Anda di halaman 1dari 2

4.

1 Bahan dan instrumen peneitian


4.4.1 Pengukuran biometrik telinga
Alat ukur yang digunakan adalah jangka sorong. Posisi kepala subjek yang dilakukan
pemeriksaan diatur tegak lurus menghadap ke depan sesuai garis horisontal Frankfurt. Lokasi
pada daun telinga yang akan diukur dan ditandai terlebih dauhu. Terdapat delapan
pengukuran yang diukur pada daun telinga.

Gambar 4.1 kaliper geser(22)

 Pengukuran yang dilakukan seperti pada gambar:


a. Pengukuran 1: panjang daun telinga (1-2)
b. Pengukuran 2: lebar daun telinga (3-4)

Gambar 4.2 Landmark daun telinga(22)

4.4.2 Pengukuran ketajaman pendengaran


Ketajaman pendengaran diukur dengan menggunakan tes audiometri. Alat ini
menghasilkan nada-nada murni dengan frekuensi melalui aerphon yang diukur pada telinga
kanan dan telinga kiri. Pada setiap frekuensi ditentukan intensitas ambang dan diplotkan pada
sebuah grafis sebagai presentasi dari pendengaran normal. Pemeriksaan dimuai dari telinga
kanan, diawali dari frekuensi 500 Hz di intensitas 40 db jika subjek tidak dapat mendengar
suara maka intensitas suara dikurang 10 db, namun jika tidak mendengar suara intensitas
suara ditambahkan 60 db dengan intensitas 5 db jika subjek masih tidak mendengar suara,
kemudian diulangi pada frekuensi 1000 Hz, 2000 Hz, 2000 Hz, 4000 Hz. Dikatakan normal
jika 0-25 dB, dan dikatangakan adanya penurunan ketajaman pendengaran (terganggu) >25
dB.

4.4.3 Kriteria eksklusi


a. untuk OMSK digunakan intrumen berupa pertanyaan dengan gjala klinis keluar
cairan dari telinga
b. untuk faringitis digunakan instumen brupa pertanyaan dengan gejala klinis nyeri
menelan
dari pertanyaan tersebut akan dibrikan pilihan ya dan tidak.

Anda mungkin juga menyukai