Anda di halaman 1dari 4

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL dan HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka konseptual


Trauma Aloe
Aloe vera kitosan
vera
(lignin)
(lignin)
BM rendah BM tinggi

N-acetyl D N-acetyl D
glucosamine pendek glucosamine panjang Permeabilitas
epitel >>
Permeabilitas
epitel >>
++ Mukoadhesi +

Ulkus traumatik

+ Penetrasi epitel ++

++ makrofag +++

Biodegradasi
++ +++

N acetyl D glucosamine N acetyl D glucosamine


dimer aktif ++ dimer aktif +++

VEGF ++ VEGF+++

Pembuluh darah++ Pembuluh darah+++

Penyembuhan luka

Keterangan: : efek kitosan : variabel bebas

: efek Aloe vera : variable yang diteliti

27
28

Keterangan Kerangka Konsep

Kitosan terdiri dari unit N acetyl D glucosamine dengan D glucosamine

yang terikat oleh β-(1,4)glycosidic (Radrigues et al., 2012). Berdasarkan berat

molekul, kitosan dibagi menjadi berat molekul tinggi dan rendah. Kitosan berat

molekul tinggi memiliki rantai N-acetyl-D-glucosamine lebih panjang dari kitosan

berat molekul rendah (Sonia dan Chandra, 2011; Alsarra, 2009; Kim, 2012).

Kitosan dapat larut pada pKa (6,5), tetapi pada pH fisiologis rongga mulut (pH

≥6,5) terjadi perubahan kelarutan kitosan menjadi kelarutan rendah dan

mukoadhesif berkurang (Alemdaroglu et al., 2006; Chen, 2008; Khobragade dan

Puranik, 2015; Hartisyah, 2011). Kitosan berat molekul tinggi memiliki kelebihan

terjadi mukoadesi lebih besar dari kitosan berat molekul rendah. Mukoadesi

berperan meningkatkan durasi efek kitosan lebih lama di dalam rongga mulut

sehingga terjadi peningkatan kontak kitosan dengan mukosa, menghasilkan

peningkatan konsentrasi obat yang terabsorbsi dan memberikan waktu yang cukup

untuk proses degradasi kitosan (Alsarra, 2009; Hessen, 2009; Thakur dan Manju,

2015). Lamanya obat yang melekat pada mukosa rongga mulut tanpa bahan

bioadhesive kurang dari satu jam (Thangri dan Madav, 2011).

Kitosan berat molekul rendah memiliki kelebihan terjadi penetrasi dan

absorbsi lebih cepat dari kitosan berat molekul tinggi serta memiliki kecepatan

biodegradasi lebih cepat (Rismana, 2010; Delgado et al., 2014). Kitosan berat

molekul tinggi memiliki sifat absorbsi dan biodegradasi lebih lambat dari kitosan

berat molekul rendah (Kumbar et al., 2014).

Pada fase inflamasi sel makrofag dan monosit mensekresi enzim lisosim

dan enzim lisosim mendegradasi kitosan menjadi N-acetyl-D-glucosamine dimer


29

aktif karena terjadi pemecahan ikatan β(14) glicosid antara 2 macam residu D-

glucosamine (Delgado et al., 2014; Puleo dan Bizios, 2009; Aranaz, 2009). N

acetyl D glucosamine dimer aktif dari kitosan berikatan dengan reseptor utama

pada makrofag yaitu mannose receptor dan memicu migrasi dan proliferasi sel

makrofag (Delgado et al., 2014; Thakur dan Manju, 2015). Dengan bertambah

banyaknya N acetyl D glucosamine dimer aktif yang berikatan dengan mannose

receptor dari makrofag, maka sel makrofag akan menghasilkan faktor

pertumbuhan yang dihasilkan oleh sel makrofag lebih banyak. Salah satu faktor

pertumbuhan yang dihasilkan sel makrofag adalah VEGF dan FGF sehingga lebih

banyak pembuluh darah yang dihasilkan (Puspita, 2015; Muzarelli, 2009; Kung et

al., 2011).

Aloe vera mengandung lignin yang efektif sebagai drug absoprtion

enhancer, artinya bisa ditambahkan untuk membantu beberapa obat yang

memiliki sifat sulit diserap oleh tubuh. Kandungan lignin dari Aloe vera dapat

meningkatkan absorbsi obat lewat perubahan sementara struktur susunan lipid

bilayer dari epitel sehingga epitel menjadi permeabilitas lebih tinggi dan obat bisa

penetrasi lebih mudah ke dalam epitel (Karande dan Mitagotri, 2009; Sharma et

al., 2015). Aloe vera dikombinasikan ke dalam kitosan akan meningkatkan

penetrasi kitosan ke dalam epitel sehingga makin banyak rantai N acetyl D

glucosamine yang masuk ke dalam epitel. N acetyl D glucosamine yang

didegradasi oleh enzim lisosim semakin banyak dan menghasilkan peningkatan

jumlah N acetyl D glucosamine dimer aktif lebih banyak. Bertambahnya jumlah N

acetyl D glucosamine dimer aktif meningkatkan berikatannya N acetyl D


30

glucosamine dimer aktif dengan makrofag, menghasilkan peningkatan aktivitas

makrofag dan menghasilkan faktor pertumbuhan VEGF lebih banyak.

VEGF berperan pada pembentukan pembuluh darah dengan memicu tiga

aktivitas utama sel endotel dalam angiogenesis yaitu sekresi protease, migrasi dan

proliferasi. VEGF menginduksi berbagai macam enzim dan protein yang penting

untuk proses degradasi, termasuk matrix degrading metalloproteinase,

metalloproteinase interstitial collagenase, dan serin proteinase. Degradasi

membran dasar dibutuhkan untuk migrasi dan invasi sel endotel. VEGF

mengaktivasi sel endotel dengan efek perubahan morfologi sel endotel,

menstimulasi migrasi dan pertumbuhan sel endotel membentuk lumen pembuluh

darah baru (Achmad MH, 2013; Crosh dan Welsh, 2001). Bertambahnya jumlah

VEGF akan meningkatkan proses angiogenesis menghasilkan pembuluh darah

lebih banyak dan akan mempercepat penyembuhan luka (Sari et al., 2010).

3.2 Hipotesis Penelitian

Pemberian gel kombinasi antara ekstrak Aloe vera gel 50% dengan 1% gel

kitosan berat molekul tinggi berpengaruh lebih besar dalam peningkatan jumlah

pembuluh darah pada proses penyembuhan luka pada ulkus traumatik terhadap

kombinasi gel antara ekstrak Aloe vera gel 50% dengan 1% gel kitosan berat

molekul rendah.

Anda mungkin juga menyukai