Anda di halaman 1dari 44

KEPERAWATAN KELUARGA

ASKEP KELUARGA DENGAN BAYI BARU LAHIR

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. Bella Santika P05120217042


2. Erlita Agustia P05120217047
3. Kristina Mei Hariaty P05120217054
4. Qhory Anggraini P05120217065
5. Yenni Sinaga P05120217073

Dosen Pembimbing : Ns. Ervan, M.Kep, Sp.Kep.J

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat karunia serta rezeki yang tidak pernah dapat kita hitung dengan
kemampuan kita sehingga penulis dapat menyelesaikan malalah asuhan
keperawatan keluarga dengan bayi baru lahir.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua


pihak yang telah membantu penulis selama pelaksanaan hingga penulisan makalah
askep keluarga ini dapat selesai.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan yang


harus diperbaiki, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak dalam perbaikan di
masa depan. Akhirnya dengan kerendahan hati, penulis berharap semoga makalah
ini bermanfaat bagi pembaca.

Bengkulu , September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

I.2 Tujuan ............................................................................................................... 1

I.3 Manfaat .................................................................................................... 2

I.4 Sistematika Penulisan .............................................................................. 2

BAB II KONSEP TEORI

II.1 Pengertian Keluarga .................................................................................. 4


II.2 Fungsi Keluarga ........................................................................................ 4
II.3 Tahap Perkembangan Keluarga ................................................................ 6
II.4 Konsep Dasar Keluarga Dengan Tahap Child-bearing .......................... 10
II.5 Tahap-tahap Perkembangan Keluarga Child-bearing ............................... 11
II.6 Tugas Perkembangan Dengan Keluarga Child-bearing............................ 12
II.7 Peran Perawat Dalam Perkembangan Keluarga Dg Child-bearing ........ 13
II.8 Peran Orang tua Dalam Perkembangan Keluarga Dg Child-bearing ......13
II.9 Konsep Askep Keluarga dengan Bayi Baru Lahir .................................. 14
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

III.1 Pengkajian Keperawatan ..........................................................................22


III.2 Diagnosa Keperawatan ...........................................................................31
III.3 Rencana Keperawatan ..............................................................................32
III.4 Implementasi Keperawatan ......................................................................34
III.5 Evaluasi Keperawatan ..............................................................................35

BAB IV PENUTUP ...................................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 38

LAMPIRAN................................................................................................................... 39

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pelayanan kesehatan pada bayi ditujukan pada bayi usia 29 hari sampai
dengan 11 bulan dengan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan
(Kemenkes, 2014).
Pelayanan kesehatan pada bayi menurut (Kemenkes, 2014) terdiri dari
penimbangan berat badan, pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3,
Polio 1-4, dan Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) bayi, pemberian vitamin A pada bayi, penyuluhan perawatan
kesehatan bayi serta penyuluhan ASI Eksklusif dan pemberian makanan
pendamping ASI (MP ASI). Namun dalam pelaksanaan pelayanannya
masalah pelayanan kesehatan pada bayi yang sering terjadi terjadi di
Indonesia adalah pemberian ASI ekslusif dan pemberian imunisasi dasar.
Cakupan pemberian ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia 2014
sebesar 52,3% (target nasional 80%), sedangkan cakupan imunisasi dasar
lengkap pada bayi di Indonesia tahun 2014 sebesar 86,9% (target nasional
90%) (Kemenkes, 2014).
Untuk mengatasi masalah pelayanan tersebut perlu adanya kerjasama
antar berbagai pihak diantaranya pemerintah, tenaga kesehatan dan keluarga.
Keluarga menjadi salah satu bagian penting dalam pemberian pelayanan
kesehatan pada bayi karena keluarga merupakan bagian terdekat dari bayi
tersebut.
Namun keluarga pada tahap perkembangan dengan bayi baru lahir
terkadang kesulitan ikut serta menjalankan perannya dalam pemberian
pelayanan kesehatan pada bayi. Hal ini karena periode keluarga dengan bayi
baru lahir adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh
keluarga. Orang tua harus beradaptasi terhadap perubahan struktur karena
adanya anggota baru dalam keluarga, yaitu anak. Dengan kehadiran anak
maka sistem dalam keluarga akan berubah dan pola interaksi dalam keluarga

1
harus dikembangkan. Pada periode transisi, keluarga membutuhkan adaptasi
yang cepat, sehingga kondisi ini menempatkan keluarga menjadi sangat
rentan dan mereka memerlukan bantuan untuk beradaptasi dengan peran
yang baru. Untuk mengetahui peran perawatpada keluarga dengan bayi baru
lahir maka kelompok kami tertarik untuk membahas asuhan keperawatan
pada keluarga dengan bayi baru lahir.

I.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar teori perkembangan
keluarga dan teori askep keluarga bayi baru lahir, serta asuhan
keperawatan keluarga dengan bayi baru lahir.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang teori dasar keluarga
keluarga.
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian keluarga dengan
bayi baru lahir.
c. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tahap perkembangan
keluarga dengan bayi baru lahir.
d. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tugas keluarga dengan bayi
baru lahir.
e. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang permasalahan yang terjadi
pada keluarga dengan bayi baru lahir.
f. Mahasiswa mampu menjelaskan proses keperawatan keluarga
dengan bayi baru lahir.

I.3 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan makalah ini dapat membantu dan mempermudah
mahasiswa dalam memahami dan membentuk kerangka berpikir secara
sistematis tentang asuhan keperawatan keluarga dengan bayi baru lahir.

2
2. Manfaat Praktis
a. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada keluarga
dengan bayi baru lahir.

I.4 Sistematika Penulisaan


1. Cover
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. BAB I Pendahuluaan : Berisi tentang latar belakang, tujuan dan manfaat
penulisaan dan sistematika penulisan.
5. BAB II Konsep Teori : Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian
dan definisi teori perkembangan keluarga & askep keluarga BBL yang
diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan makalah
serta beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.
6. BAB III Asuhan Keperawatan : Bab ini membahas kasus pada keluarga
bayi baru lahir.
7. BAB IV Penutup : Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan
dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah diuraikan
pada bab-bab sebelumnya.
8. Daftar Pustaka
9. Lampiran

3
BAB II

KONSEP TEORI

II.1 Pengertian Keluarga


Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan
keperawatan di masyarakat yang menempatkan keluarga dan komponennya
sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, dengan memobilisasi sumber
pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan sumber- sumber dari
profesi lain, termasuk pemberi pelayanan kesehatan dan sektor lain di
komunitas (Depkes RI, 2010). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dan keadaan saling ketergantungan
(Departemen Kesehatan, 2006).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan, ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka
sebagai bagian dari keluarga (Marilynn M. Friedman, 2011).
Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Salvicion G Balion dan Aracelis Maglaya, 2010).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah
dua orang atau lebih yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan, ikatan darah
yang tinggal dalam satu rumah dan saling berinteraksi satu sama lain dalam
perannya masing-masing untuk menciptakan kesinambungan

II.2 Fungsi Keluarga


Menurut Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai
berikut::
1. Fungsi afektif

4
Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan
psikososial anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini, maka
keluarga akan dapat mencapai tujuan psikososial yang utama,
membentuk sifat kemanusiaan dalam diri anggota keluarga,
stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin secara
lebih akrab, dan harga diri.
2. Fungsi sosialisasi dan penempatan social
Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan
kematian. Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur
hidup, karena individu secara kontinyu mengubah perilaku mereka
sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara sosial yang mereka
alami. Sosialisasi merupakan proses perkembangan atau perubahan
yang dialami oleh seorang individu sebagai hasil dari interaksi sosial
dan pembelajaran peran-peran sosial.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi
dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan. Perawatan
kesehatan dan praktik-praktik sehat (yang memengaruhi status
kesehatan anggota keluarga secara individual) merupakan bagian yang
paling relevan dari fungsi perawatan kesehatan.
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.
b. Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi keluarga.
c. Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan.
d. Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan
suasana rumah yang sehat.

5
e. Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas.

II.3 Tahap Perkembangan Keluarga Secara Umum


Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada
sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar
anggota keluarga disepanjang waktu.
Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu tertentu.
Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi
agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses
Terdapat 8 tahap perkembangan keluarga yang perlu dipelajari berikut ini :
1. Keluarga baru menikah atau pemula.
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu membentuk
keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga
masing-masing. Meninggalkan keluarga bisa berarti psikologis karena
kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal dengan orang
tuanya. Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan
penyesuaian peran dan fungsi. Masing-masing belajar hidup bersama
serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya, misalnya
makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya
Tugas perkembangannya adalah:
a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
b. Membina hubungan persaudaraan, teman, dan kelompok social.
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak.
d. Membina hubungan intim dan memuaskan.
e. Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga
suami, keluarga istri dan keluarga sendiri.
f. Persiapan Menjadi Orang Tua
g. Memahami Pre Natal Care

2. Tahap perkembangan keluarga yang kedua adalah keluarga


dengan anak baru lahir.
Keluarga “child bearing” kelahiran anak pertama 0-30 bulan. Masa

6
ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis
keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17
% tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal:
 Suami merasa diabaikan.
 Peningkatan perselisihan dan argument.
 Interupsi dalam jadwal kontinu.
 Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun.
Tugas perkembangannya adalah:
a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
mengintegrasikan bayi yang baru lahir ke dalam keluarga
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
c. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran- peran orang tua dan kakek nenek.
d. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan
kegiatan).
e. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua
terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
f. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
g. Konseling KB post partum 6 minggu.
h. Menata ruang untuk anak.
i. Biaya / dana Child Bearing.
j. Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
k. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan
berakhir saat anak berusia 5 tahun.
Tugas perkembangannya adalah:
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah, ruang
bermain, privasi, dan keamanan.
b. Mensosialisasikan anak.
c. Mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak yang lain.

7
d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga
maupun dengan masyarakat.
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
4. Keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan
berakhir pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya
keluarga mencapai jumlah maksimal sehingga keluarga sangat sibuk.
Selain aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki minat sendiri.
Demikian pula orang tua mempunyai aktivitas yang berbeda dengan
anak.
Tugas perkembangannya adalah:
a. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
d. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga.
e. Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi
kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dalam aktivitas baik di
sekolah maupun di luar sekolah.
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun
kemudian. Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang
dewasa.
Tugas perkembangannya adalah:
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.

8
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
e. Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya
dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul
konflik orang tua dan remaja.
6. Keluarga melepas anak usia dewasa muda
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini
tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangannya adalah:
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota
keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan
kembali hubungan perkawinan.
c. Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau
istri.
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
7. Keluarga dengan usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada
beberapa pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut,
perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.
Tugas perkembangannya adalah:
a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan;
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan para orang tua lansia dan anak-anak;
c. Memperkokoh hubungan perkawinan.
d. Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet
seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain

9
sebagainya.
8. Keluarga dengan usia lanjut
Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal
dan keduanya meninggal.
Tugas perkembangannya adalah:
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.
c. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
d. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan
e. Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi.
f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan
hidup).
g. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
h. Melakukan life review.
i. Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas
utama keluarga pada tahap ini.

II.4 Konsep Dasar Keluarga Dengan Tahap Child-bearing


Periode childbearing adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu
dan seluruh keluarga. Orang tua dan saudara sekandung harus beradaptasi
terhadap perubahan struktur karena adanya anggota baru dalam keluarga,
yaitu bayi. Dengan kehadiran bayi maka sistem dalam keluarga akan berubah
dan pola interaksi dalam keluarga harus dikembangkan. Pada periode transisi,
ibu membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga kondisi ini menempatkan ibu
menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan bantuan untuk beradaptasi
dengan peran yang baru. Stres dari berbagai sumber dapat berefek negatif
pada fungsi dan interaksi ibu dengan bayi dan keluarga, yang berdampak
pada kesehatan fisik ibu dan bayi. Memahami bagaimana ibu yang berdaptasi
dengan perubahan fisiologik, konsep diri, fungsi peran, dan fungsi
interdependen untuk menjadi orang tua sangat penting bagi perawat, dimana
perawat dalam hal ini dituntut mampu membantu dan memfasilitasi proses

10
adaptasi yang terjadi agar ibu dapat beradaptasi dengan secara positif dengan
peran barunya.

II.5 Tahap-tahap Perkembangan Keluarga ‘Child-bearing” (kelahiran anak


pertama).
Tahap perkembangan keluarga dibagi sesuai kurun waktu tertentu yang
dianggap stabil, misalnya keluarga dengan anak pertama berbeda dengan
anak keluarga remaja. Meskipun setiap keluarga melalui tahapan
perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti
pola yang sama. Tiap tahap perkembangan membutuhkan tugas dan fungsi
keluarga agar dapat melalui tahap tersebut.
a. Keluarga childbearing (kelahiran anak pertama) keluarga yang
menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan.
b. Persiapan menjadi orang tua
c. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexsual dan kegiatan keluarga
d. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan
(3,2 tahun) merupakan tahap perkembangan keluarga childbearing.
Kehamilan dan kelahiran bayi pertama dipersiapkan oleh pasangan suami istri
melalui beberapa tugas perkembangan yang penting. Kelahiran bayi pertama
memberikan perubahan yang besar bagi keluarga, sehingga pasangan harus
beradaptasi dengan peranya untuk memenuhi kebutuhan bayi. Sering terjadi
dengan kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan karena focus perhatian
kedua pasangan tertuju pada bayi. Suami merasa belum siap menjadi ayah
atau sebaliknya istri belum siap menjadi ibu.
Peran utama perawat keluarga adalah mengkaji peran orang tua;
bagaimana orang tua berinteraksi dan merawat bayi serta bagaimana bayi
berespon. Perawat perlu memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang

11
positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua
dapat tercapai.
Masalah Yang Sering Muncul Pada Keluarga Child-bearing :
a. Keluarga seksual dan sosial terganggu
b. Suami merasa diabaikan
c. Interupsi jadwal kontinu
d. Peningkatan Perselisihan

II.6 Tugas Perkembangan Dengan Keluarga Child-bearing


Tahap ini dimulai dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan. Ada
beberapa hal tugas perkembangan keluarga pada fase childbearing yaitu:
(Duval, dalam buku Santun Setiawati : 19 dan dalam buku Mubarak, dkk :
87-88).
1. Persiapan menjadi orang tua dan merawat bayi
2. Membagi peran dan tanggung jawab
3. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang
menyenangkan
4. Mempersiapkan biaya atau dana Child Bearing
5. Memfasilitasi role learning anggota kleuarga
6. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
7. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
8. Beradaptasi pada pola hubungan seksual
9. Mensosialisasikan anak dengan lingkungan keluarga besar masing-
masing pasangan.
10. Adaptasi perubahan anggota keluarga (pera, interaksi, seksual dan
kegiatan)
11. Konseling KB post partum 6 minggu

II.7 Fungsi / Peran Perawat Dalam Tahap Perkembangan Keluarga


Dengan Child-bearing.

12
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan
sebagai saran/penyalur.
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan :
Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat
menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah
kesehatan dalam kelompoknya. Dalam hal ni masalah-masalah kesehatan
dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga
lainnya. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu
(pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam
memelihara kesehatan para anggotanya. Keluarga merupakan perantara yang
efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan masyarakat.
Fungsi perawat dalam tahap ini adalah melakukan perawatn dan
konsultasi antara lain (Mubarak, dkk : 88) :

1. Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi,
2. Mengenali gangguan kesehatn bayi secara dini dan mengatasinya,
3. Imunisasi yang dibutuhkan anak,
4. Tumbang anak yang baik,
5. Interaksi keluarga,
6. Keluarga berencana, serta
7. Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja.

II.8 Peran Orang Tua Terhadap Child-bearing


Pada periode awal orang tua harus mengenali hubungan mereka
dengan anak. Periode berikutnya orang tua dapat mencerminkan suatu
waktu untuk bersama-sama membangun kesatuan keluarga, periode waktu
berkonsolidasi ini meliputi peran negosiasi (suami istri, ibu-ayah, orang
tua-anak, saudara-saudara) untuk menetapkan komitmen. Periode yang
berlangsung akan membutuhkan waktu.

13
II.9 Konsep Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir
1. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam
pertama kelahiran(Saifuddin, 2002).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai
4000 gram (Depkes, 2005).
2. Karakteristik
Karakteristikbayibarulahir normal adalah :
a. Bayi yang memiliki beratbadan 2500 - 4000 gram
b. Bayi yang memiliki panjangbadan 48 - 52 cm
c. Bayi yang memiliki lingkar dada 30 - 38 cm
d. Bayi yang memiliki lingkarkepala 33 - 35 cm
e. Bayi yang memiliki frekuensijantung 120 - 160 kali/menit
f. Bayi yang memiliki frekwensipernafasan ± 40 – 60 kali/menit
g. Bayi kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub
kutancukup
h. Bayi yang memiliki rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala
biasanya telah sempurna
i. Bayi yang memiliki kuku agakpanjangdanlemas
j. Bayi yang memiliki ciri genetalia : perempuan, labia mayora sudah
menutupi labia miyora.Laki – laki , testis
sudahturundanskrotumsudahada
k. Bayi yang memiliki reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan
baik

l. Bayi yang memiliki reflek morrow atau gerak memeluk bila


dikagetkan sudah baik
m. Bayi yang memiliki reflek graps atau menggenggan sudah baik
n. Bayi yang memilikipola eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam
24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.
(Pusdiknakes, 2003).

14
3. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Bayi Baru Lahir
Tugas perkembangan keluarga dengan bayi baru lahir antara lain :
a. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan
kegiatan)
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
c. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaiman peran orang tua
terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan)
d. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak
e. Konseling KB post partum 6 minggu
f. Menata ruang untuk anak
g. Biaya/dana Child Bearing
h. Memfasilitasi role learning anggota keluarga
i. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
Sedangkan menurut Carter dan Mc. Goldrick (1988), tugas
perkembangan dalam tahap ini adalah:
a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga)
b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orang tua dan kakek/nenek.
4. Permasalahan Pada Keluarga Dengan Bayi Baru Lahir
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan
menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang
tua dinyatakan 17% tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
a. Suami merasa diabaikan
b. Peningkatan perselisihan dan argument
c. Interupsi dalam jadwal kontinu
d. Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.
5. Peran Perawat Dalam Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Bayi Baru
Lahir

15
Menurut Mubarak, dkk (2006), peran perawat dalam tahap ini adalah
melakukan perawatan dan konsultasi antara lain:
a. Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi
b. Mengenali gangguan kesehatan bayi secara dini dan mengatasinya
c. Imunisasi yang dibutuhkan anak
d. Tumbuh kembang anak yang baik
e. Interaksi keluarga
f. Keluarga berencana
g. Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja

II.10 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Bayi Baru Lahir


1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seseorang perawat
mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga
yang dibinanya (Murwani, 2008).
a. Data Umum
1) Nama Kepala keluarga (KK)
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga
6) Tipe keluarga
7) Tipe bangsa
8) Agama
9) Status sosial ekonomi keluarga
10) Aktivitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah:
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti

16
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada inti, yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
(imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan
serta riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian atau
pengalaman penting yang berhubungan dengan kesehatan.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari
pihak suami dan istri.
c. Data Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakterisitik rumah diidentifikasikan dengan melihat luas rumah,
tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan,
peletakkan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic
tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta
denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,
aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
interaksi keluarga dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Sistem pendukung keluarga meliputi jumlah anggota keluarga
yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas

17
psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial
atau dukungan dari masyarakat setempat.
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
4) Nilai/norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga,
yang berhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi-fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta
pada anggota keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
2) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya dan perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit.
Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.
Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5
tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal

18
masalah, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan,
melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit,
menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat
dilingkungan setempat.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
a) Berapa jumlah anak
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak yang
diinginkan
c) Metode apa yang digunakan kelurga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga
5) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan snadang,pangan
dan papan
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan suumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga.
f. Stress dan koping keluarga
1) Stresor jangka pendek dan panjang
a) Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.
b) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor
Hal yang oerlu dikaji adalah sejauh mana keluarga bersepon
terhadap situasi/stresor.
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional

19
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional keluarga yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
h. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


a. Gangguan Pemeliharaan Rumah
b. Konflik Peran Orang Tua
c. Konflik Pengambilan Keputusan
d. Ketidakcukupan ASI
e. Ketidakefektifan pemberian ASI
f. Risiko ketidakmampuan menjadi orang tua

3. Prioritas Masalah
NO KRITERIA SKOR BOBOT
1 Sifat masalah
 Aktual (Tidak/kurang sehat) 3
 Ancaman kesehatan 2 1
 Keadaan sejahtera 1

2 Kemungkinan masalah dapat


diubah 2
 Mudah 1 2
 Sebagian 0
 Tidak dapat
3 Potensi masalah untuk dicegah
 Tinggi 3
 Sedang 2 1
 Rendah 1

20
4 Menonjolnya masalah
 Masalahberat, harus segera 2
ditangani 1 1
 Adamasalah, tetapi tidak
perlu segera ditangani 0
 Masalah tidak dirasakan

Skor
Skoring : ____________ x Bobot
Angka tertinggi

21
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

I. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga : Tn.R
2. Alamat dan Telepon : Jl. Perumahan Bumi Indah Pratama Blok E, No.4, Desa
Taba
Jambu Kab. Benteng.

3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Wiraswasta


4. Pendidikan Kepala Keluarga : S1
5. Komposisi Keluarga :

Hubungan

J Dgn
No Nama Umur Pnddk Status Imunisasi KET
K Kepala

Keluarga

BC
Polio DPT Hepatitis Campak
G

1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

1. Tn. R L Kepala 26 th S1            
Keluarga

2. Ny. N P Isteri 25th S1            

22
3. By. K P Anak 5 Hari - Hep
  atitis
B

Genogram (tiga generasi) :

Keterangan :

: Laki-laki : garis pernikahan

: Perempuan : tinggal satu rumah

: Klien : garis keturunan

6. Tipe Keluarga : Keluarga Tn.R adalah tipe nuclear family (tipe


keluarga
inti) yang terdiri dari suami, istri dan satu anak.

23
7. Suku Bangsa : Keluarga Tn.R menggunakan komunikasi berbahasa
bengkulu.

8. Agama :Keluarga menganut agama Islam dan menjalankan


Kewajiban sholat lima waktu, semua aktivitas yang

dilakukan tidak boleh bertentangan dengan ajaran


agama

islam.

9. Status Sosial Ekonomi : Tn.R mengatakan penghasilannya tidak menentu setiap


bulannya, jika diperkirakan dalam sebulan bisa

menghasilkan 2-5 juta. Ny.N mengatakan


penghasilannya

2-3 juta/bln.

10. Aktifitas Rekreasi Keluarga :Keluarga tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk
berekresi
keluar kota. Biasanya hanya menonton televisi sambil

bercerita atau bermain kerumah sanak saudara.

II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


11. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini :
Keluarga Tn.R memiliki satu anak perempuan, baru berusia 5 hari, tahap
perkembangan pada keluarga Tn. R adalah keluarga childbearing.

Tugas perkembangan keluarga adalah :

a) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, seksual dan kegiatan)


b) Membagi peran dan tanggung jawab
c) Konseling keluarga berencana
d) Biaya atau dana childbearing
e) Menata ruang untuk anak
f) Mempertahankan hubungan intim yang memuaskan dengan pasangan

24
12. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum Terpenuhi :
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi pada keluarga Tn. R adalah
pemilihan alat kontrasepsi/KB untuk menentukan jarak kelahiran anak berikutnya. Ny.
N mengatakan ingin memiliki anak sekitar 3 tahun lagi . Dan keluarga masih bingung
mengambil keputusan dalam pemilihan alat kontrasepsi.

13. Riwayat Keluarga Inti :


Keluarga Tn.R tidak mempunyai riwayat penyakit (Hipertensi,DM,Asma)

14. Riwayat keluarga sebelumnya :


Riwayat orang tua dan pihak suami/isteri tidak mempunyai kebiasaan kawin
cerai,pemabuk, ataupun berjudi.

III. LINGKUNGAN
15. Karakteristik Rumah :
Luas rumah keluarga Tn. T 10x20 m2 dan kepemilikan rumah pribadi. Rumah Tn. T
terdiri dari 1 ruang tamu, 1 kamar mandi, 3 kamar tidur, sumber air yang digunakan
adalah sumur. Jarak sumur dengan septitank ± 40 meter yang terletak jauh dari rumah.
Pencahayaan didalam rumah cukup. Keluarga menggunakan kipas angin. Jendela
setiap hari terbuka.

25
Denah Rumah :

HALAMAN

TERAS

KAMAR 1

RUANG TAMU

RUANG KELUARGA

KAMAR 2

KAMAR 3

WC

16. Karakteristik tetangga dan Komunitas RW :


Rumah Tn.R dengan tetangga saling berdekatan, disamping rumah sebelah kanan
masih ada tanah kosong belum dibangun rumah, depan rumah ada jalan kecil dan serta
rumah tetangga . mayoritas tetangga Tn. R berkerja sebagai pegawai, polisi, dan
wiraswasta.

17. Mobilitas Geografis Keluarga :


Setelah menikah keluarga Tn.R tinggal di Jl. Perumahan Bumi Indah Pratama Blok E,
No.4, Desa Taba Jambu Kab. Benteng dan belum pernah pindah.

18. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan masyarakat :


Ny.N mengatakan berkumpul keluarga dan menonton TV bersama. Komuniksi dengan
keluarga baik dan harmonis.

26
19. Sistem Pendukung Keluarga :
Ny.N mengatakan jika ada anggota keluarganya yang sakit langsung dibawa keluarga
ke Dokter dan pelayanan kesehatan yang digunakan adalah Kartu Indonesia Sehat.

IV. STRTUKTUR KELUARGA


20. Pola Komunikasi Keluarga :
Komunikasi yang digunakan keluarga sehari-hari adalah bahasa bengkulu. Hubungan
keluarga baik dan harmonis.

21. Struktur Kekuatan Keluarga :


Ny. N mengatakan apabila dalam keluarga terdapat masalah bisa diselesaikan dengan
musyawarah. Tn.R menyatakan, ia yang mengambil keputusan dalam keluarga karena
ia adalah kepala keluarga. Segala sesuatu yang berkaitan dengan keluarga harus
dengan persetujuannya. Ny.N mengatakan ingin menunda mempunyai anak dengan
menggunakan alat kontrasepsi berupa implant tetapi suami nya hanya menyarankan
menggunakan pil. Masih ada keputusan yang belum dapat diputuskan karena masih
memikirkan bayi yang baru lahir.

22. Struktur Peran Formal dan Informal :


a) Tn. R
Peran formal
Tn. R sebagai kepala keluarga, suami dan bapak yang menjadi tulang
punggung/mencari nafkah untuk anak dan istrinya. Apabila ada waktu kosong
turut membantu mengasuh anak.
Peran informal
Tn. T sebagai kepala keluarga yang dihormati dan disayangi oleh anggota
keluarganya.
b) Ny. N
Peran formal
Ny. N sebagai ibu dan istri. Ny.N bekerjasebagai pegawai di Seluma. Ny.N pergi
dan pulang bolak balik.
Peran informal
Ny. N sebagai ibu yang menyayangi anak dan suaminya serta sebagai pendidik
bagi anaknya.

27
c) An. K
Peran formal
An. K sebagai anak pertama dan berusia 5 Hari.

23. Nilai dan Norma dalam Keluarga :


Keluarga Tn.R menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran agama islam dan
menharapkan anaknya nanti menjadi anak yang taat dalam menjalankan agama dan
taat kepada orang tua. Ny.N dan Tn,R menerapakan budaya sopan santun dan saling
menghargai dan menghormati.

V. FUNGSI KELUARGA
24. Fungsi Afektif :
Keluarga Tn. R keluarga yang harmonis dan keluarga yang saling menghormati,
menghargai dan menyayangi dan saling membantu satu sama lain. Menurut Ny. N
belum pernah menemukan masalah yang berat,Tn.R dan Ny. N selalu memberikan
dukungan satu sama lain dan menyelesaikan masalah dengan musyawarah.

25. Fungsi Sosial


Hubungan antara Tn. R dengan Ny. N sampai sejauh ini baik dan hubungnnya dengan
keluarga besarnya pun baik . Hubungan keluarga dengan orang lain pun baik, terutama
tetangga-tetangga terdekat.

Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan adalah Tn. R

26. Fungsi Perawatan Keluarga :


Keluarga Tn, R mengatakan apabila sudah ada tanda sakit mereka akan membawanya
berobat ke fasilitas kesehatan.

Tn. R dan Ny. N belum mengerti tentang masalah pemilihan alat kontrasepsi/KB yang
digunakan.

27. Fungsi Reproduksi :


Ny. N mengatakan baru memiliki satu anak dan sebelum memiliki anak tidak
menggunakan alat kontrasepsi, sebulan setengah menikah Ny.N dinyatalan positif
hamil.

28
28. Fungsi Ekonomi :
Tn. R sebagai tulang punggung keluarga, Ny.N sebagai ibu rumah tangga.
Penghasilan yang didapat cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


29. Stresor jangka pendek dan Panjang :
a. Sterssor jangka pendek keluarga : Ny. N masih belum tahu akan menggunakan
KB dan pemilihan alat kontrasepsi, Ny.N ingin mengkonsultasikan dengan dokter
terlebih dahulu nanti, saat ini Ny.N mau focus mengurus anak.
b. Stressor jangka panjang keluarga : Ny. N mengatakan takut salah dan tidak cocok
karena belum pernah KB.

30. Kemampuan keluarga Berespon terhadap situasi / stresor :


Keluarga Ny. N mengatakan ketika ada masalah mereka saling bercerita masalah
masing masing daan membantu satu sama lain untuk menyelesaikannya dan berdoa
agar mereka dapat melalui masalah tersebut

31. Strategi Koping yang Digunakan :


Keluarga Tn. R dan Ny. N apabila mendapat masalah selalu dimusyawarahkan
bersama- sama.

32. Strategi Adaptasi Disfungsional


Biasanya Tn. R dan Ny. N saling tegur menegur apabila ada yang salah.

VII.PEMERIKSAAN FISIK ( HEAD TO TOE ) ( Dikaji pada setiap anggota keluarga )

NO VARIABEL NAMA ANGGOTA KELUARGA

Tn. R Ny.N An. K

1 Riwayat penyakit Ny. R mengatakan Ny.R mengatakan tidak -


saat ini Tn.R tidak mengalami ada keluhan kesehatan
masalah kesehatan

29
saat ini. saat ini.

2 Keluhan yang Tn. R Mengatakan Ny. N Mengatakan -


dirasakan merasa pusing dan masih merasakan
lemas sedikit nyeri dibagian
abdomen. (post op SC)
Garis SC horizontal.

3 Riwayat penyakit Tn. R Mengatakan Ny.N Mengatakan -


sebelumnya tidak mengalami tidak mengalami
penyakit menular dan penyakit menular dan
keturunan keturunan

4 Tanda-tanda vital TD : 110/90mmHg TD: 120/80mmHg N : 112 x/mnt

N : 80x/mnt N : 83x/mnt RR : 28 x /mnt

RR : 22x/mnt RR : 20x/mnt S : 37oC

S : 36,7°C S : 36,5°C

5 Kepala Bentuk kepala Betuk kepala simetris Bentuk kepala


simetris, rambut tidak ada nyeri dan simetris, tidak ada
hitam, tidak ada nyeri tidak ada lesi, masa, tidak ada
dan tidak ada lesi, kebersihan bersih dan pembengkakan, tidak
kebersihan bersih, ada sedikit rambut ada caput sucadenum
rontok

6 Leher Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar masa pada leher
tyroid, tidak ada tyroid, tidak ada
distensi JVP, tidak ada distensi JVP, tidak ada
masa, dan tidak ada masa, dan tidak ada
gangguan saat gangguan saat menelan
menelan

30
7 Thoraks Simetris, irama napas Simetris, irama napas Simetris, irama napas
teratur, tidak ada teratur, tidak ada teratur, tidak ada
penggunaan otot bantu penggunaan otot bantu penggunaan otot bantu
pernafasan, suara pernafasan, suara napas pernafasan, suara
napas vesikuler vesikuler napas vesikuler.

8 Abdomen Tidak ada jaringan Terdapat luka pasca op Tidak ada keluhan.
parut, tidak SC dengan garis
mengalami distensi, horizontak, tidak
tidak ada nyeri tekan, mengalami distensi,
dan tidak ada ada nyeri tekan, dan
pembengkakan hati tidak ada
dan limpa pembengkakan hati dan
limpa.

9 Esktremitas Tidak ada lesi, tidak Tidak ada lesi, tidak Atas : akral hangat,
ada nyeri, kulit ada nyeri, kulit lembab, tidak ada udema
lembab, akral hangat akral hangat
Bawah : akral hangat,
tidak ada udema

10 Kulit Kulit cukup bersih, Kulit cukup bersih, Kulit cukup bersih,
tidak ada lesi, tidak tidak ada lesi, tidak ada tidak ada lesi, tidak
ada infeksi, capilary infeksi, capilary reffil ada infeksi, capilary
reffil <3detik, warna <3detik, warna kulit reffil <3detik, warna
kulit sawo matang sawo matang kulit putih

11 Genetalia Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan


pengkajian pengkajian pengkajian

31
VIII. HARAPAN KELUARGA
Keluarga menyatakan merasa sangat senang dengan kehadiran perawat dan beraharap
dapat membantu keluarga dalam mencegah terjadinya penyakit atau konflik
permasalahan yang terjadi pada keluarga. Serta keluarga berharap mereka sehat selalu
dan bisa memenuhi tahap perkembangan pada keluarga.

IX. ANALISIS DATA


No Data Masalah
1. Data Subjektif : Konflik
 Ny.N mengatakan ingin menunda mempunyai anak dengan menggunakan Pengambilan
alat kontrasepsi berupa implant tetapi suami nya hanya menyarankan Keputusan
menggunakan pil.
 Ny.N mengatakan menunda dalam membuat keputusan karena keputusan
diambil oleh suami.
Data Objektif :
 Keluarga terlihat kurang pengalaman dalam membuat keputusan.
 Ny.N terlihat bimbang mengenai pilihan yang akan diambil.
Keluarga kurang informasi yang cukup.

X. PRIORITAS MASALAH
DX. I . Konflik Pengambilan Keputusan

No. Kriteria Skor Bobot Nilai Keterangan

1. Sifat masalah 2 2/3x1 Aktual


a. Tidak/ kurang sehat 3
b. Ancaman kesehatan 2
c. Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat 2 2/2x2 Mudah
diubah
a. Mudah 2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0

32
3. Potensi masalah untuk 2 3/3x1 Sedang
dicegah
a. Tinggi 3
b. Sedang 2
c. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1 1/2x1 Ada masalah, tetapi
a. Masalah berat harus 2 tidak perlu segera
ditangani ditangani
b. Ada masalah, tetapi 1
tidak perlu segera
ditangani
c. Masalah tidak 0
dirasakan
JUMLAH 4 1⁄6

XI. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS


1. Konflik Pengambilan Keputusan

33
XII.RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
No. Diagnosa Keperawatan
Data
Kode Diagnosa
1. Data Subjektif : 00083 Konflik Pengambilan Keputusan
 Ny.N mengatakan ingin
menunda mempunyai anak
dengan menggunakan alat
kontrasepsi berupa implant
tetapi suami nya hanya
menyarankan menggunakan pil.
 Ny.N mengatakan menunda
dalam membuat keputusan
karena keputusan diambil oleh
suami.
Data Objektif :
 Keluarga terlihat kurang
pengalaman dalam membuat
keputusan.
 Ny.N terlihat bimbang
mengenai pilihan yang akan
diambil.
Keluarga kurang informasi
yang cukup.

NOC NIC

Kode Hasil Kode Intervensi

0906 NOC : Pembuatan 5250 NIC : Dukungan Pengambilan Keputusan


Keputusan
 Tentukan apakah terdapat perbedaan antara
Keluarga mampu
pandangan keluarga dan pandangan penyedia
mengenal masalah
perawatan kesehatan mengenai kondisi keluarga
pembuatan keputusan

34
secara mandiri:  Informasikan pada keluarga mengenai
tindakan keperawatan pandangan-pandangan atau solusi alternative
selama 1x kunjungan dengan cara yang jelas dan mendukung
diharapkan teratasi dengan  Bantu keluarga mengidentifikasi keuntungan
kriteria hasil : dan kerugian dari setiap alternative pilihan
 Bangun komunikasi yang baik dan sedini
Keluarga mampu:
mungkin dengan keluarga
 Mengidentifikasi  Fasilitasi percakapan keluarga mengenai tujuan
informasi yg relevan perawatan
 Mengidentifikasi  Fasilitasi pengambilan keputusan
alternative (pilihan)  Hormati hak-hak keluarga untuk menerima atau
 Mengidentifikasi tidak menerima informasi
kemungkinan  Berikan informasi sesuai permintaan keluarga
090601 konsekuensi dari  Gunakan leaflet atau alat bantu lainnya untuk
masing-masing pilihan memberikan informasi tentang masalah keluarga
 Mempertimbangkan dalam membantu pembuatan keputusan
090602 alternatif

090603

090608

35
XIII. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Tanggal Diagnosis Implementasi Evaluasi

Keperawatan

Keluarga

1 10 Konflik Memberikan edukasi S :


September Pengambilan tentang kekurangan,
 Tn.R dan Ny.N mengatakan mengerti dan paham tentang kekurangan,
2019 Keputusan keunggulan, serta jenis-
keunggulan, serta jenis-jenis alat kontrasepsi yang telah dijelaskan
jenis alat kontrasepsi
 Tn.R dan Ny.N mengatakan akan mencoba alat kontrasepsi yang
menggunakan leaflet.
disarankan
16:30 WIB
O:

 Tn.R dan Ny.N terlihat sangat focus dan memperhatikan dengan baik
serta terkadang bertanya.
A:

 Masalah belum teratasi


P:

 Informasikan pada keluarga mengenai pandangan-pandangan atau


solusi alternative dengan cara yang jelas dan mendukung

36
 Bangun komunikasi yang baik dan sedini mungkin dengan keluarga
 Hormati hak-hak keluarga untuk menerima atau tidak menerima
informasi

37
XIV. EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal/jam Evaluasi TTD

11 September S:
2019  Tn.R dan Ny.N mengatakan telah mengerti tentang
kekurangan, keunggulan, serta jenis-jenis alat
16:30 WIB kontrasepsi yang telah dijelaskan
 Tn.R dan Ny.N mengatakan akan mencoba alat
kontrasepsi yang disarankan dan akan
mengkonsultasikannya lagi dengan dokter
langganannya.
O:
 Tn.R dan Ny.N terlihat mampu menjawab pertanyaan
yang diajukan tentang jenis-jenis alat kontrasepsi serta
kekurangan dan keunggulannya meski hanya beberapa
pertanyaan saja
 Tn.R dan Ny.N terlihat masih ragu-ragu dan ingin
mengkonsultasikannya lagi dengan dokter langganannya
A:
 Masalah belum teratasi

P:
 Fasilitasi pengambilan keputusan
 Hormati hak-hak keluarga untuk menerima atau tidak
menerima informasi.
 Berikan informasi sesuai permintaan keluarga.

38
BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat terdiri kepala keluarga
serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal dalam satuatap dalam
keadaan saling ketergantungan. Sedangkan bayi baru lahir normal adalah
bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan
berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Keluarga dengan bayi baru lahir perlu memahami tugas
perkembangan yang harus dilakukan sehingga tidak terjadi berbagai
permasalahan pada keluarga tersebut seperti suami merasa diabaikan,
peningkatan perselisihan dan argument, interupsi dalam jadwal kontinu
dan kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.
Perawat perlu berperan dalan perkembangan keluarga tahap ini
dengan memberikan perawatan dan konsultasi seperti bagaimana cara
menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi, mengenali gangguan
kesehatan bayi secara dini dan mengatasinya, imunisasi yang dibutuhkan
anak, tumbuh kembang anak yang baik, interaksi keluarga, keluarga
berencana, pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja.

IV.2 Saran
1. Bagi perawat diharapkan mampu menciptakan hubunganyang
harmonis dengan keluarga sehingga keluarga diharapkan mampu
memahami tentang masalah yang sedang dialami/ terjadi pada
keluarga dengan bayi baru lahir
2. Bagi Keluarga hendaknya mengenal masalah yang terjadi pada
anggota keluarganya, menerapkan apa yang telah disampaikan
perawat melalui pendidikan kesehatan guna mengatasi masalah
kesehatan yang ada di keluarga secara mandiri, ikut serta
mempertahankan dan mempergunakan fasilitas kesehatan yang ada
dan mencegah terjadinya penyakit sebaikanya keluarga sedini

39
mungkin memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke puskesmas
yang terdekat serta keluarga sebaiknya melakukan modifikasi
lingkungan yang sehat di sekitar lingkungan keluarga seperti menjaga
kebersihan lingkungan rumah sekitar, dan mampu menjaga pola hidup
sehat.
3. Sebagai perawat harus selalu sigap dalam penanganan permasalahan
yang terjadi pada keluarga. Selain itu perawat juga memberi health
education kepada klien dan keluarga.
4. Makalah ini sebaiknya dapat digunakan perawat sebagai wawasan
tamabahan dan acuan yang dapat diberikan pada pembuatan Askep
Keluarga. Perawat juga dapat memberikan inspirasi lebih banyak lagi
dalam menyusun makalah ini,

40
DAFTAR PUSTAKA

 Setiawati Santuni, DermawanAC. 2004. Tuntunan Praktis Asuhan


Keperawatan Keluarga. Bandung: Rizqi Press.
 Ni Made Riasmini, et al. 2017. Panduan Asuhan Keperawatan : Individu,
Keluarga, Kelompok, dan Komunitas Dengan Modifikasi NANDA, ICNP,
NOC, dan NIC di Puskesmas dan Masyarakat. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press).
 NANDA International. 2005. Diagnosa Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2009-2011. Dialih bahasakan oleh Made Sumarwati. Jakarta :
EGC.
 Glorya Bulechek, et al. (2016). Nursing Intervention Classification (NIC),
6th Indonesian edition. Elsevier Singapore Pte Ltd.
 Sue Moorhead, et al. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC) Ed
5thIndonesian Editon. Elsevier Singapore Pte Ltd.
 Mubarak,dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori
dan Aplikasi Dalam Praktik dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan
Komunitas, Gerontik dan Keluarga. Yogyakarta : Sagung Seto.
 Murwani. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi
Kasus. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press

41

Anda mungkin juga menyukai