METODOLOGI PENELITIAN
variabel luar yang dapat mempengaruhi proses, dan hasil penelitian. Hal ini
(Sudibyo, 2013).
design. Jenis rancangan ini adalah memilih kelompok penelitian yang dilakukan
secara acak baik kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan, setelah dipilih
setelah itu baru diukur dilakukan post test untuk dibandingkan kedua kelompok
(Hidayat, 2011).
31
32
KA.3 KA.3
KA KA.7 KA.7
KB.3
KB.3
SAMPEL KB
KB.7 KB.7
KC KC.3 KC.3
KC.7 KC.7
Keterangan:
KA : Kelompok 1 Kontrol.
KB : Kelompok 2 perlakuan dengan kombinasi kitosan gel 1% berat molekul rendah
dan ekstrak Aloe vera gel 50%.
KC : Kelompok 3 perlakuan dengan kombinasi kitosan gel 1% berat molekul tinggi
dan ekstrak Aloe vera gel 50%.
KA.3 : Kelompok kontrol tanpa pemberian kombinasi kitosan dan Aloe vera pada
pengamatan selama 3 hari.
KA.7 : Kelompok kontrol tanpa pemberian kombinasi kitosan dan Aloe vera pada
pengamatan selama 7 hari.
KB.3 : Kelompok perlakuan dengan kombinasi kitosan gel 1% berat molekul rendah
dan ekstrak Aloe vera gel 50% pada pengamatan selama 3 hari.
KB.7 : Kelompok perlakuan dengan kombinasi kitosan gel 1% berat molekul rendah
dan ekstrak Aloe vera gel 50% pada pengamatan selama 7 hari.
KC.3 : Kelompok perlakuan dengan kombinasi kitosan gel 1% berat molekul tinggi dan
Ekstrak Aloe vera gel 50% pada pengamatan selama 3 hari.
KC.7 : Kelompok perlakuan dengan kombinasi kitosan gel 1% berat molekul tinggi dan
ekstrak Aloe vera gel 50% pada pengamatan selama 7 hari.
KA.3 : Jumlah pembuluh darah mukosa labial tikus Wistar kelompok kontrol yang
dilukai hingga terbentuk ulcer pada pengamatan selama 3 hari.
KA.7 : Jumlah pembuluh darah mukosa labial tikus Wistar kelompok kontrol yang
dilukai hingga terbentuk ulcer pada pengamatan selama 7 hari.
KB.3 : Jumlah pembuluh darah mukosa labial tikus Wistar setelah dilukai hingga
terbentuk ulcer dan pemberian kombinasi gel kitosan 1% berat molekul rendah
dan ekstrak Aloe vera gel 50% dosis 0,1 mg dua kali dalam sehari selama 3
hari.
KB.7 : Jumlah pembuluh darah mukosa labial tikus Wistar setelah dilukai hingga
terbentuk ulcer dan pemberian kombinasi gel kitosan 1% berat molekul rendah
dan ekstrak Aloe vera gel 50% dosis 0,1 mg dua kali dalam sehari selama 7
hari.
KC.3 : Jumlah pembuluh darah mukosa labial tikus Wistar setelah dilukai hingga
terbentuk ulcer dan pemberian kombinasi gel kitosan 1% berat molekul tinggi
dan ekstrak Aloe vera gel 50% dosis 0,1 mg dua kali dalam sehari selama 3
hari.
33
KC.7 : Jumlah pembuluh darah mukosa labial tikus Wistar setelah dilukai hingga
terbentuk ulcer dan pemberian kombinasi gel kitosan 1% berat molekul tinggi
dan ekstrak Aloe vera gel 50% dosis 0,1 mg dua kali dalam sehari selama 7
hari.
4.3.1 Sampel
Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus
Rattus Novergicus strain Wistar jenis jantan. Penelitian ini menggunakan tikus
respon cepat, memberikan ilmiah yang mungkin terjadi pada manusia dan
harganya relatif murah (Sihombing dan Raflizar, 2010). Tikus betina tidak
terhadap proses penyembuhan luka. Tikus yang dipakai untuk penelitian adalah
tikus umur 2-3 bulan dengan berat sekitar 115- 150 gram. Dipakai umur 2-3 bulan
karena tikus masih dalam usia dewasa muda dan cukup besar sehingga gambaran
histologis selnya mudah dilihat (Yusuf et al, 2005). Berat badan tikus umur 2-3
bulan rata- rata 115 gram – 150 gram yang digunakan dalam penelitian
Besar sampel hewan coba masing-masing sampel (n) diperoleh dari rumus
(t-1)(r-1) ≥ 15
(6-1)(r-1) ≥ 15
(5) (r-1) ≥ 15
5r-5 ≥ 15
5r ≥ 20
34
r≥4
Keterangan:
t = banyak kelompok perlakuan
r = jumlah replikasi
dengan 1/(1-f) di mana f adalah proporsi unit eksperimen yang hilang atau
mengundur diri atau drop out (Budianto, 2013). Jumlah replikasi minimal per
kelompok adalah 4.
n – r.
=4.
= 4.
= 4.
=4.1,11
= 4,44 ≈ 5
Keterangan:
n = besar sampel
r = jumlah replikasi
f = angka kemungkinan hewan coba mati (10%)
1. Tikus Wistar.
Variabel
Variabel bebas adalah kombinasi gel antara kitosan gel 1% dan ekstrak
Aloe vera gel 50%, Derajat Deasetilasi kitosan di atas 75 % dengan berat molekul
1. Hewan coba
kandang.
2. Ekstrak Aloe vera gel 50% didapat dengan 41 kg daging Aloe vera
gel 100%, dan 12,5 ml dari ekstrak Aloe vera gel 100% tersebut
36
3. Kombinasi gel antara kitosan gel 1% dan ekstrak Aloe vera gel
5. Pemberian ulkus pada penelitian ini adalah suatu lesi yang dibuat
mm dan kedalaman 4 mm .
dari awal terbentuknya ulkus sampai hari ketiga dan ketujuh yang
37
ulcer
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: kandang tikus Wistar,
timbangan tikus, timbangan analitik, tabung kaca besar untuk tempat pemberian
pellet, pinset anatomi, plastic filling instrument, label, kaca preparat, cover glass,
Alkohol 70% untuk sterilisasi alat, aquadest steril, CMC-Na 3,5% sebagai
gelling agent, etanol 70%, gel Aloe vera, serbuk kitosan berat molekul tinggi dan
rendah, asam asetat 1%, pakan tikus (di lampiran 1), buffer formalin 10%, cotton
Surabaya.
berupa nama kelompok, alas kandang diberi sekam dan diganti setiap dua
hari, diberi tempat makanan, dan botol yang ujungnya terdapat pipa untuk
39
sedotan sebagai tempat minum tikus. Setiap kandang diisi 5 ekor tikus.
2. Pembuatan gel kombinasi kitosan dan Aloe vera sesuai dengan prosedur
kelompok secara random yang masing –masing terdiri dari 5 ekor tikus.
aquades
rendah dan ekstrak Aloe vera gel 50% dosis 0,1 mg dua kali dalam
sehari.
ekstrak Aloe vera gel 50% dosis 0,1 mg dua kali dalam sehari
dicampur dan disuntikkan dengan dosis 0,5 ml/ 100 gr BB pada femur
api berwarna biru selama 35 detik. Fiksasi pada sentral mukosa labial
Prosedur ini dilakukan untuk tikus yang lain, namun sebelum amalgam
air terlebih dahulu sampai dingin (Oei, 2012; Mansour et al., 2013).
Gambar 4.1 Gambar amalgam stopper yang telah dipanaskan ditempelkan pada
area interinsisif mukosa labial tikus
sudah terbentuk ulkus atau tidak. Jika sudah terbentuk ulkus ditandai
6. Kombinasi gel dipalikasikan pada ulkus tikus strain wistar bila pada hari
dilakukan setiap hari satu kali sampai hari ke 3 dan hari ke 7 setelah
jari dan jari telunjuk ditempatkan di kedua sisi leher di dasar tengkorak.
Tangan lainnya ditempatkan pada pangkal ekor atau kaki belakang dan
ekor dan tengkorak (Leary et al., 2013). Tikus kontrol dan tikus perlakuan
ulkus. Lalu mukosa labial tikus wistar dipotong sampai sudut mulut tikus
mengikutkan bagian yang ulkus dan bagian yang normal lalu dimasukkan
dalam larutan fiksasi formalin 10% dan tikus yang telah mati dikubur.
lengkap, tidak terlipat atau terpotong, irisan setempat tidak tebal, tidak ada
sel yang bertumpuk tumpuk, dan sebaran sel merata serta tidak
untuk melihat sel. Penghitungan secara direct dan manual dilihat dalam 3
lapang pandang pada daerah perlakuan yang berisi sel padat dengan 1x
mukosa labial tikus Wistar kelompok kontrol dan perlakuan. Selanjutnya dilakukan
uji hipotesis dengan menggunakan uji parametrik bila skala data adalah rasio.
Syarat uji statistik parametrik adalah uji normalitas data harus normal dan uji
homogenitas data harus homogen. Uji normalitas dilakukan dengan uji shapiro wilk
43
karena jumlah sampel kurang dari 50. Uji homogenitas dilakukan dengan
menggunakan Levene statistic. Bila data terdistribusi normal dan memiliki varian
homogen kemudian data dianalisis secara analitik dengan SPSS menggunakan uji
One Way Anova dan Post Hoc LSD dengan taraf signifikansi 95% (0,05). Uji
Anova dilakukan karena sampel penelitian lebih dari 2 kelompok dan tidak
Jika hasil ANOVA p< 0,05 maka Ho ditolak dan dilanjutkan dengan uji
LSD. Namun jika hasil ANOVA p>0,05, maka Ho diterima dan tidak dilanjutkan
dengan uji LSD. Bila data tidak terdistribusi normal atau variasi data tidak
homogen maka dilakukan uji non parametrik menggunakan uji Kruskal Wallis
Sampel Tikus
Aklimatisasi