Anda di halaman 1dari 9

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN

RADIODIAGNOSTIK RS KARISMA CIMAREME


A. Pengertian umum

Pelayanan pemeriksaan radiodiagnostik tanpa media kontras adalah pemeriksaan imejing


radiodiagnostik dengan menggunakan teknik radiografi (pemotretan rontgen) menggunakan
pesawat sinar x radiodiagnostik.

B. Indikasi

a. kelainan pada sistema tulang, sendi dan otot (muskuloskeletall)

b. kelainan pada sitema pernafasan (respirasi)

c. kelainan pada sistema saluran pencernaan (gastrointestinal)

d. kelainan pada sistema urogenital

e. pasca trauma

f. evalusai pasca tindakan medis / pengobatan

C. Kontra Indikasi

a. Absolut : tidak ada

b. Relatif : tergantung keadaan umum pasien

D. Peralatan Standar untuk pemeriksaan

a. pesawat sinar x (pesawat rontgen) dengan berbagai spesifikasi (Kv dan mA/mAs)

b. pesawat whole body CT Scan

c. Kaset, film dan grid sesuai dengan ukuran

d. Masker

e. Pakaian pasien selama pemeriksaan

f. Perlengkapan proteksi radiasi selama bekerja

g. Bahan kimia untuk mencuci film rontgen

h. Kamar gelap dan segala perlengkapan untuk proses pencucian film rontgen
E. Persiapan pasien

a. Seluruh asecoris logam yang di pakai pasien pada daerah yang akan dilakukan pemotretan
harap di lepas

b. Pasien diposisikan sesuai posisi standar posisi pemeriksaan yang akan dilakukan

c. Setting parameter eksposi dengan acuan yang telah ditetapkan pada buku petunjuk
operasional dari masing-masing alat

F. Teknik pemotretan rontgen

Mengacu pasa Standar Operasional Prosedur (SOP) medis profesi yang dilakukan untuk
pelayanan media pemeriksaan imejing radiodiagnostik tanpa menggunakan media kontras
di Unit Radiologi RS Karisma Cimareme Bandung Barat.

SOP FOTO RONTGEN ELBOW JOINT


Kali ini saya akan menjelaskan Standar Pembuatan foto rontgen pada Elbow Joint yang ada pada RS
YMC Lampung Tengah :

Pengetian : Pemeriksaan dengan menggunakan sinar X pada organ/bagian elbow joint/sendi siku.
Sehingga menghasilkan gambaran elbow joint/sendi siku pada selembar film rontgen.

MELAKUKAN FOTO RONTGEN ELBOW JOINT


( Sendi siku )
No. Dokumen No. Revisi Halaman
3

Berlaku Mulai : Ditetapkan


Direktur RS. Yukum Medical Centre
STANDARD
OPERSIONAL
PROSEDUR
(dr. Titin Prihatini S.)
Pemeriksaan dengan menggunakan sinar X pada organ/bagian elbow
Pengertian joint/sendi siku. Sehingga menghasilkan gambaran elbow joint/sendi
siku pada selembar film rontgen.
1. Mengetahui anatomi elbow joint/sendi siku
2. Mengetahui apakah ada fraktur/patah tulang atau dislokasi
Tujuan
pada elbow joint/sendi siku.
3. Untuk tindakan terapi selanjutnya sebelum perawatan.
1. Mohon dilakukan tindakan kegawat daruratan terlebih
Kebijakan
dahulu sebelum dilakukan foto rontgen oleh petugas UGD.
2. Jika memungkinkan pasien di pasang sepalek/penyangga
sehingga memudahkan dalam mengatur posisi objek.
Petugas Seluruh radiografer
1. Alat Rontgen
2. Film Rongsen + Kaset Ukuran 24x 30 atau 30x40 cm
3. Bahan kimia untuk mencuci film rontgen
4. Hanger film sesuai ukuran
5. Pengering film
6. Marker R/L
Peralatan dan PROSEDUR PELAKSANAAN
prosedur pelaksanaan
I. Posisi pasien
Pasien duduk menyaping disisi meja pemeriksaan, kaset diletakan
diatas meja pemeriksaan dan sendi siku yang akan dilakukan
pemotretan diletakan diatas kaset posisi film bisa dilakukan 2 kali
ekspose dalam satu film. (dibagi 2 sebelah kanan dan sebelah kiri).

II. Posisi Anterior Posterior (AP)


a. Posisi Objek : Sendi siku ektensi penuh, kemudian ditempatkan
supine true AP dibagian tengah kaset.
b. FFD : 90cm, CR : Vertikal CP : Pertengahan sendi siku
c. Kreteria gambar : Sendi siku tampak seluruhnya dalam aspek AP
rongga sendi tampak jelas. Beserta caput os radius dan capitulum
humerus.

III. Posisi Lateral (LAT)


a. Posisi Objek : Sendi siku fleksi 900, lengan bawah di letakan
miring/lateral dengan sisi ulna pada permukaan kaset, sensi bahu di
rendahkan , sendi siku di atur true lateral.
b. FFD : 90cm, CR : Vertikal CP : epicondylus lateralis
c. Kreteria gambar : Tampak gambar sendi siku dengan sudut 900

Hal yang perlu diperhatikan:


 Selama melakukan tindakan atau pemotretan tergantung keadaan
umum pasien, jika posisi objek tidak dapat di lakukan lateral maka
posisi film dan alat di buat posisi sinar horisontal.
 Jika keadaan elbow joint/sendi siku mengeluarkan banyak darah
mohon dihentikan dahulu pendarahannya karena jika masuk ke
dalam kaset/film akan menganggu gambaran film rontgen
 Perlu diperhatikan dalam melakukan pencucian di kamar gelap,
hindari pengulangan foto rontgen.

II. Sikap : Tepat, teliti, sabar, dan sopan dalam melakukan tindakan
pemeriksaan.

Unit Gawat Darurat


Poli Umum
Unit Terkait Rawat Inap
Rawat Jalan
Dokter Rujukan Luar RS
SOP FOTO RONTGEN ANTEBRACHY
Kali ini saya akan menjelaskan Standar Pembuatan foto rontgen pada Ossa Antebrachy yang ada
pada RS YMC Lampung Tengah :

Pengertian : Pemeriksaan dengan menggunakan sinar X pada organ / bagian Ossa antebrachy /
Tulang lengan bawah. Sehingga menghasilkan gambaran tulang lengan bawah/antebrachy pada
selembar film rontgen.

MELAKUKAN FOTO RONTGEN ANTEBRACHII


( Tulang lengan bawah)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2

Berlaku Mulai : Ditetapkan


Direktur RS. Yukum Medical Centre
STANDARD
OPERSIONAL
PROSEDUR
(dr. Titin Prihatini S.)
Pemeriksaan dengan menggunakan sinar X pada organ / bagian Ossa
Pengertian antebrachy / Tulang lengan bawah. Sehingga menghasilkan gambaran
tulang lengan bawah/antebrachy pada selembar film rontgen.
1. Mengetahui anatomi tulang antebrachy/lengan bawah.
2. Mengetahui apakah ada fraktur/patah tulang pada
Tujuan
antebrachy/lengan bawah.
3. Untuk tindakan terapi selanjutnya sebelum perawatan.
1. Mohon dilakukan tindakan kegawatdaruratan terlebih dahulu
sebelum dilakukan foto rontgen oleh petugas UGD.
Kebijakan
2. Jika memungkinkan pasien di pasang sepalek/penyangga
sehingga memudahkan dalam mengatur posisi objek.
Petugas Seluruh radiografer
Peralatan dan 1. Alat Rontgen
prosedur pelaksanaan 2. Film Rongsen + Kaset Ukuran 30x40 cm
3. Bahan kimia untuk mencuci film rontgen
4. Hanger film
5. Pengering film
6. Marker R/L
PROSEDUR PELAKSANAAN

I. Posisi pasien
Pasien duduk menyaping disisi meja pemeriksaan, kaset diletakan
diatas meja pemeriksaan dan tangan yang akan dilakukan
pemotretan diletakan diatas kaset posisi film bisa dilakukan 2 kali
ekspose dalam satu film. (dibagi 2 sebelah kanan dan sebelah kiri)

II. Posisi Anterior Posterior (AP)


a. Posisi Objek : Lengan bawah diletakan terlentang memanjang true
lateral di atas kaset.
b. FFD : 90cm, CR : Vertikal, CP : Pertengahan anthebrachy pada
aspek ventral
c. Kreteria gambar : Tampak gambaran AP Tulang anthebrachy, Os
ulna dan Os radius terpisah satu sama lain.

III. Posisi Lateral (LAT)


a. Posisi Objek : Sendi siku fleksi 900 lengan bawah di letakan miring
di atas kaset dengan tepi digit V menempel pada permukaan kaset,
sendi bahu direndahkan mendekati meja pemeriksaan, sehingga
sendi siku dapat diposisikan miring (true lateral), sendi pergelangan
tangan diposisikan true lateral, dan gambar kedua sendi diusahakan
masuk ke dalam film.
b. FFD : 90cm, CR : Vertikal, CP : Pertengahan antebrachy pada aspek
radialis.
c. Kreteria gambar : Tampak gambar aspek lateral ossa antebrachy. Os
ulna dan os radius superposisi satu sama lain terutama bagian distal
dan proximal. Sendi siku pada batas proximal dan pertengahan
tangan pada batas distal, keduanya dalam gambaran aspek lateral.

Hal yang perlu diperhatikan:


 Selama melakukan tindakan atau pemotretan tergantung keadaan
umum pasien, jika posisi objek tidak dapat dilakukan lateral maka
posisi film dan alat di buat posisi sinar horisontal.
 Jika keadaan ossa antebrachy/lengan tangan bawah mengeluarkan
banyak darah mohon dihentikan dahulu pendarahannya karena jika
masuk ke dalam kaset/film akan menganggu gambaran film rontgen
 Perlu diperhatikan dalam melakukan pencucian di kamar gelap,
hindari pengulangan foto rontgen.

II. Sikap : Tepat, teliti, sabar, dan sopan dalam melakukan tindakan
pemeriksaan.

Unit Gawat Darurat


Poli Umum
Unit Terkait Rawat Inap
Rawat Jalan
Dokter Rujukan Luar RS

SOP RONTGEN OSSA MANUS


Kali ini saya akan menjelaskan Standar Pembuatan foto rontgen pada Ossa Manus yang ada pada RS
YMC Lampung Tengah :

Pengertian : Pemeriksaan dengan menggunakan sinar X pada organ / Ossa Manus / Tulang telapak
tangan. Sehingga menghasilkan gambaran tulang telapak tangan pada selembar film rontgen.
MELAKUKAN FOTO RONTGEN OSSA MANUS
( Tulang-tulang telapak tangan)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1

Berlaku Mulai : Ditetapkan


Direktur RS. Yukum Medical Centre
STANDARD
OPERSIONAL
PROSEDUR
(dr. Titin Prihatini S.)
Pemeriksaan dengan menggunakan sinar X pada organ / Ossa Manus /
Pengertian Tulang telapak tangan. Sehingga menghasilkan gambaran tulang telapak
tangan pada selembar film rontgen.
1. Mengetahui anatomi tulang ossa manus/telapak tangan.
2. Mengetahui apakah ada fraktur/patah tulang pada ossa manus.
Tujuan
3. Mengetahui apakah ada dislokasi pada sendi ossa manus.
4. Untuk tindakan terapi selanjutnya sebelum perawatan.
1. Mohon dilakukan tindakan kegawat daruratan terlebih
dahulu sebelum dilakukan foto rontgen oleh petugas UGD.
Kebijakan
2. Jika memungkinkan pasien di pasang sepalek / penyangga
sehingga memudahkan dalam mengatur posisi objek.
Petugas Seluruh radiografer
Peralatan 1. Alat Rontgen
2. Film Rongsen + Kaset ukuran 24x30 cm
3. Bahan kimia untuk mencuci film rontgen
4. Hanger film sesuai ukuran
5. Pengering film
6. Marker R/L
PROSEDUR PELAKSANAAN

I. Posisi pasien
Pasien duduk menyaping disisi meja pemeriksaan, kaset di letakan
diatas meja pemeriksaan dan tangan yang akan dilakukan
pemotretan diletakan diatas kaset posisi film bisa dilakukan 2 kali
ekspose dalam satu film. (dibagi 2 sebelah kanan dan sebelah kiri)

II. Posisi Anterior Posterior (AP)


a. Posisi Objek : Telapak tangan menempel pada kaset, jari tangan
lurus.
b. FFD : 90cm, CR : Vertikal, CP : Caput metacapal digit III.
c. Kreteria gambar : Tampak gambaran tulang-tulang tangan (ossa
carpalia, ossa metacarpalia, dan phalanx ( kecuali phalanx ibu jari
dalam posisi oblik).

III. Posisi Oblique Posterior


a. Posisi Objek : Posisi ulna jari kelingking menempel pada kaset,
telapak tangan endorotasi membentuk sudut 450 terhadap kaset, jari
yang lain di atur renggang, dengan ujung jari menempel pada kaset.
b. FFD : 90 cm, CR : Vertikal, CP : Metacarpophalangeal joint digit
III.
c. Kreteria gambar : Ossa manus seluruhnya tampak, kecuali phalanx
ibu jari digit I.

IV. Posisi Lateral


a. Posisi Objek : Telapak tangan sisi ulna menempel pada kaset,
vertikal terhadap permukaan kaset, jari-jari tangan merapat dengan
posisi fleksi.
b. FFD : 90 cm, CR : Vertikal, CP : Caput metacapal digit II.
c. Kreteria gambar : Tampak gambaran tulang seluruh jari-jari dengan
posisi fleksi, gambaran ossa carpalia, ossa metacarpalia dan phalanx
superposisi kecuali metacarpal digit I.

Hal yang perlu diperhatikan:


 Selama melakukan tindakan atau pemotretan tergantung keadaan
umum pasien, jika posisi objek tidak dapat di lakukan lateral maka
posisi film dan alat di buat posisi sinar horisontal.
 Jika keadaan ossa manus/tulang telapak tangan mengeluarkan
banyak darah mohon dihentikan dahulu pendarahannya karena jika
masuk ke dalam kaset/film akan menganggu gambaran film rontgen
 Perlu diperhatikan dalam melakukan pencucian di kamar gelap,
hindari pengulangan foto rontgen.

V. Sikap : Tepat, teliti, sabar, dan sopan dalam melakukan tindakan


pemeriksaan.

Unit Gawat Darurat


Poli Umum
Unit Terkait Rawat Inap
Rawat Jalan
Dokter Rujukan Luar RS

SOP FOTO RONTGEN OS HUMERUS


Kali ini saya akan menjelaskan Standar Pembuatan foto rontgen pada Os Humerus
yang ada pada RS YMC Lampung Tengah.

Pemeriksaan dengan menggunakan sinar X pada organ/bagian os humerus/lengan


atas. Sehingga menghasilkan gambaran os humerus/lengan bawah pada selembar
film rontgen.

MELAKUKAN FOTO RONTGEN OS HUMERUS


( Lengan atas )
No. Dokumen No. Revisi Halaman
4

Berlaku Mulai : Ditetapkan


STANDARD
Direktur RS. Yukum Medical Centre
OPERSIONAL
PROSEDUR
(dr. Titin Prihatini S.)
Pemeriksaan dengan menggunakan sinar X pada organ/bagian os
Pengertian humerus/lengan atas. Sehingga menghasilkan gambaran os
humerus/lengan bawah pada selembar film rontgen.
1. Mengetahui anatomi os humerus/lengan bawah.
2. Mengetahui apakah ada fraktur/patah tulang os
Tujuan
humerus/lengan bawah.
3. Untuk tindakan terapi selanjutnya sebelum perawatan.
1. Mohon dilakukan tindakan kegawat daruratan terlebih dahulu
sebelum dilakukan foto rontgen oleh petugas UGD.
Kebijakan
2. Jika memungkinkan pasien di pasang sepalek/penyangga sehingga
memudahkan dalam mengatur posisi objek.
Petugas Seluruh radiografer
1. Alat Rontgen
2. Film Rongsen + Kaset Ukuran 24x 30 atau 30x40 cm
3. Bahan kimia untuk mencuci film rontgen
Peralatan dan 4. Hanger film sesuai ukuran
prosedur pelaksanaan
5. Pengering film
6. Marker R/L
PROSEDUR PELAKSANAAN

I. Posisi pasien
Posisi pasien supine berbaring di atas meja pemeriksaan, kaset
diletakan diatas meja pemeriksaan.

II. Posisi Posterior Anterior (PA)


a. Posisi Objek : Lengan atas dan lengan bawah lurus, sedikit abduksi
dan diposisikan supine. Lengan atas diletakan memanjang pada
pertengahan kaset, sendi siku dan sendi bahu masuk dalam lapangan
pemotretan dengan gambaran true AP (dapat dilakukan pada posisi
erect dengan menempatkan kaset dibelakang objek secara vertikal)
b. FFD : 90cm, CR : Vertikal apabila pasien supine, dan horisontal
jika pasien berdiri. CP : Pertengahan os humerus.
c. Kreteria gambar : Tampak gambar os humerus pada aspek AP
dengan batas proximal sendi bahu dan batas distal sendi siku, caput
humerus menghadap medial.

III. Posisi Lateral (LAT)


a. Posisi Objek : Lengan atas diletakan memanjang pada garis tengah
lapangan film, endorotasi, telapak tangan menghadap kemedial
sendi siku posisi fleksi sendi siku dan sendi bahu masuk kedalam
lapangan.
b. FFD : 90cm, CR : Vertikal apabila pasien supine, dan horisontal
apabila pasien erect, CP : pertengahan os humerus.
c. Kreteria gambar : Tampak gambaran os humerus pada aspek lateral
dan prfoximal sendi bahu dan batas distal sendi siku, caput humerfus
menghadap ke posterior.

Hal yang perlu diperhatikan:


 Selama melakukan tindakan atau pemotretan tergantung keadaan
umum pasien, jika posisi objek tidak dapat di lakukan lateral maka
posisi film dan alat di buat posisi sinar horisontal.
 Jika keadaan humerus mengeluarkan banyak darah mohon
dihentikan dahulu pendarahannya karena jika masuk ke dalam
kaset/film akan menganggu gambaran film rontgen
 Perlu diperhatikan dalam melakukan pencucian di kamar gelap,
hindari pengulangan foto rontgen.

VII. Sikap : Tepat, teliti, sabar, dan sopan dalam melakukan tindakan
pemeriksaan.

Unit Gawat Darurat


Poli Umum
Unit Terkait Rawat Inap
Rawat Jalan
Dokter Rujukan Luar RS

Anda mungkin juga menyukai