Oleh:
Kelompok 2
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
Adis Triska R.
Ariny Wafa I. P.
Amelia Mareta P.
Ibu Kadir dulunya merupakan pegawai di PTPN 26 yang sekarang merupakan PTPN
12. Beliau memiliki suami yang bernama Pak Sinder (Alm) yang dulunya seorang TNI AL.
Setelah suaminya meninggal dunia, dengan bermodal Rp 500.000,00 Bu Kadir mulai
membuka warung di Pasar Ambulu pada tahun 1985-1987 dengan menu nasi lalapan yang
dipatok dengan harga Rp 750,00/porsi. Namun, musibah terjadi pada tahun 1987 yaitu
terbakarnya Pasar Ambulu yang membuat Bu Kadir beserta pedagang yang lain kehilangan
mata pencaharian mereka. Tidak lama setelah itu, pada tahun 1998 Bu Kadir memulai
usahanya lagi dengan membuka warung kecil di lahan kosong yang berukuran kecil.
Kemudian pindah ke lahan yang ditempati hingga sekarang yang memiliki ukuran cukup
besar hingga saat ini.
Seperti usaha lain pada umumnya, usaha rumah makan Bu Kadir ini juga kadang
ramai dan juga kadang sepi. Jumlah pengunjung meningkat terutama ketika hari libur
karena, rumah makan milik Bu Kadir berdekatan dengan tempat pemandian. Prinsip yang
diterapkan Bu Kadir dalam usahanya supaya bisa bersaing dengan rumah makan lain
diantaranya adalah tetap menggunakan bahan dengan kualitas super meskipun harganya
cukup mahal. Sehingga, rumah makan Bu Kadir ini menjual makanan dengan harga yang
cukup mahal dibandingkan dengan rumah makan yang lain. Harga lalapan di rumah makan
Bu Kadir mengalami kenaikan harga seiring dengan waktu. Pada tahun 1985 harga satu
porsi lalapan dipatok seharga Rp 750,00. Sedangkan pada tahun 1998 satu porsi lalapan
seharga Rp 15.000,00 dan pada tahun 2017 ini harga satu porsi lalapan sudah mencapai
27.000,00 (tanpa minuman).
Rahasia kesuksesan rumah makan Bu Kadir tidak lain adalah tetap menjaga cita rasa
dan mutu yang tetap sama dari tahun ke tahun. Namun, membahas tentang kerugian yang
pernah dialami, Bu Kadir mengatakan jika beliau tidak pernah mengalami kerugian yang
cukup drastis kecuai pada saat kebakaran Pasar Ambulu beliau kehilangan barang-barang
yang digunakan untuk berjualan karena dilalap kobaran api. Usaha rumah makan Bu Kadir
saat ini telah memiliki satu cabang yaitu di daerah Tegal Besar-Jember yang baru dibuka
pada Idul Adha tahun 2016 yang lalu. Cabang tersebut dikelola oleh anak dari Bu Kadir.
Cara promosi rumah makan Bu Kadir yang berada di Ambulu hanya melalui mulut ke mulut
dari para pelanggannya. Sedangkan yang berada di Tegal Besar beliau mengungkapkan jika
anaknya melakukan promosi melalui media sosial.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari kisah Ibu Kadir tersebut dapat diperoleh motivasi yaitu jika ingin memulai sebuah
usaha tidaklah harus memiliki modal yang banyak dan tempat yang besar. Dengan modal
yang cukup atau bahkan bisa dibilang sedikit, kita sudah bisa memulai suatu usaha. Hal
yang lebih utama dalam menjalankan suatu usaha tidak lain adalah semangat pantang
menyerah meskipun pernah mengalami suatu musibah disaat kita menjalankan suatu usaha.
Tidak lupa pula, ciri khas suatu usaha juga akan menjadi daya tarik bagi pelanggan.
Kemajuan zaman juga harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya terutama dalam promosi
dan juga pemasaran produk dari usaha yang kita jalankan.
3.2 Saran
3.2.1 Untuk para remaja diharapkan tidak perlu takut untuk memulai suatu usaha
3.2.2 Keberanian dan semangat pantang menyerah merupakan kunci untuk memulai suatu
usaha
3.2.3 Kesuksesan diperoleh melalui proses yang panjang oleh karena itu jika seorang
wirausaha ingin sukses maka harus melalui proses panjang tersebut
DAFTAR GAMBAR