PENDAHULUAN
rongga mulut (Regezi et al., 2008). Prevalensi ulkus traumatik cukup tinggi
sebesar 40, 24 %. Prevalensi terjadinya ulkus traumatik dari populasi dunia rata-
perifer, yaitu free nerve ending (Scully et al., 2003 dalam Faizah, 2013). Nyeri
yang ditimbulkan terjadi pada saat makan, bicara atau menelan, bahkan dapat
Pengobatan pada ulkus traumatik pada mukosa mulut bertujuan untuk mengurangi
normal dalam tubuh manusia, dicapai melalui empat fase yang tepat dan
(remodelling) (Guo dan Dipietro, 2010). Pada saat terjadi kerusakan jaringan,
1
2
jaringan dan organ yang terkena. Hal ini terjadi melalui terbentuknya pembuluh
darah baru yang menggantikan pembuluh darah yang rusak (Liekens et al., 2008).
Proses angiogenesis terjadi bersamaan dengan fibroplasia yaitu hari ke-3 sampai
hari ke-7 setelah luka (Inan dan Saradin, 2013;Babaee, 2012; Sari et al., 2010).
et al., 2011). Kitosan dalam bentuk gel merupakan penutup atau obat luka yang
kimia kitosan mirip dengan asam hialuronat dan rantai glycosaminoglican dari
jaringan normal (Senel dan Mcclure, 2004; Shalaby dan Burg, 2004). Kitosan
dengan konsentrasi gel 0.25%, 0.5%, 0.75% dan 1% bersifat tidak toksik (Ariani
et al, 2009). Kualitas kitosan yang baik dapat dikarakterisasi dari berat molekul,
viskositas, dan derajat deasetilasinya (Berger et al., 2004). Berat molekul kitosan
factor 2) lebih banyak dari pada yang tidak diberikan kitosan karena N-acetyl D-
glucosamine dari kitosan dapat berikatan dengan sel fibroblas, sehingga terjadi
peningkatan sel fibroblas dan angiogenesis (Kung et al., 2011; Chu dan Yadong,
punggung tikus yang diinduksi diabetes melitus, kitosan menarik sel inflamasi dan
luka (Inan dan Saradin, 2013). Penelitian lain tentang mitogenesis sel kulit
3
manusia secara in vitro dengan kitosan, berat molekul rendah lebih mudah
penetrasi ke dalam mukosa dari pada berat molekul yang tinggi (Rismana, 2010;
Ozsoy et al., 2009). Penelitian Alsarra (2009) tentang pengobatan luka bakar pada
Daun Lidah buaya (Aloe vera) merupakan salah satu tanaman yang
dalam penyembuhan luka antara lain regulasi fungsi sel inflamasi, dan
(proteoglikan tempat kolagen dan elastin melekat) (Oryan et al., 2010; Fitriana,
2013). Gel Aloe vera dengan konsentrasi sekitar 50% sampai 90% bersifat tidak
toksik pada penelitian uji sitotoksisitas aloe vera terhadap sel fibroblas Baby
Hamster Kidney (BHK 21) sehingga aman untuk digunakan dalam rongga mulut
sintesis kolagen dan pembuluh darah (Sahu et al., 2013). Kandungan Acemannan
Bioadhesive gel (mucoadhesive) pada kitosan bisa berfungsi agar obat bisa
melekat lebih lama dalam mulut (Aksungur et al., 2004). Kitosan memiliki
kelebihan perlekatan yang bagus pada mukosa rongga mulut karena gugus NH2
negatif dari unit asam sialat dari mucin glikoprotein yang merupakan komponen
4
dari mucus pada mukosa rongga mulut (Hartisyah, 2011; Khobragade dan Puranik,
2015). Kitosan memiliki kekurangan pada pH fisiologis rongga mulut (pH ≥6,5)
berkurang (Alemdaroglu et al., 2006; Chen, 2008; Khobragade dan Puranik, 2015;
Hartisyah, 2011).
memiliki sifat sulit diserap oleh tubuh. Lignin merupakan salah satu dari 75
komponen aktif ekstrak Aloe vera gel (komponen air dalam Aloe vera gel yaitu
99,3% dan komponen aktif sebesar 0,7%) (Sulistiawati, 2011; Mulu et al., 2015;
susunan lipid bilayer dari epitel sehingga epitel menjadi permeabilitas lebih tinggi
dan obat bisa penetrasi lebih mudah ke dalam epitel (Karande dan Mitagotri, 2009;
pada pH fisiologis rongga mulut dapat ditingkatkan melalui kandungan lignin dari
Aloe vera, maka kombinasi kitosan dan Aloe vera dapat menunjang sifat kitosan
dan Aloe vera serta mempercepat penyembuhan luka. Maka perlu diteliti lebih
jauh tentang pengaruh kombinasi ekstrak kitosan gel dengan ekstrak gel Aloe vera
ulkus traumatik.
5
gel berat molekul tinggi dan rendah dengan ekstrak Aloe vera gel dalam
pemberian kitosan gel berat molekul tinggi dan rendah dengan ekstrak
molekul tinggi dengan ekstrak Aloe vera gel 50% terhadap peningkatan
molekul rendah dengan ekstrak Aloe vera gel 50% terhadap peningkatan
pemberian kombinasi kitosan gel berat molekul tinggi dan rendah dengan
Kitosan dan lidah buaya (Aloe vera) sebagai bahan biomaterial alami dapat