Panduan Pelayanan Ambulance PDF
Panduan Pelayanan Ambulance PDF
BAB I.
DEFENISI
Interior ambulance memiliki ruang untuk satu atau lebih pasien ditambah beberapa
personel gawat darurat medis.Hal ini juga berisi berbagai perlengkapan dan peralatan
yang digunakan untuk memberi pertolongan kepada pasien saat perjalanan.
Sejarah Ambulance
KataAmbulance awal sederhana dua roda gerobak digunakan untuk membawa prajurit sakit atau
terluka yang tidak mampu berjalan sendiri.Kata ambulance berasal dari ambulare kata Latin, yang
berarti berjalan atau bergerak. Ambulance pertama khusus digunakan untuk mengangkut pasien ke
fasilitas medis yang dikembangkan di akhir 1700-an di Perancis oleh Dominique-Jean Larrey, ahli
bedah-in-chief di tentara Napoleon.
Larrey mencatat bahwa butuh waktu hampir 1(satu) hari penuh untuk tentara yang terluka harus
dibawa ke rumah sakit lapangan, dan bahwa sebagian besar dari mereka meninggal pada saat itu "dari
ingin bantuan". Untuk memberikan bantuan lebih cepat dan menyediakan transportasi cepat, dia
merancang kereta yang ditarik kuda-dikelola oleh petugas medis dan asisten dengan ruang untuk
beberapa pasien dengan tandu.
Korps ambulance pertama militer di Amerika Serikat diselenggarakan pada tahun 1862 selama
Perang Sipil sebagai bagian dari pasukan Uni. Layanan ambulans pertama sipil di Amerika Serikat
diselenggarakan 3(tiga) tahun kemudian oleh Cincinnati Commercial Rumah Sakit. Pada pergantian
abad ini, paling rumah sakit besar memiliki ambulans sendiri pribadi.Ambulans bermotor pertama kali
pergi ke dalam operasi di Chicago pada tahun 1899.
Di daerah di mana tidak ada rumah sakit besar, mobil jenazah pemakaman setempat sering
kendaraan hanya mampu membawa seorang pasien di tandu, dan banyak rumah pemakaman juga
menyediakan layanan ambulans.Akibatnya, desain dan konstruksi ambulans dan mobil jenazah terkait
erat selama bertahun-tahun tetap.
Kebanyakan ambulans awal yang hanya ditujukan untuk transportasi pasien. Setelah tim dokter
atau kebakaran departemen penyelamatan diterapkan pertolongan pertama, pasien dimasukkan ke
bagian belakang ambulans untuk naik cepat ke rumah sakit. Dalam beberapa kasus, dokter berkuda
bersama, namun sebagian besar waktu pasien melaju sendirian dan tanpa pengawasan.
Di Amerika Serikat yang berubah secara dramatis ketika pemerintah federal melewati Jalan
Keselamatan Act pada tahun 1966.Diantara banyaknya standar, tindakan baru menetapkan persyaratan
untuk desain ambulans dan perawatan medis darurat.Ambulans dengan rendah tersampir, tubuh
jenazah seperti digantikan oleh van bertubuh tinggi untuk mengakomodasi personil dan peralatan
tambahan.Radio dipasang.Banyak ambulans membawa peralatan canggih seperti defibrilator jantung,
bersama dengan gudang obat menyelamatkan nyawa dan obat-obatan.
Hari ini, ambulans datang dalam berbagai bentuk dan ukuran.Desain yang sederhana dilengkapi
untuk memberikan dukungan hidup dasar, atau BLS, sedangkan yang lebih besar, desain yang lebih
canggih dilengkapi untuk memberikan dukungan kehidupan yang maju, atau ALS. Ambulans dapat
dioperasikan oleh perusahaan swasta, rumah sakit, api lokal atau departemen polisi, atau organisasi
kota-berjalan terpisah.
Struktur Ambulance
Produsen Ambulans membeli komponen banyak dari pemasok lain daripada mereka membuat
sendiri. Ini termasuk taksi kendaraan dan chasis, peringatan lampu dan sirene, radio, sebagian besar
komponen sistem kelistrikan, pemanas dan komponen AC, komponen oksigen sistem, dan berbagai
badan trim potongan seperti jendela, mengunci, menangani, dan engsel.
Jika ambulans memiliki tubuh yang terpisah, kerangka tubuh biasanya terbuat dari aluminium
yang dibentuk atau diekstrusi.Dinding luar dicat lembaran aluminium, dan dinding interior biasanya
lembar aluminium ditutupi dengan lapisan vinyl atau plastik dilaminasi.subfloor dapat dibuat dari kayu
lapis atau mungkin menggunakan plastik sarang tawon terbuka berintikan dilaminasi pada lembar
aluminium.Yang meliputi lantai interior biasanya vinyl, mulus industri-kelas yang membentang
sebagian sampai masing-masing pihak untuk membersihkan dengan mudah.
Lemari Interior dalam kompartemen pasien biasanya terbuat dari aluminium dengan transparan,
panel plastik tahan pecah di pintu. Meja dan permukaan dinding di daerah tindakan, daerah segera
berlawanan kepala pasien dan dada di bagian depan kiri tubuh ambulans, biasanya ditutup dengan
lembaran halus dari stainless steel untuk melawan efek dari darah dan cairan tubuh lainnya. Interior
dan kursi berlapis kain daerah lainnya memiliki bantalan busa tahan apidengan penutup vinyl.Interior
menangani dan rel terbuat dari stainless steel. Lainnya potongan trim interior dapat dibuat dari
berbagai karet atau bahan plastik.
Desain Ambulance
Ambulans desain terbagi ke dalam tiga kategori.
Tipe I : Ambulans memiliki tubuh modular, atau dilepas, dibangun di atas chassis truk. Taksi
truk terhubung ke tubuh melalui jendela kecil, tapi penghuni taksi harus pergi ke luar
kendaraan untuk memasuki tubuh ambulans.Desain ini menggabungkan kemampuan
tubuh lebih besar modular dengan berjalan-melalui aksesibilitas
Tipe II : Digunakan van ambulans dengan atap terangkat. Karena konstruksi van, para
penumpang taksi dengan mudah dapat memasuki tubuh dari dalam, walaupun ruang
interior terbatas.
Tipe III : Ambulans memiliki tubuh modular dibangun di atas chassis van cut-jauhnya.
Mempersiapkan Chassis
* Kabel tambahan akan ditambahkan ke taksi, chassis, dan sistem kelistrikan mesin untuk
mengakomodasi lampu peringatan dan sirene dan untuk membawa kekuatan untuk tubuh.
saklar tambahan dan kontrol yang ditambahkan ke dasbor seperti yang diperlukan. Pemanasan
dan sistem AC juga dapat dimodifikasi.
* Lubang yang dibor di frame dan kendaraan rel mounting bracket dipasang untuk mendukung
tubuh ambulans. Rel frame dapat dipotong dengan panjang yang tepat bagi tubuh.
Kualitas Ambulance
Rancangan ambulans diatur oleh beberapa standar, dan produsen harus mengambil langkah-langkah
yang tepat untuk memastikan kepatuhan dengan standar-standar. Setiap sistem diperiksa dan diuji
untuk instalasi dan operasi yang tepat sebagai bagian dari proses manufaktur. Selain itu, setiap bahan,
dari aluminium dalam tubuh dengan busa di kepala bersandar, disertifikasi oleh produsen untuk
memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan
a. Ambulance transport
Jenis ambulan ini mempunyai fungsi hanya membawa pasiean ke rumah sakit ataupun ke pusat-
pusat pelayanan medis misal: pusat dialisis. Jenis ambulan ini bisa berupa mobil van, bis, ataupun alat
transportasi lain.
Tujuan Penggunaan :
Pengangkutan penderita yang tidak memerlukan perawatan khusus/ tindakan darurat untuk
menyelamatkan nyawa dan diperkirakan tidak akan timbul kegawatan selama dalam perjalanan.
Petugas :
1 (satu) supir dengan kemampuan BHD (bantuan hidup dasar) dan berkomunikasi
1 (satu) perawat dengan kemampuan PPGD (pertolongan pertama gawat darurat)
Peralatan :
Tabung oksigen dengan peralatannya
Alat penghisap cairan/lendir 12 Volt DC
Peralatan medis PPGD (tensimeter dengan manset anak-dewasa, dll)
Obat-obatan sederhana, cairan infus secukupnya
2. TEHNIS KENDARAAN
a. Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspense lunak
b. Warna kendaraan putih
c. Penggunaan pengatur urada AC dengan pengendali di ruang penemudi.
d. Pintu belakang dapat dibuka kea rah atas.
e. Ruang penderita tidak dipisahkan dari raung pengemudi.
f. Tempat duduk petugas di ruang penderita dapat diatur/ dilipat.
g. Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan pasien.
h. Ruang penderita cukup luas untuk sekurangnya 2(dua) tandu,tandu dapat dilipat.
i. Ruang penderita cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri tegak untuk melakukan
tindakan.
j. Gantungan infuse terletaksekurang-kurangnya 90 cm di atas tempat penderita.
k.Stop kontak khusus 12 V DC diruang penderita.
l. Lampu ruangan secukupnya/ bukan neon dan lampu sorot yang dapat digerakkan.
m.Meja yang dapat dilipat.
n. Lemari obat dan peralatan.
o. Tersedia peta wilayah dan detailnya.
p. Penyimpanan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah
q. Sirene 2(dua) nada.
r. Lampu rotator warna merah dan biru.
s. Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi.
t. Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia.
4. TUJUAN PENGGUANAAN :
Pertolongan penderita gawat darurat pra rumah sakit, pengangkutan penderita gawat
darurat yang sudah distabilkan dari lokasi kejadian ke tempat tindakan definitif atau ke
rumah sakit, sebagai kendaraan transport rujukan.
Petugas :
1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi
1 (satu) perawat berkemampuan PPGD
1 (satu) dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS (advanced trauma life
support/advanced cardiac life support)
Peralatan :
Peralatan rescue :
Lemari obat dan peralatan
Tanda pengenal dari bahan pemantul sinar
Peta wilayah setempat
Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku
Lemari es/ freezer, atau kotak pendingin
Medis :
Tabung oksigen dengan peralatan bagi 2 orang
Peralatan medis PPGD
Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi
Suction pump manual dan listrik 12 V DC
Peralatan monitor jantung dan nafas
Alat monitor dan diagnostik
Peralatan defibrilator untuk anak dan dewasa
Minor surgery set
Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya
Entonox atau gas anastesi
Kantung mayat
Sarung tangan disposable
Sepatu boot
Ambulan gawat darurat ini yang ada pada RS PKT Bontang.
Petugas :
1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi
1 (satu) perawat berkemampuan PPGD atau BTLS/BCLS
(basictrauma life support/basic cardiac life support)
1 (satu) dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS
Peralatan :
Peralatan rescue :
Lemari obat dan peralatan
Tanda pengenal dari bahan pemantul sinar
Peta wilayah setempat dan detailnya
Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku
Lemari es/ freezer, atau kotak pendingin
Medis :
Tabung oksigen dengan peralatan bagi 2 orang
Peralatan medis PPGD
Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi
Suction pump manual dan listrik 12 V DC
Peralatan monitor jantung dan nafas
Alat monitor dan diagnostik
Peralatan defibrilator untuk anak dan dewasa
Minor surgery set
Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya
Entonox atau gas anastesi
Kantung mayat
Sarung tangan disposable
Sepatu boot
Peralatan :
Peralatan rescue :
Peta wilayah setempat
Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku
Lemari es/ freezer, atau kotak pendingin.
Medis :
Tabung oksigen dengan peralatan
Peralatan medis PPGD
Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi
Suction pump manual dan listrik 12 V DC
Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya
Sarung tangan disposable
Sepatu boot
BAB II
RUANG LINGKUP
Pada saat penderita mengalami kegawatan medik, maka seharusnya secepatnya ada pelayanan
gawat darurat yang membantu penderita.Setelah diberikan pertolongan medik, maka penderita
kemudian dibawa ke rumah sakit, ini disebut sebagai evakuasi medik primer (“primary medevac”).
Penderita yang ada di suatu rumah sakit, mungkin akan dirujuk ke rumah sakit lain, ini disebut sebagai
evakuasi medik sekunder (“secondary medevac”).
Tentu saja sistem sedemikian memerlukan ambulance dan paramedik dalam jumlah yang tidak sedikit.
Ini dapat dilakukan melalui 2 cara :
1. Sistem eksklusif : ada dinas ambulance yang melayani sistem ini
2. Sistem insklusif: rumah sakit yang mempunyai ambulance, mengikut sertakan ambulance
dalam sistem, dengan satu pusat koordinasi.
Untuk banyak kota di Indonesia, sistem insklusif lebih cocok, karena sistem eksklusif sungguh mahal.
BAB III.
Negara lain hanya menginstruksikan pengemudi untuk memperlambat laju kendaraan dan melintas
dengan hati-hati.
Melewati batas kecepatan maksimum yang diperbolehkkan selama tidak membahayakan nyawa dan
hak milik orang lain.
Mendahului kendaraan lain di daerah larangan mendahului setelah memberi sinyal yang tepat,
memastikan jalurnya aman, dan menghindari hal-hal yang membahayakan nyawa dan harta benda.
Mengabaikan peraturan yang mengatur arah jalur dan aturan berbelok ke arah tertentu, setelah
memberi sinyal dan peringatan yang tepat.
Apabila terjadi kecelakaan/tabrakan ambulans, sebagian besar peraturan perundangan- undangan
yang menyidangkan pengemudi di pengadilan akan mengemukakan dua hal penting. Apakah
pengemudi telah memperdulikan keselamatan orang lain selama mengemudi? Dan apakah saat itu
panggilan benar-benar dalam keadaan darurat?
Sirine adalah alat peringatan audio yang paling banyak digunakan dalam praktek ambulans dan juga
paling sering disalahgunakan.Saat menyalakan sirine, pertimbangkan efeknya yang bisa terjadi baik
pada pengendara bermotor lainnya, pasien dalam ambulans, maupun pengemudi ambulans itu sendiri.
Di bawah ini beberapa aturan penggunaan sirine ambulans gawat darurat.
1. Gunakan sirine secara bijak, dan gunakan hanya ketika perlu. Sirine hanya digunakan jika
pengemudi dalam respon emergency, Suara sirine yang dinyalakan terus menerus dapat
menambah rasa takut dan cemas pasien, dan kondisi pasien dapat memburuk jika mulai timbul
stress. Pengemudi kendaraan bermotor
2. Cenderung untuk tidak memberikan jalan pada ambulans jika sirine terlalu sering
dinyalakan.Beberapa pengemudi menganggap bahwa ambulans seringkali
menyalahgunakan sirine dalam keadaan non-emergensi.
3. Selalu waspada meski sudah membunyikan sirine. Jangan pernah beranggapan bahwa semua
pengendara kendaraan bermotor akan mendengar sinyal Anda. Adanya bangunan, pepohonan,
dan semak belukar, radiotape dalam mobil dapat menghalangi suara sirine.
4. Bersiaplah terhadap manuver aneh pengemudi lain, karena beberapa pengemudi menjadi panik
jika mendengar bunyi sirine.
5. Jangan berada di dekat kendaraan lain lalu membunyikan sirine tiba-tiba. Hal ini dapat
menyebabkan pengemudi lain menginjak rem mendadak dan Anda tidak bisa berhenti tepat
pada waktunya. Gunakan klakson ketika Anda berada dekat dengan kendaraan di depan Anda.
6. Jangan menggunakan sirine sembarangan, dan jangan digunakan untuk menakuti orang lain.
GUNAKAN LAMPU DAN SIRINE HANYA UNTUK KEADAAN DARURAT YANG
MENGANCAM NYAWA ATAU BAGIAN TUBUH.
Kecepatan yang tinggi membutuhkan jarak yang lebih panjang untuk berhenti, sehingga dapat
mengakibatkan hal-hal yang tidak diharapkan. Ingatlah bahwa peraturan di beberapa negara mungkin
memperbolehkan Anda untuk tidak mematuhi peraturan lalu lintas dalam keadaan emergensi yang
sebenarnya dan dengan memperdulikan keselamatan orang lain. Pengecualian dalam hal ini, mencakup
aturan batas kecepatan, lampu merah dan tanda berhenti, dan peraturan lain serta sejumlah batasan
larangan. Namun jangan lupa untuk selalu melintasi persimpangan dengan lampu peringatan-
peringatan, hindari menikung tiba-tiba, dan selalu menyalakan lampu penunjuk arah.Pastikan bahwa
pengemudi ambulans dan semua penumpang menggunakan sabuk pengaman saat ambulans sedang
berjalan.
b. Pemindahan emergency :
• Tarikan baju
• Tarikan selimut
• Tarikan lengan
• Ekstrikasi cepat (perhatikan kemungkinan terdapat fraktur servical)
2.Respons
Pengemudi harus dapat mengemudi dalam berbagai cuaca. Cara mengemudi harus dengan
cara defensif (defensive driving). Rotator selalu dinyalakan, sirene hanya dalam keadaan
terpaksa. Mengemudi tanpa mengikuti protokol, akan mengakibatkan cedera lebih lanjut,
baik pada diri sendiri, lingkungan maupun penderita.
3. Kontrol TKP
Diperlukan pengetahuan mengenai daerah bahaya, harus diketahui cara parkir, serta kontrol
lingkungan.
4. Akses ke penderita
Masuk ke dalam rumah atau ke dalam mobil yang hancur, tetap harus memakai prosedur
yang baku
6. Ekstrikasi
Mengeluarkan penderita dari jepitan memerlukan keahlian tersendiri. Penderita mungkin
berada di jalan raya, dalam mobil, dalam sumur, dalam air ataupun dalam medan sulit
lainnya. Setiap jenis ekstrikasi memerlukan pengetahuan tersendiri, agar tidak menimbulkan
cedera lebih lanjut.
Fasilitas pelayanan ambulance Rumah Sakit Pupuk Kaltim Bontang memberikan pelayanan :
1. Penjemputan dan pengantaran pasien Emergency
2. Pengiriman pasien keluar kota.
3. Pengantaran jenazah.
4. Pengiriman jenazah keluar kota.
5. Melayani permintaan P3K.
6. Melayani Latihan Ecakuasi Bencana Industri dengan Tim yang sudah teruji dan handal.
Ambulance
Ambulan Gawat Darurat Rumah Sakit PUPUK KALTIM adalah Ambulan yang secara operasional
pengelolaannya diserahkan kepada Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit PUPUK KALTIM, menjadi
sarana untuk rujukan pasien dari dan keluar RS PUPUK KALTIM
Armada Ambulance
Jumlah kendaraan ambulance Rumah Sakit Pupuk Kaltim Bontang berjumlah 5(lima)unit dengan
rincian 1(satu)unit ambulance Unit Gawat Darurat lengkap dengan DC Syock+ Face Maker, 1(satu)
unit Ambulance Infeksius, 1(satu) unit Ambulance Non Infeksius dan 2(dua) unit ambulance Jenasah
Informasi
Direct : (0548) 41118, Telp : (0548)41118 Ext.222/118
Koordinator Shif : (0548) 5109400
081347754119
BAB IV
DOKUMENTASI
Pelayanan Ambulans merupakan pelayanan transportasi pasien rujukan dengan kondisi tertentu
untuk fasilitas kesehatan disertai dengan upaya atau kegiatan menjaga kestabilan kondisi pasien untuk
kepentingan kesehatan pasien.
Pelayanan Ambulans hanya dijamin bila rujukan dilakukan pada fasilitas kesehatan kasus gawat
darurat dengan tujuan penyelamatan nyawa pasien.
Pelayanan Ambulans dilakukan juga untuk penjemputan dari rumah pasien untuk dibawa ke Rumah
Sakit .
Pelayanan Ambulans 118, yang dilengkapi dengan radio komunikasi dan alat bantu
pertolongan terbaru di dalam ambulans serta tim yang terlatih.
Pengelolaan mobil Ambulance memuat pedoman secara rinci tentang persiapan, pelaksanaan, pemantauan,
dan pelaporan administrasi.
Akses untuk mendapatkan ambulance
Semua usaha membantu penderita akan sia-sia bila waktu yang diperlukan untuk mendapatkan
bantuan gawat darurat terlalu lama.
Di beberapa kota, maka menelpon nomor 118 sudah akan tersambung ke pusat komunikasi gawat
darurat medik.
Rumah Sakit PKT Bontang untuk layanan ambulance dapat menghubungi ke nomor telpon 0548 –
41118 Kami akan melayani kerumah/ ketempat kejadian.
PERSIAPAN AMBULANS
PEMERIKSAAN AMBULANS
MESIN MATI
1. Periksa seluruh badan ambulans.
2. Periksa roda dan ban. Gunakan alat pengukur tekanan untuk memastikan tekanan ban yang tepat.
3. Periksa spion dan jendela. Pastikan spion bersih dan berada di posisi yang tepat.
4. Periksa fungsi setiap pintu dan kunci.
5. Periksa bagian-bagian sistem pendingin.
6. Periksa jumlah cairan kendaraan. Termasuk minyak mesin, pelumas rem, air aki dan pelumas setir.
7. Periksa portal indikator aki dan tanda-tanda korosi.
8. Periksa kebersihan kabin, termasuk dashboard.
9. Periksa fungsi jendela.
10. Tes fungsi klakson.
11. Tes fungsi sirene.
12. Periksa sabuk pengaman. Tarik setiap sabuk dari gulungannya untuk memastikan mekanisme retraktor
bekerja.
13. Posisikan kursi pengemudi senyaman mungkin.
14. Periksa jumlah bahan bakar. Isi bahan bakar setelah setiap kali tugas dimanapun lokasinya.
MESIN HIDUP
Nyalakan mesin dan keluarkan ambulans dari ruang penyimpanan, dan lakukan pemeriksaan berikut:
1. Tes fungsi indikator di dashboard.
2. Periksa meteran yang terletak di dashboard.
3. Tes fungsi rem.
4. Tes fungsi rem tangan.
5. Tes fungsi setir.
6. Periksa fungsi wiper.
7. Tes fungsi lampu.
8. Periksa fungsi pemanas dan pendingin baik di kompartemen kemudi maupun kompartemen pasien.
9. Periksa perlengkapan komunikasi.
MENGOPERASIKAN AMBULANS
SYARAT PENGEMUDI AMBULANS
1. Sehat secara fisik.
2. Sehat secara mental.
3. Bisa mengemudi di bawah tekanan.
4. Memiliki keyakinan positif atas kemampuan dirinya.
5. Bersikap toleran. Selalu ingat bahwa pengemudi lain akan bereaksi berbeda ketika mengetahui
kendaraan gawat darurat.
6. Tidak dalam pengaruh obat-obat berbahaya, terlarang dan obat penenang.
7. Mempunyai SIM yang masih berlaku.
8. Jika dibutuhkan, kacamata dan lensa kontak harus selalu dipakai.
9. Evaluasi keadaan diri sendiri berdasarkan respon terhadap tekanan, kelelahan dan rasa kantuk.
ATURAN DI JALAN
1. Ambulans memiliki hak-hak khusus saat menggunakan jalan jika digunakan untuk respon gawat
darurat. Hak-hak khusus tidak berlaku jika tidak dalam respon gawat darurat. Menurut UU No 22
Tahun 2009 Pasal 134, Pengguna Jalan yang memperoleh hak utama untuk didahulukan sesuai dengan
urutan berikut:
a. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas;
b. ambulans yang mengangkut orang sakit;
c. Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada Kecelakaan Lalu Lintas;
d. Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia;
e. Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi
tamu negara;
f. iring-iringan pengantar jenazah; dan
g. konvoi dan/atau Kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
2. Respon gawat darurat ini harus ditunjukkan dengan menghidupkan alat peringatan (warning device)
berupa sirene dan lampu rotator. Sebagaimana bunyi UU No 22 Tahun 2009 Pasal 135: Kendaraan
yang mendapat hak utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134 harus dikawal oleh petugas
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau menggunakan isyarat lampu merah atau biru dan
bunyi sirene.
3. Risiko kecelakaan tetap ada, sehingga pengemudi tetap harus memiliki kewaspadaan tinggi,
mempedulikan keselamatan pengemudi lain dan tidak ceroboh.
SIRENE
1. Sirene adalah alat peringatan audio.
2. Gunakan sirene dengan bijak dan hanya ketika perlu. Sirene hanya digunakan saat respon gawat
darurat.Suara sirene dapat menambah rasa takut dan cemas pasien. Jika terlalu sering digunakan,
pengemudi lain cenderung tidak memberikan jalan karena dianggap sebagai penyalahgunaan.
3. Selalu waspada meski sudah membunyikan sirene. Adanya bangunan, pepohonan, semak belukar dan
radio tape dapat menghalangi bunyi sirene.
4. Selalu waspada terhadap manuver aneh pengemudi lain yang menjadi panik karena suara sirene.
5. Jangan mengemudikan sirene secara tiba-tiba di dekat kendaraan lain. Gunakan klakson.
6. Jangan gunakan sirene untuk menakut-nakuti orang.
STABILISASI
1. Stabilisasi adalah urutan tindakan untuk mempersiapkan pasien sebelum dipindahkan.
2. Stabilisasi meliputi:
a. Perawatan luka dan cidera lain.
b. Fiksasi benda yang menusuk.
c. Pemasangan balut dan bidai.
d. Pemakaian selimut untuk menjaga suhu tubuh.
e. Alat pengangkut harus terfiksir kepada pasien dengan baik.
Tali pengikat diletakkan minimal di tiga tempat:
i. Setinggi dada.
ii. Setinggi pinggang atau panggul.
iii. Setinggi tungkai.
iv. Jika ada tali tambahan, diikatkan secara menyilang di dada.
3. Pada prinsipnya pemindahan harus dilakukan secepat mungkin mengingat kondisi pasien, sehingga
perhitungkan waktu yang dibutuhkan.
TRANSPORTASI
PENENTUAN TUJUAN
1. Pasien kritis atau tidak stabil harus dipindahkan ke RS dengan fasilitas gawat darurat terdekat
2. Termasuk dalam kategori di atas adalah:
a. Henti nafas atau henti jantung
b. Sumbatan jalan nafas yang tidak dapat diatasi
c. Kejang berulang atau sedang terjadi
d. Trauma mayor
e. Amputasi
f. Pasien luka bakar
g. Persalinan iminen
h. Suspek infark miokard pada pasien lebih dari 40 tahun dengan nyeri dada hebat
3. Pasien yang stabil dapat dipindahkan ke RS yang menjadi pilihannya atau berdasarkan keputusan
chief ambulans
SEBELUM BERANGKAT
1. Sebelum transportasi, pastikan hal-hal berikut:
a. Kondisi vital meliputi jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. Pastikan ikatan pada alat
pengangkut tidak menyebabkan pasien kesulitan bernafas. Jika pasien tidak sadar, pastikan
pasien mendapatkan pertukaran udara yang cukup.
b. Keamanan posisi alat pengangkut di dalam ambulans.
2. Persiapkan jika timbul perburukan kondisi pernafasan dan sirkulasi dengan meletakkan spinal board
pendek atau papan RJP di bawah matras.
3. Longgarkan pakaian yang ketat.
4. Periksa perban, balut dan bidai.
5. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien. Mereka harus ditempatkan di kabin
pengemudi dan memakai sabuk pengaman dengan baik agar tidak mempengaruhi proses perawatan
pasien.
6. Naikkan barang pribadi seperti dompet, koper dan tas serta pastikan barang tersebut aman di ambulans.
Jika memungkinkan, beritahu petugas keamanan tentang hal ini.
7. Tenangkan pasien. Ucapkan kata-kata yang menenangkan.Berikan senyuman.
SELAMA PERJALANAN
1. Beritahu EMD bahwa Anda meninggalkan lokasi.
2. Lanjutkan perawatan kegawat-daruratan yang dibutuhkan.
3. Gabungkan informasi tambahan pasien.
4. Monitoring terus vital sign dan catat.
5. Beritahu fasilitas medis yang menjadi tujuan Anda.
a. Kriteria kasus di bawah ini memerlukan pemberitahuan
i. Henti jantung
ii. Henti nafas
iii. Trauma mayor
iv. Suspek CVA/stroke
v. Amputasi
vi. Suspek MI pada pasien lebih dari 40 tahun
vii. Kejang yang sedang berlangsung atau berulang
viii. Persalinan iminen
ix. Luka bakar berat
x. Kriteria lain sebagaimana diputuskan oleh kru ambulans
b. Informasi yang harus diberikan meliputi
i. Identitas pasien
ii. Hasil pemeriksaan
iii. Tindakan yang telah dilakukan
iv. Perkiraan waktu kedatangan (ETA)
6. Persiapkan peralatan tambahan
a. Baskom atau kantung muntah jika pasien muntah.
b. Suction jika terjadi aspirasi
c. Papan RJP jika terjadi gagal nafas atau gagal jantung
7. Tenangkan emosi anda dan emosi pasien
8. Koordinasikan dengan pengemudi tentang kondisi pasien dan cara mengemudinya. Pengemudi perlu
menyesuaikan kecepatan dan cara mengemudinya sesuai kebutuhan pasien.
9. Jika terjadi henti jantung, RJP harus dilakukan dalam kondisi ambulans berhenti. Pastikan fasilitas
rujukan mengetahui kejadian ini.
Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Tanggal Terbit
Dr. Nurul Fathoni M.Kes
Direktur
I.PENGERTIAN
Adalah prosedur operasional penggunaan dan pemeliharaan ambulans dalam rangka menunjang
operasional pelayanan di IGD
II.Tujuan
1. Tercapainya pelayanan penderita gawat darurat secara cepat, tepat ,cermat dan professional.
2. Ambulans selalu ready to use
III.KEBIJAKAN
a. Pemeliharaan ambulans adalah tanggung jawab bagian HARSAN
b. Peralatan penunjang medis dan obat-obatan emergency adalah tanggungjawab IGD
c. Dalam menuju TKP sopir harus disertai perawat
d. Untuk kasus gawat darurat, jarak jangkau pelayanan ke TKP tidak boleh lebih dari 30 menit
IV.PROSEDUR
1. Parkir ambulans tidak jauh dari IGD
2. Perawat IGD menerima panggilan darurat / kasus yang memerlukan pertolongan ambulans
3. Identitas pelapor dicatat (nama, alamat, nomer telpon), data tersebut diserahkan ke kru ambulan
4. Petugas kru ambulan memastikan laporan tersebut dengan menghubungi nomor telpon pelapor
5. Perawat IGD menghubungi sopir ambulans, apabila sopir tidak ada ditempat, perawat IGD yang
mengemudikan ambulans
6. Kecepatan kendaraan maksimum 40 km/jam di jalan biasa dan 80 km/jam di jalan bebas hambatan/tol
7. Sewaktu menuju TKP boleh menggunakan lampu sirine dan rotator.
8. Pada saat sudah mengangkut penderita hanya boleh menggunakan lampu rotator.
9. Sebisa mungkin mentaati peraturan lalu lintas yang ada
10. Petugas membuat/mengisi laporan keadaan penderita selama transportasi,yang disebut adalah lembar
catatan penderita yang mencakup identitas,waktu dan keadaan penderita.
11. Petugas memakai seragam dengan identitas yang jelas.
12. Mobil Ambulance dapat digunakan seluruh masyarakat yang membutuhkan tanpa membedakan
golongan, suku, ras dan agama
13. Penggunaan mobil Ambulance untuk keadaan darurat bagi orang sakit dan pelayanan angkutan
mengantar jenazah.
14. Pengendara mobil Ambulance hanya dapat dilakukan oleh pengemudi yang ditugaskan, terkecuali
karena satu dan lain hal yang mengharuskan diganti oleh pengemudi lain.
V.UNIT TERKAIT
1.Unit Gawat Darurat
2.Unit Perawatan umum
3.UnitICU/ICCU
4.Unit Kamar Bersalin
5.Unit Harsan
6.Unit Rawat Jalan
PEMAKAIAN AMBULANCE
Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Tanggal Terbit
Dr. Nurul Fathoni M.Kes
Direktur
I. PENGERTIAN
Adalah prosedur operasional penggunaan dan pemeliharaan ambulans dalam rangka menunjang
operasional pelayanan di RS PKT
II. TUJUAN
1.Tercapainya pelayanan secara cepat, tepat ,cermat dan professional.
2.Ambulans selalu ready to use
III. KEBIJAKAN
1. Pemeliharaan ambulans adalah tanggungjawab bagian Harsan Umum
2. Peralatan penunjang medis dan obat-obatan emergency adalah tanggungjawab UGD
3. Dalam menuju TKP sopir harus disertai perawat, sedang perawat UGD tidak harus dengan sopir
4. Untuk kasus gawat darurat, jarak jangkau pelayanan ke TKP tidak boleh lebih dari 30 menit
IV. PROSEDUR
1. Parkir ambulans tidak jauh dari UGD
2. Perawat UGD menerima panggilan darurat / kasus yang memerlukan pertolongan ambulans
3. Identitas pelapor dicatat (nama, alamat, nomer telfon), data tersebut diserahkan ke TPIP
4. Petugas TPIP memastikan laporan tersebut dengan menghubungi nomor telfon pelapor
5. Perawat UGD menghubungi sopir ambulans, apabila sopir tidak ada ditempat, perawat UGD yang
mengemudikan ambulans
6. Kecepatan kendaraan maksimum 40 km/jam di jalan biasa dan 80 km/jam di jalan bebas
hambatan/tol
7. Sewaktu menuju TKP boleh menggunakan lampu sirine dan rotator.
8. Pada saat sudah mengangkut penderita hanya boleh menggunakan lampu rotator.
9. Sebisa mungkin mentaati peraturan lalu lintas yang adaPetugas membuat/mengisi laporan keadaan
penderita selama transportasi,yang disebut adalah lembar catatan penderita yang mencakup
identitas,waktu dan keadaan penderita.
10. Petugas memakai seragam dengan identitas yang jelas
V. UNIT TERKAIT
1. IGD
2. KEBIDANAN
3. PERAWATAN UMUM
4. RAWAT JALAN
5. HUMAS
PENGGUNAAN AMBULANCE
Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Tanggal Terbit
Dr. Nurul Fathoni M.Kes
Direktur
I.PENGERTIAN :
Prosedur penggunaan ambulance adalah prosedur yang mengatur tentang tata cara
penggunaan ambulance.
II.TUJUAN :
Pengangkutan penderita dan tindakan darurat untuk menyelamatkan nyawa dan diperkirakan
tidak akan timbul kegawatan selama dalam perjalanan.
III.KEBIJAKAN :
Meningkatkan mutu pelayanan medik khususnya upaya rujukan medik dan kesehatan
diperlukan jenis kendaraan yang persyaratan khusus KepMenKes RI No. 0152/Yan.
Med/RSKS/1987 tentang standarisasi kendaraan pelayanan medik.
IV.PRTOSEDUR :
1.Keperluan ambulance digunakan hanya untuk :
a.Pasien Gawat Darurat
b.Permintaan ambulance melalui gawat darurat telp: 41118 ext 222, 51094000
c.Pasien yang dirawat di RS PKT yang memerlukan pemeriksaan atau
konsultassi ke RS lain.
2.Permintaan ambulance melalui :
a.Diluar jam kerja dalam kota.
b.Dokter jaga IGD dan Kepala Shif dapat memutuskan permintaan ambulance
tersebut layak untuk dilayani atau tidask, dan menentukan personil team
ambulance yang akan berangkat.
c.Dilaur jam kerja untuk keluar kota.
Permintaan melalui kepala shif
d.Didalam jam kerja
Dalam kota/luar kota dianjurkan melalui General Pelayanan Medis
3.Petugas ambulance diberangkatkan menuju lokasi tujuan setelah mendapat instruksi
seperlunya dari penanggung jawab ambulance.
4.Team ambulance berangkat menuju tujuan sambil melapor ke perawat jaga untuk
diketahui.
5.Setelah team ambulance sampai di tempat tujuan segera memberikan pertolongan,
dan pasien di evakuasi, setelah layak di angkut ke IGD RS PKT.
6.Setelah sampai di RS, penderita dan semua data-datanya diserah terimakan kepada
dokter jaga/perawat jaga IGD untuk penanganan lebih lanjut.
7.Kegiatan ambulance di catat dalam buku laporan ambulance.
8.Untuk pemakaian ambulance pasien yang akan dirujuk dikoordinasikan oleh
koordinator shif dengan sepengetahuan General Pelayanan Medis.
V.UNIT TERKAIT :
1. Harsan dan Umum
2. Perawatan
3. ICU
4. KIA (Kamar Bersalin)
5. Kamar Bedah
I.PENGERTIAN :
II.TUJUAN :
III.KEBIJAKAN :
1.Sopir bertanggung jawab atas kesiapan mobil dan keselamatan dalam perjalanan
2.Ambulance harus dikemudikan oleh sopir ambulance (jika berhalangan digantikan oleh sopir
yang sudah ditunjuk)
IV.PROSEDUR :
1.Apabila ditemukan kasus kematian diruang rawat inapmaka petugas perawatan segera setelah
pasienmeninggal melanjutkan perawatan jenazah.
2.Petugas perawatan membuat surat kematian dan membuat laporan kematian dalam hal ini yang
membuatkan adalah dokter penanggung jawab pasien/ dokter umum IGD
3.Setelah pasien siap di transfer keruang jenazah, petugas membuat serah terima jenazah ke petugas
ruang jenazah
4.Pasien selesai perawatan jenazah petugas ruang jenazah segera menghubungi coordinator shif untuk
disiapkan ambulance
5.Sopir menyiapkan ambulance, jika sudah siap sopir segera menghubungi petugas ruang jenazah
7.Keluarga pasien membayar perincian dan mendapatkan kwitansi perincian serta mendapat surat
kematian
9.Setelah selesai mengantarkan jenazahdan kembali keIGD sopir menulis laporan kegiatan pada buku
registrasi penggunaan ambulance
V.UNIT TERKAIT :
1.IGD
2.PERAWATAN UMUM
3.KAMAR JENAZAH
4.KEBIDANAN
5.HUMAS