Disusun Oleh:
Kelompok III
Nama NIM
HALAMAN PERSETUJUAN i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
KATA PENGANTAR viii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 3
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN PKL 2
2.1 Profil Rumah Sakit 2
2.1.1 Profil dan Sejarah Rumah Sakit 2
2.1.2 Kondisi Rumah Sakit William Booth 6
2.1.3 Data Umum RS William Booth 8
2.1.4 Jenis Pelayanan Kesehatan 10
2.1.5 Struktur Organisasi RS William Booth 12
2.1.6 Profil Rekam Medis di RS William Booth 12
2.1.7 Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan 19
2.1.8 Alur Pendaftaran Pasien Di RS William Booth Surabaya 28
2.2 Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan 32
2.2.1 Pengkodean Penyakit dan Tindakan 32
2.2.2 Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di RS William
Booth Surabaya 36
2.2.3 Manajemen Mutu Rekam Medis dan Informasi Kesehatan 49
2.3 Menganalisis Masalah Sistem pada RME Rawat Jalan dan Rawat Inap 59
2.4 Menganalisa Masalah Yang Terjadi Pada Proses Grouping Di Sistem
INA CBS’s 62
3
2.5 Faktor – Faktor Pendukung, Penghambat, dan Solusi 62
BAB III PENUTUP 65
3.1 Kesimpulan 65
3.2 Saran 65
LAMPIRAN 66
4
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Kelas Perawatan di Rumah Sakit William Booth 8
Tabel 2.2 Ruangan Poli Rawat Jalan 8
Tabel 2.3 Ruangan Rawat Inap 8
Tabel 2.4 Perkembanga Rumah Sakit William Booth 9
Tabel 2.5 15 Kasus serta kode diagnosis dan tindakan 34
Tabel 2.6 Rekapitulasi kelengkapan 15 Informed Consent 50
Tabel 2.7 Kelengkapan 15 rekam medis 51
Tabel 2.8 Rekapitulasi audit kuantitatif RM 57
Tabel 2.9 Faktor pendukung, penghambat dan solusi 62
5
DAFTAR GAMBAR
6
DAFTAR LAMPIRAN
7
KATA PENGANTAR
8
Kami menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak
kekurangannya.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran guna
menyempurnakan laporan ini. Akhir kata kami mohon maaf apabila ada kesalahan
penulisan dalam pembuatan laporan ini.
Surabaya,
Penyusun
9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit merupakan tempat rujukan masyarakat untuk menerima
pelayanan kesehatan yang berupa pemeriksaan, pengobatan dan pemulihan
dari kondisi sakit (Rustiyanto 2009). Fungsi utama dari rumah sakit ialah
memberikan perawatan dan pengobatan yang sempurna kepada pasien baik
pasien rawat inap, rawat jalan maupun pasien gawat darurat. Penyediaan
sarana pelayanan kesehatan harus selalu memberikan pelayanan kesehatan
kepada seluruh lapisan masyarakat agar dapat terwujud derajat kesehatan
yang optimal (DepKes RI 2006).
Rumah Sakit William Booth Surabaya merupakan salah satu Rumah
Sakit di lingkungan Gereja Bala Keselamatan Indonesia yang berdiri sejak
tahun 1924. Rumah Sakit William Booth Surabaya memiliki akreditasi tipe
C dan berfungsi menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
penyembuhan (kuratif) bagi pasien dan pemulihan (rehabilitatif) bagi
pasien.
Rekam medis merupakan salah satu komponen yang sangat penting
dalam pelaksanaan kegiatan manajemen rumah sakit. Selain itu rekam
medis harus mampu menyajikan informasi yang lengkap mengenai proses
pelayanan medis dan kesehatan rumah sakit, baik dimasa lalu, masa kini
maupun perkiraan masa yang akan datang. Seiring berkembangnya
teknologi ditambah dengan masyarakat yang sadar akan haknya, maka
penyelenggaraan rekam medis harus dikelola oleh seorang yang profesional.
Menurut Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia
No.269/MENKES/PER/II/(2008) tentang rekam medis pasal 1 ayat (1)
“Rekam medis adalah berkas ya`ng berisikan catatan dan dokumen tentang
1
2
5
6
Bala Keselamatan
7. Alamat / Lokasi RS : Jl. Diponegoro No.34 Surabaya
7.1 Kab/Kota : Surabaya
7.2 Kode Pos : 60241
7.3 Telp : (031) 5678917-18
7.4 Fax : (031) 5624868
7.5 Email : rs.williamboothsurabaya@yahoo.co.id
No Humas RS : (031) 5678917-18 ext 4010
8. Luas Rumah Sakit
8.1 Tanah : 14.540 M2
8.2 Bangunan : 7.800 M2
9. Surat izin / penetapan
9.1 Nomor : 503.445/34/P/IO.RS/436.6.3/XI/2015
9.2 Tanggal : 22 November 2015
9.3 Oleh : Dinas Kesehatan Kota
9.4 Sifat : Perpanjangan
9.5 Masa berlaku s/d thn : 20 November 2020
10. Penyelanggara Rumah Sakit
10.1 Nama : Yayasan Pelayanana Kesehatan
Bala Keselamatan
10.2 Status : Swasta
11. Akreditasi Rumah Sakit
11.2 Penetapan : 5 Pelayanan
11.3 Status : Penuh Tingkat Dasar
11.4 Tanggal Akreditasi : 31 Agustus 1999
12. Akreditasi Rumah Sakit Versi SNARS
12.1 Penetapan : 15 Pelayanan
12.2 Status : Lulus PARIPURNA
12.3 Tanggal Akreditasi : 04 Oktober 2019
2.1.3 Data Umum RS William Booth
8
Jumlah tempat tidur pasien yang tersedia saat ini di RS William Booth
adalah 120 tempat tidur. Komposisi total jumlah tempat tidur pasien
berdasarkan kelas pearwatan, bidang spesialisasi dan ruangan perawatan,
dapat dijabarkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 2. 1 Kelas Perawatan di Rumah Sakit William Booth
Jumla
Kelas h %
TT
VVIP 1 1%
VIP 12 10%
KLS 1 29 24%
KLS 2 35 29%
KLS 3 23 19%
RPK 8 7%
ISOLASI 3 3%
NEONATUS 2 2%
ICU 4 3%
NICU 3 3%
100
TOTAL 120 %
Tabel 2.2 Ruangan Poli Rawat Jalan Tabel 2.3 Ruangan Rawat Inap
Tahun Pencapaian
1939 Perluasan bangunan untuk ruangan pembedahan,
perawatan anak dan asrama perawat
Tahun Pencapaian
1971 Bangunan untuk perawatan penyakit paru-paru diresmikan
1974 Kamar Operasi, Laboratorium, Poliklinik dan bangunan
Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) diresmikan
1982 Bangunan rontgen dan peralatannya diresmikan
penggunaannya
1984 Asrama siswa SPK berlantai tiga didirikan, saat ini
penggunaannya difungsikan sebagai Sekolah Akademi
Keperawatan (AKPER)
1985 Bangunan laboratorium baru diresmikan penggunaannya
1988 Bangunan Insentive Care Unit (ICU) diresmikan
penggunaannya
1997 Bangunan unit hemodialisis diresmikan penggunaannya
2011 RS William Booth ditetapkan sebagai salah satu cagar
budaya dengan durat keputusan Walikota Surabaya Nomor
: 188.45/29/436.1.2/2011
Januari 2014 Implementasi SIM RS yang terintegrasi
November 2014 - RS William Booth menjadi provider Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
Kantor Cabang Unit (KCU) Surabaya
- Pengembangan pelayanan unit hemodialisis dari
kapasitas 4 unit menjadi 6 unit
RA Kartini Kartini, RA
b. Gelar kesarjanaan bukan bagian dari nama, sehingga pada
penulisannya dianggap perlu ditempatkan dibelakang nama
dan didahului tanda koma
Contoh : Diindek :
Drs.Daniel Pasaribu, SH Pasaribu, Daniel (Drs, SH)
c. Pangkat dan jabatan tidak termasuk gelar, jika hal tersebut
penting tercantum maka pangkat/jabatan ditliskan dibagian
belakang dan dalam tanda kurung
Contoh : Diindek :
Mayor Arief Lukmana Arief, Rukmana (Mayor)
4) Nama bayi
Bila terjadi seorang bayi baru lahir hingga saat pulang
belum diberi nama maka penulisannya
Contoh : Diindek :
Aminah Aminah, Bayi (Nn)
Pada RS William Booth pengisian berkas rekam medis pasien
menggunakan sistem penamaan sebagai berikut:
1. Nama sendiri,
2. Nama marga / keluarga
3. Gelar
4. Status perkawinan
5. Bayi baru lahir
4. Sistem Penyimpanan
Terdapat dua metode penyimpanan berkas rekam medis :
a. Metode sentalisasi
Metode sentralisasi adalah menggabungkan dan menyimpan
semua berkas rekam medis seorang pasien,baik rawat jalan dan
gawat darurat menjadi satu folder dan disimpan di satu tempat.
b. Metode desentralisasi
26
kode yang telah ditetapkan rekam medis bedasarkan kode yang telah
ditetapkan pada International Statistical Classification of diseases adn
Releted Health Problems (ICD-10) dan International Classification of
Procedures in Medicene (ICOPIM) atau ICD-9CM. Kode klasifikasi
penyakit oleh WHO (world Health Organization) bertujuan untuk
menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cidera, gejala, dan faktor
yang memengaruhi kesehatan. Menetapkan diagnosis seorang pasien
merupakan kewajiaban, hak dan tanggung jawab dokter, tenaga medis
yang terkait tidak boleh diubah, oleh karena itu harus didiagnosis sesuai
dengan yang ada didalam rekam medis.
Didalam ICD-10 terdiri dari beberapa volume yaitu :
1. Volume 1 : berisi klasisfikasi utama atau tabulasi.
2. Volume 2 : berisi petunjuk penggunaan ICD.
3. Volume 3 : berisi indeks alfabetik penyakit.
Didalam ICD-X volume 3 terdiri dari 3 section yaitu :
1. Saction 1 : berisi indeks penyakit.
2. Saction 2 : berisi indeks sebab penyakit atau akibat cedera luar.
3. Saction 3 : berisi indeks akibat penggunaan obat-obatan dan bahan
kimia
Pemberian kode atas diagnosis klasifikasi penyakit yang berlaku
dengan menggunakan ICD-10 untuk mengkode penyakit, sedangkan
ICOPIM dan ICD-9-CM digunakan untuk mengkode tindakan, serta
komputer (online) untuk mengkode penyakit dan tindakan. Buku
pedomana yang disebut International Classification of Disease and related
Health Problem, Tenth Revision (ICD-10) terbitan organisasi kesehatan
internasional (WHO). Penggunaan di Indonesia diatur oleh departemen
kesehatan RI sejak tanggal 19-02-1996. ICD-10 terdiri dari 3 volume:
1. Volume 1 (tabular list ), berisi tentang hal-hal yang mendukung
klasifikasi utama.
2. Volume 2 (instruction manual ), berisi tentang pedoman menggunaan.
33
diagnosa
e) Kemudian dilakukan verifikasi 1 oleh tim dokter
f) Setelah berhasil melewati verivikasi 1 maka akan dilakukan
verifikasi kedua oleh SPI atau tim antifraud, dicek apakah sudah
benar hasil groupingnya
g) Jika benar, dilakukan pemberkasan (rekap berkas klaim hardcopy
dan softcopy) berdasar kelas rawat
h) Jika sudah sama, pada akhir bulan / awal bulan berkas dikirimkan
ke kantor BPJS.
2.2.3 Manajemen Mutu Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
A. Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan ketentuan tentang
jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah
yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. Juga
merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum
yang diberikan oleh Badan Layanan Umum (BLU) kepada masyarakat.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 2005 tentang
Pendoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
“Penerapan SPM oleh Pemerintah Daerah merupakan bagian dari
penyelenggaraan Pelayanan Dasar Nasional dan SPM bersifat
sederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapat
dipertanggung jawabkan serta mempunyai batas waktu pencapaian”
Adapun beberapa SPM yang kamu analisa di Rumah Sakit
William Booth sebagai berikut :
1. Analisa kelengkapan Informed Consent
Menurut PERMENKES No 290/Menkes/Per/III/2008.
Persetujuan tindakan kedokteran atau Informed Consent adalah
persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat
setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan
kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap
pasien.
50
✔ ✔ ✔ ✔ ✔
2 √ √ √ √
✔ ✔ ✔ ✔ ✔
3 √ √ √ √
✔ ✔ ✔ ✔ ✔
4 √ √ √ -
✔ ✔ ✔
5 √ √ - - √ √
✔ ✔ ✔ ✔ ✔
6 √ √ √ √
✔ ✔ ✔ ✔ ✔
7 √ √ √ √
✔ ✔ ✔ ✔
8 √ √ - √ √
✔ ✔ ✔ ✔ ✔
9 √ √ √ √
✔ ✔ ✔ ✔
10 √ √ - √ √
✔ ✔ ✔ ✔ ✔
11 √ √ √ √
✔ ✔ ✔ ✔ ✔
12 √ √ √ √
✔ ✔ ✔ ✔
14 √ √ - √ √
✔ ✔ ✔ ✔ ✔
15 √ √ √ √
Total 15 15 15 11 15 14 15 15 14
Tanda
Nama Nama Tanda
N Tangga Tangan
Pasie Dokte Tangan
o l Keluarga
n r Dokter
Pasien
1 √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √
6 √ √ √ √ √
7 √ √ √ √ √
8 √ √ √ √ √
9 √ √ √ √ √
10 √ √ √ √ √
Tanda
Nama Nama Tanda
N Tangga Tangan
Pasie Dokte Tangan
o l Keluarga
n r Dokter
Pasien
11 √ √ √ √ √
12 √ √ √ √ √
13 √ √ √ √ √
14 √ √ √ √ √
15 √ √ √ √ √
52
T 15 15 15 15 15
20 √ √ √ √ √ √ √ √
21 √ √ √ √ √ √ √ √
22 √ √ √ √ √ √ √ √
23 √ √ √ √ √ √ √ -
24 √ √ √ √ √ √ √ -
25 √ √ √ √ √ √ √ √
26 √ √ √ √ √ √ √ √
27 √ √ √ √ √ √ √ √
28 √ √ √ √ √ √ √ √
29 √ √ √ √ √ √ √ √
30 √ √ √ √ √ √ √ √
Dalam hal terdapat ketentuan lain selain yang diatur dalam pasal 5 (4) yang
mensyaratkan bahwa suatu informasi harus berbentuk tertulis atau asli,
informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang dianggap sah
sepanjang informasi yang tercantum di dalamnya dapat diakses,
ditampilkan, dijamin keutuhan dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga
menerangkan suatu keadaan.`
Pasal 12:
1. Setiap orang yang terlibat dalam tanda tangan elektronik berkewajiban
memberikan pengamanan atas tanda tangan elektronik yang digunakannya;
2. Pengamanan tanda tangan elektronik sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (1) sekurang-kurangnya meliputi sitem yang tidak dapat diakses oleh
orang lain yang tidak berhak.
Pasal 16:
1. Sepanjang tidak ditentukan lain oleh undang-undang tersendiri, setiap
penyelenggara sistem elektronik wajib mengoperasikan sistem elektronik
yang memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut:
a. Dapat menampilkan kembali informasi elektronik dan/atau dokumen
elektronik secara utuh sesuai dengan masa retensi yang ditetapkan
dengan peraturan perundang-undangan;
b. Dapat melindungi ketersediaan, keutuhan, keotentikan, kerahasiaan
dan keteraksesan informasi elektronik dalam penyelenggaraan sistem
elektronik;
c. Dapat beroperasi sesuai dengan prosedur atau petunjuk dalam
penyelenggaraan sistem elektronik tersebut;
d. Dilengkapi dengan prosedur atau petunjuk yang diumumkan dengan
bahasa, informasi atau simbol yang dapat dipahami oleh pihak yang
bersangkutan dengan penyelenggaraan sistem elektronik tersebut;
dan
e. Memiliki mekanisme yang berkelanjutan untuk menjaga kebaruan,
kejelasan dan pertanggungjawaban prosedur atau petunjuk
1. Peran Rekam Medis Elektronik
61
65
LEMBAR KONSULTASI
Program Studi : D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Kelompok : 3 (Tiga)
Semester : 5 (Lima)
Tempat Praktik : Rumah Sakit William Booth
NO Tanggal Materi Konsultasi
1. 30 desember 2020 Bab 1
2. 4 Januari 2021 Bab 1
3. 13 Januari 2021 Video presentasi dan laporan pkl
4. 15 Januari 2021 Data untuk video presentasi
5. 28 Januari 2021 Konsultasi mengenai pengumpulan laporan pkl
6. 8 Februari 2021 Konsultasi mengenai TTD PA
Dosen Pembimbing
66
67
68
69
70
71