Oleh:
DR. Jenny Evelin Palunsu, MT.
1
TUJUAN PEMBELAJARAN
TAGIHAN-TAGIHAN
2
BAGIAN 1 PENDAHULUAN
A. Pengertian
Perubahan dan perkembangan diberbagai bidang dalam masyarakat saat
ini terjadi begitu cepat, lebih khusus lagi perkembangan dibidang teknologi,
termasuk teknologi digital. Penggunaan teknologi digital dalam hal ini computer,
dan penggunaan internet, dalam hal pembuatan dan penyebaran informasi, juga
berkembang dengan cepat, baik yang bersifat local maupun global. Ketertarikan
masyarakat atas perubahan yang terjadi sangat besar, khusus ketertarikan anak
muda terhadap perkembangan di dunia luar. Ketertarikan anak muda terhadap
perkembangan dan kemajuan di dunia luar tidak berbanding lurus dengan
ketertarikan mereka terhadap hal-hal yang bersifat tradisional kedaerahan yang
unik. Anak “jaman now”, begitu istilah yang digunakan oleh anak muda saat ini
(termasuk siswa SMK), sangat menggandrungi hal yang berkembang di luar,
seperti produk Film Korea dengan bintang Lee Ming Hoo, tarian Gang Nam style,
gaya berjalan, gaya berpakaian, gaya menari, menghafal lagu dan liriknya bahkan
sampai pada gaya Selfie mereka.
Hal ini bukan berarti anak muda bersalah ketika meniru-niru hal yang
berkembang diluar, namun ada baiknya juga anak muda seperti siswa SMK
mengenal berbagai potensi dan keunikan lokal yang ada di sekitarnya. Karena
keunikan lokal tersebut dapat saja menjadi daya tarik sebaliknya dari turis Korea
atau Manca Negara lainnya, sebagaimana anak muda Indonesia tertarik akan
budaya Negara lain. Ketika anak muda memahami keragaman budaya yang
dimiliki daerahnya sendiri, kemudian mencermati kelebihannya dan berusaha
mengemasnya dalam bentuk yang lebih menarik maka dapat dipromosikan ke
berbagai daerah mau negara lain, sehingga dapat menjadi satu kebanggaan dan
bahkan dapat mempengaruhi kehadiran turis di daerah/local yang mana
selanjutnya dapat mengembangkan perekonomian masyarakat setempat.
Kebijakan pemerintah melalui jalur pendidikan terkait pemberian
pemahaman siswa tentang perlunya pengenalan terhadap keunikan budaya lokal
telah tertuang dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, dimana salah satu bagian kajiannya adalah membentuk
pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya.
Selanjutnya dirancang dalam konsep pembelajaran pada satuan pendidikan
dalam bentuk muatan local. Muatan lokal merupakan bahan kajian atau mata
pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran
tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk
pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempat
tinggalnya. Muatan local dapat merupakan bahan kajian atau mata pelajaran
pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang
potensi dan keunikan lokal.
3
Muatan lokal untuk satuan pendidikan diatur oleh dua peraturan yakni
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Muatan Lokal Kurikulum 2013 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum,
Pedoman Pengembangan Muatan Lokal. Kedua peraturan tersebut bersifat
komplementer atau saling mendukung satu dengan lainnya. Terdapat beberapa
kesamaan maupun perbedaan yang termuat pada kedua peraturan tersebut.
4
kesesuaian dengan perkembangan peserta didik;
keutuhan kompetensi;
fleksibilitas jenis, bentuk, dan pengaturan waktu penyelenggaraan;
kebermanfaatan untuk kepentingan nasional dan menghadapi tantangan
global.
5
2) Dijadikan mata pelajaran yang berdiri sendiri
Muatan lokal dapat dijadikan mata pelajaran tersendiri apabila hasil analisis
lingkungan alam, spsial budaya telah dilakukan hasilnya ternyata tidak
relevan dengan mata pelajaran yang adap pada kurikulum 2013 yang
berlaku. Beberapa hal yang harus dilakukan untuk pengembangan muatan
local sebagai mata pelajaran antara lain: 1) merumuskan kompetensi dasar;
2) merumuskan materi ajar; 3) membuat Silabus; 4)membuat RPP; dan 5)
membuat buku ajar.
6
BAGIAN 2
MEKANISME PENGEMBANGAN DAN PELAKSANAAN
1. Analisis konteks lingkungan, alam, sosial,
dan/atau budaya
Dilakukan oleh
sekolah
2. Identifikasi Muatan Lokal yang
dikembangkan
7
1. Pengembangan Muatan Lokal oleh Satuan Pendidikan
Pengembangan muatan lokal oleh satuan pendidikan dilakukan oleh tim
pengembang Kurikulum di satuan pendidikan dengan melibatkan unsur
komite sekolah/madrasah, narasumber, serta pihak lain yang terkait.
Muatan
Lokal dikembangkan melalui tahapan sebagai berikut:
8
1) Jika muatan lokal menjadi mata pelajaran tersendiri, maka penentuan
bahan kajian muatan lokal didasarkan pada kriteria berikut:
kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik;
kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang
diperlukan;
tersedianya sarana dan prasarana;
tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa;
tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan;
kelayakan yang berkaitan dengan pelaksanaan di satuan
pendidikan;
karakteristik yang sesuai dengan kondisi dan situasi daerah;
komponen analisis kebutuhan muatan lokal (ciri khas, potensi,
keunggulan, dan kebutuhan/tuntutan);
merumuskan kompetensi dasar yang mengacu pada kompetensi
inti dan kompetensi dasar.
2) Jika muatan lokal terintegrasi pada mata pelajaran, maka satuan
pendidikan perlu melakukan beberapa hal berikut:
keluasan kompetensi yang akan dicapai (terlalu besar atau kecil);
kemampuan guru dalam merumuskan kembali;
kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang
diperlukan;
ketersediaan bahan pendukung (bahan ajar, peralatan, bahan) yang
dibutuhkan;
mengembangkan kompetensi dasar yang mengacu pada
kompetensi inti.
9
Lakukan analisis terhadap bahan ajar apakah sudah tersedia atau
belum;
Rumuskan dan tata kembali kompetensi dasar yang akan
diintegrasikan (ditambah/dikurangi);
Rumuskan dan tata kembali bahan ajar yang akan diintegrasikan
(ditambah atau dikurangi);
Periksalah kembali silabus yang telah dibuat dan sesuaikan dengan
kompetensi dasar dan bahan ajar yang telah ditetapkan.
10
komponen-komponen yang harus ada pada RPP antara lain:
Identitas Sekolah (satuan pendidikan, kelas, semester, materi
pokok)
Identitas Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu
Tujuan Pembelajaran
Kompetensi dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Metode Pembelajaran
Media Pembelajaran
Sumber Belajar
Langkah-langkah Pembelajaran
Penilaian Hasil Belajar
11
Pemerintah
Ketersediaan Sum
Pemerintah Provinsi Kebijakan
MUATAN ber
LOKAL day
aya
Pemerintah Kab/Kota
Satuan Pendidikan
Contoh penerapan:
12
kedalaman materi. Apabila terdapat KD dengan
dukungan materi ajar yang dianggap berlebihan, guru
harus ceramah dst selama 3 jam, maka KD dan materi
dimaksud dipadatkan dan kemudian waktu yang ada
digunakan untuk penambahan materi misalnya
membaca Alquran.
Setiap Mapel mengembangkan sendiri Mulok secara
terintedrasi
SMK N Cirebon, Gubernur Provinisi Jawa Barat menetapkan bahwa
Jawa Barat Mulok di Jawa Barat adalah Bahasa Daerah
Mulok ditetapkan oleh Gubernur dalam bentuk SK
Tim pengembang provinsi melakukan analisis
lingkungan dan mengindetifikasi Kompetesi Dasar,
menyusun Silabus, RPP dan Buku Ajar
Satuan Pendidikan SMK N Cirebon menggunakan hasil
pengembangan Tim yang mengembangkan Mulok
Bahasa dan Sastra Cirebon
SMK-SMK dibawah Yayasan menetapkan semua sekolah dibawah Yayasan
yayasan Muhamadiyah untuk mengembangkan Mulok
Muhamadiyah Pendidikan Agama dengan focus membaca Alquran.
Samarinda,
Kalimantan Timur
13
BAGIAN 4
PRAKTEK PENYUSUNAN MUATAN LOKAL
(LEMBAR KERJA-LEMBAR KERJA)
Langkah-langkah:
1) Silahkan Saudara duduk berkelompok sesuai kabupaten kota asal Saudara
(5’)
2) Lakukan identifikasi dengan brainstorming terkait jenis-jenis seni budaya,
kerajinan tangan, olahraga, bahasa maupun teknologi
konvensional/tradisional daerah Saudara masing-masing (20’)
3) Tuliskan kesimpulan kelompok ke dalam LK 1 juga di kertas Plano untuk di
Presentasikan (10’)
4) Hasil pada kertas Plano ditempelkan pada dinding ruangan (3’)
5) Tentukan sesorang untuk mempresentasikan hasil di atas (2’)
6) Semua peserta kembali ke kelompok besar (5’)
Lembar Kerja 01: Analisis konteks lingkungan, alam, social, dan/atau budaya
Kerajinan Tangan
Olahraga
Bahasa
Teknologi
Langkah-langkah:
1) Tentukan moderator kegiatan presentasi (5’)
2) Moderator mengatur jalanya presentasi (5’)
3) Setiap kelompok mempresentasikan hasil analisis (4 kelompok @10’ = 40’)
4) Kelompok besar menyimpulkan jenis Mulok yang dapat direkomendasikan
ke pemerintah (15’)
14
Lembar Kerja 02: Rumusan Mulok Provinsi Sulawesi Utara
Langkah-langkah:
1) Silahkan Saudara berkelompok sesuai bidang (Pariwisata, Maritim,
Agribisnis, dll) (10’);
2) Tentukan ketua kelompok dan sekertaris (5’);
3) Silahkan mencermati kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Mandarin
yang telah disusun (30’); jika belum ada silahkan buat kompetensi dasar dan
kisi-kisi materi menggunakan LK 03;
4) Petakan ke dalam tingkatan kelas (jika belum terpetakan) (45’)
5) Jika kompetensi dasar telah terpetakan, silahkan Saudara menyusun silabus
(gunakan pola silabus hasil modifikasi milik Sulawesi Utara jika ada. Jika
tidak ada silahkan gunakan contoh yang ada (180’);
6) Presentasikan hasil pembuatan kompetensi dasar dan silabus kepada
kelompok besar (45’).
Kelompok :
Jenis :
Nama :
15
LK 03b Pembuatan Silabus
16