Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas pasien
Nama : Tn “S”
Umur : 73 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Sekolah Dasar (SD)
Alamat : Klaten
Pekerjaan : Petani
Tanggal masuk : 20 Maret 2019
Tanggal pengkajian : 20 Maret 2019
Diagnosa medis : Benigna Prostat Hyperplasia (BPH)
Dokter penanggung jawab : dr.xxxxxx. Sp.B
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn “M”
Jenis kelamin : Laki-laki
Hubungan dengan pasien : Cucu
2. Riwayat Penyakit
a. Alasan masuk rumah sakit sakit
Klien mengeluh susah BAK ± 1 tahun. Pasien berobat ke Puskesmas
lalu dirujuk ke RSUD .
b. Keluhan saat dikaji
Pasien mengatakan nyeri pada bagian bekas luka operasi. Pasien
meringis kesakitan.
P : saat ditekan dan beraktivitas
Q : seperti ditusuk jarum
R : dibagian abdomen bawah (kandung kemih) luka operasi
S : 5-6

T : intermitten
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak pernah mengalami penyakit kronis sebelumnya.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang menderita BPH.
3. Genogram

   
   


Keterangan :

 : Laki-laki

 : Laki-laki meninggal

 : Perempuan

 : Perempuan meninggal

: Pasien

: Tinggal dalam satu rumah


Data Biologis
a. Pola nutrisi
SMRS : Pasien makan 3x sehari dengan menu bervariasi.
MRS : Pasien makan 3x sehari, dengan porsi yang disediakan
rumah sakit.
b. Pola minum
SMRS : Pasien minum 1,5-2 liter/hari.
MRS : Pasien minum 1-1,5 liter/hari.
c. Pola eliminasi
SMRS : Pasien BAB 1-2x/hari, BAK bisa lebih 10-15 x/hari
dengan keluhan urin keluar sedikit-sedikit.
MRS : Pasien BAB 1 kali setelah operasi, terpasang kateter
triway no. 22 dengan karakteristik warna urin kuning
jernih, 500 ml/hari, kadang-kadang terasa nyei saat BAK.
Pasien terpasang irigasi 30 tpm.
d. Pola istirahat/tidur
Waktu tidur
SMRS : Pasien tidur 7-8 jam/hari dan cemas terhadap penyakitnya.
MRS : Pasien tidur sekitar 6-8 jam/hari, dengan penerangan yang
cukup.
e. Pola hygiene
- Mandi
SMRS : Pasien mandi 2 x sehari.
MRS : Pasien mandi 1 x sehari dibantu oleh keluarga.
- Cuci rambut
SMRS : Pasien cuci rambut setap hari saat mandi.
MRS : Pasien hanya membasahi rambut.
- Gogok gigi
SMRS : Pasien gosok gigi dua kali sehari pagi dan malam.
MRS : Pasien tidak menggosok gigi.
4. Pola aktifitas
SMRS : Pasien melakukan aktifitas sehari-hari dibantu oleh orang
lain.
MRS : - Pasien melakukan aktifitas dibantu oleh orang lain.
- Pasien mengatakan tidak bisa melakukan aktifitas secara
mandiri.
- Pasien tampak lemah.
- Pasien tampak kesakitan dalam melakukan aktifitas.

Aktifitas 0 1 2 3 4
Mandi √
Berpakaian √
Eliminasi √
Mobilisasi ditempat tidur √
Pindah √
Makan dan minum √

Keterangan : 0 = mandiri
1 = dibantu sebagian
2 = perlu bantuan orang lain
3 = perlu bantuan orang lain dan alat
4 = tergantung orang lain tidak mandiri

5. Data Sosial
a. Hubungan dengan keluarga
Baik.
b. Hubungan dengan tetangga
Baik.
c. Hubungan dengan pasien sekitar
Baik.
d. Hubungan dengan keluarga pasien lain
Baik.
6. Data Psikologis
a. Status emosi
Pasien dapat mengendalikan emosi dengan baik.

b. Peran diri

Pasien tidak dapat mejalankan peran seagai kepala keluarga yang baik
karena dirawat di rumah sakit.

c. Gaya komunikasi

Menggunakan bahasa verbal.

b. Pola Koping

Pertahan tubuh menurun karena proses penyakit.

7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : E4M6V5 (GCS = 15)
Compos Mentis
TTV : TD = 120/80 mmHg
N = 80 x/menit
RR = 16 x/menit
S = 36,5 ºC
b. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala simetris, beruban, kulit kepala kering,
tidak ada ketombe.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
c. Mata
Inspeksi : Sklera putih, dapat melihat dengan jelas, bola mata
simetris, konjungtiva merah muda, ada reaksi
terhadap cahaya (miosis) tidak mengguakan alat bantu
penglihatan, fungsi penglihatan normal.
Palpasi : Tidak nyeri tekan.
d. Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan dan
pembengkakan.
e. Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada kelainan dikedua telinga,
tidak ada lesi dan serumen.
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
f. Mulut
Inspeksi : Gigi tampak hitam, lidah bersih, mukosa mulut
lembab, bibir lembab.
Palpasi : Otot rahang kuat.
g. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Palpasi : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid, tidak
ada nyeri tekan.
h. Thoraks (paru-paru)
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada lesi, respirasi 16 x/m, ada
batuk sedikit.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi : Bunyi napas vesikuler.
Perkusi : Sonor.
i. Thoraks (jantung)
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : ictus cordis tidak teraba.
Auskultasi : S1 dan S2 reguler.
Perkusi : Batas jantung normal.
j. Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi, terdapat luka insisi bedah
tanggal 20-03-2019 di abdomen inguinalis kanan
dengan karakteristik panjang luka 8-10 cm jumlah
hecting 7 jahitan tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor,
dolor, kalor, tumor). Terpasang drain dengan produksi
± 50 cc warna merah muda.
Palpasi : ada nyeri tekan di sekitar luka post operatif di
abdomen inguinalis kanan, skala 5-6 (nyeri sedang),
teraba hangat di daerah sekitar luka.
Perkusi : timpani.
Auskultasi : bising usus 6 x/menit.
k. Genetalia
(pasien menolak untuk dikaji).
l. Ekstremitas

Kanan 5 5 5 5 5 5 5 5 Kiri

5 5 5 5 5 5 5 5

Keterangan: Terpasang infus di tangan kiri.


c. Data Penunjang
LABORATORIUM
20 Maret Hasil Nilai Normal
2019
Hb 10.0 Lk = 14-16 gr%, Pr = 12-14 gr%
Leucocyt 6.600 5.000-10.000 mm3/drh
Hematokryt 31 % Lk = 47-54 %, Pr = 42-46 %
Eritrocyt 3.71 4,6-6 Jt mm3/drh
RONTGEN
Dari hasil rontgen tanggal 20 maret 2019 menunjukkan adanya pembesaran
prostat.

d. Pengobatan
 Tramadol 2 x 100 ml (IV)
 Ranitidine 2 x 50 ml (IV)
 As. Tranexamat 3 x 500 mg (IV)
 Cefoprazone 2 x 1 gr (IV).
 NaCl/RL 20 Tpm.
B. ANALISA DATA

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH


Proses pembedahan
1. DS: Nyeri akut

- Ps mengatakan nyeri dibagian


bekas luka

P : saat ditekan dan beraktivitas Luka insisi pembedahan

Q : seperti ditusuk jarum

R : dibagian abdomen bawah


(kandung kemih) luka operasi
Nyeri
S : 5-6

T : intermitten

DO:

- Ps tampak meringis kesakitan


BPH
2. DS: Resiko infeksi

DO:

- Terdapat luka post operasi pada Tindakkan pembedahan


abdomen bawah.

- Tampak luka insisi post operasi


20-03-2019
Proses inflamasi
- Panjang luka 8-10cm

- Jumlah heating 7 jahitan

- Tidak terdapat tanda infeksi


(rubor, dolor, kalor, tumor) Terpapar organisme

- Terpasang drain

TTV

TD : 120/80 mmHg Resiko infeksi

RR : 16x/menit

N : 80x/menit

S : 36,7oC

- Leukosit 6.600mm3/drh
Tindakkan pembedahan
3. DS: Intoleransi aktifitas

- Ps mengatakan tidak bisa


melakukan aktifitas secara
Nyeri
mandiri

- Ps mengatakan luka terasa nyeri


saat melakukan aktifitas

DO: Susah beraktifitas

- Ps tampak lemah.

- Ps tampak kesakitan jika Intoleransi aktifitas


melakukan aktivitas.

- Ps terpasang kateter triway no.


22

- Ps terpasang infus RL 20 tpm.


C. DAFTAR MASALAH

NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL MASALAH PARAF

DITEMUKAN TERATASI
20 - 3- 2019
1. Nyeri akut b/d luka post operasi.

DS:

- Ps mengatakan nyeri dibagian bekas


luka

P : saat ditekan dan beraktivitas

Q : seperti ditusuk jarum

R : dibagian abdomen bawah (kandung


kemih) luka operasi

S : 5-6

T : intermitten

DO:

- Ps tampak meringis kesakitan


20-3- 2019
2. Resiko infeksi b/d kerusakan jaringan
efek sekunder dari prosedur
pembedahan.

DS:

DO:

- Terdapat luka post operasi pada


abdomen bawah.

- Tampak luka insisi post operasi 20-03-


2019

- Panjang luka 8-10cm

- Jumlah heating 7 jahitan

- Tidak terdapat tanda infeksi (rubor,


dolor, kalor, tumor)

- Terpasang drain

TTV

TD : 120/80 mmHg

RR : 16x/menit

N : 80x/menit

S : 36,7oC

- Leukosit 6.600mm3/drh
20 Maret 2019
3. Intoleran aktivitas b/d nyeri akibat
luka bekas operasi.

DS:

- Ps mengatakan tidak bisa melakukan


aktifitas secara mandiri

- Ps mengatakan luka terasa nyeri saat


melakukan aktifitas

DO:

- Ps tampak lemah.

- Ps tampak kesakitan jika melakukan


aktivitas.

- Ps terpasang kateter triway no. 22

- Ps terpasang infus RL 20 tpm.


D. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC RASIONAL PARAF


Nyeri akut b/d luka post operasi, Setalah dilakukan tindakan Guidance :
1.
ditandai dengan: keperawatan 3x24 jam diharapkan - Kaji skala nyeri 1. Mengetahui skala nyeri
nyeri dapat berkurang atau hilang - Kaji TTV setiap 4 jam
DS:
dengan kriteria hasil : Support : 2. Mengetahui keadaan
- Ps mengatakan nyeri dibagian
- Ds : pasien mengatakan nyeri - Berikan posisi yang nyaman umum pasien.
bekas luka
berkurang dengan skala 1-3 untuk klien.
P : saat ditekan dan beraktivitas - Do : pasien tampak tenang, Teaching : 3. Memberikan rasa

Q : seperti ditusuk jarum TTV dalam batas normal - Ajarkan manajemen nyeri (teknik nyamann bagi pasien.
relaksasi napas dalam dan teknik
R : dibagian abdomen bawah
distraksi). 4. Mengalihkan perhatian
(kandung kemih) luka operasi.
Dev. Env : nyeri.
S : 5-6 - Ciptakan lingkungan yang
T : intermitten nyaman dan tenang 5. Memberi suasana
Collaboration : nyaman bagi pasien.
- Berikan analgetik sesuai instruksi
DO:
dokter (Tramadol 2 x 100 ml) 6. Analgetik mengurangi
- Ps tampak meringis kesakitan rasa nyeri.

2. Resiko infeksi b/d kerusakan Setelah dilakukan tindakan Guidance :


jaringan efek sekunder dari keperawatan 3x24 jam - Kaji tanda tanda infeksi 1. Mengetahui adanya
prosedur pembedahan ditandai diharapkaninfeksi tidak terjadi dengan - Observasi TTV setiap 6 jam. tanda infeksi
dengan : kriteria hasil : Support : 2. Mengetahui keadaan
Do : tidak tampak adanya tanda tanda - Ganti balutan setiap hari dengan umum
DS:
infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor) teknik aseptik dan steril
DO:
Leukosit normal 4.000-11.000 Teaching : 3. Mencegah adanya
- Terdapat luka post operasi pada S : 36,7 -37,5 0C - Ajarkan pasien dalam menjaga infeksi
abdomen bawah.
kebersihan pada daerah luka post 4. Mengajarkan pasien
- Tampak luka insisi post operasi
op. untuk mempertahankan
19-03-2019
Dev. Env : kondisi balutan luka.
- Panjang luka 8-10cm
- Ciptakan lingkungan yang bersih.
- Jumlah heating 7 jahitan Collaboration : 5. Mencegah terjadnya
- Tidak terdapat tanda infeksi - Berikan antibiotik sesuai anjuran infeksi
(rubor, dolor, kalor, tumor) dokter.
- Terpasang drain - Kolaborasikan dengan ahli gizi 6. Mempercepat
TTV dalam pemberian diit TKTP. penyembuhan luka
TD : 120/80 mmHg
RR : 16x/menit 7. Protein mempercepat
N : 80x/menit proses penyembuhan
o
S : 36,7 C luka.
3
- Leukosit 6.600mm /drh
3. Intoleran aktivitas b/d nyeri akibat Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam Guidance : 1. Mengetahui keadaan
luka bekas operasi, ditandai diharapkan intoleran aktivitas dengan - Kaji tanda tanda infeksi umum pasien
dengan: criteria hasil : - Kaji tingkat aktifitas 2. Mengetahui tingkat
- Pasien mengatakan bisa Support : ketergantungan pasien
DS:
beraktivitas secara mandiri dan - berikan posisi senyaman mungkin 3. Memberikan
- Ps mengatakan tidak bisa
melakukan aktifitas secara secara perlahan - dekatkan barang yang diperlukan kenyamanan pada pasien
mandiri - Pasien biisa melakukan secara pasien 4. Memberikan
mandiri Teaching : kenyamanan pada
- Ps mengatakan luka terasa nyeri
- ajarkan pasien untuk latihan aktif pasien.
saat melakukan aktifitas
dan pasif sesuai kondisi 5. Mencegah kelemahan
DO:
Dev. Env : otot dan merangsang
- Ps tampak lemah. - Ciptakan lingkungan yang tenang mobilisasi.

- Ps tampak kesakitan jika Collaboration : 6. Memberikan

melakukan aktivitas. - Kolaborasi dengan dokter dalam kenyamanan pada


pemberian obat yang sesuai pasien.
- Ps terpasang kateter triway no.
7. Memberikan terapi yang
22
tepat untuk pasien
Ps terpasang infus RL 20 tpm.
E. CATATAN PERKEMBANGAN DAN EVALUASI

NO. DX TANGGAL CATATAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN DAN PARAF


EVALUASI
DX 1. 20 3 2019 1. Mengkaji TTV
S : Pasien mengatakan nyeri pada bagian
07.30 H/ TD : 120/80, N : 80 x/m, RR: 16 x/m, S :
bekas luka operasi dengan skala 5-6
36,7oC
2. Mengkaji skala nyeri (nyeri sedang).
08.10
R/ O : Pasien terlihat meringis kesakitan
P : saat ditekan dan beraktivitas ketika bagian abdomen ditekan.
Q : seperti ditusuk jarum
A : Masalah belum teratasi.
R : dibagian abdomen bawah (kandung kemih)
luka operasi P : Intervensi 1, 2 dan 4 dilanjutkan.
S : 5-6
T : intermitten
08.20 3. Megajarkan teknik relaksasi napas dalam.
R/ Pasien mengikuti dengan baik.
08.30 4. Memberi terapi injeksi sesuai instruksi dokter.
R/ Tramadol 1 amp IV.
DX 2. 20- Maret 2019 1. Mengkaji tanda-tanda infeksi.
S : Pasien mengatakan tidak ada rasa gatal,
09.00 H/ Tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor, dolor,
panas, dan sakit.
kalor, tumor.
10.00
2. Memberikan penkes kepada pasien dalam O : Tidak tampak adanya tanda-tanda
menjaga kebersihan luka bekas operasi.
infeksi.Pasien terlihat tenang
R/ pasien dan keluarga mendengarkan dengan
baik. A : Masalah masih resiko.
11.00 3. Memberikan terapi injeksi .
P : Intervensi 1 dan 3 dilanjutkan.
R/ Cifrofloxacin 500 mg IV.
DX 3. 20 maret 2019 1. Mengkaji tingkat aktifitas pasien. S : Pasien mengatakan belum bisa
13.00 H/ pasien hanya beraktifitas di tempat tidur. beraktifitas secara mandiri.
2. Mengajarkan latihan fisik aktif dan pasif. O : Pasien tampak lemah.
R/ pasien mengikuti dengan baik. A : Masalah belum teratasi .
13.30
P : Intervensi 1 dan 2 dilanjutkan.
DX 1. 20- maret 2019 1. Mengkaji TTV S : Pasien mengatakan nyeri sedikit
07.30 H/ TD : 150/80, N : 82 x/m, RR: 16 x/m, S : berkurang.
36,5oC
O : Pasien tampak lebih tenang.
2. Mengkaji skala nyeri
08.10 A : Masalah teratasi sebagian.
R/
P : Intervensi 1, 2 dan 3 dilanjutkan.
P = Saat ditekan dan saat beraktifitas.
Q = Seperti ditusuk-tusuk.
R = Di bagian abdomen (luka operasi).
S = 4-5 nyeri sedang.
T = intermiten (kadang-kadang).
3. Memberi terapi injeksi sesuai dengan resep
08.30
dokter.
R/ Tramadol 1 amp IV.
4. Memberikan posisi nyaman bagi pasien.
H/ Pasien tampak nyaman.
DX 2. 21-3-2019 1. Memberikan terapi injeksi . S : Pasien mengatakan tidak ada rasa gatal,
09.00 R/ Cifrofloxacin 500 mg IV. panas dan sakit.
11.00 2. Melakukan perawatan luka dengan teknik aseptik O : Tidak ada tanda-tanda infeksi.
dan steril. A : Masalah masih resiko.
08.00 H/ perban tambak bersih, tidak terdapat tanda- P : Intervensi 1,2 dan 3 dilanjutkan.
tanda infeksi.

DX 3. 21-3- 2019 1. Mengkaji tingkat aktifitas pasien. S : Pasien mengatakan sebagian aktifitas
13.00 H/ sebagian aktifitas pasien sudah dapat sudah bisa dilakukan sendiri.
dilakukan sendiri
O : Pasien tampak lebih bersemangat
2. Mengajarkan latihan fisik aktif dan pasif.
dalam melakukan aktifitas.
13.30 R/ pasien mengikuti dengan baik.
A : Masalah teratasi sebagian .
P : Intervensi 1 dan 2 dilanjutkan.
DX 1. 22-3-2019 1. Mengkaji TTV S : Pasien mengatakan nyeri sudah
07.30 H/ TD : 120/80, N : 80 x/m, RR: 16 x/m, S : berkurang.
36,5oC
O : Pasien tampak lebih tenang.
2. Mengkaji skala nyeri
08.10 A : Masalah teratasi sebagian.
R/
P : Intervensi 1, 2 dan 3 dilanjutkan.
P = Saat ditekan dan saat beraktifitas.
Q = Seperti ditusuk-tusuk.
R = Di bagian abdomen (luka operasi).
S = 1-3 nyeri ringan.
T = intermiten (kadang-kadang).
08.30 3. Memberi terapi injeksi sesuai dengan resep
dokter.
R/ Tramadol 1 amp IV.

DX 2. 22-3- 2019 1. Mengkaji tanda-tanda infeksi. S : Pasien mengatakan tidak ada rasa gatal,
09.00 H/ Tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor, dolor, panas dan sakit.
kalor, tumor).
11.00 O : Tidak terlihat ada tanda-tanda infeksi.
2. Memberikan terapi injeksi sesuai dengan anjuran
dokter. A : Masalah masih resiko.

R/ Cifrofloxacin 500 mg IV. P : Intervensi dihentikan.


08.00 - Delegasikan rencana intervensi
3. Melakukan perawatan luka dengan teknik aseptik
dan steril. kepada teman sejawat.

H/ perban tambak bersih, tidak terdapat tanda-


tanda infeksi.
DX 3. 22-3- 2019 1. Mengkaji tingkat aktifitas pasien. S : Pasien mengatakan sebagian aktifitas
09.00 H/ sebagian aktifitas pasien sudah bisa dilakukan sudah bisa dilakukan sendiri.
secara mandiri.
O : Pasien tampak lebih bersemangat
2. Mengajarkan latihan fisik aktif dan pasif.
dalam melakukan aktifitas.
13.30 R/ pasien mengikuti dengan baik.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi 1 dilanjutkan.

Anda mungkin juga menyukai