Anda di halaman 1dari 5

Penanganan Limbah Cair Secara Mikrobiologis ( Aerobik dan

Anaerobik)

Kelompok 2 :
1. Alifia Rachmawati 161710101005
2. Yoaga Lintang P. 161710101011
3. Adinda Dwi L. 161710101029
4. Nindy Rahayuningtyas 161710101082
5. Dian Pelita D. 161710101125

THP – B

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
1. SARINGAN TETES [TRICKLING FILTER]

Pengolahan air limbah dengan proses Trickilng Filter adalah proses pengolahan
dengan cara menyebarkan air limbah ke dalam suatu tumpukan atau unggun media yang
terdiri dari bahan batu pecah (kerikil), bahan keramik, sisa tanur (slag), medium dari
bahan plastik atau lainnya. Dengan cara demikian maka pada permukaan medium akan
tumbuh lapisan biologis (biofilm) seperti lendir, dan lapisan biologis tersebut akan
kontak dengan air limbah dan akan menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam
air limbah.
Proses pengolahan air limbah dengan sistem Trickilng Filter pada dasarnya
hampir sama dengan sistem lumpur aktif, di mana mikroorganisme berkembang-biak
dan menempel pada permukaan media penyangga. Di dalam aplikasinya, proses
pengolahan air limbah dengan sistem triclikg filter secara garis besar ditunjukkan
seperti pada gambar 1.1

Gambar 1.1.Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem Trickling


Filter

Pertama, air limbah dialirkan ke dalam bak pengendapan awal untuk


mengendapkan padatan tersuspensi (suspended solids), selanjutnya air limbah dialirkan
ke bak trickling filter melalui pipa berlubang yang berputar. Dengan cara ini maka
terdapat zona basah dan kering secara bergantian sehingga terjadi transfer oksigen ke
dalam air limbah. Pada saat kontak dengan media trickling filter, air limbah akan
kontak dengan mikroorganisme yang menempel pada permukaan media, dan
mikroorganisme inilah yang akan menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam air
limbah.
Air limbah yang masuk ke dalam bak trickling filter selanjutnya akan keluar
melalui pipa under-drain yang ada di dasar bak dan keluar melalui saluran efluen.
Dari saluran efluen dialirkan ke bak pengendapan akhir dan air limpasan dari bak
pengendapan akhir adalah merupakan air olahan. Lumpur yang mengendap di dalam
bak pengendapan akhir selanjutnya disirkulasikan ke inlet bak pengendapan awal.
Gambar penampang bak trickling filter dapat ditunjukkan seperti pada gambar 1.2 dan
1.3

Gambar 1.2 Penampang Bak Trickling Filter

Gambar 1.3 Penampang Bak Trickling Filter


A. Disain Parameter Operasional

Di dalam operasional trickling filter secara garis besar dibagi menjadi dua yakni
trickling filter standar (Low Rate) dan trickling filter kecepatan tinggi. Parameter
disain untuk trickling filter standar dan trickling filter kecepatan tinggi ditunjukkan pada
tabel 1.1

Tabel 1.1 Parameter disain Trickling Filter

PARAMETER TRICKLING FILTER TRICKLING FILTER


STANDAR (HIGH RATE)
Beban Hidrolik m3/m2.hari 0,5 - 4 8 - 40
Beban BOD kg/m3.hari 0,08 - 0,4 0,4 - 4,7
Jumlah Mikroorganisme 4,75 - 7,1 3,3 - 6,5
(kg/m3.media)
Stabilitas Porses Stabil Kurang Stabil
BOD Air Olahan < 20 Fluktuasi
Nitrat dalam Air Olahan Tinggi Rendah
Efisiensi Pengolahan 90 -95 + 80
Sumber : Gesuidou Shisetsu Sekkei Shishin to Kaisetsu, Nihon Gesuidou Kyoukai
(Japan Sewage Work Assosiation),1984

B. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pengolahan Trickling Filter


1) Kelebihan :
 Tidak memerlukan lahan yang terlalu luas serta mudah pengoperasiannya
 Sangat ekonomis dan praktis
 Tidak membutuhkan pengawasan yang ketat
 Suplai oksigen dapat diperoleh secara alamiah melalui permukaan paling atas
media.
2) Kekurangan :
 Tidak bisa diisi dengan beban volume yang tinggi mengingat masa biologi pada
filter akan bertambah banyak sehingga bisa menimbulkan penyumbatan filter.
 Timbulnya bau yang tidak sedap
 Prosesnya sering terganggu oleh lalat-lalat yang datang menghampiri.
Contoh aplikasi : sistem pengolahan limbah cair domestik dan industri obat herbal.

Anda mungkin juga menyukai