Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Respiratory distress pada neonatus, adalah salah satu problem terbesar yang kita temui
sehari-hari. Respiratory distress tampak sebagai takipneu atau nafas cepat pada bayi baru
lahir. Gajala ini dapat berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa hari. Diagnosis
dan tatalaksana yang tepat sangat penting untuk diterapkan.
Bubble Cpap ( Continuos Positif Airways Pressure) merupakan suatu alat yang dapat
digunakan untuk memberikan tekanan positif kepada bayi baru lahir. Yang sudah bisa
bernapas spontan tetapi masih rentan mengalami apnea. Tujuan dari Bubble cpap adalah
memeberikan tekanan udara positif kepada pasien melalui nasal prong. Alat bubble cpap
terdiri dari 2 buah gas supplay yaitu oksigen, medical air (udara tekan), Humidifier,
mixer gas, dan aksesoris lainnya. disini saya akan menyampaikan pengertian humidifier.

B. Tujuan
Mengetahui prinsip kerja dari Bubble Cpap, Mempelajari penerapan, penggunaan
serta manfaatmya dan mengetahui penggunaan Bubble Cpap untuk mempertahankan
tekanan positif pada saluran napas neonatus selama pernafasan spontan.

C. Rumusan Masalah
1. Apa itu (Bubble Cpap) ?
2. Apa fungsi dari Bubble Cpap ?
3. Indikasi dan Kontrainikasi dari Bubble cpap ?
4. Apa saja standar operasional perosedur penggunaan dari bubble CPAP?
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Bubble Cpap
Bubble CPAP ( Continuous Positive Airway Pressure) merupakan suatu alat yang
mempertahankan tekanan positif pada saluran nafas bayi baru lahir selama pernafasan
spontan, sehingga pertukaran oksigen serta CO2 di paru-paru bayi berjalan baik. Alat ini
biasanya digunakan pada bayi-bayi yang mengalami gangguan pernafasan, seperti pada
bayi premature dan bayi-bayi yang mengalami sesak nafas.
Bubble CPAP adalah metode yang sederhana, aman dan biaya yang efektif untuk
memberikan dukungan pernafasan untuk bayi prematur. Penggunaan gelembung
CPAP dapat membatasi pengembangan displasia bronkopulmonalis (BPD) dan membantu
untuk mendukung bayi tanpa komplikasi yang berhubungandengan intubasi endotrakeal
dan ventilasi mekanik. Bubble CPAP bekerja dengan memberikan tekanan konstan untuk
jalan napas bayi (melalui Prongs hidung) yang menurunkan kerja pernapasan,
inproves ventilasi / perfusi pencocokan dan membantu "belat" membuka jalan napas. The
"Bubble" di gelembung CPAP berasal dari metode yang digunakan untuk
menghasilkan tekanan yang diberikan kepada bayi. Cukup, ekstremitas ekspirasi dari
sirkuit pernafasan yang ditempatkan di bawah tekanan air dan menyediakan Menghasilkan
Osilasi yang mungkin memiliki beberapa manfaat fisiologis paru-paru dini.
Adapun fungsi dari Buble Cpap :
 Menjaga jalan napas terbuka saat Anda tidur
 Mengurangi bahkan menghilangkan dengkuran
 Meningkatkan kualitas tidur
 Meredakan gejala sleep apnea, seperti kantuk di siang hari yang berlebihan
 Mengurangi atau mencegah tekanan darah tinggi

BAB II
PEMBAHASAN
A. INDIKASI Dan KONTRA INDIKASI
Ada beberapa kriteria terjadinya respiratory distress pada neonatus yang merupakan
indikasi penggunaan CPAP. Kriteria tersebut meliputi :
1. Frekuansi nafas > 60 kali permenit.
2. Merintih ( Grunting) dalam derajat sedang sampai parah.
3. Retraksi nafas.
4. Saturasi oksigen < 93% (preduktal).
5. Kebutuhan oksigen > 60%.
6. Sering mengalami apneu.

Semua bayi cukup bulan atau kurang bulan, yang menunjukkan salah satu kriteria
tersebut diatas, harus dipertimbangkan untuk menggunakan CPAP.
Pada penggunaan CPAP, pernapasan spontan dengan tekanan positif dipertahankan
selama siklus respirasi, hal ini yang disebut disebut dengan continuous positive airway
pressure. Pada mode ventilasi ini, pasien tidak perlu menghasilkan tekanan negatif untuk
menerima gas yang diinhalasi. Hal ini dimungkinkan oleh katup inhalasi khusus yang
membuka bila tekanan udara di atas tekanan atmosfer. Keistimewaan CPAP adalah dapat
digunakan pada pasien-pasien yang tidak terintubasi. Beberapa gangguan nafas atau
respiratory distress yang dapat diatasi dengan mempergunakan CPAP antara lain :
1. Bayi kurang bulan dengan Respiratory Distress Syndrom.
2. Bayi dengan Transient Takipneu of the Newborn (TTN).
3. Bayi dengan sindroma aspirasi mekoneum.
4. Bayi yang sering mengalami apneu dan bradikardia karena kelahiran kurang bulan.
5. Bayi yang sedang dalam proses dilepaskan dari ventilator mekanis.
6. Bayi dengan penyakit jalan nafas seperti trakeo malasia, dan bronkitis.
7. Bayi pasca operasi abdomen.

Adapun beberapa kondisi respiratory distress pada neonatus, tetapi merupakan


kontraindikasi pemasangan CPAP antara lain :
1. Bayi dengan gagal nafas, dan memenuhi kriteria untuk mendapatkan support
ventilator.
2. Respirasi yang irreguler.
3. Adanya anomali kongenital.
4. Hernia diafragmatika.
5. Atresia choana.
6. Fistula tracheo-oeshophageal.
7. Gastroschisis.
8. Pneumothorax tanpa chest drain.
9. Trauma pada nasal, yang kemungkinan dapat memburuk dengan pemasangan nasal
prong .
10. Instabilitas cardiovaskuler, yang akan lebih baik apabila memdapatkan support
ventilator.
11. Bayi yang lahir besar, yang biasanya tidak dapat mentoleransi penggunaan CPAP,
sehingga menimbulkan kelelahan bernafas, dan meningkatkan kebutuhan oksigen.

B. Komplikasi Pemasangan Cpap


Pemasangan nasal CPAP pada beberapa kasus dapat mengakibatkan komplikasi.
Komplikasi pemasangan CPAP antara lain :
1. Cedera pada hidung, misalnya erosi pada septal nasi, dan nasal snubbing. Penggunaan
nasal prong atau masker CPAP dapat mengakibatkan erosi pasa septal nasi, sedangkan
penggunaan CPAP dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan snubbing
hidung.
2. Pneumothorak. Kejadian Pneumothorak dapat terjadi karena proses penyakit dari
Respiratory Distress Syndrom ( karena alveolar yang over distensi) , dan angka
kejadian tersebut meningkat dengan penggunaan CPAP.
3. Impedasi aliran darah paru. Terjadi karena peningkatan resistensi vaskularisasi paru,
dan penurunan cardiac output, yang disebabkan oleh peningkatan tekanan inthorakal
karena penggunaan CPAP yang tidak sesuai..
4. Distensi abdomen. Pada kebanyakan neonatus tekanan spingkter oeshiphagus bagian
bawah cukup baik untuk dapat menahan distensi abdomen karena tekanan CPAP.
Tetapi distensi abdomen dapat terjadi sebagai komplikasi dari pemaangan CPAP.
Resiko terjadinya distensi abdomen dapat berkurang dengan pemasangan orogastric
tube (OGT)
5. Nasal prong atau masker pada CPAP dapat menyebabkan ketidaknyamanan bayi, yang
dapat menyebabkan agitasi dan kesulitan tidur pada bayi.
C. Perlengkapan Cpap
Sistem CPAP sendiri terdiri dari 3 komponen yaitu :
1. Sebuah sirkuit yang mengalirkan gas terus menerus, untuk diisap. Sunber oksigen dan
udara bertekanan yang menghasilkan gas untuk dihirup. Pencampur oksigen yang
memungkinkan gas dapat diberikan sesuai FiO2 yang sesuai. Sebuah flow meter yang
mengkontrol kecepatan aliran terus menerus dari gas yang dihirup ( biasanya
dipertahankan pada kecepatan 5-7 liter ). Sebuah humidifier yang melembabkan dan
menghangatkan gas yang dihirup.
2. Sebuah alat untuk menghubungkan sirkuit ke saluran nafas neonatus. Dalam prosedur
ini , nasal prong merupakan metode yang paling banyak digunakan.
3. Sebuah alat untuk menghasilkan tekanan positif pada alat sirkuit. Tekanan positif
dalam sirkuit dapat dicapai dengan memasukkan pipa ekspirasi bagian distal dalam
larutan asam asetat 0,25% sampai kedalaman yang diharapkan ( 5cm) atau katup
CPAP.
Suatu sistem CPAP yang baik mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Pipanya fleksibel dan ringan sehingga pasien bisa mengubah posisi dengan mudah.
2. Mudah dilepas dan ditempel.
3. Resistensinya rendah, sehingga pasien bisa bernafas dengan spontan.
4. Relatif tidak invasif.
5. 5. Sederhana dan mudah dipahami, oleh semua pemakai.
6. Aman dan efektif dari segi biaya.

Sirkuit CPAP lengkap harus dirangkai dan siap digunakan setiap saat. Jika
memerlukan CPAP, seharusnya kita hanya tinggal memnyambungkan CPAP ke nasal
prong yang sesuai dan tepat ukurannya, menyalakan alat pengatur kehangatan dan
mengisi tabung botol outlet dengan air steril.

D. Penggunaan Cpap
CPAP adalah salah satu alat yang digunakan sebagai tatalaksana respiratory distres
pada neonatus. Seperti penggunaan alat kesehatan lainnya penggunaan CPAP juga harus
memperhatikan standard kebersihan dan keamanan. Menjaga kebersiha jalan nafas bayi
merupakan kunci keberhasilan tatalaksana paru yang baik. Mencuci tangan yang benar
sebelum menyantuh prong atau pipa CPAP, adalah suatu keharusan. Ujung selalng yang
lain yang tidak digunakan juga harus bersih., dan harus dijauhkan dari lantai atau tempat
yang tidak bersih lainnya.
Cara pemasangan CPAP adalah sebagai berikut :
1. Tempelkan selang oksigen dan udara ke pencampur dan flow meter, lalu hubungkan
ke alat pengatur kelembapan. Pasang floe meter antara 5-10 liter.
2. Tempelkan satu selang ringan , lemas dan berkerut ke alat pengatur kelembapan.
Hubungkan probe kelembapan, dan suhu ke selang kerut yang masuk ke bayi.
Pastikan probe suhu tetap diluar inkubator atau tidak di dekat sumber panas dari
penghangat.
3. Siapkan satu botol air steril di dekat alat pengatur kelembapan.
4. Jaga kebersihan ujung selang.
Untuk menghubungkan sistem ini ke bayi, langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut :
1. Posisikan bayi dan naikkan kepala tempat tidur 300.
2. Hisap lendir dari mulut, hidung, dan faring. Pastikan bayi tidak mengalami atresia
choana.
3. Letakkan gulungan kain dibawah bahu bayi, sehingga leher bayi dalam posisi ekstensi
untuk menjaga jalan nafas tetap terbuka.
4. Lembabkan prong dengan air steril atau Nacl 0,9% sebelum memasukkannya kedalam
hidung bayi. Masukkan dengan posisi lengkungan kebawah. Sesuaikan sudut prong
dan kemudian sesuaikan selang kerut dengan posisi yang sesuai.
5. Masukkan pipa Orogastrik (OGT) dan lakukan aspirasi isi perut, kita boleh
membiarkan pipa lambung tetap ditempatnya untuk mencegah distensi lambung.
6. Pergunakan topi untuk menjaga kehangatan bayi.
7. Setelah bayi nyaman dan stabil dengan CPAP, barulah kita melakukan fiksasi agar
nasal prong tidak bergeser dari tempatnya.

Selama penggunaan CPAP kita harus selalu memantau apakah alat selalu
berfungsi dengan baik, dan tidak terjadi perburukan pada kondisi bayi yang
mengharuskan kita menghentikan penggunaan CPAP. Berikut adalah kondisi-kondisi
yang mengindikasikan kegagalan penggunaan CPAP dan memerlukan ventilasi
mekanis :
1. FiO2 > 60 %.
2. PaCO2 > 60mmHG .
3. Asidosis metabolik menetap dengan defisit basa > -8.
4. Terlihat retraksi yang semakin lama semakin meningkat dan menunjukkan
kelelahan pada bayi.
5. Sering mengalami apneu dan bradikardia.
6. Pernafasan yang irreguler Apabila terjadi kondisi tersebut, maka kita harus
mempertimbangkan untuk melakukan intubasi dan support ventilasi mekanik.
E. Pemberian Minum Selama Penggunaan CPAP
Pemberian minum dapat diberikan selama penggunaan CPAP nasal. Sebelum
memberikan makanan harus dilakukan aspirasi terlebih dahulu untuk menghindari udara
yang berlebihan di lambung akibat penggunaan CPAP. Jika kondisinya stabil, bayi dapat
minum personde.
F. Jenis-Jenis Bubble CPAP
Jenis antara dua bubble CPAP berikut yang membedakan hanyalah digunakan atau
tidaknya kompressor. Ada dua jenis Bubble CPAP yaitu sebagai berikut:
a. Bubble CPAP tanpa kompressor.
b. Bubble CPAP dengan kompressor.

Kompresor adalah alat mekanik yang digunakan untuk memampatkan gas atau udara
sehingga memiliki tekanan yang lebih tinggi.
Kedua jenis ini dapat di pakai dengan di sesuaikan dengan kebutuhan fihak Rumah
Sakit.

G. Komponen Utama Bubble CPAP


Komponen yang paling penting dari sebuah mesin CPAP adalah wadah udara. Udara
di dalam wadah dipertahankan pada tingkat yang konstan. Udara dipompa melalui tabung
tipis ke masker ketat dikenakan di atas hidung. Udara membangun tekanan di dalam
masker dan mendorong ke dalam lubang hidung, sehingga proses pernapasan tetap terjadi
secara otomatis setiap kali pasien mendapat serangan sleep apnea. Masker untuk mesin
CPAP tersedia dalam bentuk yang berbeda. Ada wajah penuh masker, masker CPAP
hidung, hidung bantal. Bantal hidung yang paling kompak, karena dirancang untuk
memiliki kontak setidaknya dengan wajah (Gregory et al. 1971).
Beberapa mode CPAP dapat menghantarkan aliran adekuat yang dapat digunakan
pada gagal napas akut yaitu sungkup muka penuh (full face mask), total face mask,
sungkup nasal, keping mulut (mouthpiece), bantalan hidung (nasal pillow) atau plugs dan
helmet. Sungkup muka yang paling sering digunakan dan lebih menguntungkan bila
dibandingkan dengan sungkup nasal adalah kemampuan untuk mencapai tekanan jalan
napas lebih tinggi, respirasi melalui mulut, kebocoran udara lebih kecil dan memerlukan
kerjasama penderita yang minimal. Kekurangannya adalah perasaan kurang nyaman,
penderita tidak dapat berbicara, makan atau minum selama ventilasi dan terdapat
kemungkinan aspirasi bila penderita muntah.
Baru-baru ini diperkenalkan media pemberian nCPAP yaitu sebuah helmet pediatric.
Data awal menunjukkan bahwa helm memiliki beberapa keuntungan diantaranya
meningkat kenyamanan dan penurunan lesi kulit dan kebocoran udara. CPAP diberikan
melalui interface yang berbeda.

Sistem CPAP sendiri terdiri dari 3 komponen yaitu :


1. Sebuah sirkuit yang mengalirkan gas terus menerus, untuk diisap. Sumber
oksigen dan udara bertekanan yang menghasilkan gas untuk dihirup.
Pencampuran oksigen yang memungkinkan gas dapat diberikan sesuai FiO2
yang sesuai. Sebuah flow meter yang mengkontrol kecepatan aliran terus
menerus dari gas yang dihirup (biasanya dipertahankan pada kecepatan 5-7
liter). Sebuah humidifier yang melembabkan dan menghangatkan gas yang
dihirup.
2. Sebuah alat untuk menghubungkan sirkuit ke saluran nafas neonatus. Dalam
prosedur ini, nasal prong merupakan metode yang paling banyak digunakan.
Berikut adalah macam-macam patient interfaces untuk bubble CPAP :
 Hudson’s prongs
 Bi-nasopharyngeal prongs
 ET tube
 Short bi-nasal prongs
 Argyle prongs
3. Sebuah alat untuk menghasilkan tekanan positif pada alat sirkuit. Tekanan
positif dalam sirkuit dapat dicapai dengan memasukkan pipa ekspirasi bagian
distal dalam larutan asam asetat 0,25% sampai kedalaman yang diharapkan
(5cm) atau katup CPAP.[1]

Ukuran Berat

Size 0 <700g

Size 1 700-1000g

Size 2 1000-2000g

Size 3 2000-3000g

Size 4 3000-4000g

Size 5 >4000g

Bagian-bagian dari Bubble CPAP

Berikut ini adalah bagian-bagian dari alat bubble CPAP merk Fisher & Paykel :
1. Humidifier = Terdiri dari control dan display panel, heater plate, finger guard,
colour coded sockets (penghubung probe sensor dan adaptor). Humidifier berfungsi
untuk menghangatkan dan melembabkan udara.
2. Humidification Chamber = Tempat untuk menahan udara.
3. Expiratory Limb (breathing circuit) = Untuk membawa udara ekspirasi ke CPAP
generator.
4. Inspiratory Limb (breathing circuit) = Untuk membawa gas yang telah dilembabkan
dan dihangatkan ke pasien.
5. Infant Interface = Alat yang melekat ke hidung pasien berupa nasal prong.
6. CPAP Generator = Untuk mempertahankan tekanan rata-rata dari CPAP.
7. Oxygen Blender (mixer) = Untuk mencampur oksigen sesuai dengan yang
dibutuhkan.
8. Oxygen Tubing = Untuk membawa oksigen ke humidifier.
9. Pressure Manifold = Untuk membatasi tekanan 17 cm udara 8 liter permenit.

Standar Operasional Prosedur

Setiap alat pada dasarnya memiliki standar operasional agar alat cukup awet
dan dapat terpelihara dengan baik. Berikut adalah standar prosedur bubble CPAP :
a. Persetujuan Tindakan Medis
b. Persiapan
1. Unit CPAP (Humidifier system, Generator CPAP, Blended Oxygen,
Interface)
2. Penderita/neonates
3. Tenaga medis
c. Langkah Klinis
1. Mempersiapkan sistem CPAP
2. Pasang selang oksigen dan udara ke pencampur dan flow meter lalu
hubungkan ke pengatur kelembaban.
3. Hubungkan alat pencampur ke FiO2 yang sesuai.
4. Pasang flow meter antara 5-10 liter/mnt.
5. Tempelkan satu selang ringan, lemas dan berkerut ke alat pengatur
kelembaban.
6. Hubungkan probe kelembaban dan suhu ke selang kerut yang masuk ke
bayi. Atur suhu pada 36°C
7. Pastikan probe suhu tetap di luar inkubator atau tidak di dekat sumber panas
8. Siapkan satu botol air steril di dekat alat pengatur kelembaban.

d. Pemantauan
1. Periksa fungsi seluruh sistem CPAP
2. Apakah alat pencampur diatur pada persentasi yang sesuai (FiO2)
3. Apakah flow meter diatur antara 6-10 liter/menit?
4. Apakah alat pengatur kelembaban berisi jumlah air yang tepat?
5. Apakah suhu gas yang dihirup sudah tepat?
6. Apakah selang kerut tidak terisi air?
7. Apakah ujung pipa di botol outlet ada pada tanda 5 cm?
8. Apakah permukaan asam asetat ada pada tanda 0 cm?
9. Apakah botol outlet terlihat ada gelembungnya?
10. Jaga jangan sampai kanula CPAP menyentuh septum nasal
11. Ubah posisi bayi setiap 6-8 jam untuk drainase postur semua sekresi paru
12. Bayi harus diperiksa setiap 2-4 jam (Respirasi, Circulasi, Gastrointestinal,
Hematologi, Infeksi, Metabolik, Neurologi)
13. Hisap lendir setiap 6-8 jam, atau seperlunya pada rongga hidung, mulut,
faring dan lambung.
14. Hisap lendir sesuai kebutuhan. Meningkatnya upaya napas, kebutuhan
oksigen dan apnea/bradikardi mungkin.
15. Hisap lendir menggunakan kateter ukuran paling besar yang bisa masuk ke
hidung tanpa kesulitan yang berarti. Catat jumlah, konsistensi dan warna
sekresi. Untuk melunakkan sekresi, gunakan beberapa tetes salin steril
(Nacl) 0,9%.
e. Perawatan
1. Jangan menggunakan spritus, thinner atau Ethanol ketika membersihkan
permukaan alat.
2. Jangan merendam mesin atau probe kedalam cairan detergent.
3. Gulung atau gantung kable – kabel dengan baik setelah pemakaian. Ganti
binasal prongs setelah pemakaian.
4. Periksa bagian dalam alat setiap enam bulan sekali. Apabila ada komponen
atau kabel yang rusak silakan diganti.
5. Setelah pemakaian, pastikan alat siap digunakan pada penggunaan
selanjutnya.
6. Lakukan kalibrasi alat minimal satu kali dalam setahun.

Troubleshooting
Berikut adalah tabel troubleshooting bubble CPAP :

Keluhan Analisa Solusi

Alat tidak menyala, Saklar power belum Perhatikan posisi


padahal kabel supply dalam posisi ON. saklar power dalam
sudah terpasang kondisi ON atau OFF.

Saklar power atau kabel Cek keadaan saklar


supply dalam keadaan power dan kabel
rusak. supply apakah dalam
keadaan rusak atau
tidak.

Fuse dalam keadaan Cek fuse dalam


putus. keadaan putus atau
tidak.
Air tidak bergelembung Tubing botol dan tubing Hubungkan tubing
ketika prongs ditutupi pasien tidak terhubung dengan benar
dengan jari dengan benar

Flow meter tidak cukup Naikkan flow meter


tinggi sedikit demi sedikit
hingga air mulai
bergelembung

Air bergelembung ketika Tubing botol dan tubing Cek dan hilangkan
prongs tidak ditutupi pasien tertekan atau sumbatan
tersumbat

Flow meter terlalu tinggi Turunkan flow meter


sedikit demi sedikit
hingga air berhenti
bergelembung

Tidak ada aliran oksigen Tubing oksigen tidak Perbaiki konsntrator


terhubung dengan benar tubing oksigen

Konsentrator tidak Pastikan konsentrator


terhubung dengan tepat dan nozzle terpasang
Air tidak bergelembung Prongs terlalu kecil Ganti dengan prongs

ketika prongs dipasang yang berukuran lebih

ke pasien besar

Prong tidak dalam posisi Posisikan kembali

yang benar prongs

Udara bocor keluar dari Tutup mulut bayi

mulut dengan hati-hati

selama beberapa saat

untuk mendorong

pernapasan melalui

hidung

Pasien tidak cocok Prongs terlalu kecil dan Ganti dengan prongs

dengan prongs menjepit septum pasien yang berukuran lebih

besar

Prongs menekan septum Tambahkan celah

antara prongs dan

septum
Pasien bergerak Setelah prongs di

tempatkan, tunggu

selama beberapa saat

hingga pasien diam.


Prinsip Kerja Bubble CPAP

Berikut blok diagram dari alat bubble CPAP :

Tabung oksigen sebagai sumber dari gas oksigen. Kompresor akan


menghasilkan gas atau udara bertekanan. Kemudian terjadi pencampuran oksigen
untuk menghasilkan gas yang dapat dihirup. Udara campuran ini akan dipantau
kecepatan aliran udaranya oleh flow meter. Sebelum diberikan ke pasien udara
campur ini akan dilembabkan dan dihangatkan oleh humidifier. Suhu gas pada
humidifier akan dipantau oleh sensor suhu, ini untuk membantu humidifier
mengontrol suhu output gas ke pasien. Udara dari humidifier akan disalurkan ke
pasien melalui breathing circuit inspiratory limb menuju nasal prong. Suhu udara di
breathing circuit akan terus dipantau oleh sensor suhu. Kemudian udara ekspirasi
dari pasien akan disalurkan melalui expiratory limb menuju CPAP generator.
Tekanan yang dihantarkan ke pasien dapat dinaikkan atau diturunkan dengan
mengubah kedalaman expiratory limb di dalam CPAP generator. Saat udara
bergerak melalui sistem, udara ekspirasi keluar dari expiratory limb dan
menghasilkan gelembung udara di dalam CPAP generator.
Kalibrasi
1. Siapkan alat Bubble CPAP yang akan dikalibrasi.
2. Lakukan pemeriksaan fisik alat, pastikan apakah masing-masing komponen
alat masih layak pakai atau tidak.
3. Siapkan beberapa alat ukur untuk kalibrasi, diantaranya air flowmeter untuk
pengukuran volume aliran udara, termometer untuk pengukuran suhu pada
humidifier, pressure gauge untuk pengukuran tekanan udara dalam sirkuit
udara pada alat.
4. Siapkan lembaran kerja pengukuran.
5. Lakukan pengukuran untuk masing-masing parameter.
6. Kemudian catat hasilnya pada lembaran kerja. Pengukuran dilakukan minimal
3 kali.
BAB IV
PENUTUP

CPAP adalah metode atau alat yang mempertahankan tekanan positif pada saluran
napas neonatus selama pernapasan spontan. Berbagai keunggulan didapat dari penggunaan
CPAP.
Indikasi penggunaan CPAP antara lain gangguan napas serta penyapihan dari
ventilatasi mekanik.
Nasal CPAP tidak dapat digunakan pada kelainan saluran napas atas, hernia
diafragma, napas spontan (-) .
Bahaya dari Nasal CPAP adalah distensi paru, lambung, kerusakan hidung, dan
PVR.

Anda mungkin juga menyukai