Anda di halaman 1dari 12

PERALATAN LIFE SUPPORT DAN

LIFE SAVING MAKALAH TENTANG BUBBLE CPAP

Disusun Oleh :

Makruf Oktatianto

20173010068

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2018
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
Bab II Pembahasan ................................................................................... 2
2.1 Definisi Bubble CPAP .................................................................. 3
2.2 Manfaat Bubble CPAP ................................................................. 4
2.3 Jenis-jenis Bubble CPAP ............................................................. 5
2.4 Bagian-bagian Bubble CPAP ...................................................... 6
2.5 Prinsip Kerja Bubble CPAP ......................................................... 7
2.6 Standar Operasional Prosedur .................................................... 8
2.7 Kalibrasi ..................................................................................... 9
Bab III Penutup......................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ................................................................................. 10
Daftar Pustaka......................................................................................... 11

2
Latar Belakang

Respiratory distress syndrome (Sindrom gawat nafas) adalah istilah


yang digunakan untuk disfungsi pernafasan pada neonatus. Gangguan ini
merupakan penyakit yang berhubungan dengan keterlambatan
perkembangan maturitas paru. Gangguan ini biasanya juga dikenal
dengan nama Hyaline Membrane Disease (HMD) atau penyakit
membrane hialin, karena pada penyakit ini selalu di temukan membrane
hialin yang melapisi alveoli (surasmi, 2003).Respiratory Distress
Syndrome, (RDS) atau defisiensi surfaktan adalah suatu gangguan
perkembangan paru yang dimulai saat lahir atau segera setelahnya,
menetap selama 48 sampai 96 jam dan sembuh dieresis inisial dimulai
(Paulette S, 2008). Sampai saat ini lebih dari 33 percobaan yang
melibatkan 6000 bayi telah dilaporkan.Hasil percobaan menunjukkan bila
dibandingkan dengan terapi konvensional,terapi dengan pemberian
surfaktan menunjukkan terjadi penurunan yang signifikan terhadap
penurunan angka kejadian pneumothorax dan kematian Dibalik
keberhasilan terapi surfaktan,terdapat angka kejadian cedera paru yang
signifikan.Maka CPAP adalah terapi yang tidak begitu invasif untuk
mempertahankan volume kapasitas paru-paru dan meningkatkan
oksigenasi. Menurut penelitian penggunaan CPAP pada bayi dengan
berat badan lahir sangat rendah dapat menurunkan angka penyakit paru-
paru kronis.
Sistem CPAP terdiri dari 3 komponen: sirkuit untuk meneruskan
udara inspirasi,alat untuk menghubungkan sirkuit dan jalan nafas bayi,dan
metode untuk menghasilkan tekanan positif pada alat cpap. Keberhasilan
dalam penggunaan cpap bergantung dengan: sistem harus terpasang
dengan benar, bahan yang digunakan harus ringan dan fleksibel, harus
mudah dipasang, dilepas, dan dihubungkan, dan harus nyaman
digunakan dan menyebabkan trauma yang seminimal mungkin terhadap
bayi. Banyak teknik untuk menggunakan cpap terdiri dari nasal
canule,masker,tabung nasopharynx,head box with neck seal atau
endotrakeal tube.

1
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang alat life support
dan life saving bubble CPAP. Makalah bubble CPAP ini juga dibuat untuk
memenuhi tugas peralatan life support dan life saving dari bapak dosen
Ari Susilo, S.T.

Tujuan

Agar mahasiswa dapat memahami pengertian,fungsi,system kerja


dan cara pengoprasian alat Bubble CPAP sesuai SOP yang berlaku.

Rumusan Masalah

a. Apa itu bubble CPAP?


b. Apa saja kegunaan bubble CPAP?
c. Bagaimana sistem kerja dari bubble CPAP?
d. Apa saja standar operasional perosedur penggunaan dari bubble
CPAP?

Bab III

Pembahasan

Definisi Bubble CPAP


Bubble CPAP ( Continuous Positive Airway Pressure)
merupakan suatu alat yang mempertahankan tekanan positif pada saluran
nafas bayi baru lahir selama pernafasan spontan, sehingga pertukaran
oksigen serta CO2 di paru-paru bayi berjalan baik. Alat ini biasanya
digunakan pada bayi-bayi yang mengalami gangguan pernafasan, seperti
pada bayi premature dan bayi-bayi yang mengalami sesak nafas.

Bubble CPAP adalah metode yang sederhana, aman dan biaya yang
efektif untuk memberikan dukungan pernafasan untuk bayi prematur.
Penggunaan gelembung CPAP dapat membatasi pengembangan
displasia bronkopulmonalis (BPD) dan membantu untuk mendukung bayi
tanpa komplikasi yang berhubungan dengan intubasi endotrakeal dan
ventilasi mekanik.

2
Bubble CPAP bekerja dengan memberikan tekanan konstan untuk
jalan napas bayi (melalui Prongs hidung) yang menurunkan kerja
pernapasan, inproves ventilasi / perfusi pencocokan dan membantu
"belat" membuka jalan napas. The "Bubble" di gelembung CPAP berasal
dari metode yang digunakan untuk menghasilkan tekanan yang diberikan
kepada bayi. Cukup, ekstremitas ekspirasi dari sirkuit pernafasan yang
ditempatkan di bawah tekanan air dan menyediakan Menghasilkan Osilasi
yang mungkin memiliki beberapa manfaat fisiologis paru-paru dini.

Manfaat Bubble CPAP

CPAP telah banyak digunakan untuk memperbaiki insufisiensi


pernapasan.CPAP telah digunakan untuk terapi orang dewasa pada 1936
sedangkan untuk RDS pada bayi digunakan mulai 1971 CPAP berfungsi
mempertahankan tekanan positif pada jalan nafas pada nafas
spontan,sehingga meningkatkan functional residual capacity dan
meningkatkan oksigenasi pada bayi dengan RDS. Berbagai kegunaan
CPAP antara lain:

1. Meningkatkan tekanan transpulmonary


2. Meningkatkan Functional residual capacity
3. Mencegah alveoli kolaps
4. Menurunkan shunt intrapulmo
5. Meningkatkan compliance paru
6. Meningkatkan diameter jalan napas
7. Menstimulasi pertumbuhan paru-paru.
Ada beberapa kriteria terjadinya respiratory distress pada neonatus
yang merupakan indikasi penggunaan CPAP. Kriteria tersebut meliputi :

a. Frekuensi nafas > 60 kali permenit


b. Merintih ( Grunting) dalam derajat sedang sampai parah
c. Retraksi nafas
d. Saturasi oksigen < 93% (preduktal)
e. Kebutuhan oksigen > 60%

1
f. Sering mengalami apnea
Semua bayi cukup bulan atau kurang bulan, yang menunjukkan
salah satu kriteria tersebut diatas, harus dipertimbangkan untuk
menggunakan CPAP.

Pada penggunaan CPAP, pernapasan spontan dengan tekanan


positif dipertahankan selama siklus respirasi, hal ini yang disebut disebut
dengan continuous positive airway pressure. Pada mode ventilasi ini,
pasien tidak perlu menghasilkan tekanan negatif untuk menerima gas
yang diinhalasi. Hal ini dimungkinkan oleh katup inhalasi khusus yang
membuka bila tekanan udara di atas

tekanan atmosfer. Keistimewaan CPAP adalah dapat digunakan


pada pasien-pasien yang tidak terintubasi. Beberapa gangguan nafas atau
respiratory distress yang dapat diatasi dengan mempergunakan CPAP
antara lain :

a. Bayi kurang bulan dengan Respiratory Distress Syndrom


b. Bayi dengan Transient Takipneu of the Newborn (TTN)
c. Bayi dengan sindroma aspirasi mekoneum
d. Bayi yang sering mengalami apneu dan bradikardia karena
kelahiran kurang bulan
e. Bayi yang sedang dalam proses dilepaskan dari ventilator mekanis
f. Bayi dengan penyakit jalan nafas seperti trakeo malasia, dan
bronchitis
g. Bayi pasca operasi abdomen
Adapun beberapa kondisi respiratory distress pada neonatus,
tetapi merupakan kontraindikasi pemasangan CPAP antara lain :

a. Bayi dengan gagal nafas,dan memenuhi kriteria untuk


mendapatkan support ventilator
b. Respirasi yang irregular
c. Adanya anomali kongenital
d. Hernia diafragmatika

2
e. Atresia choana
f. Fistula tracheo-oeshophageal
g. Gastroschisis
h. Pneumothorax tanpa chest drain
i. Trauma pada nasal, yang kemungkinan dapat memburuk dengan
pemasangan nasal prong
j. Instabilitas cardiovaskuler, yang akan lebih baik apabila
memdapatkan support ventilator Bayi yang lahir besar

Jenis-jenis Bubble CPAP

Jenis antara dua bubble CPAP berikut yang membedakan hanyalah


digunakan atau tidaknya kompressor. Ada dua jenis Bubble CPAP yaitu
sebagai berikut:

a. Bubble CPAP tanpa kompressor.


b. Bubble CPAP dengan kompressor.
Kompresor adalah alat mekanik yang digunakan untuk memampatkan gas
atau udara sehingga memiliki tekanan yang lebih tinggi. Kedua jenis ini
dapat di pakai dengan di sesuaikan dengan kebutuhan pihak Rumah
Sakit.

. Bagian-bagian dari Bubble CPAP

Gambar 2.6
Bagian-bagian dari Bubble CPAP Merk Fisher & Paykel

1
Berikut ini adalah bagian-bagian dari alat bubble CPAP merk Fisher &
Paykel:

1. Humidifier = Terdiri dari control dan display panel, heater plate, finger
guard, colour coded sockets (penghubung probe sensor dan adaptor).
Humidifier berfungsi untuk menghangatkan dan melembabkan udara.
2. Humidification Chamber = Tempat untuk menahan udara.
3. Expiratory Limb (breathing circuit) = Untuk membawa udara
ekspirasi ke CPAP generator.
4. Inspiratory Limb (breathing circuit) = Untuk membawa gas yang
telah dilembabkan dan dihangatkan ke pasien.
5. Infant Interface = Alat yang melekat ke hidung pasien berupa nasal
prong.
6. CPAP Generator = Untuk mempertahankan tekanan rata-rata dari
CPAP
7. Oxygen Blender (mixer) = Untuk mencampur oksigen sesuai
dengan yang dibutuhkan.
8. Oxygen Tubing = Untuk membawa oksigen ke humidifier.
9. Pressure Manifold = Untuk membatasi tekanan 17 cm udara 8 liter
permenit.
Prinsip Kerja Bubble CPAP

Berikut blok diagram dari alat bubble CPAP.

Gambar 2.8
Blok Diagram Bubble CPAP

2
Tabung oksigen sebagai sumber dari gas oksigen. Kompresor akan
menghasilkan gas atau udara bertekanan. Kemudian terjadi
pencampuran oksigen untuk menghasilkan gas yang dapat dihirup. Udara
campuran ini akan dipantau kecepatan aliran udaranya oleh flow meter.
Sebelum diberikan ke pasien udara campur ini akan dilembabkan dan
dihangatkan oleh humidifier. Suhu gas pada humidifier akan dipantau
oleh sensor suhu, ini untuk membantu humidifier mengontrol suhu output
gas ke pasien. Udara dari humidifier akan disalurkan ke pasien melalui
breathing circuit inspiratory limb menuju nasal prong. Suhu udara di
breathing circuit akan terus dipantau oleh sensor suhu. Kemudian udara
ekspirasi dari pasien akan disalurkan melalui expiratory limb menuju
CPAP generator. Tekanan yang dihantarkan ke pasien dapat dinaikkan
atau diturunkan dengan mengubah kedalaman expiratory limb di dalam
CPAP generator. Saat udara bergerak melalui sistem, udara ekspirasi
keluar dari expiratory limb dan menghasilkan gelembung udara di dalam
CPAP generator.

Standar Operasional Prosedur

Setiap alat pada dasarnya memiliki standar operasional agar alat


cukup awet dan dapat terpelihara dengan baik. Berikut adalah standar
prosedur bubble CPAP:

a. Persetujuan Tindakan Medis


b. Persiapan
1. Unit CPAP (Humidifier system, Generator CPAP, Blended
Oxygen, Interface)
2. Penderita/neonates
3. Tenaga medis
c. Langkah Klinis
1. Mempersiapkan sistem CPAP
2. Pasang selang oksigen dan udara ke pencampur dan flow
meter lalu hubungkan ke pengatur kelembaban.
3. Hubungkan alat pencampur ke FiO2 yang sesuai.

1
4. Pasang flow meter antara 5-10 liter/mnt.
5. Tempelkan satu selang ringan, lemas dan berkerut ke alat
pengatur kelembaban.
6. Hubungkan probe kelembaban dan suhu ke selang kerut yang
masuk ke bayi. Atur suhu pada 36°C
7. Pastikan probe suhu tetap di luar inkubator atau tidak di dekat
sumber panas
8. Siapkan satu botol air steril di dekat alat pengatur kelembaban.

Gambar 2.9
Pemasangan Prongs pada Bayi
d. Pemantauan
1. Periksa fungsi seluruh sistem CPAP
2. Apakah alat pencampur diatur pada persentasi yang sesuai (FiO2)
3. Apakah flow meter diatur antara 6-10 liter/menit?
4. Apakah alat pengatur kelembaban berisi jumlah air yang tepat?
5. Apakah suhu gas yang dihirup sudah tepat?
6. Apakah selang kerut tidak terisi air?
7. Apakah ujung pipa di botol outlet ada pada tanda 5 cm?
8. Apakah permukaan asam asetat ada pada tanda 0 cm?
9. Apakah botol outlet terlihat ada gelembungnya?
10. Jaga jangan sampai kanula CPAP menyentuh septum nasal
11. Ubah posisi bayi setiap 6-8 jam untuk drainase postur semua
sekresi paru

2
12. Bayi harus diperiksa setiap 2-4 jam (Respirasi, Circulasi,
Gastrointestinal, Hematologi, Infeksi, Metabolik, Neurologi)
13. Hisap lendir setiap 6-8 jam, atau seperlunya pada rongga
hidung, mulut, faring dan lambung
14. Hisap lendir sesuai kebutuhan. Meningkatnya upaya napas,
kebutuhan oksigen dan apnea/bradikardi mungkin.
15. Hisap lendir menggunakan kateter ukuran paling besar yang
bisa masuk ke hidung tanpa kesulitan yang berarti. Catat jumlah,
konsistensi dan warna sekresi. Untuk melunakkan sekresi, gunakan
beberapa tetes salin steril (Nacl) 0,9%.
e. Perawatan
1. Jangan menggunakan spritus, thinner atau Ethanol ketika
membersihkan permukaan alat.
2. Jangan merendam mesin atau probe kedalam cairan detergent.
3. Gulung atau gantung kable – kabel dengan baik setelah
pemakaian. Ganti binasal prongs setelah pemakaian.
4. Periksa bagian dalam alat setiap enam bulan sekali. Apabila ada
komponen atau kabel yang rusak silakan diganti.
5. Setelah pemakaian, pastikan alat siap digunakan pada
penggunaan selanjutnya.
6. Lakukan kalibrasi alat minimal satu kali dalam setahun.
Kalibrasi

1. Siapkan alat Bubble CPAP yang akan dikalibrasi.


2. Lakukan pemeriksaan fisik alat, pastikan apakah masing-masing
komponen alat masih layak pakai atau tidak.
3. Siapkan beberapa alat ukur untuk kalibrasi, diantaranya air
flowmeter untuk pengukuran volume aliran udara, termometer untuk
pengukuran suhu pada humidifier, pressure gauge untuk pengukuran
tekanan udara dalam sirkuit udara pada alat.
4. Siapkan lembaran kerja pengukuran.
5. Lakukan pengukuran untuk masing-masing parameter.

1
6. Kemudian catat hasilnya pada lembaran kerja. Pengukuran
dilakukan minimal 3 kali.

Kesimpulan

CPAP adalah metode atau alat yang mempertahankan tekanan


positif pada saluran napas neonatus selama pernapasan spontan.
Berbagai keunggulan didapat dari penggunaan CPAP.

Indikasi penggunaan CPAP antara lain gangguan napas serta


penyapihan dari ventilatasi mekanik

Nasal CPAP tidak dapat digunakan pada kelainan saluran napas


atas, hernia diafragma, napas spontan (-) .

Bahaya dari Nasal CPAP adalah distensi paru, lambung, kerusakan


hidung, dan PVR.

Anda mungkin juga menyukai