PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Respiratory distress pada neonatus, adalah salah satu problem terbesar yang kita temui
sehari-hari. Respiratory distress tampak sebagai takipneu atau nafas cepat pada bayi baru
lahir. Gajala ini dapat berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa hari. Diagnosis
dan tatalaksana yang tepat sangat penting untuk diterapkan.
Bubble Cpap ( Continuos Positif Airways Pressure) merupakan suatu alat yang dapat
digunakan untuk memberikan tekanan positif kepada bayi baru lahir. Yang sudah bisa
bernapas spontan tetapi masih rentan mengalami apnea. Tujuan dari Bubble cpap adalah
memeberikan tekanan udara positif kepada pasien melalui nasal prong. Alat bubble cpap
terdiri dari 2 buah gas supplay yaitu oksigen, medical air (udara tekan), Humidifier,
mixer gas, dan aksesoris lainnya. disini saya akan menyampaikan pengertian humidifier.
B. Tujuan
Mengetahui prinsip kerja dari Bubble Cpap, Mempelajari penerapan, penggunaan
serta manfaatmya dan mengetahui penggunaan Bubble Cpap untuk mempertahankan
tekanan positif pada saluran napas neonatus selama pernafasan spontan.
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu (Bubble Cpap) ?
2. Apa fungsi dari Bubble Cpap ?
3. Indikasi dan Kontrainikasi dari Bubble cpap ?
4. Apa saja standar operasional perosedur penggunaan dari bubble CPAP?
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Bubble Cpap
Bubble CPAP ( Continuous Positive Airway Pressure) merupakan suatu alat yang
mempertahankan tekanan positif pada saluran nafas bayi baru lahir selama pernafasan
spontan, sehingga pertukaran oksigen serta CO2 di paru-paru bayi berjalan baik. Alat ini
biasanya digunakan pada bayi-bayi yang mengalami gangguan pernafasan, seperti pada
bayi premature dan bayi-bayi yang mengalami sesak nafas.
Bubble CPAP adalah metode yang sederhana, aman dan biaya yang efektif untuk
memberikan dukungan pernafasan untuk bayi prematur. Penggunaan gelembung
CPAP dapat membatasi pengembangan displasia bronkopulmonalis (BPD) dan membantu
untuk mendukung bayi tanpa komplikasi yang berhubungandengan intubasi endotrakeal
dan ventilasi mekanik. Bubble CPAP bekerja dengan memberikan tekanan konstan untuk
jalan napas bayi (melalui Prongs hidung) yang menurunkan kerja pernapasan,
inproves ventilasi / perfusi pencocokan dan membantu "belat" membuka jalan napas. The
"Bubble" di gelembung CPAP berasal dari metode yang digunakan untuk
menghasilkan tekanan yang diberikan kepada bayi. Cukup, ekstremitas ekspirasi dari
sirkuit pernafasan yang ditempatkan di bawah tekanan air dan menyediakan Menghasilkan
Osilasi yang mungkin memiliki beberapa manfaat fisiologis paru-paru dini.
Adapun fungsi dari Buble Cpap :
Menjaga jalan napas terbuka saat Anda tidur
Mengurangi bahkan menghilangkan dengkuran
Meningkatkan kualitas tidur
Meredakan gejala sleep apnea, seperti kantuk di siang hari yang berlebihan
Mengurangi atau mencegah tekanan darah tinggi
BAB II
PEMBAHASAN
A. INDIKASI Dan KONTRA INDIKASI
Ada beberapa kriteria terjadinya respiratory distress pada neonatus yang merupakan
indikasi penggunaan CPAP. Kriteria tersebut meliputi :
1. Frekuansi nafas > 60 kali permenit.
2. Merintih ( Grunting) dalam derajat sedang sampai parah.
3. Retraksi nafas.
4. Saturasi oksigen < 93% (preduktal).
5. Kebutuhan oksigen > 60%.
6. Sering mengalami apneu.
Semua bayi cukup bulan atau kurang bulan, yang menunjukkan salah satu kriteria
tersebut diatas, harus dipertimbangkan untuk menggunakan CPAP.
Pada penggunaan CPAP, pernapasan spontan dengan tekanan positif dipertahankan
selama siklus respirasi, hal ini yang disebut disebut dengan continuous positive airway
pressure. Pada mode ventilasi ini, pasien tidak perlu menghasilkan tekanan negatif untuk
menerima gas yang diinhalasi. Hal ini dimungkinkan oleh katup inhalasi khusus yang
membuka bila tekanan udara di atas tekanan atmosfer. Keistimewaan CPAP adalah dapat
digunakan pada pasien-pasien yang tidak terintubasi. Beberapa gangguan nafas atau
respiratory distress yang dapat diatasi dengan mempergunakan CPAP antara lain :
1. Bayi kurang bulan dengan Respiratory Distress Syndrom.
2. Bayi dengan Transient Takipneu of the Newborn (TTN).
3. Bayi dengan sindroma aspirasi mekoneum.
4. Bayi yang sering mengalami apneu dan bradikardia karena kelahiran kurang bulan.
5. Bayi yang sedang dalam proses dilepaskan dari ventilator mekanis.
6. Bayi dengan penyakit jalan nafas seperti trakeo malasia, dan bronkitis.
7. Bayi pasca operasi abdomen.
1. Pipanya fleksibel dan ringan sehingga pasien bisa mengubah posisi dengan mudah.
2. Mudah dilepas dan ditempel.
3. Resistensinya rendah, sehingga pasien bisa bernafas dengan spontan.
4. Relatif tidak invasif.
5. 5. Sederhana dan mudah dipahami, oleh semua pemakai.
6. Aman dan efektif dari segi biaya.
Sirkuit CPAP lengkap harus dirangkai dan siap digunakan setiap saat. Jika
memerlukan CPAP, seharusnya kita hanya tinggal memnyambungkan CPAP ke nasal
prong yang sesuai dan tepat ukurannya, menyalakan alat pengatur kehangatan dan
mengisi tabung botol outlet dengan air steril.
D. Penggunaan Cpap
CPAP adalah salah satu alat yang digunakan sebagai tatalaksana respiratory distres
pada neonatus. Seperti penggunaan alat kesehatan lainnya penggunaan CPAP juga harus
memperhatikan standard kebersihan dan keamanan. Menjaga kebersiha jalan nafas bayi
merupakan kunci keberhasilan tatalaksana paru yang baik. Mencuci tangan yang benar
sebelum menyantuh prong atau pipa CPAP, adalah suatu keharusan. Ujung selalng yang
lain yang tidak digunakan juga harus bersih., dan harus dijauhkan dari lantai atau tempat
yang tidak bersih lainnya.
Cara pemasangan CPAP adalah sebagai berikut :
1. Tempelkan selang oksigen dan udara ke pencampur dan flow meter, lalu hubungkan
ke alat pengatur kelembapan. Pasang floe meter antara 5-10 liter.
2. Tempelkan satu selang ringan , lemas dan berkerut ke alat pengatur kelembapan.
Hubungkan probe kelembapan, dan suhu ke selang kerut yang masuk ke bayi.
Pastikan probe suhu tetap diluar inkubator atau tidak di dekat sumber panas dari
penghangat.
3. Siapkan satu botol air steril di dekat alat pengatur kelembapan.
4. Jaga kebersihan ujung selang.
Untuk menghubungkan sistem ini ke bayi, langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut :
1. Posisikan bayi dan naikkan kepala tempat tidur 300.
2. Hisap lendir dari mulut, hidung, dan faring. Pastikan bayi tidak mengalami atresia
choana.
3. Letakkan gulungan kain dibawah bahu bayi, sehingga leher bayi dalam posisi ekstensi
untuk menjaga jalan nafas tetap terbuka.
4. Lembabkan prong dengan air steril atau Nacl 0,9% sebelum memasukkannya kedalam
hidung bayi. Masukkan dengan posisi lengkungan kebawah. Sesuaikan sudut prong
dan kemudian sesuaikan selang kerut dengan posisi yang sesuai.
5. Masukkan pipa Orogastrik (OGT) dan lakukan aspirasi isi perut, kita boleh
membiarkan pipa lambung tetap ditempatnya untuk mencegah distensi lambung.
6. Pergunakan topi untuk menjaga kehangatan bayi.
7. Setelah bayi nyaman dan stabil dengan CPAP, barulah kita melakukan fiksasi agar
nasal prong tidak bergeser dari tempatnya.
Selama penggunaan CPAP kita harus selalu memantau apakah alat selalu
berfungsi dengan baik, dan tidak terjadi perburukan pada kondisi bayi yang
mengharuskan kita menghentikan penggunaan CPAP. Berikut adalah kondisi-kondisi
yang mengindikasikan kegagalan penggunaan CPAP dan memerlukan ventilasi
mekanis :
1. FiO2 > 60 %.
2. PaCO2 > 60mmHG .
3. Asidosis metabolik menetap dengan defisit basa > -8.
4. Terlihat retraksi yang semakin lama semakin meningkat dan menunjukkan
kelelahan pada bayi.
5. Sering mengalami apneu dan bradikardia.
6. Pernafasan yang irreguler Apabila terjadi kondisi tersebut, maka kita harus
mempertimbangkan untuk melakukan intubasi dan support ventilasi mekanik.
E. Pemberian Minum Selama Penggunaan CPAP
Pemberian minum dapat diberikan selama penggunaan CPAP nasal. Sebelum
memberikan makanan harus dilakukan aspirasi terlebih dahulu untuk menghindari udara
yang berlebihan di lambung akibat penggunaan CPAP. Jika kondisinya stabil, bayi dapat
minum personde.
F. Jenis-Jenis Bubble CPAP
Jenis antara dua bubble CPAP berikut yang membedakan hanyalah digunakan atau
tidaknya kompressor. Ada dua jenis Bubble CPAP yaitu sebagai berikut:
a. Bubble CPAP tanpa kompressor.
b. Bubble CPAP dengan kompressor.
Kompresor adalah alat mekanik yang digunakan untuk memampatkan gas atau udara
sehingga memiliki tekanan yang lebih tinggi.
Kedua jenis ini dapat di pakai dengan di sesuaikan dengan kebutuhan fihak Rumah
Sakit.
Ukuran Berat
Size 0 <700g
Size 1 700-1000g
Size 2 1000-2000g
Size 3 2000-3000g
Size 4 3000-4000g
Size 5 >4000g
Berikut ini adalah bagian-bagian dari alat bubble CPAP merk Fisher & Paykel :
1. Humidifier = Terdiri dari control dan display panel, heater plate, finger guard,
colour coded sockets (penghubung probe sensor dan adaptor). Humidifier berfungsi
untuk menghangatkan dan melembabkan udara.
2. Humidification Chamber = Tempat untuk menahan udara.
3. Expiratory Limb (breathing circuit) = Untuk membawa udara ekspirasi ke CPAP
generator.
4. Inspiratory Limb (breathing circuit) = Untuk membawa gas yang telah dilembabkan
dan dihangatkan ke pasien.
5. Infant Interface = Alat yang melekat ke hidung pasien berupa nasal prong.
6. CPAP Generator = Untuk mempertahankan tekanan rata-rata dari CPAP.
7. Oxygen Blender (mixer) = Untuk mencampur oksigen sesuai dengan yang
dibutuhkan.
8. Oxygen Tubing = Untuk membawa oksigen ke humidifier.
9. Pressure Manifold = Untuk membatasi tekanan 17 cm udara 8 liter permenit.
Setiap alat pada dasarnya memiliki standar operasional agar alat cukup awet
dan dapat terpelihara dengan baik. Berikut adalah standar prosedur bubble CPAP :
a. Persetujuan Tindakan Medis
b. Persiapan
1. Unit CPAP (Humidifier system, Generator CPAP, Blended Oxygen,
Interface)
2. Penderita/neonates
3. Tenaga medis
c. Langkah Klinis
1. Mempersiapkan sistem CPAP
2. Pasang selang oksigen dan udara ke pencampur dan flow meter lalu
hubungkan ke pengatur kelembaban.
3. Hubungkan alat pencampur ke FiO2 yang sesuai.
4. Pasang flow meter antara 5-10 liter/mnt.
5. Tempelkan satu selang ringan, lemas dan berkerut ke alat pengatur
kelembaban.
6. Hubungkan probe kelembaban dan suhu ke selang kerut yang masuk ke
bayi. Atur suhu pada 36°C
7. Pastikan probe suhu tetap di luar inkubator atau tidak di dekat sumber panas
8. Siapkan satu botol air steril di dekat alat pengatur kelembaban.
d. Pemantauan
1. Periksa fungsi seluruh sistem CPAP
2. Apakah alat pencampur diatur pada persentasi yang sesuai (FiO2)
3. Apakah flow meter diatur antara 6-10 liter/menit?
4. Apakah alat pengatur kelembaban berisi jumlah air yang tepat?
5. Apakah suhu gas yang dihirup sudah tepat?
6. Apakah selang kerut tidak terisi air?
7. Apakah ujung pipa di botol outlet ada pada tanda 5 cm?
8. Apakah permukaan asam asetat ada pada tanda 0 cm?
9. Apakah botol outlet terlihat ada gelembungnya?
10. Jaga jangan sampai kanula CPAP menyentuh septum nasal
11. Ubah posisi bayi setiap 6-8 jam untuk drainase postur semua sekresi paru
12. Bayi harus diperiksa setiap 2-4 jam (Respirasi, Circulasi, Gastrointestinal,
Hematologi, Infeksi, Metabolik, Neurologi)
13. Hisap lendir setiap 6-8 jam, atau seperlunya pada rongga hidung, mulut,
faring dan lambung.
14. Hisap lendir sesuai kebutuhan. Meningkatnya upaya napas, kebutuhan
oksigen dan apnea/bradikardi mungkin.
15. Hisap lendir menggunakan kateter ukuran paling besar yang bisa masuk ke
hidung tanpa kesulitan yang berarti. Catat jumlah, konsistensi dan warna
sekresi. Untuk melunakkan sekresi, gunakan beberapa tetes salin steril
(Nacl) 0,9%.
e. Perawatan
1. Jangan menggunakan spritus, thinner atau Ethanol ketika membersihkan
permukaan alat.
2. Jangan merendam mesin atau probe kedalam cairan detergent.
3. Gulung atau gantung kable – kabel dengan baik setelah pemakaian. Ganti
binasal prongs setelah pemakaian.
4. Periksa bagian dalam alat setiap enam bulan sekali. Apabila ada komponen
atau kabel yang rusak silakan diganti.
5. Setelah pemakaian, pastikan alat siap digunakan pada penggunaan
selanjutnya.
6. Lakukan kalibrasi alat minimal satu kali dalam setahun.
Troubleshooting
Berikut adalah tabel troubleshooting bubble CPAP :
Air bergelembung ketika Tubing botol dan tubing Cek dan hilangkan
prongs tidak ditutupi pasien tertekan atau sumbatan
tersumbat
ke pasien besar
untuk mendorong
pernapasan melalui
hidung
Pasien tidak cocok Prongs terlalu kecil dan Ganti dengan prongs
besar
septum
Pasien bergerak Setelah prongs di
tempatkan, tunggu
CPAP adalah metode atau alat yang mempertahankan tekanan positif pada saluran
napas neonatus selama pernapasan spontan. Berbagai keunggulan didapat dari penggunaan
CPAP.
Indikasi penggunaan CPAP antara lain gangguan napas serta penyapihan dari
ventilatasi mekanik.
Nasal CPAP tidak dapat digunakan pada kelainan saluran napas atas, hernia
diafragma, napas spontan (-) .
Bahaya dari Nasal CPAP adalah distensi paru, lambung, kerusakan hidung, dan
PVR.