GROUP B
PORT C
I/O
LOWER
PC3 – PC0
(4)
RD

WR
GROUP B I/O
READ CONTROL GROUP B
A1 WRITE PB7 – PB0
PORT B
CONTROL (8)
A0 LOGIC
RESET

CS

Gambar 4. Blok diagram Programmable I/O

Mode 1 (Strobed I/O)


Konfigurasi operasi ini menyediakan fasilitas untuk transfer data I/O dari dan
ke port tertentu dengan dilengkapi oleh sinyal handshaking. Dalam hal ini port A dan
port B digunakan sebagai transfer data, sedangkan port C sebagai pembangkit sinyal
handshaking.

7
Mode 2 (Strobed bidirectional I/O)
Konfigurasi operasi ini menyediakan fasilitas untuk komunikasi data 8-bit dua
arah dengan peralatan luar. Tersedia sinyal-sinyal untuk handshaking dan interrupt
dengan fungsi enable dan disable-nya.
Ketika PPI mendapat sinyal reset, maka semua port diset menjadi mode input
(ke 24 jalur menjadi high impedance). Setelah dilakukan inisialisasi pasa IC 8255
tersebut, maka port-port tersebut dapat ditentukan apakah berfungsi sebagai input atau
output dan sebagainya.

Inisialisasi pada IC 8255 dapat dilakukan dengan mengirimkan Control Word


(CW) yang mempunyai format seperti gambar 5.
Pemakai dapat menentukan mode PPI sekaligus fungsi dari tiap port, apakah
sebagai input atau output.
Berikut diberikan contoh program untuk inisialisasi IC 8255 sehingga dapat
D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0

GROUP B
PORT C (LOWER)
1 = INPUT
0 = OUTPUT
PORT B
1 = INPUT
0 = OUTPUT
MODE SELECTION
0 = MODE 0
1 = MODE 1

GROUP A
PORT C (UPPER)
1 = INPUT
0 = OUTPUT
PORT A
1 = INPUT
0 = OUTPUT
MODE SELECTION
00 = MODE 0
01 = MODE 1
1X = MODE 2

MODE SET FLAG


1 = ACTIVE

Gambar 5. Control Word pada IC 8255

8
Dalam penulisan ini akan dijelaskan IC 8255 yang memiliki alamat-alamat
sebagai berikut :
Connector PPI : Port A 300h
Port B 301h
Port C 302h
Port CW 303h
berfungsi sebagai mode 0, dengan port A dan Port C sebagai input serta Port B
sebagai output. Disini dipakai connector PPI.
Control Word yang harus dikirim supaya IC 8255 dapat berfungsi demikian,
diberikan seperti pada gambar 6.

D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0
1 0 0 1 1 0 0 1
Port C lower
Input
Group A Group B Port B
Mode 0 Mode 0 Output

Port A Port C upper


Input Input

Gambar 6. Contoh Control Word untuk IC 8255


Sehingga program untuk melakukan inisialisasi :
MOV AL, 10011001b
MOV DX,303h
OUT DX,AL

Kemudian program dapat dilanjutkan dengan melakukan pembacaan pada port


A, misalnya. Atau bisa juga memberikan output ke port B. Berikut ini contoh untuk
melakukan pembacaan input dari port A.
MOV DX,301h
IN AL,DX

Didalam program tersebut terlihat instruksi-instruksi IN dan OUT yang


memegang peranan penting dalam pengiriman data ke dalam dan ke luar sistem
komputer. Instruksi OUT DX,AL berarti mengirimkan data yang berada di AL ke
alamat port yang tersimpan di DX. Sedangkan IN AL,DX berarti membaca data dari
port yang alamatnya tersimpan di DX kemudian menyimpan data tersebut di AL.

9
BAB II
MODUL PRAKTIKUM

2.1 PENDAHULUAN
Secara keseluruhan perangkat keras terdiri atas, yaitu:
- komputer IBM PC
- modul monitor dan overgang
- modul Led dan Saklar
- modul loudspeaker.
- modul hexadecimal keypad
- modul LCD
- modul DAC dan ADC
- modul Motor DC
- modul motor stepper
- modul sensor temperatur
- modul Eprom Emulator

2.2. KOMPUTER IBM PC


Dapat menggunakan komputer IBM-PC dari komputer XT sampai komputer
yang berkecepatan tinggi atau Pentium. Karena dari komputer ini hanya dibutuhkan
slot IBM-PC untuk bisa dihubungkan ke card Interface. Untuk tampilan pada led atau
display lain, agar supaya dapat diamati dengan mata maka dapat diatur delay dari
program dan disesuaikan dengan kecepatan komputer.

2.3 MODUL MONITOR DAN OVERGANG


Diagram blok dari modul monitor terlihat pada gambar 7., bahwa setiap bit
untuk data pada port A dan port B serta setiap bit control untuk handshake pada port C
dapat dimonitor melalui sejumlah lampu LED. Terlihat pula bahwa semua data
tersebut dibuffer terlebih dahulu.
Untuk buffer port A dan port B dipergunakan bidirectional buffer, dimana
kontrol arahnya (input DIR) ditentukan secara otomatis oleh (DIR A dan DIR B).

10
KOMPUTER
LED BUFFER
DIR A

BUFFER
A PORT A

LED BUFFER DIR B

BUFFER
B PORT B

LED

BUFFER

ASTB
BUFFER
BSTB

LED

BUFFER

ARDY
BUFFER BRDY
PIO

Gambar 7. Diagram blok modul monitor

2.4 MODUL SAKLAR DAN LED


Gambar 8. memperlihatkan rangkaian dari modul saklar dan LED.
Port A dioperasikan sebagai port input dimana inputnya diperoleh dari
kedudukan 8 buah saklar yang mewakili 8 bit data untuk port tersebut.
Port B dipergunakan sebagai port output yang akan menampilkan kedudukan
saklar yang diperoleh dari port A.
Terdapat pula dua buah saklar sebagai input pada port C yang dapat
dipergunakan untuk memberikan sinyal strobe untuk port A (A.STB) dan port B
(B.ACK ).

11
Sedangkan tiga buah LED yang dipergunakan untuk mendisplaykan keadaan
buffer jika penuh, yaitu A.IBF untuk port A dan B.OBF untuk port B serta sebuah
sinyal PIO/IEO.

Gambar 8. Rangkaian lengkap modul saklar dan LED

2.5 MODUL LOUDSPEAKER


Modul ini terdiri atas sebuah loudspeaker dan sebuah rangkaian penguat atau
buffer seperti ditunjukkan pada diagram blok pada gambar 9.

RANGKAIAN
BUFFER PB0

Gambar 9. Diagram blok modul loudspeaker

12
Hidup dan matinya loudspeaker ditentukan dari port B, yaitu PBO. Perubahan
sinyal ‘0’ dan ‘1’ pada PB7 menggetarkan loudspeaker sehingga menghasilkan nada-
nada tertentu.

2.6 MODUL HEXADECIMAL KEYPAD


Rangkaian hexadecimal keyboard terlihat pada gambar 10.
Melalui port B (PBO - PB3 dikirimkan pola bit untuk scan kolom. Selanjutnya
dari port A (PBO - PB3) akan dibaca data dari tombol-tombol yang terdapat pada
kolom yang sedang di scan.
PB3
PB2
PB1
5V
PB0
7 8 9 F
PA3
4 5 6 E
PA2
1 2 3 D
PA1
A 0 B C
PA0

Gambar 10. Rangkaian Hexadecimal Keypad

Sinyal scan dari port B adalah active low. Jadi kondisi low akan diberikan atau
dikirimkan ke kolom yang sedang di scan.
Rangkaian dilengkapi dengan resistor-resistor pull-up ke +5 Volt. Dalam
kondisi normal, atau tidak ada tombol yang ditekan, maka port A (PB0 -PB3) akan.
berada pada kondisi high. Dalam keadaan ada tombol yang dtekan, maka input port A
yang bersesuaian akan berada pada kondisi low jika tombol yang ditekan tersebut
berada pada kolom yang sedang di scan. Salah satu contoh dari kejadian dimana ada
tombol yang ditekan terlihat pada gambar 11.
Jadi sinyal ‘0’ (low) pada port A (PA0 - PA3) menandakan ada tombol yang
ditekan. Sedangkan sinyal ‘1’ (high) pada semua input port A (PA0 - PA3)
menandakan tidak ada tombol yang ditekan.

1
13
0

1
1
0
PORT B
5V
1
7 8 9 F
1 1
4 5 6 E
0 1
1 2 3 D
1 0 PORT A
A 0 B C
1 1

Gambar 11. Kondisi port A dan port B jika tombol ‘3’ ditekan

2.7 MODUL LIQUID CRYSTAL DISPLAY


Modul LCD ini digunakan untuk menggantikan tampilan LED atau 7-segment.
Modul ini punya banyak kelebihan disamping ukurannya kecil, rangkaiannya yang
sederhana, lebih banyak karakter yang bisa ditampilkan dan banyak dipakai pada alat-
alat kecil seperti kalkulator dan handphone. Adapun rangkaiannya seperti gambar 12.

DATA

RS L
R/W
C
D

CS

Gambar 12. Rangkaian LCD

14
2.8 MODUL A/D DAN D/A CONVERTER
2.8.1 A/D - D/A CONVERTER DENGAN ADC0804 DAN DAC0808
Data digital dari A/D Converter terhubung ke port B, sedangkan input digital
dari D/A Converter terhubung ke port A. DAC0808 tidak memerlukan sinyal kontrol,
sehingga port C sepenuhnya berfungsi sebagai sinyal kontrol untuk ADC0804. Sinyal
kontrol tersebut tersusun seperti pada tabel 5.

Tabel 5. Sinyal control untuk A/D dan D/A converter


C upper ( input ) C lower ( output )
X X X INT X X WR RD
7 6 5 4 3 2 1 0

INT : Input INT (aktif low) RD : Read Data


WR : Start Convertion

Tabel 6. Konversi Analog-Digital dari modul A/D dan D/A Converter


Volt D/A Decimal
0 00h 0
01h +1

Feh +255
+12 FFh +256

Volt A/D Decimal


0 00h 0
01h +1

Feh +255
+5 FFh +256

Konversi dari analog ke digital maupun sebaliknya dari modul ini terlihat pada
tabel 6. diatas.

2.8.1.1 A/D CONVERTER ADC0804


Diagram waktu untuk A/D Converter 0804 terlihat pada gambar 13.

WR
INT
RD
DATA DI CONVERTER

15
DATA DI BUS
Gambar 13. Diagram waktu ADC

Sedangkan untuk ADC 0804 diperlukan sinyal WR untuk memulai konversi.


Dan jika konversi telah dilakukan maka akan diberikan sinyal INT yang aktif low.
Sinyal ini akan tetap low, sampai diberikan sinyal RD sebagai pertanda bahwa
komputer hendak membaca hasil konversi tersebut. Setelah pembacaan dilakukan,
maka sinyal RD dapat dikembalikan menjadi high dan INT akan segera menjadi high
kembali, sehingga data menjadi invalid untuk dibaca.
Sinyal-sinyal kontrol tersebut diperoleh dari port C dengan pola bit :

PC1 PC0
1 0 START CONVERSION
0 1 SINYAL READ

Sedangkan untuk mengetahui apakah konversi sudah selesai dilakukan,


komputer dapat melakukan pengecekan pada pin INT yang berhubungan dengan
PC4. Karena aktif low, maka PC4 = 0 berarti konversi telah selesai dilakukan.

2.8.1.2 D/A CONVERTER DAC0808


Untuk D/A Converter ini tidak diperlukan sinyal latch sehingga output analog-
nya langsung mengikuti perubahan input digital.

2.9 MODUL MOTOR


Diagram blok modul motor dan rangkaian sensor kecepatan, terlihat pada
gambar 14.

AN OUT
RANGKAIAN
MOTOR PB2

a). Diagram blok modul motor

16
b). Rangkaian sensor kecepatan
Gambar 14. Diagram blok modul motor dan rangkaian sensor kecepatan

Kecepatan motor tergantung dari input yang berupa tegangan sinyal analog.
Tegangan ini diperoleh dari modul D/A Converter, yaitu pada bagian output analog
(AN OUT). Sedang enable (STP) dari motor diperoleh dari PB2. Sinyal ‘1’ pada PB2
akan men-disable motor sehingga tidak akan diputar meskipun ada input berupa
tegangan analog. Sebaliknya jika PB2 berada pada kondisi ‘0’ (low), maka motor
akan berputar sesuai dengan tegangan analog input yang diperoleh.
Pada modul motor ini dilengkapi pula dengan rangkaian pembentuk pulsa
(PULSFORMER) yang sebanding dengan kecepatan putar motor sehingga
memungkinkan untuk melakukan pengukuran terhadap kecepatan putar motor
tersebut. Output dari rangkaian pembentuk pulsa ini terhubung ke PC0 dan diaktifkan
melalui PB1.
Sinyal untuk mengontrol motor pada port B memenuhi pola seperti pada tabel
7.
Tabel 7. Susunan bit kontrol pada port B untuk mengatur kerja motor

X LE X X 0 STP 1 0
7 6 5 4 3 2 1 0

LE : Latch Enable
STP : Stop Motor

2.10 MODUL MOTOR STEPPER


Sebelum urutan logika dari interface masuk ke motor stepper, terlebih dahulu
di-driver supaya dapat memberikan tegangan 12 V ke motor stepper. Adapun blok
diagram untuk modul motor stepper dapat dilihat pada gambar 15.

M RANGKAIAN DATA
MOTOR STEPPER

Gambar 15. Blok diagram modul motor stepper

17
Data ini adalah data 4-bit dan tabel kebenaran urutan eksitasi untuk memutar
motor stepper secara full step yang diperlihatkan pada tabel 8.

Tabel 8. Eksitasi motor stepper


Phase Output Port Kumparan
4-bit Motor Stepper
Bit-4 Bit-3 Bit-2 Bit-1 D C B A
Step 1 1 0 0 1 0 1 1 0
Step2 0 1 0 1 0 1 0 1
Step3 0 1 1 0 1 0 1 0
Step4 1 0 1 0 1 0 1 0
Step5 1 0 0 1 0 1 1 0

Motor stepper akan berputar secara full step yaitu dari step 1 sampai step 4 dan
kembali ke data step 1 ( step 5 ) lagi dan begitu seterusnya. Untuk putaran yang
berlawanan maka hanya dengan membalik urutan step-nya.

2.11 MODUL SENSOR SUHU


Pada gambar 16. Memperlihatkan blok diagram dari modul sensor suhu.

SENSOR DATA SUHU


RANGKAIAN
SUHU
ADC KE INTERFACE

Gambar 16. Blok diagram modul sensor suhu


Pada blok rangkaian ADC ada sinyal kontrol CS, WR RD INTR yang
kesemuanya dapat diatur dengan menghubungkan ke bit-bit dari port interface.

2.12 MODUL EPROM EMULATOR


Eprom emulator berfungsi untuk dapat mensimulasikan program yang ada di
EPROM karena punya RAM yang berfungsi untuk mengganti sementara fungsi
EPROM yang ada di minimum system. RAM ini dipakai selama proses percobaan
dari program-program yang dibuat melalui konputer dan apabila program tersebut
sudah betul berjalan dengan baik pada minimum system maka program dapat

18
langsung dituliskan ke EPROM. Sehingga sangat memudahkan dalam membuat
program untuk EPROM pada suatu minimum system.

RANGKAIAN
PORT SOKET ROM
EPROM
PARALEL MINIMUM SYSTEM
EMULATOR

Gambar 17. Blok Diagram Eprom emulator.

BAB III
BAHASA PROGRAM

Bahasa program yang dipakai pada interface adalah umumnya bisa semua
bahasa pemograman seperti: bahasa Basic, Pascal, C++, dan lain-lain. Tetapi bahasa
Assembler dipakai pada interface dan minimum system, karena dalam bentuk COM

19
akan membuat program di memory yang jauh lebih kecil dari bahasa program tingkat
tinggi.
Disini akan dijelaskan software buatan SpeedWare yang dikenal dengan nama
Tasmb. Program ini telah memiliki editor yang terintegrasi sehingga memudahkan
kita dalam membuat bahasa assembler.
Berikut ini akan dijelaskan menu dari Tasmb dan penggunaannya.
a. Menu Utama
 A : Mengassembly dari mnemonic ke bahasa mesin.
 E : Masuk ke editor. Editor yang digunakan memiliki hampir semua fungsi-
fungsi pembantu yang dimiliki wordstar.
 G : Membaca file dari disket.
 O : Mengatur option dari Tasmb.
 Q : Keluar dari Tasmb ke Dos.
 R : Menjalankan Program.
 W : Menyimpan file ke disket.

b. Menu Option
Yang perlu diperhatikan dari menu ini adalah F5 dan F8, sedangkan yang
lainnya dapat dinonaktofkan atau diaktifkan sesuai dengan keperluan.
Tombol F5 merupakan tombol toggle dari pemakaian memory untuk kompilasi
dan F8 merupakan penulisan hasil kompilasi ke disket.

BAB IV
PELAKSANAAN PRATIKUM

4.1 Tata Cara Pratikum


1. Pratikan harus hadir di lab. Mekatronika, ±5 menit sebelum pratikum
dimulai.

20
2. Pratikan harus mengisi daftar hadir yang disediakan.
3. Tanyakan tugas percobaan pada asisten.
4. Pratikan hanya diberi waktu 45 menit untuk menyelesaikan tugas software
di lab. Mekatronika, bila tidak selesai maka dapat dilanjutkan di luar lab.
Mekatronika.
5. Laporan diserahkan kepada asisten lab. , satu minggu setelah percobaan
tersebut dilakukan.
6. Dalam sekali pratikum, pratikan boleh menyelesaikan lebih dari satu
percobaan.
7. Jika pratikan melakukan pelanggaran terhadap salah satu peraturan 1 – 6
diatas, maka dikenakan sanksi yang ditentukan oleh kepala lab.

BAB V
PERCOBAAN-PERCOBAAN PRATIKUM

5.1 Percobaan 1
Tujuan :
Mempelajari mode input/output dasar atau mode 0 pada PPI 8255.

21
Alat :
- 1 buah Komputer IBM PC
- 1 buah Modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah Modul Led dan saklar

Teori :
Konfigurasi operasi pada mode 0 menyediakan operasi-operasi sederhana untuk
input dan output bagi ketiga buah port yang ada. Tidak ada sinyal handshaking yang
bisa diberikan ataupun diterima, melainkan data secara sederhana dikirim dan
diterima dari port.
Adapun contoh program untuk inisialisasi 8255 sehingga dapat berfungsi
sebagai mode 0, dengan port C sebagai input dan port A dan Port B sebagai output.
Dimana Control Word yang harus dikirim supaya 8255 dapat berfungsi adalah:

D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0
1 0 0 0 1 0 0 1
Port C lower
Input
Group A Group B Port B
Mode 0 Mode 0 Output

Port A Port C upper


Output Input

Dimana, penulisan dalan softwarenya:


MOV AL,10001001B
MOV DX,303H
OUT DX,AL
Kemudian program dapat dilanjutkan dengan melakukan penulisan pada port
A dan port B, yaitu:
MOV DX,301h
MOV AL,10101010b
OUT DX,AL
dan pembacaan data pada Port C, adalah:
MOV DX,302h
IN AL,DX
Didalam program tersebut terlihat instruksi OUT yang memegang peranan
penting dalam pengiriman data ke luar sistem komputer dan instruksi In untuk
pembacaan data dari luar sistem komputer.

22
Prosedur:
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul saklar dan led dengan Card Interface.
3. Nyalakan Komputer
4. Lakukan percobaan.

5.2 Percobaan 2
Tujuan :
Mempelajari mode input/output dengan strobe (strobed I/O) atau mode 1 pada
PPI 8255.

Alat :
- 1 buah Komputer IBM PC
- 1 buah Modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah Modul Led dan saklar

Teori :
Pada percobaan ini secara khusus akan dipelajari operasi dasar input/output
pada mode 1. Dimana input saklar terhubung ke Port A dan nyala led ditentukan oleh
output pada port B. Dalam hal ini port A dan port B dioperasikan pada mode 1, maka
Control Word yang dikirimkan adalah :
MOV AL,0bch
MOV DX,303H
OUT DX,AL
Adapun contoh program untuk mode 1 adalah:
MOV AL,10001001B
MOV DX,303H
OUT DX,AL ;inisialisasi 8255
Kemudian program dapat dilanjutkan dengan melakukan pembacaan data dari
port A dan dioutputkan ke port B, yaitu:
MOV DX,300h
IN AL,DX

MOV DX,301h
OUT DX,AL

23
Prosedur:
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul saklar dan led dengan Card Interface.
3. Nyalakan Komputer
4. Lakukan percobaan.

5.3 Percobaan 3
Tujuan :
Mempelajari mode input/output dengan strobe (strobed I/O) atau mode 2 pada
PPI 8255.

Alat :
- 1 buah Komputer IBM PC
- 1 buah Modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah Modul Led dan saklar

Teori :
Beberapa port C dapat diset atau direset dengan menggunakan sebuah instruksi
Out. Bila port C digunakan sebagai status/control untuk port A dan port B, bit-bit ini
dapat diset ataupun direset dengan operasi bit set/reset sebagaimana bila kita memakai
output port untuk data.
Interrupt control function
Bila PPI 8255 diprogram dalam mode 1 atau dua sinyal kontrol dipakai sebagai
input INT Request ke CPU. Sinyal INT Request yang dihasilkan dari port C dapat
dienable dengan mengeset atau mereset INT FF yang berkaitan, dengan menggunakan
fungsi set/reset dari port C.
Dengan fungsi ini, alat I/O tertentu dapat diijinkan atau tidak menginterrupt
CPU tanpa mempengaruhi alat lain dalam susunan INT.
Defenisi INTE FF:
(bit set) – INTE set – INT enable
(bit set) – INTE reset – INT disable
Dimana , semua Mask FF adalah otomatis reset selama mode seleksi dan peralatan
reset.

24
Control Word
D0 : untuk bit set/reset ( 1 = set , 0 = reset )
D1, D2, dan D3 : 3 bit select
D4, D5 dan D6 : bit don’t care
D7 : bit flag set/reset ( 0 = aktif )

Prosedur :
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul saklar dan led dengan Card Interface.
3. Nyalakan Komputer
4. Lakukan percobaan.

5.4 Percobaan 4
Tujuan :
Mempelajari proses scanning pada hexadecimal keypad.

Alat :
- 1 buah Komputer IBM PC
- 1 buah Modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul led
- 1 buah Modul hexadecimal Keypad

Teori :
Terlihat pada rangkaian Hexadecimal keypad (terlampir) bahwa port B
dioperasikan sebagai output untuk melakukan scanning terhadap bagian kolom.
Scanning tersebut dilakukan secara berurutan dari kolom paling kiri sampai kolom
paling kanan. Kolom yang aktif akan berada pada kondisi low. Untuk mengetahui ada
tidaknya tombol yang ditekan, maka harus dilakukan pembacaan terhadap port A yang
dioperasikan sebagai input untuk mengambil data dari tiap baris pada kolom yang
sedang aktif. Jika ada tombol yang ditekan pada salah satu baris, dan tombol tersebut
terletak pada kolom yang sedang aktif, maka kondisi pada baris tersebut yang terbaca
pada port A adalah low.

25
Untuk mencegah pembacaan yang salah karena adanya dua tombol atau lebih
yang ditekan bersamaan, maka scanning harus dilakukan terhadap seluruh tombol
pada keypad dan dihitung jumlah tombol yang ditekan. Contoh routine yang
sederhana untuk scanning keypad yaitu:
MOV AL,99h
MOV DX,303H
OUT DX,AL ;inisialisasi 8255
XOR SI,SI
XOR AX,AX
LOC2:
MOV AL,CL
MOV DX,301H
OUT DX,AL
MOV DX,300H
IN AL,DX

MOV CH,8
LOC0:
TEST AL,CH
JNZ LOC1
MOV BX,SI
INC AH
LOC1:
INC SI
SHR CH,1
JNC LOC0
SHR CL,1
JC LOC2

Dalam listing program diatas, nomor urut tombol yang ditekan yang terakhir discan
terdapat di reg. B. Dalam hal ini tidak diperhatikan apakah terdapat lenih dari dua
tombol yang ditekan. Maka dalam pengembangan berikutnya dapat dilakukan
pengecekan terlebih dahulu terhadap jumlah tombol yang ditekan sebelum
menganggap bahwa memang tombol tersebut sah.

Prosedur :
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led dan modul hexadecimal keypad dengan Card
Interface.
3. Nyalakan Komputer
4. Lakukan percobaan.

5.5 Percobaan 5

26
Tujuan :
Mempelajari proses scanning pada hexadecimal keypad dan ditampilkan hasil
pembacaan pada modul display.

Alat :
- 1 buah Komputer IBM PC
- 1 buah Modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul display
- 1 buah Modul hexadecimal Keypad

Teori :
Pada percobaan ini selain memakai modul hexadecimal keypad juga modul
display sebagai tampilan dari kode tombol yang ditekan. Modul display disini dapat
memakai LCD atau 7-segment.

Prosedur:
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul display dan modul hexadecimal keypad dengan Card
Interface.
3. Nyalakan Komputer
4. Lakukan percobaan.

5.6 Percobaan 6
Tujuan :
- Mempelajari prinsip kerja loudspeaker.
- Melakukan pengaturan frekuensi terhadap nada-nada yang dihasilkan
loudspeaker.

Alat :
- 1 buah Komputer IBM PC
- 1 buah Modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul led

27
- 1 buah Modul loudspeaker

Teori :
Suara yang dihasilkan oleh loudspeaker pada dasarnya dibangkitkan oleh
getaran membran dengan frekuensi yang sesuai dengan suara yang dihasilkan. Untuk
menggetarkan membran loudspeaker diperlukan sinyal berupa pulsa-pulsa listrik pada
input loudspeaker. Pulsa-pulsa ini dapat dikirimkan dari komputer berupa data I bit
yang selalu berosilasi dari low ke high dan ke low lagi. Frekuensi osilasi akan
menentukan frekuensi dari nada yang dihasilkan pada loudspeaker. Dimana, frekuensi
tersebut dapat diatur dengan mengatur perioda pulsa yang dikirim.
Listing program untuk menampilkan pulsa tunggal ke modul loudspeaker :
MOV AL,89h
MOV DX,303H
OUT DX,AL ;inisialisasi 8255

MOV DX,301H
MOV AL,01H
OUT DX,AL ;bit Port B0 = on

MOV AL,00H
OUT DX,AL ;bit Port B0 = off

Prosedur:
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led dan modul loudspeaker dengan Card Interface.
3. Nyalakan Komputer.
4. Lakukan percobaan.

5.7 Percobaan 7
Tujuan :
Mempelajari pengaturan frekuensi dan durasi nada loudspeaker dengan
menggunakan hexadecimal keypad.

Alat :
- 1 buah Komputer IBM PC
- 1 buah Modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul led

28
- 1 buah Modul loudspeaker
- 1 buah Modul Hexadecimal Keypad

Teori :
Pengaturan frekuensi dan durasi nada pada loudspeaker dapat dilakukan
melalui Hexadecimal Keypad. Hal ini dilakukan dengan pembacaan data dari
hexadecimal keypad yang dipergunakan untuk mengontrol frekuensi pada
loudspeaker.

Prosedur:
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led, hexadecimal keypad dan modul loudspeaker
dengan Card Interface.
3. Nyalakan Komputer.
4. Lakukan percobaan.

5.8 Percobaan 8
Tujuan :
- Mempelajari proses konversi yang dilakukan oleh ADC meliputi input
analog, sinyal control dan pembacaan output ADC.
- Mempelajari respon ADC untuk berbagai tingkatan tegangan input.

Alat :
- 1 buah Komputer IBM PC
- 1 buah Modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul led
- 1 buah Modul ADC
- 1 buah Voltmeter

Teori :
Pada percobaan ini digunakan A/D Converter 0804. Diagram waktu dari A/D
Converter ini adalah seperti terlihat pada gambar 18.

29
WR
INT
RD
DATA DI CONVERTER
DATA DI BUS

Gambar 18. Diagram waktu ADC 0804


ADC 0804 ini memerlukan sinyal WR untuk memulai konverasi dan jika konversi
telah dilakukan maka akan diberikan sinyal INT yang aktif low. Sinyal ini akan tetap
low sampai diberikan sinyal RD sebagai pertanda bahwa komputer hendak membaca
hasil konversi tersebut. Setelah pembacaan dilakukan, maka sinyal RD dapat
dikembalikan menjadi high dan sinyal INT akan segera menjadi high kembali.
Sehingga data menjadi invalid untuk dibaca.
Sinyal-sinyal kontrol tersebut diperoleh dari port C dengan pola bit:

PC1 PC0
1 0 Start conversion
0 1 Sinyal Read

Contoh listing programnya:


MOV AL,9Ah
MOV DX,303H
OUT DX,AL ;inisialisasi 8255

MOV DX,302H
MOV AL,1H
OUT DX,AL ;start konversi
Conv:
IN AL,DX ; Baca sinyal Int

TEST AL,10000b ; Konversi selesai?


JZ CONV ; Belum, cek lagi

MOV AL,02H
OUT DX,AL ; kirim sinyal RD

MOV DX,301H
IN AL,DX ; Baca data dari port B

Prosedur:
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led dan modul ADC dengan Card Interface.

30
3. Nyalakan Komputer.
4. Lakukan percobaan.

5.9 Percobaan 9
Tujuan :
Mempelajari proses konversi pada DAC.

Alat :
- 1 buah Komputer IBM PC
- 1 buah Modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul led
- 1 buah Modul DAC
- 1 buah Voltmeter

Teori :
Pada percobaan ini digunakan D/A Converter 0808. Dimana untuk D/A Converter
ini, output analog-nya dapat langsung mengikuti perubahan input digitalnya.

Prosedur :
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led dan modul DAC pada modul interface.
3. Nyalakan komputer.
4. Lakukan percobaan.

5.10 Percobaan 10
Tujuan :
Mempelajari proses konversi pada DAC dengan input digital yang dapat diatur
dari menggunakan saklar.

Alat :
- 1 buah Komputer IBM PC
- 1 buah Modul Interface
- 1 set Connector

31
- 1 buah modul led dan saklar
- 1 buah Modul DAC
- 1 buah Voltmeter

Teori :
Percobaan ini dilakukan dengan proses konversi yang sama dengan percobaan
sebelumnya tetapi disini input digital tidak diperoleh dari komputer melainkan dari
modul saklar.

Prosedur :
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led dan modul DAC pada modul interface.
3. Nyalakan komputer.
4. Lakukan percobaan.

5.11 Percobaan 11
Tujuan :
Mengaplikasikan penggunaan DAC untuk menghasilkan berbagai bentuk
sinyal.

Alat :
- 1 buah Komputer IBM PC
- 1 buah Modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul led dan saklar
- 1 buah Modul DAC
- 1 buah Voltmeter
- 1 buah Oscilloscope

Teori :
Bentuk sinyal atau gelombang dapat dibentuk dari sebuah DAC yaitu dengan cara
mengatur input digitalnya secara periodik sesuai dengan bentuk gelombang yang
diinginkan. Adapun contoh-contoh gelombang seperti pada gambar 19.

32
a). sinyal persegi (pulsa)

b). sinyal gigi gergaji

c). sinyal segitiga

Gambar 19. Bentuk-bentuk gelombang hasil dari DAC


Prosedur :
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led dan modul DAC pada modul interface.
3. Hubungkan Voltmeter atau Osciloscope pada output DAC.
4. Nyalakan komputer.
5. Lakukan percobaan.

5.12 Percobaan 12
Tujuan :
Mempelajari pengaturan kecepatan motor dc.

Alat :
- 1 buah komputer IBM PC
- 1 buah modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul Led dan Saklar
- 1 buah modul DAC
- 1 buah modul Motor DC
- 1 buah Voltmeter
- 1 buah Oscilloscope

Teori :

33
Kecepatan motor ditentukan oleh tegangan input pada motor tersebut. Karena
kecepatan motor dapat diatur pada level yang kontinu, maka inputnya harus berupa
tegangan analog. Tegangan analog tidak dapat diperoleh langsung dari komputer
sehingga diperlukan sebuah DAC yang outputnya dipergunakan untuk menggerakkan
motor dc. Dan input DAC sendiri dapat diperoleh dari komputer dalam data digital 8-
bit. Dengan demikian, kecepatan motor tersebut dapat diatur melalui komputer.

Prosedur :
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led , modul DAC dan modul motor dc pada modul
interface.
3. Hubungkan Voltmeter atau Osciloscope pada output DAC.
4. Nyalakan komputer.
5. Lakukan percobaan.

5.13 Percobaan 13
Tujuan :
Mempelajari pengaturan kecepatan motor dc dengan input digital dari saklar.

Alat :
- 1 buah komputer IBM PC
- 1 buah modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul Led dan Saklar
- 1 buah modul DAC
- 1 buah modul Motor DC
- 1 buah Voltmeter
- 1 buah Oscilloscope

Teori :
Input digital untuk DAC sebagai informasi kecepatan motor dc tidak hanya dapat
diperoleh dari program saja, tetapi juga dapat diperoleh dari saklar-saklar luar yang
diatur sesuai dengan kecepatan motor yang diinginkan.

34
Prosedur :
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led dan saklar, modul DAC dan modul motor dc pada
modul interface.
3. Hubungkan Voltmeter atau Osciloscope pada output DAC.
4. Nyalakan komputer.
5. Lakukan percobaan.

5.14 Percobaan 14
Tujuan :
Mempelajari pengukuran kecepatan motor yang menggunakan optocoupler
dengan cara melakukan pengukuran terhadap periodanya dan ditampilkan pada
monitor.

Alat :
- 1 buah komputer IBM PC
- 1 buah modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul Led dan Saklar
- 1 buah modul DAC
- 1 buah modul Motor DC

Teori :
Dengan menggunakan optocoupler dan sirip-sirip yang terpasang pada sumbu
motor, maka akan diperoleh pulsa setiap terjadi pemotongan sinar pada basis
optocoupler oleh sirip yang ikut berputar. Karena putaran sirip sinkron dengan putaran
motor sehingga pulsa yang diperoleh juga akan sinkron dengan putaran motor.
Dengan menghitung selang waktu antara pulsa pertama dan pulsa berikutnya karena
perioda atau selang waktu tersebut berbanding terbalik dengan kecepatan putar motor
dan berbanding lurus dengan konstanta tertentu. Secara matematis dapat dituliskan:
W = k/T
Dimana,
w = kecepatan motor dc

35
k = konstanta
T = perioda

Dalam hal ini perioda T dapat diperoleh dengan melakukan looping didalam program
selama pulsa kedua belum diterima.

Prosedur :
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led dan saklar, modul DAC dan modul motor dc pada
modul interface.
3. Nyalakan komputer.
4. Lakukan percobaan.

5.15 Percobaan 15
Tujuan :
Mempelajari proses pembacaan motor yang menggunakan optocoupler dengan
cara melakukan pengukuran terhadap frekuensinya dan ditampilkan di monitor.

Alat :
- 1 buah komputer IBM PC
- 1 buah modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul Led dan Saklar
- 1 buah modul DAC
- 1 buah modul Motor DC

Teori :
Pengukuran dilakukan terhadap jumlah pulsa yang terjadi selama selang waktu
tertentu. Hal ini dapat dilakukan karena frekuensi putar motor berbanding lurus
terhadap konstanta dan frekuensi pulsa yang dihasilkan. Secara matematis dapat
dituliskan:
w=k.f
dimana:
w = kecepatan motor

36
k = konstanta
f = jumlah pulsa per satuan waktu tertentu

Prosedur :
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led dan saklar, modul DAC dan modul motor dc pada
modul interface.
3. Nyalakan komputer.
4. Lakukan percobaan.

5.16 Percobaan 16
Tujuan :
Mempelajari proses pengaturan kecepatan motor dan sekaligus melakukan
pengukuran terhadap kecepatan motor dengan menggunakan optocoupler dan
ditampilkan pada monitor.
Alat :
- 1 buah komputer IBM PC
- 1 buah modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul Led dan Saklar
- 1 buah modul hexadecimal keypad
- 1 buah modul DAC
- 1 buah modul Motor DC

Teori :
Pengaturan kecepatan motor dapat juga dilakukan dengan menggunakan modul
hexadecimal keypad. Sedangkan untuk pengukuran kecepatan dengan optocoupler
dapat dipilih dengan pengukuran frekuensi atau perioda .

Prosedur :
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led dan saklar, modul DAC dan modul motor dc pada
modul interface.

37
3. Nyalakan komputer.
4. Lakukan percobaan.

5.17 Percobaan 17
Tujuan :
Mempelajari port paralel/printer dan dimanfaatkan sebagai interface untuk
suatu aplikasi.
Alat :
- 1 buah komputer IBM PC
- 1 set Connector
- 1 buah kabel printer
- 1 buah modul Led dan Saklar
- 1 buah modul LCD
- 1 buah modul hexadecimal keypad
- 1 buah modul DAC
- 1 buah modul ADC
- 1 buah modul Motor DC
- 1 buah modul motor stepper
- 1 buah modul sensor temperatur
- 2 buah Voltmeter
- 1 buah Osciloscope

Teori :
Port paralel dapat difungsikan sama seperti IC 8255 untuk interfacing, tetapi
setiap port-nya hanya dapat difungsikan sebagai input atau output saja. Karena port
paralel disini yang sama halnya dengan printer, hanya memanfaatkan port data 8-bit
sebagai output, port control 4-bit sebagai output dan port control 5-bit sebagai input.
Yang berturut-turut dengan alamat 378h, 379h, dan 37Ah.
Adapun fungsi dari ke-25 pin dari port paralel adalah seperti terlihat pada tabel 9.
Tabel 9. Fungsi dari 25 pin dari port paralel.
No. Sinyal Arah Keterangan
pin
Dalam keadaan normal adalah high dan akan low
1 STROBE OUT
apabila ada data masuk.
2 DATA1 OUT
3 DATA2 OUT

38
4 DATA3 OUT
5 DATA4 OUT Sinyal-sinyal ini menjelaskan informasi dari bit
6 DATA5 OUT ke-1 sampai ke-8 dari data paralel, adalah high
7 DATA6 OUT atau low.
8 DATA7 OUT
9 DATA8 OUT
Akan low yang menandakan data telah diterima
10 ACKNLG IN
dan siap untuk menerima data selanjutnya.
Akan high yang menandakan bahwa printer tidak
11 BUSY IN bisa menerima data karena printer sedang
beroperasi.
Akan high yang menunjukkan bahwa printer
12 PE IN
butuh kertas.
Sinyal yang menunjukkan bahwa printer adalah
13 SLCT IN
dalam status select.
AUTO FEED Dijadikan low agar supaya printer mempunyai
14 OUT
XT suatu kecepatan tertentu setelah mem-print.
15 NC Tidak digunakan
16 0V Level berlogika 0.
17 CHASIS-GND - Ground chasis.
18 NC - Tidak digunakan
19-30 GND - Level Gnd
31 INIT OUT Akan low untuk mereset buffer printer
32 ERROR IN Menjadi low bila printer butuh kertas
33 GND - Level Gnd
34 NC - Tidak Digunakan
35 - Pulled-up ke +5V melalui R=4,7 k Ohm
Data akan masuk ke printer hanya bila sinyal ini
36 SLCT IN OUT
dalam keadaan low.

Prosedur :
1. Pasanglah kabel printer pada port paralel IBM PC.
2. Hubungkan modul-modul sesuai aplikasi yang dipilih.
3. Nyalakan komputer.
4. Lakukan percobaan.

5.18 Percobaan 18
Tujuan :
Mempelajari minimum sistem MCS-51 yang terhubung ke komputer IBM-PC.
Alat :
- 1 buah komputer IBM PC
- 1 set Connector
- 1 buah Eprom Emulator
- 1 buah modul Led dan Saklar
- 1 buah modul LCD

39
- 1 buah modul hexadecimal keypad
- 1 buah modul DAC
- 1 buah modul ADC
- 1 buah modul Motor DC
- 1 buah modul motor stepper
- 1 buah modul sensor temperatur
- 2 buah Voltmeter
- 1 buah Osciloscope

Teori :
Adapun contoh rangkaian minimum sistem yang dapat dibuat adalah seperti pada
gambar 1(terlampir). Minimum sistem ini digunakan untuk mengatur suhu suatu
ruangan yaitu dengan memakai sensor suhu dan motor dc untuk menghidupkan kipas.
Pertama-tama suhu ruangan diukur oleh sensor suhu, lalu ditampilkan pada display
setelah melalui ADC. Apabila suhu ruangan tidak sesuai dengan yang dikehendaki
maka kipas atau heater akan hidup melalui DAC , sehingga suhu ruangan dapat
kembali seperti yang diharapkan. Dan apabila ingin merubah suhu ruangan yang
dikehendaki ke suatu suhu tertentu maka dapat dilakukan peng-input-an melalui
keypad. Dan kecepatan kipas juga bisa dibaca melalui optocoupler serta posisi kipas
juga bisa dirubah dengan motor stepper.

Prosedur :
1. Pasanglah modul-modul rangkaian minimum sistem yang diinginkan.
2. Hubungkan modul minimum sistem ke komputer IBM-PC.
3. Nyalakan komputer.
4. Lakukan percobaan.
Daftar Pustaka

Alan S. Moris, 1993, “Principles of Measurement and Instrumentation”,


Prentice-Hall Inc.
D.A. Johns and K. Martin, 1997, “Analog Integrated Circuit Design”, John
Wiley & Sons.
Dally James W., et. All, 1993, “Instrumentation for Engineering
Measurements, John Wiley & Sons.

40
Hayes, 1986, “Digital System Design and Microprocessor”, McGraw-Hill.
J. M. Jacob, 1996, “Industrial Control Electronic”, Simons & Schuster Division,
Singapore.
Kenneth R. Laker, et all, 1994, “Design of Analog Integrated Circuits and
Systems”, McGraw-Hill.
Leonhard, 1996, “Electronic Drive,” Springer Verlag.
Leventhal, 1997, “Introduction to Microprocessor: software, Hardware,
Programming”, Prentice Hali-Inc.
Pallas-Areny/Webster, 1991, “Sensors and Signals Conditioning”, 2nd Ed.,
John Wiley & Sons.
Paul R. Gray, et all, 1993, “Analysis and Design Analog Integrated Circuits”,
3rd Ed., John Wiley & Sons.
Rangan, C.S. et all, 1992, “Instrumen-tation: Devices and Systems”, 3rdEd.,
McGraw-Hill.
Soetikno, 1994, “Pratikum Elektronika Lanjutan II”, Lab Mikroelektronika,
Teknik Elektro ITS, Surabaya.

41

Anda mungkin juga menyukai