Anda di halaman 1dari 5

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah merupakan salah satu permasalahan yang perlu diperhatikan. Sampah merupakan
suatu buangan yang dihasilkan dari setiap aktivitas manusia. Volume peningkatan sampah
sebanding denga meningkatnya tingkat konsumsi manusia. Permasalahan sampah sudah menjadi
persoalan serius terutama di daerah perkotaan. Produksi sampah yang terus-menerus meningkat
seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup
masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulnya sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik
sampah. Pada lingkungan Universitas Jember khususnya Fakultas Teknologi Pertanian masih
belum ada pengolohan limbah sampah. Sampah yang dihasilkan berbagai macam, dari sampah
daun, plastic, dan kertas. Salah satu pengolahan limbah sampah yang dapat diterapkan yaitu,
pengolahan limbah sampah menjadi Biogas.

Biogas adalah produk akhir biokonversi anaerob. Proses anaerobik merupakan proses
pemecahan bahan organik oleh aktivitas metanogen dan bakteri asidogenik pada kondisi tanpa
oksigen dengan memanfaatkan bahan organik tersebut sebagai sumber karbon atau energi
(Indriyani, 2009). Biogas merupakan salah satu energi yang terbarukan sehingga sangat mungkin
untuk diversifikasi energi. Penggunaan biogas dapat mengatasi permasalahan sampah. Hal ini
mengingat mayoritas sampah di lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian berasal dari bahan
organik yang dapat digunakan untuk bahan baku biogas.

Dapus :

Indriyani, Y.H. 2009. Peningkatan Kualitas Pupuk Organik Cair Keluaran Instalasi Biogas
Fermentasi. Jakarta: Penebar Swadaya
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan Video


Berdasarkan tayangan video yang telah ditampilkan, rumah tangga menghasilkan jenis
limbah organik dan anorganik. Limbah tersebut akan mengalami beberapa pengolahan,
khususnya untuk limbah anorganik. Pada video tersebut, limbah anorganik dijual kepada suatu
perusahaan yang mengolah kembali sampah rumah tangga. Perusahaan akan mengirimkan
petugas untuk mengumpulkan sampah secara door-to-door ke setiap rumah. Sampah anorganik
yang diperoleh dari setiap rumah ditukar dengan uang sebagai imbalan. Selanjutnya, sampah
anorganik diangkut menggunakan truk untuk dibawa ke pabrik pengolahan sampah. Di pabrik,
sampah dipisahkan berdasarkan tipenya menghasilkan sampah plastic bening, sampah plastic
berwarna, dan sampah kertas. Tahap selanjutnya, sampah-sampah tersebut dicuci hingga bersih
untuk menghilangkan kotoran. Kemudian sampah-sampah tersebut dipress menjadi kotak-kotak
untuk mengefisiensikan tempat. Berikutnya sampah-sampah tersebut dibawa ke pabrik recycle
untuk dijadikan berbagai macam produk yang dapat digunakan kembali. Proses yang terjadi di
pabrik recycle yaitu sampah-sampah plastic yang berbetuk blok digiling hingga menjadi biji
plastik. Biji plastic sebagai bahan baku utama pembuatan berbagai produk plastic akan
didistribusikan ke pabrik-pabrik yang mengolah berbagai macam produk berbahan dasar plastic,
seperti tas belanja, ember, peralatan rumah tangga, dan lain sebagainya.

2.2 Pembahasan Solusi Penanganan Sampah di FTP


FTP merupakan salah satu fakultas yang berada dalam naungan Universitas Jember. Dalam
kegiatan akademika, FTP mengahsilkan beberapa limbah yang dihasilkan dari daun-daun
tanaman, sampah plastik pembungkus makanan, kertas-kertas yang tidak dipakai, dsb. Sejauh ini
belum ada pengolahan yang baik terhadap limbah/sampah yang dihasilkan. Pengolahan sampah
yang ada di FTP dinilai masih belum baik jika dibandingkan dengan universitas lain seperti
kampus ITB. Pada kampus tersebut sampah diolah pada tempat pengolahan sampah mandiri atau
TPSM dimana pada tempat tersebut telah tersedia pemisahan sampah antara sampah yang
mudah membusuk dan sampah yang tidak mudah membusuk. Sampah yang mudah membusuk
atau sampah organik akan diolah menjadi kompos sedangkan sampah yang tidak mudah
membusuk atau anorganik akan dijual untuk didaur ulang. Selain kedua jenis sampah tersebut
terdapat jenis sampah lainnya yaitu sampah yang tidak dapat diadaur ulang. Sampah jenis
tersebut nantinya akan dibakar. Akan tetapi jumlah sampah yang dibakar kurang dari 50% dari
total sampah yang dihasilkan.
Metode tersebut berbanding terbalik dengan pengolahan sampah yang ada di FTP.
Sampah-sampah yang dihasilkan oleh FTP baik organik maupun anorganik dibuang pada tempat
yang sama tanpa melalui proses pemisahan. Sampah-sampah tersebut baik organik seperti daun-
daun tanaman dan anorganik dilakukan proses pembakaran di daerah sekitar FTP untuk
mengurangi jumlahnya. Hal ini menibulkan ketidaknyamanan bagi warga kampus, khususnya
warga FTP dikarenankan menimbulkan asap yang mengganggu pernapasan dan penglihatan.
Oleh karena itu, dibutuhkan pengolahan sampah yang baik tanpa menimbulkan dampak buruk
bagi manusia dan lingkungan. Oleh karena itu perlu adanya penangan sampah yang lebih lanjut.
Sampah yang berada di FTP dapat dibedakan terdahulu berdasarkan jenisnya sebelum diolah
yaitu sampah anorganik dan sampah organik. Sampah anorganik dapat dijual untuk didaur ulang
sedangkan sampah organik dapat diolah dengan dimanfaatkan menjadi biogas. Sampah organik
berupa daun yang berjatuhan akan difermentasi sehingga menghasilkan gas metana yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar.
Pada pembuatan biogas terdapat dua tahapan yaitu persiapan bahan dan pembuatan
biogas. Pada persiapan bahan, bahan - bahan organik akan didegradasi menjadi asam-asam
organik asam-asam lemah terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan mendegradasi asam
asam tersebut menjadi gas metana oleh bakteri pembentuk gas metana (ambali et al., 2008).
Sampah organik ini diberi beberapa perlakuan agar dapat digunakan dengan mudah pada saat
diaplikasikan. Proses persiapan bahan dimulai dari pengecilan ukuran, pengeringan, sampai
proses penggilingan menjadi serbuk. Berikut ini merupakan diagram alir pada persiapan bahan
untuk biogas :
Tahapan selanjutnya yaitu pembuatan biogas. Pada pembuatan biogas terdapat dua proses
yang berlangsung yaitu fermentasi dan metanisasi dalam lingkungan anaerobik dimana terdapat
empat tahapan proses yang dinamakan hidrolisis, asidogenesis, asetogenesis, dan metanogenesis
(Viktor et al., 2014). Tahap pertama adalah hidrolisis polimer menjadi molekul-molekul
sederhana. Molekul molekul ini akan menjadi substrat bagi mikroorganisme di tahap kedua
untuk dikonversi menjadi asam-asam organik oleh bakteri pembentuk asam (Sagagi et al., 2009).
Pada proses asidogenesis, hasil hidrolisis diubah oleh bakteri asidogenik fermentatif menjadi
substrat bagi bakteri metanogen ik. Asam-asam organik terutama asam asetat menjadi substrat
pada tahap selanjutnya untuk dirubah menjadi gas metana dan karbon dioksida oleh bakteri
pembentuk gas metana metanogenik. Proses ini dinamakan metanogenesis. Produk intermediat
yang merupakan hasil dari proses asidogenesis yang tidak dapat dikonversi langsung menjadi
metana pada proses metanogenesis akan diubah menjadi substrat bagi bakteri metanogenik
selama proses asetogenesis (Sagagi et al., 2009; Viktor et al., 2014). Secara sederhana,
pembuatan biogas dapat dilakukan dalam beberapa tahapan yang dapat dilihat pada diagram alir
di bawah ini :
2.2.1 Persiapan Sampel Sampah Organik

Sampah
Organik

Pemotongan menjadi
bentuk kecil-kecil

Pengeringan sinar matahari selama


kurang lebih 2 hari hingga kadar air
berkurang

Pengovenan suhu 1050C

Penggilingan sampah organic kering


hingga diperoleh bubuk/serbuk

Serbuk sampah
organik

Gambar 1. Diagram alir persiapan sampah organik


Sampah-sampah organik diubah ke dalam ukuran yang lebih kecil. Potongan sampah
tersebut selanjutnya dikeringkan di bawah panas sinar matahari kurang lebih 2 hari. Bahan
tersebut kemudian dimasukkan dalam oven dengan suhu 1050C untuk memastikan bahwa kadar
air bahan tersebut sudah mengalami penurunan. Potongan sampah kering ini selanjutnya digiling
untuk mendapatkan serbuk sampah kering yang nantinya digunakan sebagai bahan umpan di
dalam digester pada proses produksi biogas.
2.2.2 Skema Pembuatan Biogas
Sampel kering sampah organik dijadikan sebagai umpan dalam digester untuk proses
produksi biogas secara anaerobik. Digester dapat berupa bahan yang terbuat dari stainless steel
ataupun peralatan sederhana yang terbuat dari bahan atau botol plastik bekas air mineral
misalnya botol aqua besar. Berikut merupakan skema pembuatan biogas:

Air

Pemasukan pada digester

Penambahan serbuk sampah organik dan


sejumlah kecil kotoran ternak yang masih
segar

Pengadukan sampai merata

Slurry

Penutupan digester botol

Inkubasi selama beberapa


hari

Biogas Sisa proses

Gambar 2. Diagram Alir proses produksi Biogas

Anda mungkin juga menyukai