Anda di halaman 1dari 2

PROSEDUR PENGGUNAAN CONTINUOS POSITIVE AIR

WAY PRESSURE (CPAP)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


00 1/2

Tanggal Terbit Ditetatapkan oleh,


Standar Prosedur Direktur RSUK Mampang Prapatan
Operasional
( SPO ) dr. Dewi Sri Rachmawati S, SpA

CPAP merupakan suatu alat yang berfungsi mempertahankan


tekanan positif pada saluran nafas BBL selama pernafasan
PENGERTIAN spontan.
Indikasi penggunaan CPAP:
1. Bayi prematur dengan sindrom distress respirasi
2. Bayi dengan transient tachypnea of the newborn
3. Bayi dengan sindrom aspirasi mekoneum
4. Bayi yang menderita apena of prematurity
5. Bayi dengan paralisis diafragma
6. Bayi yang disapih dari ventilator mekanik
7. Bayi dengan penyakit saluran nafas seperti trakeomalacia dan
bronkiolitis
8. Bayi setelah pembedahan di bagian perut atau dada

Penggunaan CPAP dengan prosedur yang benar dan sesuai


KEBIJAKAN indikasi

1. Periksa kelengkapan Nasal CPAP meliputi sirkuit untuk


nasal CPAP, nasal prong, botol outlet yang berisi air cuka
0,25% setinggi 7 cm dengan skala dari 1 sampai 7 cm,
humidifier, blender O2
2. Pilih ukuran nasal prong sesuai dengan berat badan bayi
a. Ukuran 1 untuk berat badan 700-1000 gram
b. Ukuran 2 untuk berat badan 1000-2000 gram
c. Ukuran 3 untuk berat badan 2000-3000 gram
d. Ukuran 4 untuk berat badan 3000-4000 gram
PROSEDUR e. Ukuran 5 untuk berat badan > 4000 gram
3. Ujung sirkuit ekspirasi dimasukkan ke dalam botol outlet
sedalam besarnya tekanan positif yang dikehendaki
4. Alat dicoba terlebih dahulu dengan cara mengaktifkan
CPAP dan menutup kedua ujung nasal prong apabila
muncul gelembung pada botol outlet berarti alat bekerja
5. Bayi ditempatkan di inkubator atau di bawah pemancar
panas atau di dalam boks bayi sesuai indikasi
6. Nasal prong dipasangkan di hidung bayi dengan nyaman,
ujung nasal prong tidak mengenai septum nasi
7. Setting awal nasal CPAP adalah
a. Positive End Expiratory Pressure (PEEP) sebesar 5 cm
H2O, dengan cara memasukkan ujung sirkuit ekspirasi
sedalam 5 cm
b. Fraksi O2 mulai 60%
8. Pengamatan yang dilakukan:
a. Amati sirkuit setiap 2 jam untuk melihat keefektifan
sirkuit
b. Periksa humldifier apakah menyala dan terdapat air
dalam ukuran yang benar
c. Amati apakah konsentasi O2 yang diberikan sudah
sesuai
d. Amati ada tidaknya air dalam selang sirkuit
PROSEDUR PENGGUNAAN CONTINUOS POSITIVE AIR
WAY PRESSURE (CPAP)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2/2
e. Amati apakah ujung selang pada botol outlet berada
pada ketinggian 5 cm dan batas atas air pada 0 cm.
f. Amati apakah botol outlet mengeluarkan gelembung-
PROSEDUR gelembung
g. Amati apakah bayi kembung
h. Lakukan penghisapan lendir pada hidung bayi setiap 2
–4 jam sekali
9. Prosedur penyapihan CPAP
a. Setelah pemasangan CPAP, bayi harus dapat
bernafas dengan mudah disertai penurunan kecepatan
respirasi dan berkurangnya retraksi
b. FiO2 harus diturunkan secara bertahap dengan
penurunan 2-5% secara bertahap dipandu oleh
pembacaan pulse-oximeter atau hasil pemeriksaan gas
darah
c. Jika bayi bernafas nyaman dengan CPAP pada FiO2
21%, bayi harus dicoba untuk lepas dari CPAP
d. Bayi harus dinilai selama percobaan tersebut untuk
munculnya tanda-tanda takipnea, retraksi, turunnya
saturasi oksigen atau apnea. Jika tanda-tanda ini
teramati maka percobaan dianggap gagal.
10. Kriteria kegagalan CPAP
BBL dengan CPAP nasal H2O 5 cm akan memerlukan ventilasi
mekanik jika salah satu di bawah ini terjadi:
 FiO2 pada CPAP > 60%
 PaCO2 >65 mm Hg
 Asidosis metabolic yang terus bertahan dengan defisit
basa ≥ -10
 Retraksi yang jelas teramati ketika sedang diterapi CPAP
 Sering terjadi episode apnea dan/atau bradikardia

Ruang Maternal – Perinatal


UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai