dan asuhan seorang guru utama yang disebut Pesantren pada mulanya tidak dapat
"kyai". disamakan denganlembaga pendidikan sekolah
(Sajoko Prasojo, 1982:6) mengungkap atau madrasah yang banyak dikenai sekarang,
pondok pesantren adalah lembaga pendidikan walaupun daiam perkembangannya dewasa ini
dan pengajaran agama Islam yang umumnya tidak setikit pesantren yang memiliki jenjang
dilakukan dengan sistem non klasikai di mana pendidikan formal seperti madrasah atausekolah,
seorang kyai mengajarkan ilmu agama Islam sehingga dalam keadaan demikian teijadi keter-
kepada santri-santrinya berdasarkan kitab-kitab paduan antara sistem tradisional (non formal)
yang ditulis dalam bahasa Arab. Kitab-kitab dengansistem formal. Kecenderungan seperti ini
tersebutadalah hasil karangan para ulama abad memungkinkan tidak adanya kesatuan bentuk
pertengahan. dan cara yang beiiaku bagi semua pesantren.
Pondok pesantren secara kelembagaan Melainkan amat ditentukan oleh kyai sebagai
paling tidak memiliki lima unsur sebagai berikut: pemegang pimpinan serta masyarakat lingku-
a. Kyai, sebagai pimpinan, pengajar danpendidik hgannya yang menjadi pendukung.
Pesantren juga bukansemata-mata meru
b. Santri sebagai anak didik
pakan lembaga pendidikan, melainkan dapatjuga
c. Pengajaran kitab-kitab Islam klasik
diniiai sebagai lembaga kemasyarakatan daiam
d. Pondok
arti memiliki pranata tersendirl yang memiliki
e. Masjid hubungan fungsional dengan masyarakat dan
Kelima unsur tersebut merupakan elemen hubungan tata nilai dengan kuitur masyarakat
dasardari tradisi pesantren. Hal ini berarti bahwa khususnya yang berada dalam lingkungan pe
suatulembaga pengajian yangtelah berkembang ngaruhnya (Dawam Rahaijo, 1988:52). Biasanya
hingga memiliki kelima elemen tersebut akan pondok pesantren memisahkan pondok santri
berubahstatusnyamenjadi pesantren berdasar wanita dengan pondok iaki-laki. Mai ini merupa
kan jumlah santri dan pengaruhnya di kan elemen paling penting dari tradisi pesantren
masyarakat. dan juga sebagai penopang utama bagi pesan
Pondok pesantren dapat diklasifikasikan tren untuk dapat terus berkembang. Semakin
sebagai berikut: memadai persediaan pemondokan maka akan
a. Pesantren kecii, yang mempunyai jumlah semakin besar jumlah santrinya. Daiam tradisi
santridi bawah1.000orangdan pengaruhnya pesantren terdapat 2 kelompok santri;
terbatas pada tingkat kabupaten. a. Santri mukim yaitu murid-murid yang berasal
b. Pesantren menengah, yang mempunyai dari daerahjauhdan menetapdalam kompiek
jumlah santri antara 1.000-2.000 orang yang pesantren.
memiliki pengaruh dan menarik santri-santri b. Santri kaiong, yaitu murid-murid yangberasal
dari beberapa kabupaten. dari desa sekitarnya dan mereka tidak biasa
c. Pesantren besar yang mempunyai jumlah menetap di dalam pesantreri (Zamakhsyari
santri iebih dari 2.000 yang berasal dari Dhofier, 1994:51-52).
berbagai pesantren dan proplnsi bahkan dapat
menarik santri dari luar negeri (Zamakhsyari
Dhofier, 1994:44).
bahwa perkembangan Islam di Indonesia amat berlebihan bahwa pesantren sebagai lembaga
tergantung pada lembaga-pendidikan semacam pendidikan "Grass root people" yang sangat
itu, alasannya antara lain: menyatu dengan kehidupan mereka. Dalam
a. Nilai ajaran agama Islam sah, bersifat legal masa yang sama, pesantren lepas dari peren-
dan terbuka bag! setiap orang serta tersusun canaan pendidikan pemerintah kolonial Belanda.
dalam naskahtulisan yangjelas,ini membeda- Pemerintah Belandaberpendapat bahwasistem
kandengan ajaranlain yangumum pada masa pendidikan Islam sangat jelek jika ditinjau dari
itu terbatas pada lapisan tertentu saja dan segi tujuan, maupun metode serta bahasa
disampaikannya hanya dalam bahasa lisan. (bahasa Arab) yang dipergunakan untuk meng-
b. Pada masa itu tidak ada lembaga sosial ajar, sehingga sangat sulit dimasukkan dalam
lainnya dalam penyebaran agama Islam di In perencanaan pendidikan umum pemerintah
donesia yang dapat lebih efektif dalam kolonial. Tujuan pendidikannya dinilai tidak
melaksanakan fungsinya (Abdurrahman menyentuh kehidupan duniawi. Metode yang
Shaleh. 1982:7-8). dipergunakan tidak jelas kedudukannya; seorang
Kehadiran pesantrenditengah masyarakat guru apakahdiaguru atau pemimpin agama,dan
tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi dalam hal bahasa yang dipergunakan, tulisan
juga sebagai lembaga penyiaran agama dan Arab sangat berbeda dengan tulisan Latin,
sosial keagamaan. Pesantren berhasil menjadi- sehingga menyulitkan untuk dimasukkan ke
kandirinya sebagai pusatgerakan pengembang- dalam perencanaan pendidikan mereka.Sebalik-
an Islam seperti diakui oleh Dr. Subardidan Prof. nya mereka menerima model lending untuk
John yang dikutip oleh Zamakhsyari Dhofier dimasukkan kedalam sistem pendidikan kolonial
dalam bukunya Tradisi Pesantren: Belanda karenasecara filosofis dan teknik diang-
gap lebih mudah, baik tujuan, metode maupun
"Lembaga-lembaga pesantren yangpaling
bahasa yang dipergunakan sesuai dengan nilai
menentukan watak keislaman dari kerajaan-
kebiasaan pemerintah kolonial Belanda.Orientasi
kerajaan Islam, dan yang memegang peranan
sekolah umum diarahkan untuk meningkatkan
penting bag! penyebaran Islam sampai ke
kecerdasan dan keterampilan dalam hidup kedu-
pelosok-pelosok, dari lembaga-lembaga pesan
niawian, sedangkan pesantren mengarahkan
tren itulah asaf-usul sejumlah manuskriptentang
orientasinya pada pembinaan moral dalam
pengajaran Islam diAsiaTenggara yangtersedia
konteks kehidupan ukhrowi (Karel Steenbrink,
secara terbatas, yangdikumpulkan olehpengem-
1986:119). Kecuali itu hal tersebut juga disebab-
bara-pengembara pertama dari perusahaan-
kan pemerintah kolonial Belanda takut pada
perusahaan dagang Belanda dan Inggris sejak
perkembangan Islam.
abad ke-16 untuk dapat betul-betui sejarah
Islamisasi di wilayah ini, karena lembaga-lem Dalam posisi "uzlah" atau hidup terplsah
baga inilah yang menjadi anak panah penyebaran dengan pemerintah kolonial tersebut, pesantren
Islam di wilayah ini" (Zamakhsyari Dhofier, terus mengembangkan diri dan menjadi tumpuan
1994:17-18). pendidikan bagi umat Islam di pelosok-pelosok
pedesaan. Keadaan zaman terus berubah dan
Selama masa kolonial Belanda, pesantren
berkembang sampai zaman revolusi kemerdeka-
merupakan lembaga pendidikan yang paling
an.
banyak berhubungan dengan rakyat, dan tidak
halaqoh yang arti bahasanyalingkaran murid atau Atasdasar Itu, tujuanpendidikan dipesan
sekelompok siswa yang belajar di bawah tren berada sekitar terbentuknya manusia yang
bimbingan seorang guru" (Zamakhsyari Dhofier, memiliki kesadaran setinggi-tingginya atas
1994:228). bimbingan agama islam. Weltanschaung yang
Pesantren kadang-kadang juga bersistem bersifat menyeluruh, diperlengkapi dengan
sorogan bagi santri-santri yang masih memerlu- kemampuan setinggi-tingginya untuk merespon
kan bimbingan individual. Sistem sorogan meru- terhadap tantangan-tantangan dan tuntutan-
pakan bagian yang paling sulit dari keseluruhan tuntutan hidup dalam konteks ruang dan waktu
sistempendidikan Islam tradisional. Sebabsistem yang dihadapi.
ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan dan
disiplin pribadi dari murid. Di pondok pesantren
Unsur-unsur Pendidikan dalam
yang besar, sistem sorogan hanya dilakukan
kepada dua atau tiga santri yang biasanya terdiri Pondok Pesantren
dari keluarga kyai atau santri-santri yang Secara garis besar dapat dikemukakan
dianggap pandai oleh kyai yang diharapkan di bahwa unsur-unsur yang ada dalam sistem
kemudian hari menjadi orang alim. Pelaksanaan pondok pesantren dapat dikelompokkan sebagai
sorogan berlangsung, di mana santri yang pandai berikut:
mensorogankan sebuah kitab kepada kyai untuk
a. Pelaku: kyai, ustadz, santri dan pengurus.
dibacadi hadapan kyai itu, dan kalau ada salah-
nyamaka kesalahan itu langsung dibetulkan oleh b. Sarana perangkat keras: masjid, rumah kyai,
rumah dan asrama ustadz, pondok atau
kyai (Abdurrahman Shaleh, 1982:11). Sistem ini
sangatefektif, karena seorangguru dapatdengan asrama santri, gedung sekolah atau madra
maksimal mengawasi, menilai, dan membimbing sah, tanah: untuk olahraga, pertanian atau
petemakan, empang,makamdansebagainya.
murid, terutamadalampenguasaan bahasaArab.
Walau telah terjadi dinamika dalam dunia c. Sarana perangkat lunak: tujuan. kurlkulum,
pesantren, pesantren tetap berada pada fungsi kitab, penilaian, tata tertib, perpustakaan,
pusat dokumentasi dan penerangan, cara
aslinya, yakni sebagai lembaga pendidikan guna
pengajaran (sorogan, bandongan, halaqoh),
mencetak tenagaahli keagamaan Islam. Sebagai
keterampilan, pusat pengembangan
suatu lembaga pendidikan yanghidup di tengah-
tengah arus modernisasi, maka agar eksistensi- masyarakat dan alat-alat pendidikan lainnya.
(Mastuhu. 1994:25).
nya tetap dipertahankan, Nurcholish Madjid
berpendapat: Kelengkapan unsur-unsur tersebut berfae-
da-beda antara pesantren yang satu dan yang
"Pesantren diwajibkan oleh tuntutan-tun-
lain. Ada pesantren yang secaralengkap memiliki
tutan hidup anakdidiknya kelak dalam kaitannya
unsur-unsur tersebut dan ada pesantren yang
dengan perkembangan zaman yang membekali
hanya memiliki sebagian saja.
mereka dengan kemampuan-kemampuan nyata
yang dapat melalui pendidikan atau pengajaran Kehidupan masyarakat pesantren selalu
pengetahuan umum secara memadai di bagian menjunjung tinggi sikap tawadhu, rendah hati,
inipun kemungkinan mengadakan piiihan-pillhan tidak menyombongkan pengetahuan dan
jurusan bagi anak didik sesuai dengan potensi kekayaan sertaselalu hormat kepada orang lain,
buat mereka" (Nurcholish Madjid. 1985:150). apalagi kepada gurunya (kyai).
Kyai mendapat penghormatan pertama dari bertindak sebagai panutan dan pembimbing bag!
para santrinya, selain karena kealiman dan kehidupan dan kemajuan masyarakat sekitamya.
keteladanan dalam budi pekertinya, jugakarena
pendidikan dan pengajaran dari kyai kepada
santri-santrinya yang sangat menekankan Daftar Pustaka
pelajaran-pelajaran akhlak yang menjadi amalan
mereka sehari-hari.
Dawam Rahardjo, 1985. Pergulatan Dunia
Pesantren. Jakarta: P3M.
Dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan
di iuar pondok pesantren, kyai atau santri-santri ,1985. Pesantren dan Pembaharuan.
Jakarta: LP3ES.
senior kerapkaii diminta masyarakat, baik
perorangan maupun keiompok untuk menghadiri Geertz, Clifford. 1981. The Religion of Java.
kegiatan, memberi pengajian atau member! doa Jakarta: Pustaka Jaya.
restu. Dalam kegiatan-kegiatan semacam itu kyai Hamka, Sejarah Umat Islam, Jakarta: N.V.
atau wakilnya juga diminta memimpin upacara- Nusantara 1961
upacara keagamaan yang sekaiigus memberi Imam Moedjiono, 1994. Sejarah Pendidikan Islam
pendidikan kepada masyarakat iuar pesantren diIndonesia. Yogyakarta: Diktat Kuliah.
baik secara iangsung maupun tidak iangsung. Mahmud Yunus. 1969. Sejarah Pendidikan Islam
Lebih dari itu, kyai dan anggota masyarakat di Indonesia. Jakarta: Mutiara.
pesantren kadang dilibatkan dalam unsur Mastuhu, 1988. Dinamika Pesantren, Dampak
pemerintahan setempat, dan dalam pengambiian Pesantren dalam Pendidikan dan
kebijakan ataukeputusan pemerintah, pendapat Pengembangan Masyarakat. Jakarta:
kyai atau wakilnya menjadi sumber pertimbangan PEM.
dalam pengambiian keputusan. , 1994. Dinamika Sistem Pendidikan
Pesantren, Suatu Kajian Tentang Unsur-
Penutup unsur dan Nilai Sistem Pendidikan
Pesantren. Jakarta: Inis.
Sebagai penutup, dapat dikemukakan Nurcholish Madjid. 1998. Bilik-biiik Pesantren
bahwa pendidikan di pondok pesantren sangat Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta:
mendukung dalam proses pembangunan Paramadina.
sumberdaya manusia, baik secara individual Prasodjo, S. 1982. Profil Pesantren, Laporan
maupun masyarakat pada umumnya. Sistem Hasil Penelitian Pesantren Al-Falak dan
pendidikan pondok pesantren memungkinkan Delapan Pesantren lain dlBogor. Jakarta-
untuk seialu berkembang di tengah-tengah LP3ES.
kehidupan masyarakat sejalan dengan dinamika Ruslan Abdul Ghani, Sejarah Perkembangan Is
masyarakat itu sendiri. Santri alumni pondok lam diIndonesia, Jakarta: Antar Kota, 1983.
pesantren dari tahun ke tahun terus mengalir,
Subardi, 8.1978. Pengantar Sejarah dan Ajaran
mereka kembali ke kampung halaman masing-
islam. Tt., Bina Cipta.
masing untuk mendirikan lembaga pendidikan
baik di kampungnya atau di tempat lain, bahkan Zamakhsyari Dhofier. 1994. Tradisi Pesantren,
iembaga yang dirintisnya lambat laun ada yang Studi Tenfang Pandangan Hidup Kyai.
Jakarta: LP3ES.
menjadi pondok pesantren yang juga sekaiigus
JPI FIAIJw-usan Tarbiyah Volume VTahun IVAgustus 1999 87