Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Hepatitis” dengan baik tanpa ada halangan .
Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak
yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun
isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima segala
kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan organ hati yang dapat
disebabkan oleh banyak hal, antara lain infeksi virus, gangguan metabolisme, obat-obatan,
alkohol, maupun parasit. Hepatitis juga merupakan salah satu penyakit yang mendapatkan
perhatian serius di Indonesia, terlebih dengan jumlah penduduk yang besar serta kompleksitas
yang terkait. Selain itu meningkatnya kasus obesitas, diabetes melitus, dan hiperlipidemia,
membawa konsekuensi bagi komplikasi hati, salah satunya hepatitis (Wening Sari, 2008).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia
serta seluler yang khas (Bar, 2002).
Hepatitis telah menjadi masalah global. Saat ini diperkirakan 400 juta orang di dunia
terinfeksi penyakit hepatitis B kronis, bahkan sekitar 1 juta orang meninggal setiap tahun
karena penyakit tersebut. Hepatitis menjadi masalah penting di Indonesia yang merupakan
jumlah penduduk keempat terbesar di dunia (Wening Sari, 2008). Infeksi virus hepatitis B
(VHB) merupakan infeksi yang unik. Tidak banyak jenis virus yang menyebabkan infeksi
pada seseorang dengan memberikan dampak sosial-ekonomi yang besar karena penyakit ini
menyebabkan infeksi pada populasi dalam skala dunia, dan variasi penampilan kliniknya
yang sedemikian beraneka ragam (bisa dalam bentuk hepatitis akut, hepatitis kronis tidak
aktif, hepatitis kronis aktif, sirosis hati atau kanker hati) (Cahyono, 2010).
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2011 dalam Anna (2011)
menyebutkan, hingga saat ini sekitar dua miliar orang terinfeksi virus hepatitis B di seluruh
dunia dan 350 juta orang di antaranya berlanjut jadi infeksi hepatitis B kronis. Diperkirakan,
600.000 orang meninggal dunia per tahun karena penyakit tersebut. Angka kejadian infeksi
hepatitis B kronis di Indonesia diperkirakan mencapai 5-10 persen dari jumlah penduduk.
Hepatitis B termasuk pembunuh diam-diam karena banyak orang yang tidak tahu dirinya
terinfeksi sehingga terlambat ditangani dan terinfeksi seumur hidup. Kebanyakan kasus
infeksi hepatitis B bisa sembuh dalam waktu enam bulan, tetapi sekitar 10 persen infeksi bisa
berkembang menjadi infeksi kronis. Infeksi kronis pada hati bisa menyebabkan terjadinya
pembentukan jaringan ikat pada hati sehingga hati berbenjol-benjol dan fungsi hati terganggu
dan dalam jangka panjang penderitanya bisa terkena sirosis serta kanker hati.
2
1.2 Tujuan
2. Konsep keperawatan
Untuk mengetahui Pengkajian terhadap klien dengan hepatitis
Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Hepatitis
Untuk mengetahui Diagnosa keperawatan terhadap klien dengan Hepatitis
Untuk mengetahui Rencana Asuhan Keperawatan Terhadap klien dengan
Hepatitis
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan
oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia.
( sujono hadi, 1999).
Hepatitis adalah inflamasi epar yang terjadi karena infasi bakteri, cidera oleh agen
fisik / kimia ( non virus ) atau oleh infeksi virus. ( marilynn e.d 2000)
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia
serta seluler yang khas ( semeltzer, 2001 ).
Hepatitis merupakan proses penyakit hepar yang mengenai parenkim, sel-sel kuver
duktus empedu dan pembuluh darah.
B. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar ( hepatitis ) dapat disebabkan oleh infeksi virus
dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan reaksi kimia unit fungsional dasar dari hepar
disebut lobul dan unit ini disebut unik karena memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan
berkembangnya inflamasi pada hepar, pola nomal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap
suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar.
Setelah lewat msanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon
sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya sebagian
besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena infasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu andan
fdan peregangan kapsula hati yang memic timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut
kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri diulu hati.
Timbulnya ikerus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah bilirubin
yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tapi adanya kerusakan
sel hati dan duktuli empedu intrahepatik maka terjadi kesukaran pengangkutan bilirubin
tersebut didalam hati selain itu juga terjadi kesulitan dalaam hal konjugasi.
Akibatnya bilirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepstikus, karena
terjadi retensi ( akibat kerusakan sel ekresi ) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum
mengalami konjugsi (bilirubin indirek ), maupun bilirubin yang sudah menjadi konjugasi
4
( bilirubin direk ) jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam
pengangkutan konjugasi dan ekresi bilirubin.
Tinj menganung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat ( abolis).
Karena bilirubi konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat diekresikan kedalam kemih,
sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar
bilirubin terkonjugasi daapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang
akan menimbulkan gatal-gatal pada ukterus.
C. Etiologi
a. Infeksi Virus
Type A Type B Type C Type D Type E
Metode Fekal- oral Parenteral Parenteral Parenteral Fekal- oral
transmisi melalui organ seksual, jarang perinatal,
lain perinatal seksual, memerlukan
orang ke koinfeksi
orang dengan type
perinatal B
5
D. Klasifikasi Hepatitis
1. Hepatitis virus
Peyakit infeksi akut dengan gejala utama berhubungan erat dengan adanya
nekrosis pada hati. Biasanya disebabkan oleh virus yaitu :
Hepatitis A
Hepatitis B
Hepatitis Non A dan B (C)
Virus hepatitis delta (D)
Virus hepatitis E
a. Gambaran Klinik
Stadium pre ikterik (prodroma)
Berlangsung selama 4-7 hari. Penderita mengeluh sakit kepala,
lemah, anoreksia, muntah, mual, demam, nyeri sendi oto dan nyeri
pada perut kanan atas. Urine menjadi lebih coklat
Stadium Ikterik
Berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula mula terlihat pada
sklera kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan keluhan
menjadi berkurang tetapi penderita masih lemah, anoreksia dan
muntah. Hepar mengalami pembesaran dan terdapat nyeri tekan
feses akan berwarna kelabu atau kuning muda. SGOT dan SGPT
meningkat, HbsAG ditemukan pada hepatitis B.
Stadium Post Ikterik (penyembuhan)
Ikterus mereda, warna urine dan BAB menjadi normal kembali.
Pada kasus tanpa komplikasi, penyembuhan mulai 1 atau 2 minggu
dari timbulnya ikterus dan berlangsung 2 hingga 6 minggu. Bila
terjadi splenomegali dengan apat akan menghilang, tetapi
hepatomegali hanya dapat kembali nromal beberapa minggu
kemudian. Pada pemeriksaan laboratorium dan terus fungsi hati
abnormal dapat menetap hingga 3 hingga 6 bulan.
6
b. Gambaran perbedaan hepatitis virus
Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis C Hepatitis
D/E
Sinonim Hepatitis infurka Hepatitis
siosa hepatitis serum hepatitis
inkubasi inkubasi lama
pendek.
7
kerangan, obat melalui tranfusi
prenteral perenteral, darah /
fekal oral, fekal, oral
kontak seksual
8
c. Patologi
Perubahan morfologi hati pada hepatitis A, B dan C adalah identik.
Pada kaasus lama, ukuran dan warna hati tampak normal, dan kadang
kadang udem, membesar, dan berwarna seperti empedu.
Secara histologis, terjadi kekacauan hepato seluler, cedera dan
neksoris sel hati dan peradangan perifer. Perubahan ini reversibel bl
fase akut penyakit menida. Pada beberapa kasus, nekrosis submasif,
imasif dapat mengakibatkan payah hati yang berat dan kematian.
d. Pembagian bentuk klinik
Hepatitis inapparent : tidak ditemukan gejala, diketahui dengan
pemeriksaan faal hati dan biopsi
Hepatitis : keluhan sangat rinagn dan samar samar umumnya
hanya anoreksia dan gangguan pencernaan. Pada pemeriksaan
labor ditemukan : Hiperbilirubenia ringan dan urine warna teh tua
dan jika dikocok terlihat basa kuning kehijauan
Hepatitis akut yang Ikterik : sering ditemukan dan biasa jinak.
Akan sembuh lebih kurang 8 minggu.
Hepatitis Fulminan : proknesia jelek. Kematian biasa terjadi
dalam 7-10 hari sejak mula sakit. Pada pemeriksaan hati
mengecil, purpura, keselaruhan GI.
Hepatitis yang persisten : telah terjadi penurunan bilirubin dan
transaminase perlahan lahan penderita masih mengeluh lemah
dan cepat lelah meskipun nafsu makan telah membaik.pekerjaan
fisik akan mempeburuk hasil pemeriksaan faal hati golongan ini
akan sembuh 1-2 tahun.
Hepatitis Sub akut/submasive hepatic necrosis : perjalan penyakit
progresif. Pada mulanya seperti hepatitis kronis, ikteur turun
naik, keadaan lemah, demam menetap, terdapat spleno menggali
dengan asi tes dan edema tungkai. Proknosis jelek.
Hepatitis Kolangitik : ikterusnya hebat disertai proritas biasanya
berlangsung 4 minggu. Terdapat tanda obstruksi dengan
peningkatan posfatase linde dan kolesterol dalam serum.
Biasanya sembuh dalam waktu 12 minggu
9
Syndroma Post Hepatitis : beberapa klien, keluhan subjektif
meratap seperti anoreksia, lemah, perasaan tidak enak
diperut/gangguan pencernaan dan BB tidak naik.
e. Pengobatan
Sampai sekarang belum ditemukan pengobatan yang spesifik
Istirahat ditempat tidur selama fase akut
Diet yang dpat diterima
Makanan melalui pariental pada fase akut bila penderita
muntah terus menerus
Obat obat yang melindungi hati
Vitamin K pada kasus dengan kecenderungan pendarahan
f. Pencegahan
Hepatitis A
Dengan cara pemberian gama globulin (IM)
Hepatitis B
o Melakukan pemeriksaan HbsAG
o Sebelum transfusi darah
o Sterilisasi alat yang akan dipakai untuk melakukan
tindakan
o Imunisasi
o Tindahkan lingkungan (gizi cukup, hygiun umum)
2. Hepatitis Kronik
Jika penyakit hepatitis menetap tidak sembuh secara klinik laboratorik atau
gambaran patologi anatomi dalam waktu 4 bulan. Dikatakan hepatitis kronik jika
kelainan menetap lebih dari 6 bulan.
Ada 2 hepatitik kronik, yang pertama hepatitik kronik persisten ( bisa sembuh
sempurna) dan kedua hepatitik kronik aktif ( umumnya berakhir menjadi serosia
hepatitis)
3. Hepatitis fulminan
yang perjalanan penyakitnya berjalan dengan cepat, ikterus menjadi hebat,
kuning seluruh tubuh, timbul gejala neurologi/ensefalopati dan masuk kedalam
keadaan, dan kegagalan hati ditemukan tanda tanda pendarahan. Biasanya
penderita meninggal 1 -10 hari.
10
E. WOC
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
a. Biodata klien
b. Riwayat kesehatan
1) Data demografi
5) Aktifitas / istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise umum
6) Sirkulasi
Tanda :
12
- diare / konstipasi : fases warna tanah liat
- adanya / berutang hemodialisa
8) makanan / cairan
gejala :
- hilangnya nafsu makan ( anoreksia )
- penurunan BB / meningat ( edema )
- mual, muntah.
Tanda : asitesi
9) neurosensori
tanda :
- peka rangsang
- cenderung tidur
- letargi
- asteriksis
10) nyeri / kenyamanan
gejala :
- Kram abdomen, nyeri tekan kuadran kanan atas
- Mialgia, artralgia, sakit kepala.
- Gatal (proritasi)
Tanda :
13
pemeriksaan penunjang
14
2. Diagnosa Keperawatan
Data Minor
a. Subjektif
(tidak tersedia)
b. Objektif
Tekanan darah
meningkat
Pola nafas berubah
Nafsu makan berubah
Proses berfikir
terganggu
Menarik diri
Berfokus pada diri
sendiri
diaforesis
2. Data Mayor 1. ketidakseimbangan antara Intoleransi
a. subjektif suplay dan kebutuhan Aktifitas
mengeluh lelah oksigen
15
b. objektif 2. tirah baring
frekuensi jantung 3. kelemahan
meningkat > 20% dari 4. imobilitas
kondisi istirahat 5. gaya hidup monoton
Data Minor
a. subjektif
dispnea saat/setelah
aktifitas
merasa tidak nyaman
setelah beraktifitas
merasa lemah
b. okjektif
tekanan dara berubah >
20% dari kondisi
istirahat
gambaran EKG
menunjukan aritmia
saat/setelah aktifitas
gambaran EKG
menunjukan iskemia
sianosis
3. Data mayor 1. Perubahan pada citra tubuh Harga diri rendah
a. subjektif 2. Perubahan peran sosial situasional
menilai diri negatif (mis 3. Ketidak adekuatan
: tidak berguna, tidak pemahaman
tertolong) 4. Prilaku tidak konsisten
merasa malu/bersalah dengan nilai
melebih lebihkan 5. Kegagalan hidup berulang
penilaian negatif tentang 6. Riwayat kehilangan
diri sendiri 7. Riwayat penolakan
16
sendiri
b. Objektif
Berbicara pelan dan lirih
Menolak berinteraksi
dengan orang lain
Berjalan menunduk
Postur tubuh menunduk
Data Minor
a. Subjektif
Sulit berkonsentrasi
b. Objektif
Kontak mata kurang
Lesu dan tidak bergairah
Pasif
Tidak mampu membuat
keputusan
17
Kerapuhan kapiler
Kesalahan informasi
Keselahan persepsi
Ketidakmampuan
memakan makanan
Kram abdomen
Kurang informasi
Kurang minat pada
makanan
Membran mukosa pucat
Nyeri abdomen
Penurunan BB dengan
asupan makan adekuat
Sariawan rongga mulut
5. Data mayor : 1. perubahan sirkulasi Gangguan
a. Subjektif 2. perubhan status nutrisi integritas kulit/
(tidak tersedia) (kelebihan/kekurangan) jaringan
b. Objektif 3. kekurangan / kelebihan
Kerusakan jaringan volume cairan
dan/atau lapisan kulit 4. penurunan mobilitas
Data minor : 5. bahan kimia iritatif
a. Subjektif 6. suhu lingkungan yang
(tidak tersedia) ekstrim
b. Objektif 7. faktor mekanis
Nyeri 8. efek samping terapi radiasi
Perdarahan 9. kelembapan
hematoma
18
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus menyebakan peradangan pada
hati. Hepatitis selain disebakan oleh virus disebabkan juga alcohol dan juga obat-obatan
dan bahan-bahan kimia. Hepatitis pada anak-anak sebagian besar disebabkan oleh bahan-
bahan kimia yang terkandung dalam snack. Selain itu juga anak-anak kurang
memperhatikan akan kebersihan sehingga memudahkan virus untuk masuk ke dalam
tubuh.
2. Saran
Orang tua harus memberikan perhatian khusus pada anak dalam pemilihan makanan
serta memberikan pendidikan akan pentingnya kebersihan agar tidak terkena virus yag
dapat menyebabkan penyakit hepatitis. Pada bayi sebaiknya ibu memberikan imunisasi
secara tepat waktu untuk mencegah terjadinya hepatitis.
19
DAFTAR PUSTAKA
Andra, Ns. Saferi Wijaya, S.Kep dan Ns. Yessie Mariza Putri, S.Kep. 2013. KMB 2
Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa).Yogyakarta:Nuha Medika.
20