Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obstruksi ileus merupakan kegawatan dalam bedah abdominal yang sering dijumpai.
Sekitar 20% pasien datang kerumah sakit datang dengan keluhan nyeri abdomen karena
obstruksi pada saluran cerna, 80% terjadi pada usus halus.Obstruksi ileus adalah suatu
penyumbatan mekanis pada usus dimana menghambat proses pencernaan secara normal
(Sjamsuhidayat, 2006).

Salah satu pelayanan kesehatan yang di lakukan di rumah sakit adalah pelayanan
pembedahan. Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, prosedur
tindakan pembedahan pun mengalami kemajuan pesat. Sejumlah penyakit merupakan
indikasi untuk dilakukan pembedahan adalah laparotomi. Tindakan operasi atau
laparotomi merupakan peristiwa kompleks sebagai ancaman potensial atau aktual kepada
integritas seseorang baik bio, psiko, maupun sosial (Razid, 2010)

Angka kejadian di Indonesia menunjukan kasus laparotomi meningkat dari 162 kasus
pada tahun 2005 menjadi 983 kasus pada 2006 dan 1281 kasus pada tahun 2007 (Depkes
RI, 2007) . World Health Organization (WHO) tahun 1998, memperkirakan penyakitpada
saluran pencernaan akan tergolong 10 besar penyakit penyebab kematian di dunia pada
tahun 2020 mendatang.4 Diantara negara SEAMIC (Southeast Asia Medical Information
Center) tahun 2002, Indonesia menempati urutan ke-2 negara yang memiliki angka
insiden rate akibat penyakit saluran pencernaanIleus adalah gangguan atau hilangnya
pasase isi usus yang menandakan adanya obstruksi usus akut yang segera memerlukan
pertolongan atau tindakan. Dari data diatas kami tertarik untuk membahas konsep medic
dan konsep keperawatan dari penyakit ileus obstruktif secara mendalam.

1.2 Tujuan

1. Konsep medis Ileus obstruktif :


 Untuk mengetahui Definisi Ileus obstruktif.
 Untuk mengetahui Etiologi Ileus obstruktif.
 Untuk mengetahui Prognosis Ileus obstruktif.
 Untuk mengetahui Manifestasi klinis Ileus obstruktif.
 Untuk mengetahui Klasifikasi Ileus obstruktif.
 Untuk mengetahui Patofisiologi Ileus obstruktif.
 Untuk mengetahui Komplikasi Ileus obstruktif.
 Untuk mengetahui Pemeriksaan diagnosis Ileus obstruktif.
 Untuk mengetahui Penatalaksanaan Ileus obstruktif.
2. Konsep keperawatan :
 Untuk mengetahui Pengkajian terhadap klien dengan Ileus obstruktif.
 Untuk mengetahui Diagnosa keperawatan terhadap klien dengan Ileus obstruktif.
 Untuk mengetahui WOC terhadap klien dengan Ileus obstruktif.
 Untuk mengetahui Rencana asuhan keperawatan terhadap klien dengan Ileus
obstruktif.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

1. Obstruksi ileus adalah sumbatan yang mencegah aliran normal dari isi usus melalui
saluran usus. (Brunner dan Suddart, 2002 : 1121).
2. Obstruksi usus adalah sumbatan yang disebabkan oleh perlekatan usus, hernia,
neoplasma, benda asing, batu empedu yang masuk ke usus, melalui ashila, kolesi,
radang usus, struktur, dan hematom. (Mansjoer, 2000 : 318)
3. Obstruksi usus adalah blok saluran usus yang menghambat pasase cairan, flatus
dan makanan, dapat secara mekanis atau fungsional. (Charlene J. reeves, 2001 :
161)
4. Obstruksi usus adalah sumbatan bagi jalan distal isi usus, sumbatan fisik terletak
melewati usus atau bila karena suatu ileus, yang berarti ketidakmampuan isi usus
menuju ke distal sekunder terhadap kelalaian sementara dalam
motilitas. (Sabiston, 1995 : 551)
5. Laparatomy adalah Pembedahan melalui pinggang atau lebih umum melalui setiap
bagian dinding perut. (Dorland, 1998 : 590)

B. Etiologi
1) Mekanisme
 Adhesi
 Hernia strangulata
 Abses
 Karsinoma
 Volvulus (usus terpelintir)
 Intususepsi
 Obstipasi

2) Fungsional
 Ileus paralitik
 Ileus medula spinalis
 Enteritis Regional
 Ketidakseimbangan elektrolit
 Uremia

3) Usia
4) Tumor–tumor ganas
5) Benda asing (biji buah–buahan, bau empedu, cacing)
6) Infeksi dan gangguan syaraf.
C. Manifestasi Klinis

1. Nyeri kram yang terasa seperti gelombang dan bersifat kolik.


2. Pasien dapat mengeluarkan darah dan mukus, tetapi bukan materi fekal dan
tidak dapat flatus.
3. Muntah
4. Dehidrasi
5. Syok
6. Konstipasi
7. Peregangan abdomen (distensi)
8. Nyeri tekan
9. Anoreksia
10. Malaise
11. Demam
12. Takikardia
13. Diaforesis
14. Pucat
15. Kelesuan
16. Haus terus menerus
17. Ketidaknyamanan secara umum
18. Mulut kering dan sakit.
(Brunner dan Suddart, 2002 : 1121 – 1123, prise, 1999 : 405

D. Patofisiologi

Pada peristiwa potofisiologik yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa
memandang apakah obstruksi usus diakibatkan oleh penyebab mekanik atau
fungsional. Apabila pada obstruksi paralitik dimana peristaltik dihambat dari permulaan, pada
obstruksi mekanik peristaltik mula-mula diperkuat, kemudian intermiten, dan akhirnya
hilang.
Pada potofisiologi akumulasi gas dan cairan di dalam lumen sebelah proksimal dari
letak obstruksi. Terjadinya distensi dan retensi cairan mengulangi sekresi cairan dan
merangsang. Lebih banyak sekresi lambung. Lumen usus yang tersumbat secara progresif
akan terganggu oleh cairan dan gas. ( Price, 1995 : 104).
 Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Sinar X
Menunjukkan kuantitas abnormal dari gas dan cairan dalam usus dan
menunjukkan adanya udara di diafragma dan terjadi perforasi usus.
b. Pemeriksaan laoratorium
Misalnya : Pemeriksaan elektrolit dan jumlah darah lengkap. Akan
menunjukkan gambaran dehidrasi dan kehilangan volume plasma dan kemungkinan
infeksi.
c. Elektrolit, amilase serum
d. Enema barium
e. Pemeriksaan radiologis abdomen.
(Brunner dan Suddart, 2002 : 112)
E. Penatalaksanaan
1. Puasa
2. Penghisapan nasointesmal
3. Intervensi bedah
4. Cairan parenteral dengan elektrolit, antibiotik dan vitamin
5. Analgetik
6. Terapi oksigen
7. Decompresi usus melalui selang nasogastik (NGT)
8. Kolonoskopi
9. Sekostomi
10. Kolostomi
11. Reseksi
(Brunner dan Suddart, 2002 : 123)

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian Data Dasar

Data dasar adalah dasar untuk mengindividualisasikan rencana Asuhan Keperawatan,


mengembangkan dan memperbaiki sepanjang waktu Asuhan Keperawatan untuk
klien. Pengumpulan data harus berhubungan dengan masalah kesehatan tertentu, dengan kata
lain data pengkajian harus relevan.
A. Biodata yang meliputi identitas pasien dan penanggung jawab.
B. Riwayat Keperawatan

Pada kasus obstruksi usus, riwayat kesehatan masa lalu berisi tentang, pernah atau
tidak pernah pembedahan abdomen, prosedur therapy, radiasi dan gangguan medical
(penyakit crhon, kolitis useratif, divertikula, divertikolitis, hernia, dan tumor). Bagaimana
perawatannya ? Apa diagnosisnya ? dan Bagaimana riwayat dietnya ?
Pengkajian pada riwayat keluarga adalah untuk mendapatkan data tentang hubungan
kekeluargaan langsung dan hubungan darah. Sasarannya adalah untuk menentukan apakah
klien beresiko terhadap penyakit yang bersifat genetik atau familiar dan mengidentifikasi area
tentang promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Riwayat keluarga juga memberikan
informasi tentang struktur keluarga, interaksi dan fungsi yang mungkin berguna dalam
merencanakan asuhan keperawatan.Dan pada kasus dengan obstruksi usus, riwayat keluarga
didapatkan seperti kanker kolon, dan
rektum, perubahan dalam eliminasi BAB misalnya terdapat darah.
C. Pengkajian Fisik
Pengajian fisik ini di fokuskan pada sistem pencernaan, terutama pada obstruksi usus.
1. Pengkajian fisik meliputi pengkajian secara khusus ;
 Pada usus halus ditemukan nyeri abdomen seperti : kram, peningkatan distensi,
distensi ringan, mual, muntah : pada awal mengandung makanan tidak dicerna cepat
dan selanjutnya muntah air dan mengandung empedu, hitam dan fekal, dehidrasi
cepat : Asidosis.
 Pada usus besar, ditemukan ketidaknyamanan abnormal ringan, distensi berat,
muntah, fekal, laten, dehidrasi laten.
2. Pengkajian secara umum ditemukan, anoreksia, malaise, demam, takikardi, diaforesia,
pucat, kekakuan abdomen, kegagalan untuk mengeluarkan feces atau flatus secara
rectal atau perostomi , peningkatan bising usus (awal obstruksi),penurunan bising usus,
retensi perkemihan, leukositosis dan pemeriksaan objektif turgor kulit
buruk.(Tucker,1998:325).
3. Pada pemeriksaan abdomen ditemukan distensi, parut abdomen, (yang menggambarkan
perlekatan pasca bedah), hernia, dari masa abdomen, pasien kurus, nyeri kolik, nyeri
tekan, auskultasi, gambaran dalam obstruksi usus mekanik adalah kehadiran episodik
gemerincing, logam bernada tinggi dan gelora (rush) di antara masa tenang, tidak ada
busing usus/menurun.
4. Bagian akhir yang diharuskan dari pemeriksaan adalah pemeriksaan rektum dan pelvis,
ditemukan massa atau tumor serta tak adanya feces di dalam kubah rectum.

Anda mungkin juga menyukai