PENDAHULUAN
DATA BUS
ADDRESS BUS
Dari diagram blok tersebut terlihat bahwa CPU memegang peranan penting
dan berfungsi sebagai sumber sinyal kontrol. CPU ini memberikan address untuk
mengalamati semua memory dan I/O yang dipakai. Sedangkan arah data dari CPU ke
memory atau I/O ditentukan oleh instruksi Kontrol dari CPU ke memory atau I/O.
Untuk CPU yang menggunakan mikroprosessor 8088, intruksi kontrol untuk
memory dan I/O berbeda, yaitu Read dan Write untuk Memory, serta In dan Out untuk
I/O. Dimana I/O sendiri dipergunakan untuk mentransmisikan data dari luar ke CPU
(input) atau sebaliknya, dari CPU ke luar (output).
1
Flag Register dan Instruction Pointer
Segment Register
7 0 7 0
AH AL AX : Accumulator
BH BL BX : Basis
CH CL CX : Count
DH DL DX : Data
Huruf-huruf ‘H’ dan ‘L’ menyatakan status sebagai high byte atau low byte,
dan dapat digunakan secara terpisah.
Register AX berfungsi sebagai accumulator dan berhubungan dengan operasi-
operasi khusus seperti IN, OUT, perkalian, pembagian dan lain-lain.
Register BX sering dipergunakan sebagai register basis untuk mereferensikan
lokasi memory. Dalam hal ini BX menyimpan alamat basis bagi suatu tabel atau array
yang lokasi spesifiknya direferensikan dengan menambahkan nilai offset.
Register CX berfungsi sebagai register pencacah 16-bit untuk mencacah
banyaknya byte atau kata dalam string data tertentu selama pelaksanaan operasi-
operasi string dan dalam operasi-operasi loop. Sedangkan register CL yang
merupakan bagian dari register CX dipergunakan dalam operasi geser (shift) dan
rotasi.
Register DX dipergunakan dalam operasi perkalian untuk menyimpan
sebagian dari hasil kali 32-bit, atau dalam operasi pembagian untuk menyimpan suatu
nilai sisa. Dapat juga dipergunakan dalam operasi IN dan OUT untuk
menspesifikasikan alamat port I/O yang dipakai.
2
1.2.2. Pointer dan Index Register
Pointer dan Index Register sendiri terbagi dalam 4 register 16-bit yang tak
dapat dipisah seperti Data Register. Register yang termasuk dalam kelompok ini
adalah : SP (stack pointer), BP (Base Pointer), SI (Source Index) dan DI (Destination
Index).
Tabel 2. Pointer dan IndexRegister
15 0
SP : Stack Pointer
BP : Base Pointer
SI : Source Index
DI : Destination Index
3
1.2.3. Flag Register dan Instruction Pointer
Register Flag adalah sebuah register 2-byte yang berisi sembilan bit flag yang
digunakan untuk menyatakan berbagai kondisi selama pelaksanaan suatu program. Bit
0, 2, 4, 6, 7, dan 11 berisi flag-flag status yang menyatakan hasil operasi-operasi
program. Bit 8 sampai 10 berisi flag-flag pengendali, bit 1, 3, 5, dan 12 sampai 15
tidak dipergunakan.
Gambaran kedua register yang termasuk dalam kelompok ini diberikan pada
tabel 3., dibawah ini:
Tabel 3. Flag Register dan Instruction Pointer
15 0
IP Instruction
Pointer
Status word atau flag O D I T Z A P C
15 11 0
4
Lokasi memory tertentu dalam suatu segment dialamatkan dengan
menambahkan suatu nilai offset kepada register segment yang bersangkutan. Sebagai
contoh, alamat instruksi program berikutnya yang harus dilaksanakan dihitung dengan
menambahkan nilai Instruction Pointer kepada nilai Code Segment (CS). Akan tetapi,
suatu lokasi memory harus dialamatkan dengan suatu nilai alamat 20-bit, sedangkan
CS maupun IP hanya berisi nilai-nilai 16-bit. Oleh karena itu alamat sepenuhnya
dihitung dengan menggeser isi register CS empat bit ke kiri dan mereset bit 0 sampai
3 ( sama saja dengan mengalikan CS dengan 16), kemudian menambahkan nilai 16-bit
yang terkandung dalam IP.
Lokasi-lokasi dalam ketiga segmenet yang lain dapat dihitung dengan cara
yang sama, sedangkan kombinasi register segment dan offset bergantung pada jenis
operasi yang sedang dilaksanakan.
Secara umum, jika tidak ditentukan oleh pemakai, maka akan berlaku aturan-
aturan ;
Jika dipakai offset BX, SI atau DI maka alamat operand diasumsikan
berada dalam Data Segment (DS).
Jika offset yang dipakai adalah SP atau BP, maka operand akan dianggap
tersimpan dalam Stack Segment (SS).
Sedang untuk instruksi string, untuk source (sumber) digunakan offset SI
dengan Data Segment (DS), dan untuk destination (tujuan) dipakai offset DI dengan
Extra Segment (ES).
MEMORY
CODE STACK
STACK
DATA DATA 2
EXTRA
DATA 1
SEGMENT
REGISTER PROGRAM
5
Pada gambar 3. berikut ini diperlihatkan cara untuk menentukan address 20-bit
dari segment dan offset yang masing-masing 15-bit.
15 0
LOGICAL ADDRESS OFFSET ADDRESS
15 0
SEGMENT ADDRESS 0000 SEGMENT ADDRESS
ADDER
20 0
20-BIT
PHYICAL MEMORY ADDRESS
6
diberikan ataupun diterima, melainkan data secara sederhana dikirim dan dibaca dari
port.
GROUP A
PORT A
(8) I/O
GROUP A PA7 – PA0
CONTROL
GROUP A
PORT C
UPPER I/O
(4) PC7 – PC4
BI DIRECTIONAL
DATA
DATA BUS
BUS
D7 – D0
BUFFER
GROUP B
PORT C
I/O
LOWER
PC3 – PC0
(4)
RD
WR
GROUP B I/O
READ CONTROL GROUP B
A1 WRITE PB7 – PB0
PORT B
CONTROL (8)
A0 LOGIC
RESET
CS
7
Mode 2 (Strobed bidirectional I/O)
Konfigurasi operasi ini menyediakan fasilitas untuk komunikasi data 8-bit dua
arah dengan peralatan luar. Tersedia sinyal-sinyal untuk handshaking dan interrupt
dengan fungsi enable dan disable-nya.
Ketika PPI mendapat sinyal reset, maka semua port diset menjadi mode input
(ke 24 jalur menjadi high impedance). Setelah dilakukan inisialisasi pasa IC 8255
tersebut, maka port-port tersebut dapat ditentukan apakah berfungsi sebagai input atau
output dan sebagainya.
GROUP B
PORT C (LOWER)
1 = INPUT
0 = OUTPUT
PORT B
1 = INPUT
0 = OUTPUT
MODE SELECTION
0 = MODE 0
1 = MODE 1
GROUP A
PORT C (UPPER)
1 = INPUT
0 = OUTPUT
PORT A
1 = INPUT
0 = OUTPUT
MODE SELECTION
00 = MODE 0
01 = MODE 1
1X = MODE 2
8
Dalam penulisan ini akan dijelaskan IC 8255 yang memiliki alamat-alamat
sebagai berikut :
Connector PPI : Port A 300h
Port B 301h
Port C 302h
Port CW 303h
berfungsi sebagai mode 0, dengan port A dan Port C sebagai input serta Port B
sebagai output. Disini dipakai connector PPI.
Control Word yang harus dikirim supaya IC 8255 dapat berfungsi demikian,
diberikan seperti pada gambar 6.
D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0
1 0 0 1 1 0 0 1
Port C lower
Input
Group A Group B Port B
Mode 0 Mode 0 Output
9
BAB II
MODUL PRAKTIKUM
2.1 PENDAHULUAN
Secara keseluruhan perangkat keras terdiri atas, yaitu:
- komputer IBM PC
- modul monitor dan overgang
- modul Led dan Saklar
- modul loudspeaker.
- modul hexadecimal keypad
- modul LCD
- modul DAC dan ADC
- modul Motor DC
- modul motor stepper
- modul sensor temperatur
- modul Eprom Emulator
10
KOMPUTER
LED BUFFER
DIR A
BUFFER
A PORT A
BUFFER
B PORT B
LED
BUFFER
ASTB
BUFFER
BSTB
LED
BUFFER
ARDY
BUFFER BRDY
PIO
11
Sedangkan tiga buah LED yang dipergunakan untuk mendisplaykan keadaan
buffer jika penuh, yaitu A.IBF untuk port A dan B.OBF untuk port B serta sebuah
sinyal PIO/IEO.
RANGKAIAN
BUFFER PB0
12
Hidup dan matinya loudspeaker ditentukan dari port B, yaitu PBO. Perubahan
sinyal ‘0’ dan ‘1’ pada PB7 menggetarkan loudspeaker sehingga menghasilkan nada-
nada tertentu.
Sinyal scan dari port B adalah active low. Jadi kondisi low akan diberikan atau
dikirimkan ke kolom yang sedang di scan.
Rangkaian dilengkapi dengan resistor-resistor pull-up ke +5 Volt. Dalam
kondisi normal, atau tidak ada tombol yang ditekan, maka port A (PB0 -PB3) akan.
berada pada kondisi high. Dalam keadaan ada tombol yang dtekan, maka input port A
yang bersesuaian akan berada pada kondisi low jika tombol yang ditekan tersebut
berada pada kolom yang sedang di scan. Salah satu contoh dari kejadian dimana ada
tombol yang ditekan terlihat pada gambar 11.
Jadi sinyal ‘0’ (low) pada port A (PA0 - PA3) menandakan ada tombol yang
ditekan. Sedangkan sinyal ‘1’ (high) pada semua input port A (PA0 - PA3)
menandakan tidak ada tombol yang ditekan.
1
13
0
1
1
0
PORT B
5V
1
7 8 9 F
1 1
4 5 6 E
0 1
1 2 3 D
1 0 PORT A
A 0 B C
1 1
Gambar 11. Kondisi port A dan port B jika tombol ‘3’ ditekan
DATA
RS L
R/W
C
D
CS
14
2.8 MODUL A/D DAN D/A CONVERTER
2.8.1 A/D - D/A CONVERTER DENGAN ADC0804 DAN DAC0808
Data digital dari A/D Converter terhubung ke port B, sedangkan input digital
dari D/A Converter terhubung ke port A. DAC0808 tidak memerlukan sinyal kontrol,
sehingga port C sepenuhnya berfungsi sebagai sinyal kontrol untuk ADC0804. Sinyal
kontrol tersebut tersusun seperti pada tabel 5.
Feh +255
+12 FFh +256
Feh +255
+5 FFh +256
Konversi dari analog ke digital maupun sebaliknya dari modul ini terlihat pada
tabel 6. diatas.
WR
INT
RD
DATA DI CONVERTER
15
DATA DI BUS
Gambar 13. Diagram waktu ADC
PC1 PC0
1 0 START CONVERSION
0 1 SINYAL READ
AN OUT
RANGKAIAN
MOTOR PB2
16
b). Rangkaian sensor kecepatan
Gambar 14. Diagram blok modul motor dan rangkaian sensor kecepatan
Kecepatan motor tergantung dari input yang berupa tegangan sinyal analog.
Tegangan ini diperoleh dari modul D/A Converter, yaitu pada bagian output analog
(AN OUT). Sedang enable (STP) dari motor diperoleh dari PB2. Sinyal ‘1’ pada PB2
akan men-disable motor sehingga tidak akan diputar meskipun ada input berupa
tegangan analog. Sebaliknya jika PB2 berada pada kondisi ‘0’ (low), maka motor
akan berputar sesuai dengan tegangan analog input yang diperoleh.
Pada modul motor ini dilengkapi pula dengan rangkaian pembentuk pulsa
(PULSFORMER) yang sebanding dengan kecepatan putar motor sehingga
memungkinkan untuk melakukan pengukuran terhadap kecepatan putar motor
tersebut. Output dari rangkaian pembentuk pulsa ini terhubung ke PC0 dan diaktifkan
melalui PB1.
Sinyal untuk mengontrol motor pada port B memenuhi pola seperti pada tabel
7.
Tabel 7. Susunan bit kontrol pada port B untuk mengatur kerja motor
X LE X X 0 STP 1 0
7 6 5 4 3 2 1 0
LE : Latch Enable
STP : Stop Motor
M RANGKAIAN DATA
MOTOR STEPPER
17
Data ini adalah data 4-bit dan tabel kebenaran urutan eksitasi untuk memutar
motor stepper secara full step yang diperlihatkan pada tabel 8.
Motor stepper akan berputar secara full step yaitu dari step 1 sampai step 4 dan
kembali ke data step 1 ( step 5 ) lagi dan begitu seterusnya. Untuk putaran yang
berlawanan maka hanya dengan membalik urutan step-nya.
18
langsung dituliskan ke EPROM. Sehingga sangat memudahkan dalam membuat
program untuk EPROM pada suatu minimum system.
RANGKAIAN
PORT SOKET ROM
EPROM
PARALEL MINIMUM SYSTEM
EMULATOR
BAB III
BAHASA PROGRAM
Bahasa program yang dipakai pada interface adalah umumnya bisa semua
bahasa pemograman seperti: bahasa Basic, Pascal, C++, dan lain-lain. Tetapi bahasa
Assembler dipakai pada interface dan minimum system, karena dalam bentuk COM
19
akan membuat program di memory yang jauh lebih kecil dari bahasa program tingkat
tinggi.
Disini akan dijelaskan software buatan SpeedWare yang dikenal dengan nama
Tasmb. Program ini telah memiliki editor yang terintegrasi sehingga memudahkan
kita dalam membuat bahasa assembler.
Berikut ini akan dijelaskan menu dari Tasmb dan penggunaannya.
a. Menu Utama
A : Mengassembly dari mnemonic ke bahasa mesin.
E : Masuk ke editor. Editor yang digunakan memiliki hampir semua fungsi-
fungsi pembantu yang dimiliki wordstar.
G : Membaca file dari disket.
O : Mengatur option dari Tasmb.
Q : Keluar dari Tasmb ke Dos.
R : Menjalankan Program.
W : Menyimpan file ke disket.
b. Menu Option
Yang perlu diperhatikan dari menu ini adalah F5 dan F8, sedangkan yang
lainnya dapat dinonaktofkan atau diaktifkan sesuai dengan keperluan.
Tombol F5 merupakan tombol toggle dari pemakaian memory untuk kompilasi
dan F8 merupakan penulisan hasil kompilasi ke disket.
BAB IV
PELAKSANAAN PRATIKUM
20
2. Pratikan harus mengisi daftar hadir yang disediakan.
3. Tanyakan tugas percobaan pada asisten.
4. Pratikan hanya diberi waktu 45 menit untuk menyelesaikan tugas software
di lab. Mekatronika, bila tidak selesai maka dapat dilanjutkan di luar lab.
Mekatronika.
5. Laporan diserahkan kepada asisten lab. , satu minggu setelah percobaan
tersebut dilakukan.
6. Dalam sekali pratikum, pratikan boleh menyelesaikan lebih dari satu
percobaan.
7. Jika pratikan melakukan pelanggaran terhadap salah satu peraturan 1 – 6
diatas, maka dikenakan sanksi yang ditentukan oleh kepala lab.
BAB V
PERCOBAAN-PERCOBAAN PRATIKUM
5.1 Percobaan 1
Tujuan :
Mempelajari mode input/output dasar atau mode 0 pada PPI 8255.
21
Alat :
- 1 buah Komputer IBM PC
- 1 buah Modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah Modul Led dan saklar
Teori :
Konfigurasi operasi pada mode 0 menyediakan operasi-operasi sederhana untuk
input dan output bagi ketiga buah port yang ada. Tidak ada sinyal handshaking yang
bisa diberikan ataupun diterima, melainkan data secara sederhana dikirim dan
diterima dari port.
Adapun contoh program untuk inisialisasi 8255 sehingga dapat berfungsi
sebagai mode 0, dengan port C sebagai input dan port A dan Port B sebagai output.
Dimana Control Word yang harus dikirim supaya 8255 dapat berfungsi adalah:
D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0
1 0 0 0 1 0 0 1
Port C lower
Input
Group A Group B Port B
Mode 0 Mode 0 Output
22
Prosedur:
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul saklar dan led dengan Card Interface.
3. Nyalakan Komputer
4. Lakukan percobaan.
5.2 Percobaan 2
Tujuan :
Mempelajari mode input/output dengan strobe (strobed I/O) atau mode 1 pada
PPI 8255.
Alat :
- 1 buah Komputer IBM PC
- 1 buah Modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah Modul Led dan saklar
Teori :
Pada percobaan ini secara khusus akan dipelajari operasi dasar input/output
pada mode 1. Dimana input saklar terhubung ke Port A dan nyala led ditentukan oleh
output pada port B. Dalam hal ini port A dan port B dioperasikan pada mode 1, maka
Control Word yang dikirimkan adalah :
MOV AL,0bch
MOV DX,303H
OUT DX,AL
Adapun contoh program untuk mode 1 adalah:
MOV AL,10001001B
MOV DX,303H
OUT DX,AL ;inisialisasi 8255
Kemudian program dapat dilanjutkan dengan melakukan pembacaan data dari
port A dan dioutputkan ke port B, yaitu:
MOV DX,300h
IN AL,DX
MOV DX,301h
OUT DX,AL
23
Prosedur:
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul saklar dan led dengan Card Interface.
3. Nyalakan Komputer
4. Lakukan percobaan.
5.3 Percobaan 3
Tujuan :
Mempelajari mode input/output dengan strobe (strobed I/O) atau mode 2 pada
PPI 8255.
Alat :
- 1 buah Komputer IBM PC
- 1 buah Modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah Modul Led dan saklar
Teori :
Beberapa port C dapat diset atau direset dengan menggunakan sebuah instruksi
Out. Bila port C digunakan sebagai status/control untuk port A dan port B, bit-bit ini
dapat diset ataupun direset dengan operasi bit set/reset sebagaimana bila kita memakai
output port untuk data.
Interrupt control function
Bila PPI 8255 diprogram dalam mode 1 atau dua sinyal kontrol dipakai sebagai
input INT Request ke CPU. Sinyal INT Request yang dihasilkan dari port C dapat
dienable dengan mengeset atau mereset INT FF yang berkaitan, dengan menggunakan
fungsi set/reset dari port C.
Dengan fungsi ini, alat I/O tertentu dapat diijinkan atau tidak menginterrupt
CPU tanpa mempengaruhi alat lain dalam susunan INT.
Defenisi INTE FF:
(bit set) – INTE set – INT enable
(bit set) – INTE reset – INT disable
Dimana , semua Mask FF adalah otomatis reset selama mode seleksi dan peralatan
reset.
24
Control Word
D0 : untuk bit set/reset ( 1 = set , 0 = reset )
D1, D2, dan D3 : 3 bit select
D4, D5 dan D6 : bit don’t care
D7 : bit flag set/reset ( 0 = aktif )
Prosedur :
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul saklar dan led dengan Card Interface.
3. Nyalakan Komputer
4. Lakukan percobaan.
5.4 Percobaan 4
Tujuan :
Mempelajari proses scanning pada hexadecimal keypad.
Alat :
- 1 buah Komputer IBM PC
- 1 buah Modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul led
- 1 buah Modul hexadecimal Keypad
Teori :
Terlihat pada rangkaian Hexadecimal keypad (terlampir) bahwa port B
dioperasikan sebagai output untuk melakukan scanning terhadap bagian kolom.
Scanning tersebut dilakukan secara berurutan dari kolom paling kiri sampai kolom
paling kanan. Kolom yang aktif akan berada pada kondisi low. Untuk mengetahui ada
tidaknya tombol yang ditekan, maka harus dilakukan pembacaan terhadap port A yang
dioperasikan sebagai input untuk mengambil data dari tiap baris pada kolom yang
sedang aktif. Jika ada tombol yang ditekan pada salah satu baris, dan tombol tersebut
terletak pada kolom yang sedang aktif, maka kondisi pada baris tersebut yang terbaca
pada port A adalah low.
25
Untuk mencegah pembacaan yang salah karena adanya dua tombol atau lebih
yang ditekan bersamaan, maka scanning harus dilakukan terhadap seluruh tombol
pada keypad dan dihitung jumlah tombol yang ditekan. Contoh routine yang
sederhana untuk scanning keypad yaitu:
MOV AL,99h
MOV DX,303H
OUT DX,AL ;inisialisasi 8255
XOR SI,SI
XOR AX,AX
LOC2:
MOV AL,CL
MOV DX,301H
OUT DX,AL
MOV DX,300H
IN AL,DX
MOV CH,8
LOC0:
TEST AL,CH
JNZ LOC1
MOV BX,SI
INC AH
LOC1:
INC SI
SHR CH,1
JNC LOC0
SHR CL,1
JC LOC2
Dalam listing program diatas, nomor urut tombol yang ditekan yang terakhir discan
terdapat di reg. B. Dalam hal ini tidak diperhatikan apakah terdapat lenih dari dua
tombol yang ditekan. Maka dalam pengembangan berikutnya dapat dilakukan
pengecekan terlebih dahulu terhadap jumlah tombol yang ditekan sebelum
menganggap bahwa memang tombol tersebut sah.
Prosedur :
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led dan modul hexadecimal keypad dengan Card
Interface.
3. Nyalakan Komputer
4. Lakukan percobaan.
5.5 Percobaan 5
26
Tujuan :
Mempelajari proses scanning pada hexadecimal keypad dan ditampilkan hasil
pembacaan pada modul display.
Alat :
- 1 buah Komputer IBM PC
- 1 buah Modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul display
- 1 buah Modul hexadecimal Keypad
Teori :
Pada percobaan ini selain memakai modul hexadecimal keypad juga modul
display sebagai tampilan dari kode tombol yang ditekan. Modul display disini dapat
memakai LCD atau 7-segment.
Prosedur:
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul display dan modul hexadecimal keypad dengan Card
Interface.
3. Nyalakan Komputer
4. Lakukan percobaan.
5.6 Percobaan 6
Tujuan :
- Mempelajari prinsip kerja loudspeaker.
- Melakukan pengaturan frekuensi terhadap nada-nada yang dihasilkan
loudspeaker.
Alat :
- 1 buah Komputer IBM PC
- 1 buah Modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul led
27
- 1 buah Modul loudspeaker
Teori :
Suara yang dihasilkan oleh loudspeaker pada dasarnya dibangkitkan oleh
getaran membran dengan frekuensi yang sesuai dengan suara yang dihasilkan. Untuk
menggetarkan membran loudspeaker diperlukan sinyal berupa pulsa-pulsa listrik pada
input loudspeaker. Pulsa-pulsa ini dapat dikirimkan dari komputer berupa data I bit
yang selalu berosilasi dari low ke high dan ke low lagi. Frekuensi osilasi akan
menentukan frekuensi dari nada yang dihasilkan pada loudspeaker. Dimana, frekuensi
tersebut dapat diatur dengan mengatur perioda pulsa yang dikirim.
Listing program untuk menampilkan pulsa tunggal ke modul loudspeaker :
MOV AL,89h
MOV DX,303H
OUT DX,AL ;inisialisasi 8255
MOV DX,301H
MOV AL,01H
OUT DX,AL ;bit Port B0 = on
MOV AL,00H
OUT DX,AL ;bit Port B0 = off
Prosedur:
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led dan modul loudspeaker dengan Card Interface.
3. Nyalakan Komputer.
4. Lakukan percobaan.
5.7 Percobaan 7
Tujuan :
Mempelajari pengaturan frekuensi dan durasi nada loudspeaker dengan
menggunakan hexadecimal keypad.
Alat :
- 1 buah Komputer IBM PC
- 1 buah Modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul led
28
- 1 buah Modul loudspeaker
- 1 buah Modul Hexadecimal Keypad
Teori :
Pengaturan frekuensi dan durasi nada pada loudspeaker dapat dilakukan
melalui Hexadecimal Keypad. Hal ini dilakukan dengan pembacaan data dari
hexadecimal keypad yang dipergunakan untuk mengontrol frekuensi pada
loudspeaker.
Prosedur:
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led, hexadecimal keypad dan modul loudspeaker
dengan Card Interface.
3. Nyalakan Komputer.
4. Lakukan percobaan.
5.8 Percobaan 8
Tujuan :
- Mempelajari proses konversi yang dilakukan oleh ADC meliputi input
analog, sinyal control dan pembacaan output ADC.
- Mempelajari respon ADC untuk berbagai tingkatan tegangan input.
Alat :
- 1 buah Komputer IBM PC
- 1 buah Modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul led
- 1 buah Modul ADC
- 1 buah Voltmeter
Teori :
Pada percobaan ini digunakan A/D Converter 0804. Diagram waktu dari A/D
Converter ini adalah seperti terlihat pada gambar 18.
29
WR
INT
RD
DATA DI CONVERTER
DATA DI BUS
PC1 PC0
1 0 Start conversion
0 1 Sinyal Read
MOV DX,302H
MOV AL,1H
OUT DX,AL ;start konversi
Conv:
IN AL,DX ; Baca sinyal Int
MOV AL,02H
OUT DX,AL ; kirim sinyal RD
MOV DX,301H
IN AL,DX ; Baca data dari port B
Prosedur:
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led dan modul ADC dengan Card Interface.
30
3. Nyalakan Komputer.
4. Lakukan percobaan.
5.9 Percobaan 9
Tujuan :
Mempelajari proses konversi pada DAC.
Alat :
- 1 buah Komputer IBM PC
- 1 buah Modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul led
- 1 buah Modul DAC
- 1 buah Voltmeter
Teori :
Pada percobaan ini digunakan D/A Converter 0808. Dimana untuk D/A Converter
ini, output analog-nya dapat langsung mengikuti perubahan input digitalnya.
Prosedur :
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led dan modul DAC pada modul interface.
3. Nyalakan komputer.
4. Lakukan percobaan.
5.10 Percobaan 10
Tujuan :
Mempelajari proses konversi pada DAC dengan input digital yang dapat diatur
dari menggunakan saklar.
Alat :
- 1 buah Komputer IBM PC
- 1 buah Modul Interface
- 1 set Connector
31
- 1 buah modul led dan saklar
- 1 buah Modul DAC
- 1 buah Voltmeter
Teori :
Percobaan ini dilakukan dengan proses konversi yang sama dengan percobaan
sebelumnya tetapi disini input digital tidak diperoleh dari komputer melainkan dari
modul saklar.
Prosedur :
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led dan modul DAC pada modul interface.
3. Nyalakan komputer.
4. Lakukan percobaan.
5.11 Percobaan 11
Tujuan :
Mengaplikasikan penggunaan DAC untuk menghasilkan berbagai bentuk
sinyal.
Alat :
- 1 buah Komputer IBM PC
- 1 buah Modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul led dan saklar
- 1 buah Modul DAC
- 1 buah Voltmeter
- 1 buah Oscilloscope
Teori :
Bentuk sinyal atau gelombang dapat dibentuk dari sebuah DAC yaitu dengan cara
mengatur input digitalnya secara periodik sesuai dengan bentuk gelombang yang
diinginkan. Adapun contoh-contoh gelombang seperti pada gambar 19.
32
a). sinyal persegi (pulsa)
5.12 Percobaan 12
Tujuan :
Mempelajari pengaturan kecepatan motor dc.
Alat :
- 1 buah komputer IBM PC
- 1 buah modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul Led dan Saklar
- 1 buah modul DAC
- 1 buah modul Motor DC
- 1 buah Voltmeter
- 1 buah Oscilloscope
Teori :
33
Kecepatan motor ditentukan oleh tegangan input pada motor tersebut. Karena
kecepatan motor dapat diatur pada level yang kontinu, maka inputnya harus berupa
tegangan analog. Tegangan analog tidak dapat diperoleh langsung dari komputer
sehingga diperlukan sebuah DAC yang outputnya dipergunakan untuk menggerakkan
motor dc. Dan input DAC sendiri dapat diperoleh dari komputer dalam data digital 8-
bit. Dengan demikian, kecepatan motor tersebut dapat diatur melalui komputer.
Prosedur :
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led , modul DAC dan modul motor dc pada modul
interface.
3. Hubungkan Voltmeter atau Osciloscope pada output DAC.
4. Nyalakan komputer.
5. Lakukan percobaan.
5.13 Percobaan 13
Tujuan :
Mempelajari pengaturan kecepatan motor dc dengan input digital dari saklar.
Alat :
- 1 buah komputer IBM PC
- 1 buah modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul Led dan Saklar
- 1 buah modul DAC
- 1 buah modul Motor DC
- 1 buah Voltmeter
- 1 buah Oscilloscope
Teori :
Input digital untuk DAC sebagai informasi kecepatan motor dc tidak hanya dapat
diperoleh dari program saja, tetapi juga dapat diperoleh dari saklar-saklar luar yang
diatur sesuai dengan kecepatan motor yang diinginkan.
34
Prosedur :
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led dan saklar, modul DAC dan modul motor dc pada
modul interface.
3. Hubungkan Voltmeter atau Osciloscope pada output DAC.
4. Nyalakan komputer.
5. Lakukan percobaan.
5.14 Percobaan 14
Tujuan :
Mempelajari pengukuran kecepatan motor yang menggunakan optocoupler
dengan cara melakukan pengukuran terhadap periodanya dan ditampilkan pada
monitor.
Alat :
- 1 buah komputer IBM PC
- 1 buah modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul Led dan Saklar
- 1 buah modul DAC
- 1 buah modul Motor DC
Teori :
Dengan menggunakan optocoupler dan sirip-sirip yang terpasang pada sumbu
motor, maka akan diperoleh pulsa setiap terjadi pemotongan sinar pada basis
optocoupler oleh sirip yang ikut berputar. Karena putaran sirip sinkron dengan putaran
motor sehingga pulsa yang diperoleh juga akan sinkron dengan putaran motor.
Dengan menghitung selang waktu antara pulsa pertama dan pulsa berikutnya karena
perioda atau selang waktu tersebut berbanding terbalik dengan kecepatan putar motor
dan berbanding lurus dengan konstanta tertentu. Secara matematis dapat dituliskan:
W = k/T
Dimana,
w = kecepatan motor dc
35
k = konstanta
T = perioda
Dalam hal ini perioda T dapat diperoleh dengan melakukan looping didalam program
selama pulsa kedua belum diterima.
Prosedur :
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led dan saklar, modul DAC dan modul motor dc pada
modul interface.
3. Nyalakan komputer.
4. Lakukan percobaan.
5.15 Percobaan 15
Tujuan :
Mempelajari proses pembacaan motor yang menggunakan optocoupler dengan
cara melakukan pengukuran terhadap frekuensinya dan ditampilkan di monitor.
Alat :
- 1 buah komputer IBM PC
- 1 buah modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul Led dan Saklar
- 1 buah modul DAC
- 1 buah modul Motor DC
Teori :
Pengukuran dilakukan terhadap jumlah pulsa yang terjadi selama selang waktu
tertentu. Hal ini dapat dilakukan karena frekuensi putar motor berbanding lurus
terhadap konstanta dan frekuensi pulsa yang dihasilkan. Secara matematis dapat
dituliskan:
w=k.f
dimana:
w = kecepatan motor
36
k = konstanta
f = jumlah pulsa per satuan waktu tertentu
Prosedur :
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led dan saklar, modul DAC dan modul motor dc pada
modul interface.
3. Nyalakan komputer.
4. Lakukan percobaan.
5.16 Percobaan 16
Tujuan :
Mempelajari proses pengaturan kecepatan motor dan sekaligus melakukan
pengukuran terhadap kecepatan motor dengan menggunakan optocoupler dan
ditampilkan pada monitor.
Alat :
- 1 buah komputer IBM PC
- 1 buah modul Interface
- 1 set Connector
- 1 buah modul Led dan Saklar
- 1 buah modul hexadecimal keypad
- 1 buah modul DAC
- 1 buah modul Motor DC
Teori :
Pengaturan kecepatan motor dapat juga dilakukan dengan menggunakan modul
hexadecimal keypad. Sedangkan untuk pengukuran kecepatan dengan optocoupler
dapat dipilih dengan pengukuran frekuensi atau perioda .
Prosedur :
1. Pasanglah modul interface pada salah satu slot IBM PC.
2. Hubungkan modul led dan saklar, modul DAC dan modul motor dc pada
modul interface.
37
3. Nyalakan komputer.
4. Lakukan percobaan.
5.17 Percobaan 17
Tujuan :
Mempelajari port paralel/printer dan dimanfaatkan sebagai interface untuk
suatu aplikasi.
Alat :
- 1 buah komputer IBM PC
- 1 set Connector
- 1 buah kabel printer
- 1 buah modul Led dan Saklar
- 1 buah modul LCD
- 1 buah modul hexadecimal keypad
- 1 buah modul DAC
- 1 buah modul ADC
- 1 buah modul Motor DC
- 1 buah modul motor stepper
- 1 buah modul sensor temperatur
- 2 buah Voltmeter
- 1 buah Osciloscope
Teori :
Port paralel dapat difungsikan sama seperti IC 8255 untuk interfacing, tetapi
setiap port-nya hanya dapat difungsikan sebagai input atau output saja. Karena port
paralel disini yang sama halnya dengan printer, hanya memanfaatkan port data 8-bit
sebagai output, port control 4-bit sebagai output dan port control 5-bit sebagai input.
Yang berturut-turut dengan alamat 378h, 379h, dan 37Ah.
Adapun fungsi dari ke-25 pin dari port paralel adalah seperti terlihat pada tabel 9.
Tabel 9. Fungsi dari 25 pin dari port paralel.
No. Sinyal Arah Keterangan
pin
Dalam keadaan normal adalah high dan akan low
1 STROBE OUT
apabila ada data masuk.
2 DATA1 OUT
3 DATA2 OUT
38
4 DATA3 OUT
5 DATA4 OUT Sinyal-sinyal ini menjelaskan informasi dari bit
6 DATA5 OUT ke-1 sampai ke-8 dari data paralel, adalah high
7 DATA6 OUT atau low.
8 DATA7 OUT
9 DATA8 OUT
Akan low yang menandakan data telah diterima
10 ACKNLG IN
dan siap untuk menerima data selanjutnya.
Akan high yang menandakan bahwa printer tidak
11 BUSY IN bisa menerima data karena printer sedang
beroperasi.
Akan high yang menunjukkan bahwa printer
12 PE IN
butuh kertas.
Sinyal yang menunjukkan bahwa printer adalah
13 SLCT IN
dalam status select.
AUTO FEED Dijadikan low agar supaya printer mempunyai
14 OUT
XT suatu kecepatan tertentu setelah mem-print.
15 NC Tidak digunakan
16 0V Level berlogika 0.
17 CHASIS-GND - Ground chasis.
18 NC - Tidak digunakan
19-30 GND - Level Gnd
31 INIT OUT Akan low untuk mereset buffer printer
32 ERROR IN Menjadi low bila printer butuh kertas
33 GND - Level Gnd
34 NC - Tidak Digunakan
35 - Pulled-up ke +5V melalui R=4,7 k Ohm
Data akan masuk ke printer hanya bila sinyal ini
36 SLCT IN OUT
dalam keadaan low.
Prosedur :
1. Pasanglah kabel printer pada port paralel IBM PC.
2. Hubungkan modul-modul sesuai aplikasi yang dipilih.
3. Nyalakan komputer.
4. Lakukan percobaan.
5.18 Percobaan 18
Tujuan :
Mempelajari minimum sistem MCS-51 yang terhubung ke komputer IBM-PC.
Alat :
- 1 buah komputer IBM PC
- 1 set Connector
- 1 buah Eprom Emulator
- 1 buah modul Led dan Saklar
- 1 buah modul LCD
39
- 1 buah modul hexadecimal keypad
- 1 buah modul DAC
- 1 buah modul ADC
- 1 buah modul Motor DC
- 1 buah modul motor stepper
- 1 buah modul sensor temperatur
- 2 buah Voltmeter
- 1 buah Osciloscope
Teori :
Adapun contoh rangkaian minimum sistem yang dapat dibuat adalah seperti pada
gambar 1(terlampir). Minimum sistem ini digunakan untuk mengatur suhu suatu
ruangan yaitu dengan memakai sensor suhu dan motor dc untuk menghidupkan kipas.
Pertama-tama suhu ruangan diukur oleh sensor suhu, lalu ditampilkan pada display
setelah melalui ADC. Apabila suhu ruangan tidak sesuai dengan yang dikehendaki
maka kipas atau heater akan hidup melalui DAC , sehingga suhu ruangan dapat
kembali seperti yang diharapkan. Dan apabila ingin merubah suhu ruangan yang
dikehendaki ke suatu suhu tertentu maka dapat dilakukan peng-input-an melalui
keypad. Dan kecepatan kipas juga bisa dibaca melalui optocoupler serta posisi kipas
juga bisa dirubah dengan motor stepper.
Prosedur :
1. Pasanglah modul-modul rangkaian minimum sistem yang diinginkan.
2. Hubungkan modul minimum sistem ke komputer IBM-PC.
3. Nyalakan komputer.
4. Lakukan percobaan.
Daftar Pustaka
40
Hayes, 1986, “Digital System Design and Microprocessor”, McGraw-Hill.
J. M. Jacob, 1996, “Industrial Control Electronic”, Simons & Schuster Division,
Singapore.
Kenneth R. Laker, et all, 1994, “Design of Analog Integrated Circuits and
Systems”, McGraw-Hill.
Leonhard, 1996, “Electronic Drive,” Springer Verlag.
Leventhal, 1997, “Introduction to Microprocessor: software, Hardware,
Programming”, Prentice Hali-Inc.
Pallas-Areny/Webster, 1991, “Sensors and Signals Conditioning”, 2nd Ed.,
John Wiley & Sons.
Paul R. Gray, et all, 1993, “Analysis and Design Analog Integrated Circuits”,
3rd Ed., John Wiley & Sons.
Rangan, C.S. et all, 1992, “Instrumen-tation: Devices and Systems”, 3rdEd.,
McGraw-Hill.
Soetikno, 1994, “Pratikum Elektronika Lanjutan II”, Lab Mikroelektronika,
Teknik Elektro ITS, Surabaya.
41