Anda di halaman 1dari 28

KERUPUK TULANG IKAN (Ca-Safish)

(PENGEMBANGAN PRODUK BARU)


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Produk Baru

Disusun oleh:

KELOMPOK 4 – THP B

Yoaga Lintang Permana 161710101011


Indri Mar’atus S. 161710101017
Meida Cahyaning Putri 161710101055
Hanindia Dena Pramesti 161710101158
Fitri Aulia Rahmawati 161710101110

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerupuk merupakan salah satu produk olahan tradisional yang disukai oleh
segala usia, baik dalam kemasan yang sudah digoreng maupun dalam kemasan yang
masih mentah. Kerupuk memiliki tekstur renyah dan garing yang dapat dikonsumsi
sebagai makanan selingan maupun sebagai variasi dalam lauk pauk (Koswara, 2009).
Bentuk dan rasa kerupuk bermacam-macam tergantung bahan dasar yang digunakan.
Bahan dasar untuk pembuatan kerupuk harus memiliki kandungan pati. Pati sebagai
sumber karbohidrat dapat dijumpai dari berbagai jenis tepung, salah satunya tepung
tapioka. Tepung tapioka mengandung kalori 362,00 kal, karbohidrat 86, 90 g, protein
0,50 g, dan lemak 0,30 g (Suprapti, 2005). Selain bahan utama pati, kerupuk juga
diberikan bahan tambahan seperti gula, garam, bawang putih, penyedap rasa dan
pengembang. Kerupuk juga diberi bahan tambahan berupa rempah yang berfungsi
sebagai pembentuk rasa dan aroma. Salah satu rempah yang berpotensi sebagai
tambahan yaitu lada hitam (black paper). Lada hitam memiliki aroma dan falvor
menyengat yang berasal dari minyak volatile, sedangkan rasa gurih dan pedas berasal
dari alkaloid yang tidak mudah menguap. Lada hitam memiliki kandungan amida
fenolat, asam fenolat dan alkaloid yang berfungsi sebagai antioksidan (Meghwal dan
Goswami, 2012).
Saat ini masyarakat lebih memilih untuk memakan makanan dengan nilai gizi
tinggi dan berguna bagi kesehatan tubuh. Salah satunya yaitu mengkonsumsi
makanan tinggi kalsium. Kalsium dipilih masyarakat guna untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak, pemelihara tulang dan gigi, mencegah osteoporosis, mengatur
pembekuan darah, melancarkan fungsi otak, otot dan sistem syaraf pusat (Amandia
dan Sulistyani, 2010). Sumber kalsium dapat diperoleh melalui bahan makanan kaya
kalsium seperti keju, susu, es krim, dan brokoli (Proverawati dan Kusumawati, 2010).
Bahan makanan tersebut ditinjau dari segi ekonomi cukup mahal. Almatsier (2004),
mengkonsumsi ikan dengan tulangnya merupakan salah satu sumber kalsium yang
baik, sehingga tulang ikan mempunyai potensi sebagai alternatif bahan makanan kaya
kalsium. Selama ini tulang ikan hanya menjadi limbah perikanan dapat mencemari
lingkungan. Tulang ikan dapat dimanfaatkan setelah diolah menjadi tepung tulang
ikan. Tepung tulang ikan merupakan bahan hasil penggilingan tulang ikan setelah
mengalami pengeringan kurang lebih 24 jam. Produk ini mempunyai kandungan
kalsium dan fosfor yang cukup tinggi sehingga berpotensi untuk mencukupi asupan
kalsium. Tepung tulang ikan memiliki kandungan kalsium yang cukup tinggi yaitu
12,8 mg/100 gram pada ikan manyung dan 15,2 mg/100 gram dalam ikan mata besar
(Iwansyah, dkk., 2008).
Pemanfaatan tulang ikan yang diekstraksi berupa tepung tulang ikan
merupakan fortifikasi dan substitusi dari produk yang akan dikonsumsi, yaitu
kerupuk. Substitusi tepung tulang ikan memberikan rasa ikan yang khas dan
menjadikan inovasi dalam penyajian kerupuk, dimana rasa kerupuk yang sering
dipasarkan berasal dari ikan. Harga ikan dipasaran relatif mahal dan memiliki
kandungan kolesterol cukup tinggi maka penggunaan tepung tulang ikan dapat
dijadikan salah satu alternatif pengganti ikan, perbaikan nilai kalsium pada produk,
peningkatan nilai tambah limbah tulang ikan, serta perbaikan lingkungan dan
kesehatan masyarakat. Mengingat nilai ekonomi limbah tulang ikan rendah, maka
pemanfaatan limbah tulang ikan merupakan suatu lahan bisnis baru yang prospektif,
di samping turut mensukseskan program pengembangan produk hasil perikanan serta
berorientasi pada perluasan penyediaan lapangan kerja baru bagi masyarakat di
Indonesia. Oleh karena itu dilakukan inovasi pembuatan kerupuk dengan rempah dan
tulang ikan sebagai penambah aroma, warna dan rasa, sehingga masyarakat dapat
mengonsumsi kerupuk dengan tinggi kalsium.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pengembangan produk baru kerupuk tulang ikan (Ca-Safish) yaitu :
1. Pengembangan bahan tulang ikan sebagai upaya peningkatan nilai guna
2. Mengetahui proses pembuatan kerupuk tulang ikan
3. Mengetahui analisis kelayakan usaha kerupuk tulang ikan
4. Mengetahui kandungan nutrisi pada kerupuk tulang ikan (Ca-Safish).
BAB 2 DESKRIPSI PRODUK

Permen jelly merupakan permen yang dibuat dari air atau sari buah dan bahan
pembentuk gel, yang berpenampilan jernih transparan serta mempunyai tekstur
dengan kekenyalan tertentu. Bahan pembentuk gel yang biasa digunakan antara lain
gelatin, karagenan dan agar. Permen jelly tergolong pangan semi basah, oleh karena
itu produk ini cepat rusak. Penambahan bahan pengawet diperlukan untuk
memperpanjang waktu simpannya.
Permen atau kembang gula lunak adalah jenis makanan selingan yang
berbentuk padat, dibuat dari gula atau campuran gula dengan pemanis, diberi atau
tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diijinkan.
Permen lunak memiliki tekstur yang relatif lunak jika dikunyah. Permenlunak
dikategorikan menjadi permen lunak bukan jellydan permen lunak jelly.

Tabel 1. Persyaratan Mutu Permen Lunak

No Kriteria Uji Jelli


1. Keadaan
- Rasa Normal
- Bau Normal
2. Kadar air % fraksi massa Max 20
3. Kadar abu % fraksi massa Max 3
4. Gula reduksi (gula invert) % fraksi massa Masx 25
5. Sakarosa % fraksi massa Max 27
6. Cemaran logam
- Timbal (Pb) Mg/kg Max 2
- Tembaga (Cu) Mg/kg Max 2
- Timah (Sn) Mg/kg Max 4
- Raksa (Hg) Mg/kg Max 0,03
7. Cemaran arsen (As) Mg/kg Max 1
8. Cemaran mikroba
- Bakteri coliform APM/g Max 20
- E. Coli APM/g <3
- Salmonella Negatif/ 25 g
- Staphilococcus aureus Koloni/g Max 1 x 102
- Kapang dan khamir Koloni/g Max 1 x 102
Sumber: Badan Standarisasi Nasional (2008)
Permen adalah produk pangan yang banyak digemari. Permen atau kembang
gula merupakan produk sejenis gula-gula (confectionary) yang dibuat dengan
mendidihkan campuran gula dan air bersama dengan bahan perwarna dan pemberi
rasa sampai mencapai kadar air kira-kira 3% (Buckle et al., 1987).
Permen jelly adalah salah satu jenis kembang gula yang disukai karena
memiliki sifat yang khas. Kekhasan tersebut terletak pada rasa, bentuk, kekenyalan
dan elastisitas produk (Hambali et al., 2004). Permen jellyyang dibuat dari buah
ataupun sayuran memiliki kelebihan akan nilai nutrisi dibandingkan dengan yang ada
di pasaran yang hanya berasal dari penambahan esencedari bahan kimia.
Produk ini juga memiliki masasimpan yang cukup lama. Hal ini disebabkan
produk kaya akan gula sehingga tidak mudah dirusak oleh mikroorganisme, namun
demikian untuk menjaga kualitas selama penyimpanan sebaiknya produk dikemas
dengan baik agar terhindar dari air atau kelembaban karena akan mempercepat
kerusakan permen (Hidayatdan Ikarisztiana, 2004).
Permen jelly termasuk dalam makanan semi basah yang dibuat dari sari buah
dan bahan pembentuk gel, dengan kenampakan jernih dan trasnparan, serta
mempunyai tekstur dan kekenyalan tertentu (Harijono et al., 2001). Perman
jellytermasuk jenis permen yang disukai oleh kalangan anak-anak dan remaja.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hidayat dan Ikarisztiana (2004),
menunjukkan permen jelly buah atau sayuran memiliki nilai nutrisi yang lebih baik.
Permen jellyyang dibuat dari sukrosa dan sari buah dengan perbandingan 4:1 dengan
penambahan konsentrasi gelatin sebesar 6% memiliki kualitas terbaik.
Produk permen jelly beras kencur (Herby) dibuat dengan menggunakan
prinsip pemanasan untuk menguapkan kelebihan air yang ditambahkan.Suhu
pemanasan yang digunakan yaitu 95ºC. Penambahan air berasal dari beras kencur
yang merupakan bahan pengganti rasa atau flavor pada permen jelly. Karena
biasanya, permen jelly menggunakan flavor buah. Selain berbeda pada segi rasa,
permen jelly yang dibuat oleh kelompok kami mempunyai khasiat yang berbeda dari
permen jelly yang menggunakan perasa buah. Khasiat yang dihasilkan yaitu
komposisi utamanya berupa beras dan rimpang kencur memiliki kandungan senyawa
fenolik yangdiketahui dapat berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan dan
komponen senyawa polifenolmemiliki kemampuanuntuk mengurangikeadaan sel
yang rusak, karena dapat menangkap senyawa radikal bebas, mengurangi stress
oksidatif, dan menurunkan ekspresi TNF-α penyebab kerusakan pada sel. Selain itu,
jamu beras kencur dapat digunakan untuk menghilangkan pegal-pegal pada tubuh.
Beras kencur juga dapat merangsang nafsu makan, sehingga selera makan menjadi
meningkat dan tubuh menjadi sehat.

Kemasan yang digunakan untuk membungkus permen jelly(Herby) ini


terdapat 2 macam yaitu kemasan primer dan sekunder. Untuk kemasan primer
menggunakan kertas anti lengket dan kemasan sekunder menggunakan kardus.
Tujuan menggunakan kemasan primer yaitu agar permen jelly pada saat di letakkan di
dalam kemasan kardus tidak lengket satu dengan yang lain. Sedangkan tujuan
menggunakan kemasan sekunder yaitu agar permen jelly dapat bertahan lama dalam
masa simpannya serta dapat digunakan sebagai ajang promosi dan dapat meletakkan
informasi penting terkait dengan produk yang dihasilkan. Informasi yang terdapat
pada kemasan sekunder yaitu nama produk, alamat produksi, contact person,
kandungan gizi, komposisi, netto, dll
BAB 3 METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
a. Timbangan
b. Blender
c. Gelas ukur
d. Panci
e. Sendok
f. Kompor
g. Cetakan jelly
h. Thermometer

3.1.2 Bahan
a. Gelatin
b. Karagenan
c. Kencur
d. Kayu manis
e. Gula fruktosa
f. Air
g. Garam
h. Gula jawa
i. Gula pasir
3.2 Skema Kerja
3.2.1 Jamu beras kencur

Beras 50 gram

Air 100 ml Perendaman

t=10 jam

Kencur 50 gram, air 1


L, garam 2 gram, gula Penghalusan
jawa 25 gram

Penyaringan
Ampas

Sari Beras
Kencur

Gambar 1. Pembuatan beras kencur

Tahap awal pembuatan permen jelly beras kencur yaitu dengan pembuatan
beras kencur. Beras direndam dengan air sebanyak 100 ml selama 10 jam. Kencur
sebanyak 250 gram, air 1 liter, garam 2 gram, gula jawa 300 gram dilakukan
penggilingan menggunakan blender. Hasil dari penghaluasan, selanjutnya disaring
sehingga dihasilkan jamu beras kencur.
3.2.2 Permen jelly beras kencur kayu manis

Sari beras
kencur

Gelatin 25 gram,
gula pasir 70
gram, karegenan Pencampuran
1,5 gram,
fruktosa 70 ml,
kayu manis 1
Pengadukan
gram

Pemanasan T=95oC

Pencetakan

Pendinginan

Permen jelly beras


kencur kayu manis

Gambar 2. Pembuatan permen jelly kayu manis.

Sari beras kencur yang dihasilkan pada tahap pertama, kemudian dilakukan
pencampuran bahan gelatin, karagenan, bubuk kayu manis, gula pasir, dan fruktosa.
Semua bahan dilakukan pengadukan hingga bahan tercampur. Selanjutnya, dilakukan
pemanasan dengan menggunakan suhu 95oC. pada tahap ini suhu merupakan titik
kritis pembuatan permen jelly. Setelah mendidih, selanjutnya dilakukan pencetakan
menggunakan cetakan jelly elastis. Langkah terakhir yaitu dilakukan pendinginan
untuk memperbaiki mtekstur permen jelly
BAB 4 PERHITUNGAN KANDUNGAN GIZI

Kandungan nutrisi dari herby diketahui dengan melakukan pergitungan


analisis mass balance. Perhitungan mass balance diperoleh dengan memperhitungkan
setiap komponen dari bahan yang hilang dan masuk selama proses pengolahan
berlangsung hingga menjadi produk akhir. Perhitungan menggunakan neraca massa
dan komponen makronutrien serta mikronutrien yang ada pada tiap bahan untuk
menghasilkan produk. Berikut ini perhitungan mass balance hingga didapatkan
kandungan nutrisi Herby.
a. Perendaman beras
Tahapan awal pembuatan Herby ini adalah Pembuatan beras kencur dengan
perendaman beras terlebih dahulu. Berikut ini akan disajikan kandungan nutrisi pada
tiap bahan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan Gizi Bahan
Bahan Komponen Gizi % gram
Beras (50 gram) Karbohidrat 78,9 39,45
Protein 6,8 3,4
Lemak 0,7 0,35
Air 13 6,5
Mineral 0,6 0,3

Proses perendaman beras dapat dilihat pada ilustrasi Gambar 1.

Air 100 g

Perendaman Beras 69,11


Beras 50g

Air 38,2 g

Gambar 1. Pencampuran bahan


Pada proses perendaman, terjadi penambahan berat sampai 69,11g atau
38,2%. Kandungan gizinya dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Total kandungan gizi setelah perendaman


Kandungan Nutrisi % gizi Gram
Karbohidrat 57,08 39,45
Protein 4,92 3,4
Lemak 0,5 0,35
Air 37,05 25,61
Mineral 0,43 0,3

b. Penghalusan
Pada proses selanjutnya yaitu penghalusan menggunakan blender.pada proses
penghalusan ini masih ada beberapa yang tertinggal dialat sehingga mengalami
penurunan volume. Berikut ini proses dan neraca kesetimbangan massa yang terjadi
pada proses penghalusan. Kandungan gizi bahan baku yang digunakan dapat dilihat
pada tabel 3.

Tabel 3. Kandungan gizi bahan baku


Bahan Kandungan Nutrisi % gizi Gram
Beras (69,11 g) Karbohidrat 57,082 39,45
Protein 4,919 3,4
Lemak 0,506 0,35
Air 37,056 25,61
Mineral 0,434 0,3
Gula Merah (25g) Karbohidrat 97,33 24,3
Protein 0 0
Lemak 0 0
Air 2,28 0,56
Mineral 036 0,09
Kencur (50g) Karbohidrat 23,56 23,56
Protein 0 0
Lemak 0 0
Air 15,145 15,145
Mineral 11,295 11,295
Kayu manis (1g) Karbohidrat 78,85 0,7885
Protein 3,89 0,0389
Lemak 3,19 0,0319
Air 0,526 0,00526
Mineral 13,544 0,13544
Garam (1g) Karbohidrat 0 0
Protein 0 0
Lemak 0 0
Air 5.1 0,051
Mineral 94,9 0,949
air (200ml) Karbohidrat 0 0
Protein 0 0
Lemak 0 0
Air 99,998 199,996
Mineral 0,002 0,004

Proses penghalusan dapat dilihat pada ilustrasi di gambar 3.

Beras (69,11g)
Gula merah 25g
Kencur (50g) Penghalusan Adonan 346,11g
Kayu manis (1g)
69,11
Garam (1g)
Air (200ml)
Bahan yang tersisa dialat 46,11g

Gambar 3. Neraca massa kesetimbangan pada proses penghalusan

Pada proses penghalusan, terjadi pengurangan berat sebesar 13, 324% menjadi
300gram. Hal ini dikarenakan pada saat pengtwersebut dapathalusan banyak bahan
yang masih tersisa dialat/ blender. Kandungan gizi dari adonan tersebut tertera pada
tabel 4.

Tabel 4. Neraca Kesetimbangan Massa Penghalusan


Bahan Kandungan Nutrisi Gram % gizi
Adonan beras Karbohidrat
kencur 76,40 25,47
Protein 2,90 0,97
Lemak 0,40 0,13
Air 209,20 69,73
Mineral 11,10 3,70

c. Penyaringan
Pada proses penyaringan terjadi kehilangan berat sebesar 16,667% pada saat
penyaringan sehingga totalnya adalah 250ml. Neraca Kesetimbangan Massa
Penyaringan dapat dilihat pada gambar 4 dan kandungan gizinya dapat dilihat
pada tabel 5.

Adonan beras penyaringan Beras kencur


kencur 300g 250g

Ampas 50g

Gambar 4. Proses penyaringan


Tabel 5. Total kandungan beras kencur
Bahan Komponen % Gram Kehilangan (%)
Gizi
Beras Kencur Karbohidrat 25,465 38,19 0
Protein 0,993 1,49 0
Lemak 0,110 0,1655 0
Air 69,74 104,61 0
Mineral 3,69 5,53 0

d. Proses pembuatan herby tahap pencampuran


Pada proses pembuatan herby , tahap pertama yaitu proses pencampuran .
bahan baku yang digunakan yaitu beras kencur, gula pasir, karagenan, gelatin gula
fruktosa. Neraca kesetimbangan pencampuran bahan baku dapat dilihat pada Gambar
5 dan untuk kandungan gizi bahan baku dapat dilihat pada tabel 6.

Sirup Glukosa 520 g


Beras kencur 150ml
Gelatin 24,74g Adonan nougat
Karagenan 1,50g Pencampuran
508 g
Gula pasir 60g
Gula fruktoam 8,1
Gambar 5 . Proses pencampuran

Tabel 6. Kandungan gizi bahan baku proses pembuatan herby


Bahan Kandungan Nutrisi Gram % gizi
Beras kencur ( Karbohidrat 63,67 25,47
150ml) Protein 2,42 0,97
Lemak 0,33 0,13
Air 174,33 69,73
Mineral 9,25 3,70
Gelatin (24,74) Karbohidrat 0,00 0,00
Protein 22,51 90,99
Lemak 0,00 0,00
Air 2,10 8,48
Mineral 0,13 0,53
Karagenan (1,50g) Karbohidrat 1,03 68,47
Protein 0,04 2,80
Lemak 0,03 1,80
Air 0,22 14,67
Mineral 0,18 12,27
Gula pasir (60g) Karbohidrat 59,98 99,96
Protein 0,00 0,00
Lemak 0,00 0,00
Air 0,01 0,02
Mineral 0,01 0,02
Gula fruktosa (60ml) Karbohidrat 80,20 95,00
Protein 0,00 0,00
Lemak 0,00 0,00
Air 4,22 5,00
Mineral 0,00 0,00
Pada proses pencampuran ini tidak mempengaruhi kandungan gizi yang ada.
Sehingga total kandungan gizi pada proses pencampuran dapat diihat pada tabel 7.
Tabel 7. Kandungan gizi adonan setelah pencampuran
Bahan Kandungan Nutrisi Gram % gizi
Adonan herby Karbohidrat 204,87 48,70
Protein 24,97 5,94
Lemak 0,36 0,09
Air 180,88 43,00
Mineral 9,58 2,28
e. Proses pemasakan / pemanasan
Pada proses pemanasan ini terjadi perubahan pada kadar air karena terjadi
penguapan pada proses pemanasn . penguapan air ini sebesar 12% . untuk neraca
kesetimbangannya dapat dilihat pada gambar 6.

Adonan Herby pemasakan Herby


420,66 g

Air 12%

Gambar 6. proses pemasakan

Pada proses pemasakan ini, terjadi penurunan kadar air sebesar 12%, sehingga
untuk total kandugan herby dilihat pada tabel 8. Sedangkan untuk kandungan gizi per
kemasan dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 8. Kandungan gizi herby per resep
Bahan Kandungan Nutrisi Gram % gizi
Herby Karbohidrat 204,87 51,35
Protein 24,97 6,26
Lemak 0,36 0,09
Air 159,18 39,90
Mineral 9,58 2,40

Tabel 9. Kandungan gizi per kemasan


Nutrition Facts
(Informasi Nilai Gizi)
Serving Size (Takaran Saji):1 biji (11 gram)
Servings per Container (Sajian per Kemasan): 4
% Daily Value (%AKG)
Total Fat (Lemak Total) 0,04 g 0,09 %
Protein 2,77 g 6,31 %
Total Carbohydrate (Karbohidrat
Total) 22,76 g 51,74%
Mineral 1,06 g 2,42g %
Air 17,69 g 40,20 %


BAB 5 ANALISIS KELAYAKAN USAHA

Analisis finansial adalah analisis yang membandingkan antara biaya dan


manfaat dalam menentukan keuntungan dalam suatu industri. Tujuan dari adanya
analisis finansial untuk mengetahui sejauh mana proyek (kegiatan usaha) yang akan
dilakukan menguntungkan secara finansial (Husnan, 2000). Analisis finansial
mengkaji beberapa analisis kelayakan yaitu, Net Laba rugi, Keuntungan dalam per
tahun, BEP Harga, B/C Ratio,ROI ,dan Payback Period (PP).
Perencanaan industri untuk merencanakan dan menentukan kebutuhan dalam
kegiatan industri perlu adanya asumsi awal. Kapasasitas produksi yang akan
direncanakan oleh industri Herby sebanyak 350 pack/hari. Bahan baku yang
diperlukan dalam industri tersebut adalah beras, kencur, gula merah, gula putih,
fruktosa, karagenan, gelatin, dan kayu manis. Kegiatan produksi dalam satu tahun (1
siklus) yaitu 300 hari kerja. Pada asumsi awal, harga produk Herby yang diasumsikan
yaitu sebesar Rp. 3.500,-.
5.1 Perhitungan Biaya
Pada suatu industri dilakukan perencanaan anggaran biaya usaha Herby. Pada
perhitungan biaya dilakukan perhitungan terhadap investasi, modal usaha, dan biaya
operasional.
a. Biaya Investasi
Biaya investasi adalah pengeluaran suatu industri dalam menentukan modal tetap
yang dibutuhkan industri dalam mendirikan dan mengembangkan usaha.Biaya
investasi terdiri dari tempat produksi, instalasi air, mobil box, motor, peralatan
kantor, perizinan, mesin dan peralatan. Biaya investasi industri Herby dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1. Biaya investasi industri Herby
No Deskripsi Satuan Jumlah Harga Satuan Harga
1 Tempat
produksi unit 1 Rp 200.000.000 Rp 200.000.000
2 Instalasi Air unit 1 Rp5.000.000 Rp 50.00.000
3 Mobil Box unit 1 Rp150.000.000 Rp150.000.000
4 Sepeda Motor unit 1 Rp15.000.000 Rp15.000.000
5 Peralatan
Kantor paket 1 Rp 7.000.000 Rp7.000.000
6 Perizinan
(SIUP dan
PIRT) paket 1 Rp2.000.000 Rp 2.000.000
7 Mesin dan
Peralatan
blender unit 4 Rp 200.000 Rp800.000
saringan unit 6 Rp 10.000 Rp60.000
Gelas Ukur unit 4 Rp 10.000 Rp40.000
kompor unit 2 Rp 150.000 Rp300.000
tabung LPG unit 3 Rp 125.000 Rp375.000
Sendok unit 6 Rp 1.500 Rp9.000
Panci unit 4 Rp 35.000 Rp140.000
Pisau unit 4 Rp 7.000 Rp28.000
Baskom unit 6 Rp 7.000 Rp42.000
thermometer unit 3 Rp 25.000 Rp75.000
Cetakan unit 10 Rp 12.000 Rp120.000
Timbangan unit 2 Rp 150.000 Rp300.000
Total Rp 381.289.000

b. Modal Usaha
Pada modal usaha suatu industri untuk menghitung biaya yang dikeluarkan
selama proses produksi terhadap semua unit yang diproduksi. Perhitungan modal
usaha berdasarkan bahan baku dan pngemasan.Berikut ini kebutuhan modal dan total
modal usaha industri Herby disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Total Biaya modal usaha Herby
No Deskripsi Satuan Kuantitas Harga Harga
Satuan
1 beras gram 375.000 Rp 10 Rp3.750.000
2 kencur gram 375.000 Rp 20 Rp7.500.000
3 gula merah gram 187.500 Rp10 Rp1.875.000
4 gula putih gram 525.000 Rp11 Rp5.775.000
5 fruktosa ml 525.000 Rp10 Rp5.250.000
6 karagenan gram 11.250 Rp500 Rp5.625.000
7 gelatin gram 185.625 Rp100 Rp18.562.500
8 Kayu manis gram 7.500 Rp40 Rp300.000
9 karton
pcs
printing 105.000 Rp300 Rp31.500.000
10 kertas
lembar
kemasan 420.000 Rp25 Rp10.500.000
Total Rp 90.637.500

c. Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan sejumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh
suatu perusahaan untuk mendukung operasi atau kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan tersebut. Pada biaya operasional meliputi karyawan, listrik, air, gas, pulsa,
BBM, dan penyusutan investasi. Total biaya operasional dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Total biayavariabelindustrinonnamame
No Deskripsi Satuan Jumlah Harga Satuan Harga
1 Tenaga
orang 3 Rp 6.000.000
Kerja Rp18.000.000
2 Listrik - 1 Rp 1.200.000 Rp1.200.000
3 Air - 1 Rp 1.200.000 Rp1.200.000
4 Gas tabung 3 Rp 204.000 Rp612.000
5 Pulsa - - Rp 600.000 Rp600.000
6 BBM Liter 1200 Rp 80.000 Rp96.000.000
7 Penyusuta 1 - Rp 72.788.000 Rp72.788.000
n investasi
Total Rp 190.400.000

5.2 Periode dalam 1 siklus (300 hari)


Perhitungan pada siklus dalam 300 hari dengan melakukan beberapa
perhitungan diantaranya, pendapatan, pengeluaran, laba-rugi, keuntungan penjualan,
BEP, R/C ratio, ROI, dan PP. Perhitungan periode dalam 1 siklus tersebut dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Perhitungan periode dalam 1 siklus
Kegiatan Satuan Jumlah Harga Satuan Harga (Rp)
(Rp)
Pendapatan
Penjualan Permen 367.500.000
pack 105.000
Jelly 3.500
Jumlah Pendapatan 367.500.000
Pengeluaran
Jumlah
Pengeluaran Modal
Usaha 80.137.500
Operasional Usaha - - - 190.400.000
Jumlah
Pengeluaran 270.537.500
Laba-Rugi 96.962.500
Keuntungan/tahun 96.962.500,00
BEP Unit/Kg 77.296
BEP Harga 2.577
R/C Ratio 1,358
ROI 0,254
PP (tahun) 3

a. Pendapatan
Pendapatan pada industri Herby dengan memproduksi 350 pack/hari sama
dengan 105.000 pack/tahun dengan harga Rp 3.500,-/pack.

Pendapatan = 105.000 pack x Rp 3.500


= Rp 367.500.000

b. Pengeluaran
Jumlah pengeluaran yang dikeluarkan oleh industri herby yaitu dari Jumlah
pengeluaran modal usaha dan operasional usaha.
Pengeluaran = Rp 80.137.500 x Rp 190.400.000
= Rp 270.537.500

c. Laba-rugi
Perhitungan laba-rugi yang diperoleh suatu industri dengan menghitung
jumlah pendapatan dikurangi dengan jumlah pengeluaran.
Laba-Rugi = Rp 367.500.000x Rp 270.537.500
= Rp 96.962.500
d. Keuntungan per tahun
Suatu industri pasti mendapatkan keuntungan dari penjualannya. Keuntungan
pertahun dapat dihitung dengan :

Keuntungan/tahun =Laba-rugix siklus


= Rp 96.962.500 x 1
= Rp 96.962.500
e. BEP
Analisa BEP adalahteknik yang digunakanuntukmengetahuipada volume
(jumlah)
penjualandanjumlahproduksiberapakahperusahaantidakmengalamikerugiandantidak
pula mendapatkanlaba.BEP adalahsuatutitikjumlahproduksiataupenjualan yang
arusdilakukan agar biaya yang dikeluarkandapattertutupikembaliataunilaidimana
profit yang diterimaperusahaanatauindustritersebutadalah nol (KusumadanMayasti,
2014). Perhitungan BEP padaindustriHerbyadalahsebagaiberikut :

BEP Unit =Jumlah Pengeluaran: harga jual produk


= Rp 270.537.500 x Rp 3.500
= Rp 77.296

f. R/C Ratio
R/C Ratio adalah perbandingan antara present value yang dari net benefit
yang positif dengan present value dari net benefit yang negatif
(Kadariah,1986).PerhitunganNet B/CpadaindustriHerbyadalahsebagaiberikut :
R/C Ratio = Rp 367.500.000 /Rp 270.537.500
= 1,36
R/C Ratio >1, maka proyek tersebut layak untuk diusahakan karena setiap
pengeluaran sebanyak Rp. 1 maka akan menghasilkan manfaat sebanyak Rp. 1.
Jika R/C Ratio < 1 maka proyek tersebut tidak layak untuk diusahakan karena setiap
pengeluaran akan menghasilkan penerimaan yang lebih kecil dari pengeluaran.
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai R/C Ratio sebesar 1,36 yang menandakan bahwa
industri layak dijalankan. Hal tersebut dikarenakan dalam setiap rupiah yang akan
dikeluarkan akan memberikan penerimaan atau pendapatan yang lebih besar.
g. ROI
ROI digunakan untuk mengetahui besar laba yang akan didapatkan atas total
harta yang dikeluarkan sehingga perhitungan dilakukan melalui laba dibanding total
pengeluaran/harta/investasi dikalikan 100%. Cara menghitung ROI dengan :

ROI =Laba-rugi : total investasi


= Rp 96.962.500 / Rp 381.289.000 x 100%
= 25,4 %
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan ROI, nilai yang didapatkan
sebesar 25,4% sehingga total harta/investasi yang telah dikeluarkan akan
menghasilkan laba sebesar prosentase ROI tersebut.

h. PP
PP digunakan dengan tujuan untuk menghitung jangka waktu pengembalian
modal investasi yang digunakan untuk membiayai bisnis dengan menghitung
investasi dibanding laba.

PP =Jumlah Pengeluaran : keuntungan/tahun


= Rp 270.537.500 / Rp 96.962.600
=3
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, modal akan kembali setelah
industri berjalan selama 3 tahun
BAB 6 HASIL GELAR PRODUK

Pengujian pasar adalah keadaan dimana produk dan program pemasaran


diperkenalkan kepada kalangan konsumen yang lebih otentik. Kegiatan ini untuk
mengetahui bagaimana konsumen dan penyalur mengelola, memakai, dan membeli
ulang produk serta seberapa luas pasarnya. Berdasarkan hasil maketing testing produk
herby yang telah dilakukan pada Gelar Produk THP 2015, berbagai respon konsumen
diterima. Respon konsumen beragam dari penampilan produk, cita rasa produk, dan
harga produk. Respon dari konsumen mengenai keseluruhan produk Herby sangat
baik. Beberapa konsumen diantaranya menyatakan bahwa produk Herby ini sangat
menarik, baru, enak dan beda dari yang lain. Produksi total Herby yang disiapkan
untuk gelar produk tersebut sebanyak 20 pack bahkan produk telah terjual seluruhnya
sebelum penjurian selesai. Konsumen rata-rata menyukai produk Herby karena
bercita rasa seperti jamu. Berdasarkan marketing testing Herby, harga per pack
produk sebesar Rp. 3.500,- yang masih dianggap harga terjangkau.
Herby dibuat dengan yang manggunakan bahan baku beras kencur dan kayu
manis sebagai pewarna alami. Berdasarkan hasil saat gelar produk (uji pasar)
didapatkan beberapa data. Pada uji pasar dibagikan 29 kuisioner kepada panelis
dengan menjawab pertanyaan meliputi :
1. Apakah anda sudah pernah mengetahui produk sejenis dengan Herby sebelumnya?
2. Apakah menurut anda deskripsi mengenai produk Herby ?
3. Apakah produk Herby memiliki harga yang terjangkau ?
4. Apakah produk Herby memiliki kemasan yang menarik ?
5. Saran untuk produk Herby ?
Berdasarkan lima pertanyaan diatas dihasilkan respon panelis yaitu

1. Apakah anda sudah pernah mengetahui produk sejenis dengan Herby


sebelumnya?
Iya : 24% yaitu permen ting-ting , yupi , minuman dan produk kiloan di hypermart.
Tidak : 76%

2. Apakah menurut anda deskripsi mengenai produk Herby ?


Rasa :
- Enak (28%)
- Kencur terasa (17%)
- Kombinasi Pas (4%)
- Seperti beras kencur (41%)
- Manis (10%)
Aroma :
- Enak :11%
- Beras kencur : 67%
- Harum (15%)
- Kayu manis (7%)
Tekstur :
- Lembut (15%)
- Agak Keras (4%)
- Kurang kenyal (17%)
- Lembek (9%)
- kenyal (51%)
keseluruhan :
- baik (85%)
- lumayan (15%)

3. Apakah produk Herby memiliki harga yang terjangkau ?


Iya : 97% (berkhasiat untuk kesehatan)
Tidak : 3%

4. Apakah produk Herby memiliki kemasan yang menarik ?


Iya : 93% (Full color tapi simple)
Tidak : 7% (desain terlalu rame dan tidak transparan)

5. Saran untuk produk Herby ?


Bentuknya lebih di variasi , kurang kenyal , aroma terlalu menyengat , netto
perkemasan lebih diperbanyak , warna kurang menarik , kemasan dibuat
transparan.
BAB 7 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari laporan ini adalah

1. Jamu beras kencur dapat diinovasikan menjadi produk permen jelly yang
memiliki rasa khas sehingga dapat sebagai alternative bagi konsumen yang tidak
terlalu menyukai jamu
2. Proses pembuatan herby meliputi 2 tahapan yaitu pembuatan beras kencur
terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan proses pembuatan permen jelly.
Proses pembuatan sari beras kencur meliputi pencampuran, penghalusan dan
penyaringan. Proses pembuatan permen jelly meliputi pencampuran , pemanasan,
pencetakan dan pendinginan.
3. Analisis kelayakan herby menunjukkan bahwa usaha tersebut layak untuk
dijalankan.
4. Respon pasar menunjukkan bahwa sebagian orang menyukai produk herby .
ingginya kesukaan konsumen terhadap herby sangat berpotensi untuk dijalankan
dan dipasarkan.
DAFTAR PUSTAKA

Jaswir I. 2007. Memahami Gelatin. Jakarta : Penebar Swadaya

Kasahara dan Hemmi, 1986. Medicinal herb index in indonesia. Jakarta : PT eisai
Indonesia

Larasati, A.S. 2013. Analisis Kandungan Zat Gizi Makro dan Indeks Glikemik Snack
Bar Beras Warna Sebagai Makanan Selingan Penderita Nefropatik Diabetik.
Universitas Diponegoro, Semarang.

Nugraha, S.A., Siadi, K., Sudarmin, (2012), Uji Antimikroba Etil pMetoksi Sinamat
dari Rimpang Kencur terhadap Bacilus Subtilis, Indonesian Journal of
Chemical Science, Vol. 1.

Anda mungkin juga menyukai