Evakuasi Medik adalah serangkaian peristiwa pemindahan korban dari satu tempat ke tempat lain
dengan fasilitas serta sumber daya manusia kesehatan yang lebih memadai sesuai kebutuhan korban.
Evakuasi Medis adalah kegiatan pemindahan pasien secara cepat dan efisien dari suatu tempat baik
berupa fasilitas pelayanan kesehatan atau nonfasilitas pelayanan kesehatan ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang didampingi tenaga kesehatan, dilengkapi fasilitas untuk meningkatkan potensi pulihnya
pasien dan dapat mengurangi kecacatan jangka panjang atau mempertahankan kondisi medis pasien
stabil
Definisi Ambulance
Secara bahasa, ambulance berasal dari bahasa Latin ambulare yang artinya “bergerak atau
berjalan”. Penggunaan nama tersebut terinspirasi dari langkah perawatan pasien yang dibawa
oleh ambulance.
Secara umum, ambulance bisa didefinisikan sebagai kendaraan yang dilengkapi peralatan medis.
Kendaraan tersebut nantinya bakal dipakai untuk mengangkat orang yang sakit atau terkena
kecelakaan.
Selain dilengkapi peralatan medis di dalamnya, ambulance juga dilengkapi beberapa fitur di
bagian eksteriornya. Fitur-fitur tersebut adalah lampur rotator dan sirine. Dua fitur itu bisa
membantu ambulance untuk membuat ambulance bisa menerobos kemacetan.
Saat sirine dua fitur itu dipakai, maka kendaraan-kendaraan lain yang menghalangi ambulance
harus segera menyingkir. Ambulance sendiri termasuk salah satu kendaraan yang boleh
melanggar rambu lalu lintas, termasuk lampu merah.
Sejarah Ambulance
Ambulance sendiri sudah ada sejak abad ke-14. Saat rumah sakit lapangan masih berjaya. Pada
awalnya, ambulance masih berupa gerobak yang ditarik oleh kuda. Gerobak itu berisi berbagai
alat medis yang dipakai saat itu. Seperti pompa perut, bidai, brendi, dan morfin.
Saat itu, ambulance hanya dipakai untuk mengangkut tentara perang yang terluka. Tentara
tersebut lantas dibawa ke rumah sakit. Jika tidak, ambulance itulah yang justru mendatangkan
para tenaga medis ke tentara yang terluka itu.
Semenjak tahun 1800-an, ambulance pun mulai mengalami sejumlah perkembangan, hingga
seperti sekarang. Saat ini, ambulance umumnya berbentuk mobil berwarna putih. Di luar negeri,
ambulance tak hanya berbentuk mobil semata. Ada pula ambulance yang bentuknya helikopter.
Fungsi Ambulance
Secara umum, fungsi utama ambulance adalah membawa pasien dari satu lokasi ke rumah sakit.
Pasien yang dibawa sendiri bisa pasien yang terkena penyakit parah atau mereka yang
mengalami kecelakaan di jalan.
Namun, secara rinci, ambulance punya fungsi yang lebih spesifik lagi. Fungsi yang spesifik itu
sangat tergantung dari jenis ambulance itu sendiri. Di Indonesia, ambulance terbagi atas tiga
jenis. Ambulance Gawat Darurat, Ambulance Transport, serta Kereta Jenazah adalah ketiganya.
Ambulance gawat darurat sendiri dibagi lagi menjadi dua jenis, yakni ambulance gawat darurat
general dan khusus. Tidak banyak perbedaan drastis di antara keduanya. Adapun letak
perbedaannya hanya ada pada perlengkapan medis khusus yang hanya ada pada ambulance
gawat darurat khusus.
Apa pun jenisnya, ambulance gawat darurat harus berisi dua personel. Personel pertama adalah
pengemudi yang sudah terlatih dan punya pengetahuan Basic Life Support (BLS). Adapun
personel kedua adalah petugas ambulans dan perawat yang sudah punya keahlian life saving.
Ambulance Transport
Berbeda dari dua jenis ambulance sebelumnya, jenis ambulance ini cenderung lebih ringan dari
segi muatan. Ambulance ini tidak membawa jenazah atau pasien yang kondisinya parah.
Ambulance ini hanya mengantar pasien yang hendak melakukan pengobatan di suatu tempat.
Entah rumah sakit ataupun klinik.
Ambulance transport bisa berbentuk apa Entah itu mobil van, mobil standar, atau bahkan motor
dan kuda. Bentuk ambulance transport sendiri sangat tergantung dari wilayah ambulance itu
berasal. Misalnya jika daerah tersebut sulit diakses dengan kendaraan roda empat, maka
ambulance transport bisa berbentuk motor ataupun kuda.
Saat ini, ada jenis ambulance transport baru yang beredar di masyarakat. Charity Ambulance
adalah yang kami maksud. Jenis ambulance ini umumnya dimiliki oleh lembaga non-profit
(semisal LSM) dan lazim digunakan untuk kegiatan charity.
Tujuan penggunaan ambulans antara lain adalah : 1 Pemberian pertolongan pasien gawat darurat pra
fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). 2 Pengangkutan pasien gawat darurat dari lokasi kejadian (pra
fasyankes) ke fasilitas pelayanan kesehatan (transfer primer). 3 Sebagai kendaraan transportasi rujukan
antar fasilitas pelayanan kesehatan (transfer sekunder dan transfer tersier).
UU no 14 tahun 1992
Saat dijalan
Saat menuju ke tempat penderita boleh menghidupkan sirine dan lampu rotator.Selama
mengangkut penderita hanya lampu rotator yang dihidupkanMematuhi peraturan lalu lintas
yang berlakuKecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan
bebashambatanPetugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang disebut dengan
lembar catatan penderita yang mencakup identitas, waktu dan keadaan penderita setiap 15
menit Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang jelas
Mengemudi defensif
Di Indonesia angka kecelakaan alat transportasi sudah dalam keadaan kritis dan sudah harus
mulai dibenahi, hampir untuk semua moda transportasi saat ini beresiko untuk celaka. Memang
kejadian suatu kecelakaan transportasi tidak bisa dihindarkan dari beberapa penyebabnya yang
dipengaruhi oleh faktor prasarana (misal kondisi jalan, marka dll), faktor lingkungan atau
cuaca, kelengkapan peraturan (termasuk penegakan peraturannya) dan terakhir
karena faktor manusia, dan untuk selanjutnya tulisan ini hanya berhubungan dengan faktor
manusia terutama kita sebagai pengemudi. Kali ini kita akan lebih membahas masalah
transportasi darat yaitu kendaraan “mobil” dan di dunia mengemudi (berkendaraan) saat ini
dikenal 3 (tiga) macam cara mengemudi, yaitu: “Safety Driving”, Aggressive
Driving” dan “Defensive Driving”.
Pengemudi Defensif adalah mereka yang bisa mengendalikan emosi, tetap tenang, tidak
mudah terprovokasi menanggapi kondisi di luar kendaraannya. Syarat utama lainnya
adalah harus memiliki kewaspadaan terus menerus dan antisipasi. Untuk mudah diingat:
4A (Alertness, Awareness, Anticipation dan Attitude).
Oleh karena itu bagian dalam kabin mobil ambulance perlu dibersihkan bagian
lantai dan kursinya dengan menggunakan pembersih. Kenakan sarung tangan
untuk melakukan pembersihan bagian ini. Selain itu selalu bawa kantong sampah
supaya peralatan sekali pakai dan sampah lainnya tidak dibuang sembarangan.
Di samping itu penting juga untuk melakukan pembersihan tandu yang benar,
sebab tandu digunakan untuk mengangkut pasien setiap harinya sehingga pantas
untuk dibersihkan sebersih-bersihnya. Bahkan usungan linen harus selalu baru dan
bersih setelah setiap melakukan pengiriman pasien karena pastinya tidak akan ada
pasien yang ditempatkan di linen bekas. Pastikan juga bahwa tali tandu telah
dibersihkan dengan baik dan benar setelah dipakai.
Pastikan juga untuk selalu memeriksa wadah harpa apabila sudah hampir penuh.
Kemudian segera diganti atau pastikan untuk mengubahnya setelah melakukan
kunjungan berikutnya ke rumah sakit.
Itulah tadi cheklist ambulace yang rutin untuk dibersihkan bersama dengan
peralatannya. Akan tetapi jika Anda mendapati penyakit maupun virus tertentu
yang mempengaruhi area tertentu di suatu negara seperti Indonesia saat ini maka
perlu dilakukan tindakan lebih lanjut. akhir-akhir ini kita sedang menghadapi SARS
cov 2 yang merupakan musuh virus yang sangat sulit dikalahkan. Itulah mengapa
selain tahu cara merawat mobil ambulance juga penting untuk memperhatikan
dekontaminasi.
Dugaan Pasien Virus: Ebola dan SARSCOV2
Pusat Pengendalian dan Pencegahan (CDC) telah menjelaskan Bagaimana cara
untuk melakukan dekontaminasi dan pembersihan mobil ambulance dalam kasus
virus yang dapat mempengaruhi transportasi pasien terutama untuk pasien ebola.
Proses ini telah dirancang untuk dilakukan oleh tim yang berisi 3 orang.