1. Periodontitis Kronis
Periodontitis adalah penyakit inflamasi pada jaringan penyangga gigi disebabkan oleh
ligamen periodontal dan tulang alveolar dengan pmebentukan poket, resesi atau keduanya.
Periodontitis kronis yang sebelumnya dikenal adult periodontitis atau chronic adult
periodontitis adalah salah satu bentuk periodontitis paling umum. Ini dikarakteristikan
Periodontitis kronis prevalensi terjadi pada dewasa tapi dapat terjadi pada anak anak.
Jumlah kerusakan konsisten dengan faktor lokal. Berhubungan dengan berbagai bentuk
mikroba. Kalkulus subgingiva sering ditemukan. Progres kerusakan lambat ke sedang dan
dapat dimodifikasi atau berhubungan dengan : penyakit sistemik (diabetes melitus. Human
- kehilangan tulang
- kehilangan gigi
- tidak jelasnya dan kerusakan kontinuitas lamina dura pada mesial atau distal crest
interdental septum.
- Bentukan area radiolucent wedge pada aspek mesial atau distal crest tulang septal
Gambar pasien periodontitis kronis generalized pada sisi frontal terlihat deposit plak dan kalkulus, kemerahan
gingiva dan perubahan tekstur gingiva. Pasien menyadari adanya multiple resesi. Resesi ini dihasilkan karena
kehilangan perlekatan dan resorpsi tulang alveolar. Gambar radiografi pasien periodontitis kronis
Bakteri yang umum terdapat pada periodontitis kronis meliputi P. gingivalis, T.
perjalanan lesi dimulai dari gingivitis yang berlanjut sampai periodontitis kronis. akumulasi
plak dimulai 2-4 hari pada daerah gigi dan bakteri plak menghasilkan LPS ( lipopolisakarida).
pembuluh darah yang mengizinkan neutrofil dan monosit ke jaringan ikat tempat adanya
stimulus. Akumulasi berlanjut 1 minggu menunjukkan tanda awal gingivitis. Gingiva tampak
merah dan pada kondisi kronis terjadi peningkatan pelepasan matrix mettaloproteinase dan
lisosom dari neutrofil menghasilkan kerusakan kolagen dan terjadi resorpsi tulang alveolar
menjadi tanda periodontitis kronis. Resorpsi tulang alveolar dikarenakan PGE2 (Prostaglandin
E2)dan TNFα (Tumor necrosis factor α) yang dihasilkan oleh fibroblas dan makrofag
Prognosis pasien periodontitis kronis dengan kehilangan perlekatan dan tulang pada
periodontitis kronis ringan sampai sedang prognosis bagus, inflamasi dapat dikontrol dengan
oral hygiene baik dan menghilangkan faktor perlekatan plak. Pada pasien dengan penyakit
lebih parah, dengan furcation involvement dan kegoyangan meningkat, atau pasien tidak
2. Diabetes melitus
menghasilkan perubahan anatomi pada gingiva yang menguntungkan akumulasi plak dan
darah ke jaringan, menghasilkan peningkatan gula darah dan sekresi gula dalam urin.
Terdapat dua macam diabetes, tipe I dan tipe II, tipe I diabetes melitus dikenal dengan
insulin dependent diabetes melitus disebabkan kerusakan autoimun sel insulin yang
memproduksi sel beta pada langerhan pankreas yang menyebabkan defisiensi insulin.
Diabetes ini terjadi karena kekurangan produksi insulin dan tidak didahului obesitas, sangat
tidak stabil serta sulit dikontrol. Pasien pada diabetes melitus tipe I dengan gejala diabetes
meliputi polyphagia, polydhipsia, polyuria, dan predisposisi ke infeksi. Biasanya terjadi pada
anak anak dan dewasa. Substitusi insulin diperlukan. Adanya predisposisi genetik dan
Diabetes melitus tipe II yang dikenal non insulin dependent diabetes melitus
disebabkan resisten tepi pada kerja insulin, terganggunya sekresi insulin, dan peningkatan
produksi glukosa pada hati. Produksi insulin sel beta pada pankreas tidak dirusak oleh sel
autoimun. Diabetes ini dimulai dengan resisten insulin, yang mengakhibatkan penurunan
produksi pankreas padahal terjadi peningkatan permintaan insulin. Diabetes melitus tipe II
adalah bentuk dibates umum dan terjadi 90% pada orang dewasa. Penderita tidak menyadari
Manifestasi rongga mulut diabetes melitus : Cheilosis, keringnya mukosa dan pecah pecah,
terbakar di mulut dan lidah, berkurangnya aliran saliva dan perubahan flora rongga mulut
darah>400mg/dL). Adanya inflamasi gingiva, perdarahan spontan dan edema. C. Pasien dewasa dengan diabetes
tidak terkontrol. Adanya pembesaran, licin. Eritema margin gingiva dan papila daerah anterior.
Kriteria diagnosis diabetes melitus melalui satu dari 3 metode laboratorium berbeda.
- Gejala diabetes dengan glukosa plasma acak (tanpa puasa) ≥200 mg/ dL.
- Gula darah puasa ≥126 mg/dL. Puasa didefinisikan tidak ada pengambilan kalori
- Gula darah 2 jam setelah makan ≥ 200 mg/ dL. Normalnya < 140 mg/dL.
- Evaluasi kontrol diabetes HbA1c (4-6% normal, <7% diabetes kontrol bagus, 7-
Pada pasien diabetes glukosa yang tinggi pada carian gingiva dan darah merubah
penyakit periodontal. Terjadi perubahan pembuluh darah meliputi penebalan dan hialinisasi
dinding pembuluh darah, penebalan membran dasar kapiler, pembengkakan dan proliferasi
sel endotel, dan terbelahnya membran dasar kapiler yang menyebabkan efek penghambat
transport oksigen, sel darah putih, faktor imun dan produk sisa yang mengganggu regenerasi
dan perbaikan jaringan. (Reddy S, 2008; 100) Kurangnya nutrisi ke jaringan dan sel akhibat
protein dan molekul matriks menghasilkan peningkatan AGEs (Accumulated glycation end
products). Kolagen yang berikatan silang oleh pembentukan AGE membuat lebih berkurang
kelarutan dan lebih susah untuk diperbaiki atau digantikan. Migrasi selular terhambat dan
integritas jaringan terganggu karena kerusakan kolagen terjadi untuk waktu lama (kolagen
tidak bisa diperbaharui pada laju normal). Interaksi AGE dengan makrofag meningkatkan
sekresi proinflamasi TNF α dan IL-1 yang menyebabkan kemerosotan status periodontal.
(Dumitrescu AL, 2010; 145) Diabetes melitus menginduksi perubahan metabolisme tulang :
meningkatakan resistensi insulin dan memperberat kontrol glikemik. Ini dapat terjadi pada
individu dengan dan tanpa diabetes. Infeksi sistemik mengganggu glukosa masuk ke sel
target, menyebabkan peningkatan level gula darah, dan membutuhkan peningkatan produksi
keadaan diabetes.
4. Terapi periodontitis kronis pada pasien diabetes melitus tipe II
terkontrol dan mengunjungi dokter selama 3-6 bulan terakhir. Pasien perlu
menjaga gula darah pada batas normal. (Dibart S dan Dietrich T, 2010; 29)
- Pada saat pasien mengalami gejala hipoglikemia, gula darah dicek secepatnya.
Hipoglikemia tidak terjadi sampai gula darah di bawah 60 mg/ dL. Jika
hipoglikemia terjadi :
o Disediakan karbohidrat 15 gr : 4-6 ons soda atau jus, 3-4 sendok teh gula,
permen 15 gr gula
o Jika pasien tidak dapat makan atau minum dengan mulut : diberikan 25-30
- Fase I : kontrol plak dengan belajar menggosok gigi yang benar, menghilangkan
plak dan kalkulus supra dan sub gingiva , managemen karies dengan restorasi
permanen atau sementara dan evaluasi jaringan setelah scaling root planing.
diabetes melitus
- Splinting dilakukan pada gigi goyang untu meningkatkan stabilitas gigi. Indikasi
- Apabila 4 minggu setelah fase I masih terdapat poket maka perlu dilakukan fase II
flap.
- Fase III pro prostodonsia diperlukan agar terjadi harmonisasi antara jaringan