Anda di halaman 1dari 7

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, identitas bangsa Indonesia mendapatkan tantangan besar terutama karena pengaruh
globalisasi. Melalui globalisasi, banyak ideologi negara lain yang masuk ke Indonesia salah satunya
adalah ideology kapitalis. Ideology kapitalis atau kapitalisme telah mengubah masyarakat satu per
satu, dan ideology ini telah menjadi sistem internasional yang menentukan nasib ekonomi sebagian
besar bangsa-bangsa di dunia dan secara tidak langsung juga nasib sosial, politik, dan kebudayaan
(Berger, 1990).
Masuknya ideology kapitalis di Indonesia menjadikan masyarakat Indonesia menjadi acuh tak
acuh terhadap ideology asli Indonesia yaitu pancasila. Masyarakat menganggap kapitalisme sabagai
tren dunia dan perlu diikuti tanpa mengatahui apa artinya. Hal ini membuat pancasila sebagai
identitas Indonesia semakin goyah. Untuk menghadapi goyahnya identitas nasional, setiap warga
negara harus menumbuhkan sikap peduli agar identitas nasional bangsa dapat dikembangkan ke
arah positif dan cenderung dinamis.

1.2 Rmusan masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan identitas nasional?
2. Apa saja unsur – unsur dan bentuk identitas nasional
3. Masalah apa saja yang timbul mengenai identitas nasional?
4. Bagaimana cara mengangani dan mencegan permasalahan mengenai identitas nasional?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang identitas nasional.
2. Menumbuhkan kesadaran untuk memandang Pancasila sebagai kepribadian dan identitas
nasional bangsa Indonesia.
3. Menumbuhkan kesadaran untuk memandang Pancasila sebagai kepribadian dan identitas
nasional bangsa Indonesia.

1. Berger, P., Revolusi Kapitalis, (terjemahan), LP3ES, Jakarta 1990. (ini dapus)

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Defini Identitas Nasional


Kata identitas berasal dari bahasa Inggris yaitu identity, yang memiliki pengertian harafiah
ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang
membedakannya dengan yang lain. Dalam term antropologi, identitas adalah sifat khas yang
menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok
sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri. Sementara itu kata “nasional” merupakan
identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-
kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, dan bahasa maupun fisik seperti keinginan, cita-
cita dan tujuan (Srijanti dkk, 2009 : 41). Jadi identitas nasional menurut pengertian diatas
adalah ciri-ciri berupa budaya, bahasa, dan ideologi yang dimiliki oleh suatu bangsa sehingga
mudah dikenali oleh bangsa lain.

Srijanti dan rahman a , dkk (2009). Pendidikan kewarganegaraan untuk mahasiswa. Yogyakarta|:
graha ilmu

2.2 Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional

Menurut Prince (2010:01) Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang
majemuk. Ke-majemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas, yaitu
suku bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa.
o Suku Bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak
lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia
terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang [1]300
dialek bahasa.
o Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang
tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Buddha, dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui
sebagai agama resmi negara, tetapi sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid,
istilah agama resmi negara dihapuskan.
o Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi
dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan
dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
o Bahasa: merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami
sebagai sistem perlambang yang secara arbitrer dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan
manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.

Bentuk Identitas Nasional Indonesia


1. Bahasa Nasional atau bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia berawal dari bahasa melayu yang dipergunakan sebagai bahasa pergaulan
yang kemudian diangkat sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928. Bangsa
Indonesia sepakat bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus sebagai
identitas nasional Indonesia.
2. Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih
Makna dari warna merah putih yaitu warna merah berarti berani putih berarti suci. Lambang
merah putih sudah dikenal sudah dikenal pada masa kerajaan di Indonesia yang kemudian
diangkat sebagai bendera Negara.
3. Lagu Kebangsaan Yaitu Indonesia Raya
Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan yang pada tanggal 28 oktober dinyanyikan untuk
pertama kali sebagai lagu kebangsaan Negara.
4. Lambang Negara yaitu Garuda Pancasila
Garuda adalah burung khas Indonesia yang dijadikan lambang Negara terinspirasi dari salah
satu arca yang ada di candi kidal yaitu Garudeya
5. Semboyan Negara Yaitu Bhineka Tunggal Ika
Bhineka tunggal ika memiliki arti yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Menunjukkan
kenyataan bahwa bangsa kita heterogen namun tetap berkeinginan menjadi satu bangsa yaitu
bangsa Indonesia.
6. Dasar Negara yaitu Pancasila
Merupakan kristalisasi dari nilai-nilai luhur bangsa yang kemudian menjadi dasar dalam system
pemerintahan Indonesia .
7. Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945
Merupakan hokum dasar tertulis yang menduduki tingkatan tertinggi dalam tata urutan
perundangan dan dijadikan sebagai pedoman penyelenggaraan bernegara.
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
Bentuk Negara adalah kesatuan sedang bentuk pemerintahan adalah republic. System politik
yang digunakan adalah system politik demokrasi. Saat ini identitas Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat disepakati untuk tidak ada perubahan.
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
Sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam
dan memiliki nilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa. Serta
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
untuk mencapai tujuan nasional.
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional. Berbagai
kebudayaan dari kelompok bangsa Indonesia yang memiliki cita rasa tinggi dapat diterima dan
dinikmati oleh masyarakat luas merupakan kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional pada
dasarnya adalah puncak dari kebudayaan daerah.

Masalah Identitas Nasional


1. Globalisasi
masalah dalam Identitas Nasional Indonesia salah satunya adalah maraknya tentang
Globalisasi. Globalisasi sendiri dapat kita artikan yaitu era atau zaman yang ditandai dengan
perubahan di dalam tatanan kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
khususnya teknologi informasi sehingga interaksi manusia menjadi sempit, serta seolah-olah
dunia tanpa ruang, karena yang berada di dalamnya terlalu banyak. Era Globalisasi sendiri
dapat mempengaruhi bangsa ini dari sisi nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Era Globalisasi
tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada
sejak dulu. Nilai-nilai tersebut, ada yang bersifat positif ada pula yang bersifat negatif. Semua
ini merupakan ancaman, tantangan, dan sekaligus sebagai peluang bagi bangsa Indonesia untuk
berkreasi dan berinovasi di segala aspek kehidupan. Dengan adanya Era Globalisasi ini sisi
baiknya kita dapat menumbuhkan serta menciptakan inovasi kita selama ini dengan lebih muda
terutama dalam bidang bisnis maupun interaksi social, yang bertujuan dapat meningkatkan
aspek kehidupan yang akan datang untuk kelangsungan hidup anak cucu penerus bangsa ini
tercinta. Di era globalisasi, pergaulan antar bangsa semakin ketat. Batas antar negara hampir
tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam pergaulan antar
bangsa yang semakin kental itu, akan terj. berikut dampak negatif globalisasi bagi identitas
nasional :
Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa dan
kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke
ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
b. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena
banyaknya produk luar negeri (seperti McDonald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di
Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala
berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
c. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa
Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia
dianggap sebagai kiblat.
d. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena
adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan
pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
e. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama
warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
2. Pelecehan Identitas nasional.
Memudarnya identitas nasional dalam masyarakat juga disebabkan oleh sikap dan
kepedulian terhadap identitas yang sangat minim. Tidak menjunjung tinggi hukum dan
perundangan merupakan salah satunya. Padahal hukum yang berlaku merupakan salah satu
identitas dari sebuah negara. Di Indonesia misalnya terdapat Pancasila sebagai ideologi
negara dan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi. Tetapi banyak rakyat yang menyepelekan
hukum tersebut. Hal ini dapat dilihat dari masih tingginya angka pelanggaran hukum di
negara kita. Contohnya kasus yang menjerat Habib Rizieq yaitu pimpinan FPI tersebut
diadukan oleh Sukmawati karena melontarkan pernyataan yang terkesan melecehkan dasar
negara.
3. Masalah nasional dan penyimpangan hukum
Kasus-kasus penggusuran yang tidak memihak rakyat dan termasuk kasus- kasus
pelumpuhan dan pemiskinan terhadap suatu kelompok, merupakan hal-hal yang
bertentangan dengan mutualisme dan keadilan sosial, dan harus segera dihentikan. Hal ini
bertentangan dengan amanah Pembukaan UUD 1945 identitas nasional itu sendiri yang
tidak lain adalah « melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia´. Di
dalam pemerintahan sendiri banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan hukum yang telah
merusak moral bangsa. Kasus-kasus yang berhubungan dengan korupsi, lalainya
pemerintah dalam menjalankan tugasnya telah mencoreng etika dalam berpolitik di negara
ini, seperti kasus Bank Century, kasus korupsi Gayus, dan titip absen anggota DPR.
Akibatnya timbul ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah, yang berlanjut
kepadaketidakdukungan masyarakat terhadap kinerja pemerintah. Dengan demikian
tentunya rasa nasionalisme akan berkurang dan negara akan mengalami kemerosotan.

Beberapa solusi untuk mengatasi persoalan tentang Identitas Nasional antara lain.

1. Revitalisasi Pancasila
Revitalisasi Pancasila sebagaimana manifestasi Identitas Nasional pada gilirannya harus
diarahkan juga pada pembinaan dan pengembangan moral, sedemikian rupa sehingga
moralitas Pancasila dapat dijadikan dasar dan arah dalam upaya untuk mengatasi krisis dan
disintegrasi yang cenderung sudah menyentuh ke semua segi dan sendi kehidupan, dan
harus kita sadari bahwa moralitas Pancasila akan menjadi tanpa makna, menjadi sebuah
“karikatur” apabila tidak disertai dukungan suasana kehidupan di bidang hukum secara
kondusif. Antara moralitas dan hukum memang terdapat korelasi yang sangat erat, dalam
arti bahwa moralitas yang tidak didukung oleh kehidupan hukum yang kondusif akan
menjadi subjektivitas yang satu sama lain akan saling berbenturan, sebaliknya ketentuan
hukum yang disusun tanpa disertai dasar dan alasan moral akan melahirkan suatu legalisme
yang represif, kontra produktif dan bertentangan dengan nilai- nilai Pancasila itu sendiri.
Dalam merevitalisasi Pancasila sebagai manifestasi Identitas Nasional, penyelenggaraan
Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) hendaknya dikaitkan dengan wawasan:
1. Spiritual, untuk meletakkan landasan etik, moral, religiusitas, sebagai dasar dan arah
pengembangan sesuatu profesi.
2. Akademis, untuk menunjukkan bahwa MPK merupakan aspek being yang tidak
kalah pentingnya bahkan lebih penting daripada aspek having dalam kerangka penyiapan
sumber daya manusia (SDM) yang bukan sekedar instrumen melainkan adalah subjek
pembaharuan dan pencerahan.
3. Kebangsaan, untuk menumbuhkan kesadaran nasionalismenya agar dalam pergaulan
antar bangsa tetap setia kepada kepentingan bangsanya, bangga dan respek kepada jatidiri
bangsanya yang memilki ideologi tersendiri.
4. Mondial, untuk menyadarkan bahwa manusia dan bangsa di masa kini siap
menghadapi dialektikanya perkembangan dalam masyarakat dunia yang “terbuka”. Mampu
untuk segera beradaptasi dengan perubahan yang terus menerus terjadi dengan cepat, dan
mampu pula mencari jalan keluarnya sendiri dalam mengatasi setiap tantangan yang
dihadapi, sebab dampak dan pengaruh perkembangan Iptek yang bukan lagi hanya sekedar
sarana, melainkan telah menjadi sesuatu yang substantif yang dalam kehidupan umat
manusia bukan hanya sebagai tantangan melainkan juga peluang untuk berkarya.

2. Membangun kebudayaan nasional Indonesia


Kebudayaan merupakan aset yang penting sebagai identitas nasional. Negara Indonesia yang
terdiri dari banyak pulau dengan banyak suku bangsa tentunya juga mempunyai beragam
budaya dan kesenian daerah. Kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut merupakan
pembentuk identitas budaya nasional kita sehingga harus dijaga dan dikembangkan.
Kebudayaan nasional yang beraneka ragam unsurnya dapat dilestarikan dengan
mempolulerkan budaya tersebut, dan jika bisa hingga ke tingkat internasional. Membangun
kebudayaan nasional Indonesia harus mengarah kepada suatu strategi kebudayaan untuk
dapat menjawab pertanyaan,³Akan kita jadikan seperti apa bangsa kita?´ yang tentu
jawabannya adalah³menjadi bangsa yang tangguh dan entrepreneurial, menjadi bangsa
Indonesia dengan ciri-ciri nasional Indonesia, berfalsafah dasar Pancasila, bersemangat
bebas-aktif mampu menjadi tuan di negeri sendiri, dan mampu berperanan penting dalam
percaturan global dan dalam kesetaraan juga mampu menjaga perdamaian dunia´.

3. Menjaga integritas bangsa


Integritas nasional adalah suatu proses penyatuan atau pembauran berbagai aspek sosial
budaya ke dalam kesatuan wilayah dan pembentukan identitas nasional atau bangsa (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 1989) yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan,
keserasian dan keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa. Negara
kita juga tentunya telah mengalami proses integrasi yang tidak mudah mengingat
keanekaragaman suku, agama, dan budaya. Rasa persatuan dan kesatuan harus dipupuk
secara kontinu untuk menjaga keutuhan bangsa. Selain itu diperlukan rasa toleransi dalam
masyarakat untuk mencegah terjadinya perpecahan ataupun peperangan yang melibatkan
unsur golongan atau kelompok tertentu. Pemerintah juga memegang peranan yang penting
dalam menjaga integritas bangsa. Faktor keamanan menjadi penentu yang utama. Untuk itu
diperlukan aparat atau perangkat keamanan nasional yang tangguh dalam menjaga keutuhan
bangsa.

Anda mungkin juga menyukai