Anda di halaman 1dari 48

CASE

Fraktur Olecranon dan


Head Radius
Pembimbing : dr. David Idrial, Sp.OT

DESMAWITA LESTARI
030.13.051
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
KEPANITRAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD BUDHI ASIH
BAB I
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS

Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 54 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Agama : Kristen
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Jl. Salak No.58 RT/RW 02/12, Cawang, Kramat Jati,
Jakarta Timur
Tanggal Masuk : 03 Maret 2019
Tanggal Keluar : 06 Maret 2019
ANAMNESIS
Diambil dari autoanamnesis, tanggal 04 Maret 2019 pukul 10.00.
Keluhan Utama Nyeri siku kanan sejak 1 bulan SMRS
Keluhan Tambahan Siku terasa kaku
Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke Poli Bedah Orthopedi dengan keluhan nyeri pada siku
bagian kanan 2 hari sebelum ke poli. Pasien mengaku sebelumnya
terjatuh di lantai kamar mandi pada tanggal 6 februari 2019 saat os ingin
buang air kecil selepas bangun tidur. Pasien terjauh dengan posisi siku
kanan membentur lantai terlebih dahulu saat terjatuh. Sesaat setelah
terjatuh, pasien mengaku nyeri pada siku kanan dan bertambah nyeri
saat digerakkan. Pasien lalu dibawa keluarganya pergi ke tukang urut, dan
sempat diurut namun tidak ada perbaikan.Karena nyeri yang terasa terus
menerus kemudian pasien dibawa ke klinik, dan klinik menganjurkan
untuk diperiksa ke poli Bedah Orthopedi. Pada saat di RS pasien diminta
untuk melakukan rontgen antebrachi. Pada saat di RS pasien diminta
untuk melakukan rontgen antebrachi.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit hipertensi (+), Riwayat diabetes
melitus, penyakit ginjal, asthma disangkal oleh Pasien.

Riwayat Penyakit Riwayat diabetes melitus, penyakit ginjal, asthma,


Keluarga hipertensi pada keluarga disangkal pasien.
Riwayat Menstruasi Usia petama menarche usia 12 tahun, teratur 1 bulan
sekali dengan durasi menstruasi 6 hari. Pengeluaran
darah cukup, tidak berlebih atau terlalu sakit
Riwayat persalinan dan Pasien memiliki 2 orang anak, tidak pernah mengalami
menyusui keguguran. Hamil anak pertama saat usia 25 tahun. Os
melahirkan secara spontan di rumah sakit. Hamil anak
ke-2 pada usia 30 tahun dan juga melahirkan secara
spontan, Pasien menyusui anak pertama hingga 6 bulan
dan anak kedua hingga 18 bulan.
ANAMNESIS
Riwayat Pengobatan -

Riwayat Operasi -

Riwayat Kebiasaan Pasien mengaku tidak pernah mengkonsumsi


minuman beralkohol, tidak merokok. Pasien
mengaku mengkonsumsi kopi.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum Kesadaran : Compos mentis
Kesan sakit : Tampak sakit sedang
BB : 87 kg
TB : 165 cm

Tanda Vital Tekanan darah : 130/70 mmHg


Nadi : 80 x/menit
Respirasi: 20 x/menit
Suhu : 36,8oC
SpO2 : 99%
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala Normosefali, rambut hitam, tidak rontok, distribusi merata,
tidak terdapat jejas atau bekas luka.
a. Mata: pupil isokor, refleks pupil -/-, konjungtiva anemis -/-,
sklera ikterik -/-, eksoftalmus-/-, injeksi konjungtiva-/-
b. Telinga: normotia +/+, hiperemis -/-, edema -/-, serumen -/-
, nyeri tekan -/-, nyeri tarik -/-
c. Hidung: simetris (+), deformitas (-), deviasi septum (-),
sekret (-), pernapasan cuping hidung (-)
d. Tenggorokan: arkus faring simetris, uvula ditengah, tonsil
T1/T1
e. Mulut: mukosa bibir tampak anemis (-), sianosis(-), lidah
kotor (-)
Leher KGB tidak teraba membesar, tiroid tidak teraba membesar.
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax a. Inspeksi: gerak dinding dada statis dan dinamis simetris,
retraksi (-), pulsasi ictus cordis tidak terlihat
b. Palpasipernapasan simetris, vokal fremitus simetris,
ictuscordis tidak teraba
c. Perkusi: hemitoraks kanan dan kiri sonor, batas paru dan
hepar setinggi ICS VI linea midclavicularis dekstra, batas
paru dan lambung setinggi ICS VIII linea axillaris anterior
sinistra. Batas jantung kanan setinggi ICS IV linea
parasternal dekstra, batas jantung kiri setinggi ICS V 2 jari
lateral dari linea midclavicularis sinistra, batas atas
jantung setinggi ICS II linea parasternalis sinistra.
d. Auskultasi: suara napas vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing
-/-, bunyi jantung I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen a. Inspeksi: simetris, cembung.
b. Auskultasi: bising usus 4x/menit
c. Palpasi: supel, massa abnormal (-) , defense muscular (-),
nyeri tekan (+) pada regio epigastrium, nyeri lepas (-),
lien tidak teraba, hepar tidak teraba, ballottement (-)
d. Perkusi: Redup pada seluruh kuadran

Ekstremitas Ekstremitas Atas


CRT < 2 detik +/+, akral hangat +/+
Ekstremitas Bawah
CRT < 2 detik +/+, akral hangat +/+
STATUS LOKASLIS
Look
Hematom : +
Oedem : -
Luka terbuka : -
Verband : -

Feel
Nyeri : +
Fungsi sensorik : +
Akral dingin : -

Move
ROM terbatas : +
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi
(Tanggal 22/10/2018)

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


Hemoglobin 14,0 g/dL 11,7-15,5
Eritrosit 4,4 x10^6/uL 3,8 – 5,2
Leukosit 10,7 x10^3/uL 3,6 – 11
Trombosit 292 x10^3/uL 150 – 440
Hematokrit 39 % 35 – 47
MCV 88,1 fL 80 – 100
MCH 32,0 Pg 26 – 34
MCHC 36,4 g/dL 32 – 36
RDW 12,5 % <14
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.6 Diagnosis
fraktur olecranon dextra
fraktur radius head dextra

1.7 Tatalaksana
1. Rawat inap – Pro ORIF
2. Post operasi
• Cefoprazone 2x1
• Ranitidine 2x1
• Ketorolac 3x1
3. Obat pulang
• Cefixime 2x100 mg
• Ranitidine 2 x1 tab
• Meloxicam 2x1 tab
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
04 maret 2019 (Safir Barat )
S Pasien mengeluh nyeri (+) berkurang, dan terasa kaku
Pre op ORIF
O Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
TD : 130/80, HR : 81x/menit, RR: 20x/menit, SPO2 : 99%, S : 36,3C
Status Lokalis :
Look : hematom (+)
Oedem (-)
Pucat (-)
Verband (-)
Feel : nyeri (+)
Hangat (-)
Move : ROM terbatas (+)
FOLLOW UP
A Fraktur olecranon dextr + radius head dextra

P - IVFD Nacl 0,9 % 20 tpm


- Amlodipine 10 mg 1x1
- Lisinopril 10 mg 1x1
- Cefoperazone 2 x 1 gr
- Ranitidine 2 x 1 amp
- Ketorolac 3 x 1 amp
- Dynastat 2 x 1 amp
FOLLOW UP
05 maret 2019 (Safir Barat )
S Pasien mengeluh nyeri (+) pada bagian post op
O Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
TD : 134/62, HR : 68x/menit, RR: 22x/menit, SPO2 : 97%, S : 36,7C
Status Lokalis :
Look : Oedem (-)
Pucat (-)
Verband (+)
Feel : nyeri (+)
Hangat (-)
Move : ROM terbatas (+)
FOLLOW UP
A Fraktur olecranon dextr + radius head dextra
Post ORIF H+1

P - IVFD Nacl 0,9 % 20 tpm


- Amlodipine 10 mg 1x1
- Lisinopril 10 mg 1x1
- Cefoperazone 2 x 1 gr
- Ranitidine 2 x 1 amp
- Ketorolac 3 x 1 amp
- Dynastat 2 x 1 amp
FOLLOW UP
FOLLOW UP
06 maret 2019 (Safir Barat )

S Pasien mengeluh nyeri (+) sudah berkurang pada bagian post op


O Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
TD : 124/81, HR : 68x/menit, RR: 22x/menit, SPO2 : 97%, S : 36,7C
Status Lokalis :
Look :
Oedem (-)
Pucat (-)
Verband (+)
Feel : nyeri (+)
Hangat (-)
Move : ROM terbatas (+)
FOLLOW UP
A Fraktur olecranon dextr + radius head dextra
Post ORIF H+2

P - IVFD Nacl 0,9 % 20 tpm


- Amlodipine 10 mg 1x1
- Lisinopril 10 mg 1x1
- Cefoperazone 2 x 1 gr
- Ranitidine 2 x 1 amp
- Ketorolac 3 x 1 amp
FOLLOW UP
19 Maret 2019 ( Poli Orthopedi)

S Pasien sudah tidak merasa nyeri, pasien mengeluh gatal pada


bagian post op
O Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Status Lokalis :
Look :
Oedem (-)
Pucat (-)
Verband (+)
Feel : nyeri (+)
Hangat (-)
Move : ROM terbatas (+)
FOLLOW UP
A Fraktur olecranon dextr + radius head dextra
Post ORIF H+15

P - GV
- Ranitidine 150mg
- Meloxicam 7,5 mg
- Alpentin 100mg
ANALISA KASUS
Pasien datang ke Poli Bedah Orthopedi dengan
keluhan nyeri pada siku bagian kanan 2 hari
sebelum ke poli. Pasien mengaku sebelumnya
terjatuh di lantai kamar mandi pada tanggal 6
februari 2019 saat os ingin buang air kecil selepas
bangun tidur. Pasien terjauh dengan posisi siku
kanan membentur lantai terlebih dahulu saat
terjatuh. Sesaat setelah terjatuh, pasien mengaku
nyeri pada siku kanan bertambah nyeri saat
digerakkan, dan terdapat memar berwarna merah
kebiruan pada bagian sekitar siku.
ANALISA KASUS
Pasien lalu dibawa keluarganya pergi ke
tukang urut, dan sempat diurut 2 kali yaitu
pada hari terjatuh dan 2 hari setelahnya,
setelah diurut pasiet merasa lebih baik dan
nyeri sedikit berkurang tetapi pasien
mengeluh siku terasa kaku .Karena nyeri yang
terasa terus menerus kemudian pasien
dibawa ke klinik. Klinik menganjurkan untuk
dilakukan pemeriksaan ke bagian Bedah
Orthopedi. Kemudian pasien datang ke poli
bedah pada tanggal 8 februari 20019.
ANALISA KASUS
Pada saat di poli pasien mengeluh nyeri pada
siku, nyeri bertamba jika siku digerakkan dan
siku terasa kaku. Pasien dilakukan
pemeriksaan rontgen antebrachi. Pada
tanggal 19 februari pasien kembali datang ke
poli dengan membawa hasil rongent, dari
pemeriksaan hasil rontgent didapatkan hasil
Fraktur olecranon dextra + radius head
dextra. Pasien kemudian dijadwalkan untuk
melakukan operasi ORIF pada tanggal 4
maret 2019.
ANALISA KASUS
Pasien dirawat pada tanggal 4 maret 2019
dan di jadwalkan operasi pada hari yang
sama. Pada hari pertama post op pasien
mengeluh sakit nyeri pada bagian bekas
operasi dan ruang gerak tangan terbatas.
Pada hari ke dua setelah operasi nyeri sudah
berkurang dan pasien dipulangkan pada
tanggal 6 maret 2019.
Pada tanggal 19 maret 2019, pasien datang
ke poli dengan keluhan bagian post operasi
terasa gatal, dan sudah tidak terasa nyeri
pada bagian post op.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI

Siku terdiri dari bagian-bagian dari ketiga


tulang, yaitu:
• Distal humerus adalah pusat dari siku
(sendi engsel).
• Kepala radial bergerak di sekitar
humerus distal dan juga berputar
ketika pergelangan tangan diaktifkan
atas dan ke bawah.
• Olekranon adalah bagian dari tulang
ulna yang berbentuk cangkir pada
ujung humerus dan berputar disekitar
ujung humerus seperti engsel.
OTOT
OTOT
PEMULUH DARAH
DEFINISI

Fraktur adaah terputusnya kontinuitas dari tulang,


sering diikuti oleh kerusakan jaringan lunak dengan
berbagai macam derajat, megenai pembuluh darah,
otot dan persarafan. Definisi fraktur olecranon sendiri
adalah fraktur yang terjadi pada siku yang disebabkan
oleh kekerasan langsung, biasanya komunita dan
disertai oleh fraktur lain atau dislokasi anterior dari
sendi tersebut.
KLASIFIKASI

• Complete fractures
Tulang terbagi menjadi dua atau lebih fragmen.
Patahan fraktur yang dilihat secara radiologi
dapat membantu untuk memprediksi tindakan
yang harus dilakukan setelah melakukan
reduksi. fraktur transversal, oblik, spiral,
segmental
KLASIFIKASI

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

Variasi fraktur. Keterangan : Complete fractures: (a) transversal;


(b) segmental; (c) spiral. Incomplete fractures: (d) fraktur buckle;
(e, f) fraktur greenstick
PROSES PENYEMBUHAN LUKA
• Destruksi jarigan dan pembentukan hematom
Pembuluh darah robek dan terjadi pembentukan hematom
disekitar fraktur. Tulang pada permukaan yang patah, kehilangan
asupan darah, dan mati

• Inflamasi dan proliferasi seluler


Dalam 8 jam, fraktur mengalami reaksi inflamasi akut dengan
migrasi sel inflamatorik dan inisiasi proliferasi dan diferensiasi dari
stem sel mesenkimal dari periosteum menembus kanal medular
dan sekitar otot.

• Pembentukan kalus
Diferensiasi stem sel menyediakan sejumlah sel kondrogenik dan
osteogenik. Pada kondisi yang tepat mereka akan mulai
membentuk tulang dan pada beberapa kasus, juga membentuk
kartilago
PROSES PENYEMBUHAN LUKA
• Konsolidasi
Tulang anyaman terbentuk menjadi tulang lamelar dengan aktivitas
osteoklas dan osteoblas yang kontinyu.

• Remodeling
Fraktur telah dijembatani dengan lapisan tulang yang solid. Pada
beberapa bulan atau bahkan tahun, dilakukan pembentukkan
ulang atau reshaped dengan proses yang kontinu dari resorpsi dan
pembentukan tulang

(a) Pembentukan (b) Pembentukan (c) Pembentukan (d) Tulang yang


hematom pada kalus fibrokartilago kalus yang keras mengalami remodeling
fraktur
ETIOLOGI
• Cedera Traumatik
a. Cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga
tulang patah secara spontan.
b. Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari lokasi
benturan
c. Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot yang
kuat.

• Fraktur patologi
kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trauma minor
dapat mengakibatkan fraktur dapat juga terjadi pada berbagai keadaan
berikut :
Tumor tulang, osteomielitis, rakhitis
a. Fraktur kepala radius
Fraktur kepala radius adalah yang paling umum dari semua patah tulang
siku. Fraktur kepala radius juga biasa terjadi akibat cedera lainnya.
Mekanisme terjadinya adalah jatuh dengan posisi tangan yang
hiperekstensi.
b. Fraktur olekranon
Mekanisme ini biasanya terjadi akibat pukulan langsung atau jatuh dengan
posisi tangan hiperekstensi. Garis fraktur biasanya melintang, melewati ke
trochlear notch. Cedera saraf ulnaris sering terjadi pada fraktur olekranon
ini. Pasien menunjukkan ketidakmampuan untuk melakukan ekstensi siku
dengan aktif, bersamaan dengan adanya dengan nyeri seperti ditusuk di
olecranon.
KLINIS
• Nyeri tiba tiba
• Ketidakmampuan untuk meluruskan siku
• Pembengkakan diatas tulang
• Memar pada siku
• Nyeri saat dissentuh
• Matirasa dalam satu atau lebih jari
• Nyeri saat melakukan pergerakan ssendi
Pemeriksaan Fisik
• Look
• Feel
• move
Penatalaksaan
• Class I – Non-displaced • Class III – Comminuted
‐ Umumnya fraktur yang kecil dan bergaris ‐ Lebih dari tiga fragmen tulang
tipis sehingga mudah terlewati ‐ Cedera yang signifikan pada sendi
‐ Mungkin tidak terlihat pada X-ray (terlihat dan ligamen
jika X-ray dilakukan 3 minggu setelah ‐ Pembedahan dibutuhkan untuk
cedera) membuang fragmen dan
‐ Dapat mengalami dislokasi jika terlalu mengembalikan kerusakan jaringan
banyak pergerakan lunak
‐ Prostesis dapat digunakan untuk
• Class II – Marginal head fracture mencegah deformitas
‐ Splinting 1 – 2 minggu
‐ Sedikit mengalami dislokasi dan melibatkan
• Class IV – Dengan dislokasi siku
bagian terbesar dari tulang
‐ Dislokasi ditatalaksana lebih dahulu,
‐ Mungkin membutuhkan tindakan operatif
lalu kemudian fraktur
untuk membuang fragmen kecil
‐ Biasanya komplikasi lain yang
‐ Jika fragmen lebih besar, tindakan operatif
terlibat antara lain robekan ligamen
dilakukan dengan pin dan screw
atau fraktur siku lainnya.
‐ Untuk pasien geriatri, dilakukan
pembuangan bagian yang rusak atau
bahkan keseluruhan kepala radius.
• Fraktur kelas I da II : dirawat secara konservatif
dengan imobilisasi
• Fratur kelas II, III, IV : reduksi terbuka dan fiksasi
interna (ORIF)
Follow up
• Pembukaan jahitan dilakukan 10 sampai 14 hari
setelah operasi.
• Pembatasan gerakan dari pengangkatan benda
oleh lengan yang cedera selama dilakukan
setidaknya selama enam minggu
• Latihan gerak untuk siku dan lengan bawah harus
dimulai segera setelah operasi, kadang-kadang
hari-hari pertama setelah operasi.
• Beberapa pasien mungkin tidak dapat meluruskan
siku yang mengalami cedera setelah operasi, untuk
itu diperlukan bantuan dari orang lain untuk
membantu proses mobilisasi.
• Pemulihan kekuatan kadang memakan waktu lebih
dari 6 bulan setelah operasi
Komplikasi

• Syok hipovolemik
• Kehilangan cairan ekstrasel ke jaringan yang rusak
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai