Disusun oleh:
KELOMPOK 4 – THP B
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pengembangan produk baru kerupuk tulang ikan (Ca-Safish) yaitu :
1. Pengembangan bahan tulang ikan sebagai upaya peningkatan nilai guna
2. Mengetahui proses pembuatan kerupuk tulang ikan
3. Mengetahui analisis kelayakan usaha kerupuk tulang ikan
4. Mengetahui kandungan nutrisi pada kerupuk tulang ikan (Ca-Safish).
BAB 2 DESKRIPSI PRODUK
Permen jelly merupakan permen yang dibuat dari air atau sari buah dan bahan
pembentuk gel, yang berpenampilan jernih transparan serta mempunyai tekstur
dengan kekenyalan tertentu. Bahan pembentuk gel yang biasa digunakan antara lain
gelatin, karagenan dan agar. Permen jelly tergolong pangan semi basah, oleh karena
itu produk ini cepat rusak. Penambahan bahan pengawet diperlukan untuk
memperpanjang waktu simpannya.
Permen atau kembang gula lunak adalah jenis makanan selingan yang
berbentuk padat, dibuat dari gula atau campuran gula dengan pemanis, diberi atau
tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diijinkan.
Permen lunak memiliki tekstur yang relatif lunak jika dikunyah. Permenlunak
dikategorikan menjadi permen lunak bukan jellydan permen lunak jelly.
3.1.2 Bahan
a. Gelatin
b. Karagenan
c. Kencur
d. Kayu manis
e. Gula fruktosa
f. Air
g. Garam
h. Gula jawa
i. Gula pasir
3.2 Skema Kerja
3.2.1 Jamu beras kencur
Beras 50 gram
t=10 jam
Penyaringan
Ampas
Sari Beras
Kencur
Tahap awal pembuatan permen jelly beras kencur yaitu dengan pembuatan
beras kencur. Beras direndam dengan air sebanyak 100 ml selama 10 jam. Kencur
sebanyak 250 gram, air 1 liter, garam 2 gram, gula jawa 300 gram dilakukan
penggilingan menggunakan blender. Hasil dari penghaluasan, selanjutnya disaring
sehingga dihasilkan jamu beras kencur.
3.2.2 Permen jelly beras kencur kayu manis
Sari beras
kencur
Gelatin 25 gram,
gula pasir 70
gram, karegenan Pencampuran
1,5 gram,
fruktosa 70 ml,
kayu manis 1
Pengadukan
gram
Pemanasan T=95oC
Pencetakan
Pendinginan
Sari beras kencur yang dihasilkan pada tahap pertama, kemudian dilakukan
pencampuran bahan gelatin, karagenan, bubuk kayu manis, gula pasir, dan fruktosa.
Semua bahan dilakukan pengadukan hingga bahan tercampur. Selanjutnya, dilakukan
pemanasan dengan menggunakan suhu 95oC. pada tahap ini suhu merupakan titik
kritis pembuatan permen jelly. Setelah mendidih, selanjutnya dilakukan pencetakan
menggunakan cetakan jelly elastis. Langkah terakhir yaitu dilakukan pendinginan
untuk memperbaiki mtekstur permen jelly
BAB 4 PERHITUNGAN KANDUNGAN GIZI
Air 100 g
Air 38,2 g
b. Penghalusan
Pada proses selanjutnya yaitu penghalusan menggunakan blender.pada proses
penghalusan ini masih ada beberapa yang tertinggal dialat sehingga mengalami
penurunan volume. Berikut ini proses dan neraca kesetimbangan massa yang terjadi
pada proses penghalusan. Kandungan gizi bahan baku yang digunakan dapat dilihat
pada tabel 3.
Beras (69,11g)
Gula merah 25g
Kencur (50g) Penghalusan Adonan 346,11g
Kayu manis (1g)
69,11
Garam (1g)
Air (200ml)
Bahan yang tersisa dialat 46,11g
Pada proses penghalusan, terjadi pengurangan berat sebesar 13, 324% menjadi
300gram. Hal ini dikarenakan pada saat pengtwersebut dapathalusan banyak bahan
yang masih tersisa dialat/ blender. Kandungan gizi dari adonan tersebut tertera pada
tabel 4.
c. Penyaringan
Pada proses penyaringan terjadi kehilangan berat sebesar 16,667% pada saat
penyaringan sehingga totalnya adalah 250ml. Neraca Kesetimbangan Massa
Penyaringan dapat dilihat pada gambar 4 dan kandungan gizinya dapat dilihat
pada tabel 5.
Ampas 50g
Air 12%
Pada proses pemasakan ini, terjadi penurunan kadar air sebesar 12%, sehingga
untuk total kandugan herby dilihat pada tabel 8. Sedangkan untuk kandungan gizi per
kemasan dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 8. Kandungan gizi herby per resep
Bahan Kandungan Nutrisi Gram % gizi
Herby Karbohidrat 204,87 51,35
Protein 24,97 6,26
Lemak 0,36 0,09
Air 159,18 39,90
Mineral 9,58 2,40
BAB 5 ANALISIS KELAYAKAN USAHA
b. Modal Usaha
Pada modal usaha suatu industri untuk menghitung biaya yang dikeluarkan
selama proses produksi terhadap semua unit yang diproduksi. Perhitungan modal
usaha berdasarkan bahan baku dan pngemasan.Berikut ini kebutuhan modal dan total
modal usaha industri Herby disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Total Biaya modal usaha Herby
No Deskripsi Satuan Kuantitas Harga Harga
Satuan
1 beras gram 375.000 Rp 10 Rp3.750.000
2 kencur gram 375.000 Rp 20 Rp7.500.000
3 gula merah gram 187.500 Rp10 Rp1.875.000
4 gula putih gram 525.000 Rp11 Rp5.775.000
5 fruktosa ml 525.000 Rp10 Rp5.250.000
6 karagenan gram 11.250 Rp500 Rp5.625.000
7 gelatin gram 185.625 Rp100 Rp18.562.500
8 Kayu manis gram 7.500 Rp40 Rp300.000
9 karton
pcs
printing 105.000 Rp300 Rp31.500.000
10 kertas
lembar
kemasan 420.000 Rp25 Rp10.500.000
Total Rp 90.637.500
c. Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan sejumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh
suatu perusahaan untuk mendukung operasi atau kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan tersebut. Pada biaya operasional meliputi karyawan, listrik, air, gas, pulsa,
BBM, dan penyusutan investasi. Total biaya operasional dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Total biayavariabelindustrinonnamame
No Deskripsi Satuan Jumlah Harga Satuan Harga
1 Tenaga
orang 3 Rp 6.000.000
Kerja Rp18.000.000
2 Listrik - 1 Rp 1.200.000 Rp1.200.000
3 Air - 1 Rp 1.200.000 Rp1.200.000
4 Gas tabung 3 Rp 204.000 Rp612.000
5 Pulsa - - Rp 600.000 Rp600.000
6 BBM Liter 1200 Rp 80.000 Rp96.000.000
7 Penyusuta 1 - Rp 72.788.000 Rp72.788.000
n investasi
Total Rp 190.400.000
a. Pendapatan
Pendapatan pada industri Herby dengan memproduksi 350 pack/hari sama
dengan 105.000 pack/tahun dengan harga Rp 3.500,-/pack.
b. Pengeluaran
Jumlah pengeluaran yang dikeluarkan oleh industri herby yaitu dari Jumlah
pengeluaran modal usaha dan operasional usaha.
Pengeluaran = Rp 80.137.500 x Rp 190.400.000
= Rp 270.537.500
c. Laba-rugi
Perhitungan laba-rugi yang diperoleh suatu industri dengan menghitung
jumlah pendapatan dikurangi dengan jumlah pengeluaran.
Laba-Rugi = Rp 367.500.000x Rp 270.537.500
= Rp 96.962.500
d. Keuntungan per tahun
Suatu industri pasti mendapatkan keuntungan dari penjualannya. Keuntungan
pertahun dapat dihitung dengan :
f. R/C Ratio
R/C Ratio adalah perbandingan antara present value yang dari net benefit
yang positif dengan present value dari net benefit yang negatif
(Kadariah,1986).PerhitunganNet B/CpadaindustriHerbyadalahsebagaiberikut :
R/C Ratio = Rp 367.500.000 /Rp 270.537.500
= 1,36
R/C Ratio >1, maka proyek tersebut layak untuk diusahakan karena setiap
pengeluaran sebanyak Rp. 1 maka akan menghasilkan manfaat sebanyak Rp. 1.
Jika R/C Ratio < 1 maka proyek tersebut tidak layak untuk diusahakan karena setiap
pengeluaran akan menghasilkan penerimaan yang lebih kecil dari pengeluaran.
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai R/C Ratio sebesar 1,36 yang menandakan bahwa
industri layak dijalankan. Hal tersebut dikarenakan dalam setiap rupiah yang akan
dikeluarkan akan memberikan penerimaan atau pendapatan yang lebih besar.
g. ROI
ROI digunakan untuk mengetahui besar laba yang akan didapatkan atas total
harta yang dikeluarkan sehingga perhitungan dilakukan melalui laba dibanding total
pengeluaran/harta/investasi dikalikan 100%. Cara menghitung ROI dengan :
h. PP
PP digunakan dengan tujuan untuk menghitung jangka waktu pengembalian
modal investasi yang digunakan untuk membiayai bisnis dengan menghitung
investasi dibanding laba.
1. Jamu beras kencur dapat diinovasikan menjadi produk permen jelly yang
memiliki rasa khas sehingga dapat sebagai alternative bagi konsumen yang tidak
terlalu menyukai jamu
2. Proses pembuatan herby meliputi 2 tahapan yaitu pembuatan beras kencur
terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan proses pembuatan permen jelly.
Proses pembuatan sari beras kencur meliputi pencampuran, penghalusan dan
penyaringan. Proses pembuatan permen jelly meliputi pencampuran , pemanasan,
pencetakan dan pendinginan.
3. Analisis kelayakan herby menunjukkan bahwa usaha tersebut layak untuk
dijalankan.
4. Respon pasar menunjukkan bahwa sebagian orang menyukai produk herby .
ingginya kesukaan konsumen terhadap herby sangat berpotensi untuk dijalankan
dan dipasarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Kasahara dan Hemmi, 1986. Medicinal herb index in indonesia. Jakarta : PT eisai
Indonesia
Larasati, A.S. 2013. Analisis Kandungan Zat Gizi Makro dan Indeks Glikemik Snack
Bar Beras Warna Sebagai Makanan Selingan Penderita Nefropatik Diabetik.
Universitas Diponegoro, Semarang.
Nugraha, S.A., Siadi, K., Sudarmin, (2012), Uji Antimikroba Etil pMetoksi Sinamat
dari Rimpang Kencur terhadap Bacilus Subtilis, Indonesian Journal of
Chemical Science, Vol. 1.