Anda di halaman 1dari 33

KESEHATAN

GERIATRI
MODUL KOMPREHENSIF
KELOMPOK 1
SUBKELOMPOK 1
ANGGOTA

• Annisa Noor Amalina (03013022)


• Desmawita Lestari (03013051)
• Diana Yusfiandriani Dewi (03013054)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, melainkan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang
ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan. Lansia sendiri
dimulai pada saat usia lebih dari 60 tahun. Menurunnya fungsi berbagai organ lansia menjadi rentan terhadap
penyakit yang bersifat akut atau kronis.(1,2,3)
Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses degeneratif
(penuaan) sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada usia lanjut. Dan yang paling sering ditemukan
pada lansia adalah penyakit hipertensi.(3)
Hipertensi yang biasa disebut dengan tekanan darah tinggi ialah suatu keadaan dimana tekanan
darah seseorang ≥140 / 90 (mmHg). Hipertensi merupakan “silent killer”. Prevalensi hipertensi meningkat
dengan bertambahnya usia. Kondisi patologis ini jika tidak mendapatkan penanganan secara cepat dan secara
dini maka akan memperberat risiko.
Berdasarkan data dari WHO dari 50% yang diketahui mengalami hipertensi, sekitar 25%
diantaranya mendapatkan pengobatan dan 12,5% dari 25% yang mendapatkan pengobatan dengan baik. Di
Indonesia sendiri hanya 4% yang mengetahui dirinya hipertensi dan melakukan pengobatan dengan rutin.(5)
Berdasarkan masalah yang ada, kami akan melakukan penelitian didaerah Krendang,
Tambora untuk memperdalam tentang penyakit Hipertensi, serta mengetahui
seberapa besar peran keluarga dan lingkungan dalam proses penyembuhan penyakit
dan dukungan yang diberikan kepada lansia tersebut.

1.2 Perumusan Masalah


Dari uraian latar belakang diatas, maka masalah yang dapat dirumuskan ialah
mengevaluasi terapi yang diberikan sejak awal terjadinya masalah. Dan kebiasaan
yang dilakukan sehingga terjadinya masalah.
1.3 Tujuan Khusus
1.3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas hidup dan angka kesehatan pada masyarakat terutama pada penderita lansia
penderita Hipertensi terutama lansia di kelurahan Krendang.
1.3.2 Tujuan Khusus
• Memahami tentang penyakit pasien dan penyebabnya, menerapkan prinsip pelayanan kedokteran bagi
lansia.
• Meningkatkan kesehatan lansia dengan rutin memeriksakan kesehatan lansia ke Puskesmas atau layanan
kesehatan lain.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan yang lebih bagi masyarakat perbedaan hipertensi pada lansia dengan
yang bukan lansia.
1.4.2 Manfaat Bagi Mahasiswa
Meningkatkan minat bagi mahasiswa dalam menganalisa masalah kesehatan yang ada pada lansia.
1.4.3 Manfaat Bagi Pemerintah
Memberikan informasi kepada pusat pelayanan kesehatan dalam meningkatkan kualitas hidup
lansia dengan memberikan sarana dan prasarana dalam kesehatan lansia yang berada disekitar pusat
pelayanan kesehatan.
1.4.4 Manfaat bagi profesi dan institusi
Memberikan pengetahuan dan menambah referensi bagi institusi sehingga menjadi landasan untuk
melakukan kegiatan penelitian maupun penyuluhan dimasa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi

Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik


lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau
tenang.
2.1.2 Epidemiologi

Hipertensi menempati peringkat ke 2 dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di
rumah sakit di Indonesia pada tahun 2006 dengan prevalensi sebesar 4,67% dan pada tahun 2013
prevalensi hipertensi meningkat menjadi 9,5%.

2.1.3 Etiologi

1. hipertensi (essensial)

Lebih dari 90% pesiaen dengan hipertensi primer. Hipertensi sering turun-temurun dalan satu
keluarga, hal ini menunjukkan bahwa faktor genetik memegang peranan penting pada patogenesis
hipertensi primer.

2. Hipertensi sekunder

Kurang dari 10% penderi hipertensi merupakan sekunder dari penyakit komorbid atau obat-obat
tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit
ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering obat-obat tertentu
baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertenisi atau memperberat hipertensi dengan
menaikkan tekanan darah, contoh obat tersebuat adalah kortikosteroid, ACTH, estrogen, NSAID,
fenilpropanolamine
• 2.1.4 Klasifikasi
a. Klasifikasi tekanan darah menurut WHO
Tekanan Darah Tekanan Darah
Kategori
Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Optimal <120 <80

Normal <130 <85

Normal-Tinggi/pra 130-139 85-89


Hipertensi
140-159 90-99
Tingkat 1 (Hipertensi
Ringan) 160-179 100-109

Tingkat 2 (Hipertensi ≥180 ≥110


Sedang)

Tingkat 3 (Hipertensi
Berat)
b. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7

Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah


Darah Sistolik (mmHg) diastolik (mmHg)
Normal <120 <80

Pra hipertensi 120-139 80-89

Hipertensi derajat 1 140-159 90-99

Hipertensi derajat 2 ≥160 ≥100


2.1.5 Patofisiologi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I
oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah
menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah
melalui dua aksi utama(5). Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa
haus.
Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis),
sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler
akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat
yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.(10)

2.1.6 Faktor Risiko


a. faktor resiko yang tidak dapat dikontrol : jenis kelamin, umur, genetik
b. faktor resiko yang dapat dikontrol : obesiteas, kurang olahraga, merokok, mengkonsumsi garam
berlebih, stress.
2.1.7 Diagnosis

Pengukuran tekanan darah yang akurat adalah dengan mengukur tekanan


darah dengan menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop sebanyak dua kali.
Hipertensi di diagnosis jika rata-rata sekurang-kurangnya 2 pembacaan
perkunjungan diperoleh dari masing-masing 3 kali pertemuan selama 2 sampai 4
minggu diperoleh tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau 90 mmHg untuk diastolik(13)

2.1.8 Komplikasi

a. Komplikasi pada sistem kardiovaskuler

b. Efek neurologik

c. Efek pada ginjal


BAB III
HASIL PBL
I. Hasil Kunjungan Puskesmas
A. Identitas pasien

• Nama : Lamha
• Umur : 67 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : RT/RW : /01 Kelurahan Krendang
• Pekerjaan : Penjaga kamar mandi
• Pendidikan terakhir : SMP
• Status pernikahan : Menikah dengan 6 anak
• Tinggal bersama : suami, 6 anak, 6 menantu, dan 8 cucu
• Jumlah orang yang tinggal dirumah : 20 orang
• Kepemilikan rumah : sendiri
• Anamnesis
• Keluhan Utama : Pusing
• Onset : <1 tahun
• Faktor yang memperberat :-
• Faktor yang memperingan : -
• Keluhan tambahan :-
• Riwayat Penyakit Sekarang :
– Ibu Lamha tidak rajin kontrol ke puskesmas
• Riwayat penyakit dahulu : gula darah puasa 121 mg/dl
• Riwayat penyakit keluarga : adik pasien menderita hipertensi
• Riwayat kebiasaan :
– Olahraga setiap pagi jalan ke Pasar
– Tidak makan ikan dan daging, suka makan sayur dengan lauk pauk tempe dan tahu
• Obat yang dikonsumsi :
– Amlodipine (5mg/hari)
• Hubungan keluarga : Baik
• Hubungan dengan tetangga : Baik
• Kegiatan Sosial : baik
• Kepemilikan Kartu Jaminan Kesehatan : BPJS
• Tempat berobat : Puskesmas Tambora
• Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Sehat
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda vital :
– Tekanan darah : 163/90 mmHg
– Suhu : 36,8o C
– Nadi : 71x/mnt
– RR : 18x/mnt
• Status gizi
– BB : 58,9 kg
– Lingkar Betis kanan-kiri : 36 cm
– Lingkar Lengan Atas kanan : 29 cm
– Lingkar Lengan Atas kiri : 30 cm
– Tinggi Lutut : 47 cm
– Lingkar Pinggang : 98 cm
– IMT :
• Berdasarkan tinggi lutut : 24,6
• Kulit : Normal
• Kepala : Normal
• Mata : Normal
• THT : Normal
• Leher : Normal
• KGB : Normal
• Thorax : Normal
• Abdomen : Normal
• Extremitas : Normal
• Diagnosis kerja :
Hipertensi dikarenakan dari hasil tekanan darah 163/90 mmHg
• Diagnosis Multiaksial
• Axis I (gangguan kondisi medis) : Hipertensi
• Axis II (gangguan kepribadian) : tidak ada
• Axis III (kondisi fisik) : tidak ada
• Axis IV (psikososial) : tidak ada
• Axis V (penilaian fungsi secara global) : tidak ada

Rapid Geriatric Assessment


• Activities of Daily Living (ADL) : 20 ( mandiri )
• Rapid Cognitive Screen (RCS) : 8 (normal)
• Geriatric Depession Scale (GDS) : 1 (normal)
• Simplified Nutrition Assessment Questionnaire (SNAQ) : 14 (tidak berisiko)
• Frailty Questionnaire Screening Tool : 0 (normal)
• Tokyo Metropolitan Index Gerontology (TMIG) : 13 ( kapasitas fungsional baik)
• Hasil Kunjungan Rumah
• Tanggal Kunjungan Rumah I : 7 Mei 2018
• Tanggal kunjungan rumah II : 9 Mei 2018
• Denah Rumah : 5 X 10 M
c. Denah Rumah dapur w
c
kamar

Kamar kamar kamar kamar

Kamar

Kamar

Ruang tamu

Teras
• Jalan meuju rumah :
Melewati lorong kecil (gang sempit), rumah terdiri 2 tingkat, di depan rumah terdapat teras
kemudian di lantai dasar terdapat ruang tamu dan beberapa kursi, terdapat 3 kamar tidur, dapur dan
kamar mandi memiliki jamban berjenis jongkok di lantai 1 dan 4 kamar tidur di lantai 2.

Kondisi rumah
• Sanitasi : kurang
• Ventilasi : kurang
• Pencahayaan : kurang
• Lingkungan sekitar : kumuh dan padat penduduk
• Jamban keluarga : ada (jongkok)
• Sumber air bersih : air tanah
• Tempat sampah : ada (didapur)
• Dapur : sanitasi buruk
• Lantai : kurang
• Dinding : pada lantai 1 (bangunan permanen) dan lantai 2 (dinding triplek)
• Atap : terbuat dari genting
BAB IV
PEMBAHSAN
4.1 Analisis Penyakit
• Ibu Lamha , 67 tahun didiagnosis menderita Hipertensi sejak <1 tahun yang lalu. Gejala awal
yang di keluhkan merasa pusing. Pada pemeriksaan fisik didapatkan fungsi penglihatan masih dalam
batas normal, pendengaran normal dan aktivitas fisik normal.
• Didapatkan fungsi keluarga baik dan sangat mendukung untuk kesembuhan Ibu Lamha. Status ekonomi
Ibu Lamha kurang, sumber pendapatan dari penghasilan menjaga kamar mandi. Ibu juga memiliki BPJS
sehingga biaya pengobatan tercover. Untuk pengobatan penyakitnya Ibu Lamha mengkonsumsi obat dari
Puskesmas yang terdiri dari Amlodipine selama sebulan. Setelah itu tidak kontrol ke Puskesmas karena
tidak ada keluhan.
• Status kognitif Ibu Lamha dalam batas normal dan Ibu Lamha masih aktif dalam bersosialisasi di
lingkungan sekitar.
Analisis assessment geriatri
• Pada pemeriksaan rapid cognitive impairment screen (RCS) didapatkan hasil skor 8 (normal),
dan hasil SNAQ skor 14 (tidak berisiko).
• Pada pemeriksaan kemandirian (ADL) didapatkan hasil dengan skor 20 yang berarti Ibu
Lamha mandiri. Pada pemeriksaan indeks kompetensi TMIG (Tokyo Metropolitan Index
Gerontologi) didapatkan hasil dengan skor 13 yang berarti kapasitas fungsional Ibu Lamha
baik.
• Pada pemeriksaan Geriatric Depression Scale (GDS) didapatkan hasil dengan skor 1 yang
berarti Ibu Lamha tidak mengalami depresi atau normal dan pada pemeriksaan Frailty
Questionnaire Screening Tool didapatkan hasil dengan skor 0 yang berarti Ibu Lamha tidak
berisiko mengalami kerentanan atau normal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
• KESIMPULAN
• Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa
ibu Lamha 67 tahun menderita penyakit Hipertensi sekitar kurang lebih 1 tahun
yang lalu. Penyakit tersebut didapatkan karena banyak pikiran. Pada pemeriksaan
didapatkan fungsi penglihatan masih dalam batas normal, pendengaran normal. Ibu
Lamha jarang berkonsultasi ke dokter puskesmas dan diberikan obat Amlodipine
5mg dari puskesmas .
• Berdasarkan pemeriksaan kuesioner ADL, TMIG, RCS didapatkan hasil bahwa Ibu Lamha masih
mandiri dalam melakukan kegiatan sehari-hari serta kapasitas fungsional dan kognitif dalam
batas normal. Pada kuesioner GDS dan FQST didapatkan hasil bahwa Ibu Lamha tidak
mengalami depresi dan not frail, sedangkan dari hasil kuesioner SNAQ didapatkan hasil yang
tidak berisiko mengalami penurunan BB 5% dari normal dalam 6 bulan.
• Saran untuk Masyarakat • Saran untuk Pasien
• Melakukan deteksi dini • Melakukan kontrol kesehatan secara
• meningkatkan pengetahuan serta rutin khususnya hipertensi
kesadaran tentang penyakit hipertensi • meminum obat yang diberikan dokter
• mendapat pelatihan pendampingan secara teratur
pelayanan sosial agar bisa lebih • mengatur pola makan sehat
memperhatikan kondisi lansia lansia • mengatur aktivitas fisik.
sehingga lansia dapat menikmati masa
tuanya dengan sehat dan sejahtera
baik itu kondisi kesehatan, psikis dan
sosialnya.
• Saran untuk Institusi Pemerintah • Saran untuk Institusi Pendidikan
• lebih meningkatkan kegiatan • lebih meningkatkan pembelajaran
screening penyakit-penyakit pada mengenai penyakit lansia mengingat
lansia angka harapan hidup di Indonesia
• merancang penyuluhan kesehatan yang terus meningkat
yang menarik dan bervariasi • Mahasiswa kedokteran untuk dapat
• melakukan program home care turut serta membantu pelayanan
service agar dapat memperhatikan program home care service yang
kondisi dan kebutuhan lansia saat ini dilakukan oleh institusi pemerintah
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
1. Sari AP. Yusuf A. Wahyuni ED. Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia dengan Hipertensi Melalui
Therapeutical Gardening di UPT PSLU Magetan. 2014. Surabaya. Universitas Airlangga.
2. Kusumowardani A, Puspitosari A.Hubungan Antara Tingkat Depresi Lansia dengan Interaksi Sosial
lansia di Desa Sobokerto Kecamatan Ngamplak Boyolali. Jurnal Terpadu Ilmu
Kesehatan.Boyolali:2014.3(2)184-8.
3. Kementrian Kesehatan RI. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. 2013. Jakarta. Kementrian
Kesehatan RI.
4. Bell, K. Hypertension: The Silent Killer: Updated JNC-8 Guideline Recommendations. 2015. United
States. Auburn University.
5. Wahyuningsih. Astuti, E. Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi pada Usia Lanjut. Jurnal Ners dan
Kebidanan Indonesia: 2013. 1(3) 71-5.
6. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Hipertensi. Jakarta:Kemenkes. 2014.
7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI
tentang Hipertensi. Jakarta; 2014.
8. Ekowati R, Sulistyowati T. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia. Maj Kedokt Indon.
Jurnal Penelitian Kesehatan. 2009; 59(12): 581-87
9. The Seventh report of the joint national committe on prevention, detection, evaluation, and tradment
of hight blood pressure. U.S. Department of Healthy and human services. 2003
10. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC. 2011: 582-4
11. Bianti N. Risk factors of Hypertension. J Majority. 2015; 4(5):1-14.
12. Franklin W, Lusby MD, David Z. Hypertensive Retinopathy. 2011; 1-5
13. Astuti D. Rahayu UB. Ambarwati. Menjaga Kesehatan Usia Lanjut Di Posyandu Lansia Sruni. Warta.
2007; 10(2):155-161
14. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi dan analisis lanjut usia dan gambaran
kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta: Kemenkes. 2012.
• Lampiran 1 : Plan of Action
Plan Of Action
• Kegiatan : Konseling Penyakit Hipertensi pada Lansia
• Tujuan :
• Pendekatan menyeluruh, berorientasi kepada pasien dan keluarganya.
• Mengupayakan kegiatan diagnostik, pengelolaan dan pencegahan masalah kesehatan pada lanjut usia.
• Menyelenggarakan pelayanan kedokteran secara optimal.
• Kontrol lanjutan
• 3.Sasaran : Lansia
• 4. Tempat : Kelurahan Krendang, Jakata Barat.
• 5. Penanggung Jawab :
• 6. Pelaksana : Mahasiswa dan Dosen Pembimbing
• 7. Waktu : Senin, 7 Mei 2018 dan Rabu 9 Mei 2018
• 8. Dana : tidak ada dana dikeluarkan
• Lampiran 2. Plan of Action
Plan Of Action
• Kegiatan : Penyuluhan penyakit Hipertensi pada Lansia
• Tujuan :
• Pendekatan menyeluruh kepada masyarakatan lansia dengan meningkatkan pengetahuan
masyarakan tentang penyakit Hipertensi
• Memberikan edukasi untuk meningkatkan kualitas hidup lansia
• Memecahkan masalah yang terjadi pada lansia dengan konseling keluarga
• Kontrol lanjutan untuk mengetahui perkembangan penyakit Hipertensi dengan
pemeriksaan tekanan darah secara rutin
• 3. .Sasaran : Ibu Khomariah
• 4. Tempat : Kelurahan Krendang, Jakata Barat.
• 5. Penanggung Jawab :
• 6. Pelaksana : Mahasiswa Dosen Pembimbing
• 7. Waktu : Senin, 7 mei 2018 dan Rabu 9 Mei 2018
• 8. Dana : tidak ada dana dikeluarkan
• Lampiran 3. Foto Kegiatan

Ruang tamu Kamar lantai 1

Kamar lantai 2

Dapur dan kamar mandi

Anda mungkin juga menyukai