Anda di halaman 1dari 31

MODUL

MANAJEMEN
ALAT BANTU NAPAS NON INVASIF

Pelatihan Asuhan Neonatus Komprehensif

(Neonatus Level I,II,III)

RSUP Fatmawati 2023


DAFTAR ISI

Daftar isi ……………………………………...…………… ii

A. Tentang Modul Ini ………………………..…………… 1

Deskripsi Singkat …………………..….………… 2

Tujuan Pembelajaran ……..…...…….…………. 3

Materi Pokok …………………....……….………. 4

B. Kegiatan Belajar ………………………………………. 5

Materi Pokok 1 Konsep alat bantu napas non invasif


……………………….
6

Materi Pokok 2 Pemberian alat bantu napas non 15


invasif ……………………….
Referensi ………………………………………………….. 28

2
3
A Tentang
Modul Ini

1
DESKRIPSI SINGKAT

100% bayi lahir membutuhkan pendampingan tim ahli resusitasi, 10%nya


membutuhkan bantuan ventilasi agar dapat bernapas spontan, 1% nya
mmebutuhkan bantuan hingga intubasi dan obat. Pemberian suplementasi
oksigen sering kali menjadi Tindakan penyelamatan kehidupan. Tren saat
ini I telah ditekankan bahwa bayi prematur harus dirawat tanpa ventilasi
mekanis jika memungkinkan. Ini dikaitkan dengan studi yang
menunjukkan bahwa penggunaan ventilasi non invasif dini dalam
neonatologi dapat menyebabkan berkurangnya jumlah cedera paru- paru
akibat ventilator dan membantu pencegahan komplikasi merugikan yang
terkait dengan semakin lamanya masa inap di rumah sakit dan intubasi.
Akibat berbagai peningkatan hasil dan berkurangnya kebutuhan intubasi
setelah ekstubasi, tekanan jalan nafas positif kontinu (CPAP) sekarang
disarankan sebagai mode bantuan pernapasan pertama yang optimal bagi
bayi baru lahir

TUJUAN PEMBELAJARAN
2
Hasil Belajar
Setelah selesai, mengikuti pelatihan ini, peserta pelatihan mampu
melakukan manajemen alat bantu napas non invasif pada neonatus

Indikator Hasil Belajar


Setelah selesai pelatihan ini, peserta pelatihan mampu :
1. Menjelaskan konsep alat bantu napas non invasif pada neonatus sakit
2. Melakukan pemberian alat bantu napas non invasif pada neonatus
sakit

3
MATERI POKOK

Pokok bahasan dan Sub pokok bahasan :


1. Konsep alat bantu napas non invasif pada neonatus sakit
a. Pengertian
b. Tujuan
c. Fungsi
d. Indikasi
e. Jenis non invasif
f. Prinsip kerja
g. Kontra indikasi

2. Pemberian alat bantu napas non invasif pada neonatus sakit


a. Persiapan alat
b. Setting alat
c. Proses kerja alat
d. Troubleshooting
e. Monitoring

4
B Kegiatan
Belajar

5
MATERI POKOK 1

Pendahuluan

Alat bantu napas non invasif (NIV) adalah merupakan suatu alat
untuk mempertahankan tekanan positif pada saluran napas neonatus
selama pernafasan spontan. NIV merupakan suatu alat yang sederhana
dan efektif untuk tatalaksana respiratory distress pada neonatus.
Penggunaan CPAP yang benar terbukti dapat menurunkan kesulitan
bernafas, mengurangi ketergantungan terhadap oksigen, membantu
memperbaiki dan mempertahankan kapasitas residual paru, mencegah
obstruksi saluran nafas bagian atas, dan mencegah kolaps paru,
mengurangi apneu, bradikardia, dan episode sianotik.

Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menjelaskan konsep alat


bantu napas non invasif pada neonatus.

6
Sub Materi Pokok

Berikut ini adalah sub materi pokok 1:

a. Pengertian
b. Tujuan
c. Fungsi
d. Indikasi
e. Jenis non invasif
f. Prinsip kerja
g. Kontra indikasi

7
Uraian Materi Pokok 1

Anda pasti sering mendengar istilah NIV. Apakah terapi NIV?


Apa yang Anda ketahui tentang NIV? Pelajarilah materi berikut
ini dengan semangat belajar yang tinggi ya!

A. Pengertian

Alat bantu napas non invasif (NIV) merupakan upaya pemberian


suplementasi oksigen ke paru-paru melalui tekanan positif oksigen
tanpa membutuhkan pemasangan selang endotrakea. Alat bantu napas
non invasif (NIV) merupakan suatu alat yang sederhana dan efektif
untuk tatalaksana respiratory distress pada neonatus. Penggunaan NIV
yang benar terbukti dapat menurunkan kesulitan bernafas, mengurangi
ketergantungan terhadap oksigen, membantu memperbaiki dan
mempertahankan kapasitas residual paru, mencegah obstruksi saluran
nafas bagian atas, dan mencegah kolaps paru, mengurangi apneu,
bradikardia, dan episode sianotik.

B. Tujuan

Mengapa memilih alat bantu napas non invasif:


1. Meminimalkan trauma ventilasi akibat tekanan dan volume
2. Terhindar dari gangguan kardiovaskular dan serebrovaskular akibat
intubasi
3. Terhindar dari stenosis laring
4. Terhindar dari pneumonia terkait ventilator

C. Fungsi
8
Fungsi alat bantu napas non invasif:
1. Terapi pertama untuk RDS
2. Perawatan setelah ekstubasi

D. Indikasi

Indikasi penggunaan alat bantu napas non invasif:


1. Respiratory distress sindrom (RDS)
2. Sindrom aspirasi mekonium
3. Apnea prematurity
4. Takipnea transisi pada bayi baru lahir
5. Pnemonia kongenital
6. Alat bantu setelah ekstubasi

E. Jenis alat bantu napas non invasif (NIV)


Penggunaan suplementasi oksigen non invasif terus mengalami
perkembangan. Dua dekade lalu, para klinisi menyarankan
penggunaan head-box, masker hidung, nasal kanul, dan kanul
nasofaring. Namun, akhir-akhir ini terdapat perkembangan pesat
moda pemberian terapi oksigen seperti, Continuous Positive
Airway Pressure (CPAP), Nasal intermittent positive pressure
ventilation (NIPPV), dan High Flow Nasal Canul (HFNC). Studi
komparatif Network Meta-analysis antar mode NIV pada bayi dengan
distress napas telah dipublikasikan. NIPPV terbukti menjadi mode
paling efektif dibandingkan mode lainnya.

Jenis alat bantu napas non invasif :


1. Continuous Positive Airway Pressure (CPAP)
a. Pengertian
CPAP adalah suatu alat yang mempertahankan tekanan positif
pada saluran napas bayi baru lahir (BBL) selama pernapasan
spontan, CPAP merupakan alat bantu napas yang sangat baik
b. Indikasi:
9
1. Respiratory distress sindrom (RDS)
2. Sindrom aspirasi mekonium
3. Apnea prematurity
4. Takipnea transisi pada bayi baru lahir
5. Pneumonia kongenital
6. Alat bantu setelah ekstubasi
c. Tujuan
1. Membantu membersihkan cairan paru saat bayi baru lahir
2. Membantu awal pengisian paru dan
mempertahankan udara paru
3. Meningkatkan oksigenasi
4. Menghemat penggunaan surfaktan
5. Menurunkan resistensi jalan napas bagian atas dan
bawah
6. Meningkatkan daya kembang paru yang kaku
7. Mengurangi kejadian henti napas
8. Mengurangi cedera paru dan inflamasi
9. Mengurangi penggunaan energi
10. Mengurangi kebutuhan penggunaan ventilasi
d. Setting CPAP
1. CPAP harus dimulai pada ketinggian air (PEEP) 7 cm
dan dapat dinaikan sesuai dengan kebijakan
neonatologist.
2. FiO2 21- 30 % sesuai Saturasi
3. Laju aliran 6-8 L/ min untuk bayi prematur dan 8-10 L/
min untuk bayi cukup bulan
e. Kegagalan CPAP
BBL dengan CPAP nasal dgn PEEP 7 cm akan memerlukan
ventilasi mekanik jika salah satu di bawah ini terjadi:
1. FiO2 pada CPAP > 40%
2. PaCO2 >65 mm Hg
3. Asidosis metabolik yang terus bertahan dengan
defisit basa ≥ -10
4. Retraksi yang jelas teramati ketika sedang diterapi
10
CPAP
5. Sering terjadi episode apnea dan / atau bradikardia
f. Komplikasi
1. Cedera saluran napas atas
2. Kerusakan mukosa hidung
3. Pneumothorax
4. Peningkatan tekanan intratorakal
5. Distensi abdomen

2. Nasal intermittent positive pressure ventilation (NIPPV)

a. Pengertian
NIPPV adalah Kombinasi antara tekanan distensi konstan
dengan bantuan napas yang diberikan ventilator dengan
tekanan puncak dan interval (waktu) yang sudah di set
melalui nasal prong (interface)
b. Tujuan
1. Membantu membersihkan cairan paru saat bayi baru
lahir
2. Membantu awal pengisian paru dan
mempertahankan udara paru
3. Meningkatkan oksigenasi
4. Menghemat penggunaan surfaktan
5. Menurunkan resistensi jalan napas bagian atas dan
bawah
6. Meningkatkan daya kembang paru yang kaku
7. Mengurangi kejadian henti napas
8. Mengurangi cedera paru dan inflamasi
9. Mengurangi penggunaan energi
10. Mengurangi kebutuhan penggunaan ventilasi
11. Meningkatkan fungsi kapasitas residual
c. Indikasi
1. Sebagai alat bantu napas non invasif setelah lahir

11
2. Sebagai perawatan setelah ekstubasi
3. Sebagai alternatif bila penggunaan CPAP gagal

d. Gagal NIPPV

e. Komplikasi
1. Cedera saluran napas atas
2. Kerusakan mukosa hidung
3. Pneumothorax
4. Peningkatan tekanan intratorakal
5. Distensi abdomen

3. High Flow Nasal Canul (HFNC)


a. Mengapa HFNC kini menjadi semakin sering
digunakan ?
1. Sederhana
2. Mudah digunakan
3. Efektif
4. Trauma hidung minimal
5. Disukai ibu dan perawat
6. Lebih mudah untuk mobilisasi dan pergerakan bayi

12
b. Indikasi
1. Penyapihan dari nCPAP
2. Gagal di dalam melepas CPAP
3. Bayi dengan peningkatan usaha nafas ringan- sedang/
takipnea
4. Bayi yang tidak mampu mentoleransi nCPAP (rewel)
5. NCPAP bermasalah ( gangguan pada hidung )
c. Kontraindikasi
1. Absolut : usia koreksi < 32 minggu
2. Apnea dan bradikardi yang signifikan
3. Asidosis respiratorik
4. Ketidakmampuan melindungi jalan napas
5. Kesulitan bernapas sedang-berat
6. Orofasial dan anomali saluran napas bagian atas
(fistula trachea-esophagus, atresia koana, dll)
7. Produksi mukus berlebih
8. Gangguan GIT (NEC, distensi abdomen), sebelum dan
sesaat setelah operasi.

d. Setting
1. Aliran awal 5-8 L/menit ( kecepatan minimum dan
maksimum )
2. Aliran dapat ditingkatkan 1 L/menit (maks 8
L/menit) menyesuaikan kebutuhan
3. Aliran dapat diturunkan hingga 1 lpm ketika FiO2
menurun hingga 0.21
4. Catatan:
– Prongs tidak boleh menutupi > 50% cuping hidung
– Bila memungkinkan, penggunaan HFNC harus
– selalu disertai dengan pemasangan tube
13
orogastric

Anda telah menyelesaikan kegiatan belajar 1. Bagaimana


dengan materinya? Menarik bukan? Seorang perawat
neonatus level 2 harus mengetahui terkait manajemen alat
bantu napas non- invasif pada neonatus sakit. Yuk istirahat
sejenak untuk memulihkan konsentrasi, kemudian Anda
dapat melanjutkan kegiatan belajar 2 ya!

14
MATERI POKOK 2

Pendahuluan

Seperti penggunaan alat kesehatan lainnya penggunaan NIV juga harus


memperhatikan standar kebersihan dan keamanan. Menjaga kebersihan
jalan nafas bayi merupakan kunci keberhasilan tatalaksana paru yang baik.
Mencuci tangan yang benar sebelum menyentuh prong atau pipa NIV,
adalah suatu keharusan. Ujung selang yang lain yang tidak digunakan juga
harus bersih dan harus dijauhkan dari lantai atau tempat yang tidak bersih
lainnya.

Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan


pemberian alat bantu napas non-invasif pada neonatus sakit

Sub Materi Pokok

Berikut ini adalah sub materi pokok 2:

a. Persiapan alat

b. Setting alat

c. Proses kerja alat

d. Troubleshooting

e. Monitoring

15
Uraian Materi Pokok 2

Setelah kita mengetahui terkait manajemen NIV untuk


neonatus, saatnya kita juga melakukan persiapan alat NIV!
Pelajarilah materi berikut ini dengan semangat belajar yang
tinggi ya!

a. Persiapan Alat

Jenis Nasal NIV


Ram nasal canul

Bi nasal prong

Nasal Mask

Optiflow nasal

e Hudsen prog

1) CPAP

a) Berikut persiapan alat yang untuk CPAP:

Persiapan alat:
1. Mesin bubble CPAP yang siap pakai
2. Topi sesuai ukuran lingkar kepala
3. Nasal prong sesuai ukuran hidung bayi
4. Penggaris/pengukur nasal prong dan jarak septum nasal

5. KoherTang / gunting
6. Pita ukur
7. Pelindung hidung seperti duoderm/comfeel
(pengalas untuk mencegah lecet)
8. NGT No. 8
9. Spuit 3 cc 1 buah

16
10. Plester
11. Kasa atau alkohol swab 3 buah
12. Aqua bidest 2 buah
13. Sarung tangan steril
14. Plastik untuk dekompresi OGT
15. Transfofik (pembolong Aquabidest/ Infus set)

b) Prosedur pemasangan CPAP

1. Cuci tangan
2. Posisikan CPAP yang siap pakai disamping
pasien
3. Sambungkan stop kontak ke arus listrik,
4. Sambungkan konektor oksigen ke oksigen
central dengan tekanan 2-4 bar
5. Sambungkan konektor kompresor ke
kompresor sentral dengan tekanan 2-4 bar
6. Cuci tangan
7. Buka duk steril tetap jaga prinsip steril
8. Buka sirkuit CPAP
9. Cuci tangan
10. Gunakan sarung tangan steril
11. Pasang sirkuit CPAP
12. Isi generator bubble dengan aquades
(menggunakan transofix) kemudian isi
humidifier dengan aquabides
13. Pastikan sirkuit terpasang dengan tepat
14. Atur flow awal 7-8 ltr/menit dan lakukan kalibrasi dengan
menutup prong atau menekuk nasal
prong
15. Perhatikan apakah terdapat gelembung udara /
bubble
16. Lepaskan sarung tangan
17. Cuci tangan
18. Tekan tombol “ON” pada humidifier (suhu 370C) dan
tekan set nasal (gambar intubasi)
19. Atur FiO2, PEEP dan flow yang akan diberikan
sesuai program
20. Siapkan bayi pada posisi nyaman

17
21. Menghubungkan sirkuit bubble CPAP dan
memasang nasal prong pasien
22. Melakukan fiksasi
23. Pastikan bayi nyaman, observasi keadaan umum
pasien
24. Memasang OGT sesuai prosedur
25. Mencatat dan menilai respon pasien
26. Rapikan alat-alat setelah melakukan tindakan
27. Cuci Tangan

18
2) NIPPV
a) Persiapan alat NIPPV

Persiapan alat:
1. Mesin Ventilator
2. 1 set sirkuit ventilator
3. Test lung
4. Sarung tangan steril 2 pasang
5. Alkohol swab 6 buah atau kasa steril dan cairan
antiseptik
6. Duk steril besar 1 buah
7. Troli tindakan
8. Stabilizer
9. Bakteri filter inspirasi dan expirasi

b) Prosedur penggunaan NIPPV

1. Siapkan mesin ventilator dengan mode NIV


2. Cuci tangan
3. Pasang duk steril dengan mempertahankan prinsip steril
4. Cuci tangan
5. Buka Set sirkuit ventilator, kassa dan octanidine
6. Cuci tangan dengan handrub
7. Pakai sarung tangan steril
8. Pasang sirkuit inspirasi, expirasi
9. Pastikan semua sirkuit terpasang dengan tepat.
10.Lepaskan sarung tangan
11.Cuci tangan
12.Sambungkan udara tekan kompresor dan O2 supply
dengan dengan tekanan yang sama (50 Psi)
dan stop kontak listrik.
13.Tekan tombol “ON” pada ventilator.
14.Melakukan kalibrasi ventilator
15.Rapikan alat-alat setelah melakukan tindakan
16.Cuci tangan

19
3) HFNC

a) Persiapan alat HFNC

Persiapan alat:
1. Mesin bubble CPAP yang siap pakai untuk HHHFNC
2. Topi sesuai ukuran lingkar kepala
3. Nasal canul sesuai ukuran hidung bayi
4. Penggaris/pengukur nasal prong dan jarak septum nasal
5. NGT No. 8
6. Spuit 3 cc 1 buah
7. Plester
8. Kasa atau alkohol swab 3 buah
9. Aqua bidest 2 buah
10. Sarung tangan steril
11. Plastik untuk dekompresi OGT
12. Transfofik (pembolong Aquabidest/ Infus set)

b) Prosedur penggunaan HFNC

1. Cuci tangan
2. Posisikan mesin HFNC yang siap pakai disamping
pasien
3. Sambungkan stop kontak ke arus listrik,
4. Sambungkan konektor oksigen ke oksigen
central dengan tekanan 2-4 bar
5. Sambungkan konektor kompresor ke
kompresor sentral dengan tekanan 2-4 bar
6. Cuci tangan
7. Buka duk steril tetap jaga prinsip steril
8. Buka sirkuit HFNC
9. Cuci tangan
10. Gunakan sarung tangan steril
11. Pasang sirkuit HFNC
12. Pastikan sirkuit terpasang dengan tepat (hanya sirkuit inspirasi)

13. Atur flow awal 5 ltr/menit


14. Lepaskan sarung tangan

20
15. Cuci tangan
16. Tekan tombol “ON” pada humidifier (suhu 370C) dan
tekan set nasal (gambar intubasi)
17. Atur FiO2
18. Siapkan bayi pada posisi nyaman

Setelah kita mengetahui terkait persiapan NIV untuk neonatus,


saatnya kita juga mengetahui cara setting alat NIV! Silahkan
Anda pelajari materi berikutnya. Selamat belajar!

b. Setting alat

1. Setting alat CPAP

Untuk alat CPAP yang perlu di setting adalah:

a)Fi02 atau fraksi oksigen mulai dari 21% untuk bayi yang aterm dan
30% untuk bayi < 35 minggu

b) Atur Flow 6 -8 L/menit

c) Atur PEEP di 7 cmH2O

d) Pastikan air pada generator PEEP bergelembung

21
e) Humidifier dihidupkan dengan target 37 derajat C

2. Setting alat NIPPV

22
3. Setting alat HFNC

1. Aliran awal 5-8 L/menit ( kecepatan minimum dan


maksimum )
2. Aliran dapat ditingkatkan 1 L/menit (maks 8 L/menit)
menyesuaikan kebutuhan
3. Aliran dapat diturunkan hingga 1 lpm ketika FiO2 menurun
hingga 0.21
4. Catatan :
a) Prongs/ tabung tidak boleh menutupi > 50% cuping
hidung
b) Bila memungkinkan, penggunaan HFNC harus selalu
disertai dengan pemasangan tube orogastric

Setelah kita mengetahui setting NIV untuk neonatus, saatnya


kita juga mengetahui proses kerja alat NIV! Silahkan Anda
pelajari materi berikutnya. Selamat belajar!

23
c. Proses kerja

d. Troubleshooting

Pada manajemen NIV dipastikan tidak boleh ada Leak/ kebocoran,


kebocoran bisa terjadi pada pemilihan interface yang tidak sesuai,
terlepasnya bagian sirkuit atau interface sehingga tekanan berkurang
kedalam paru, pada mesin CPAP terlihat jika terdapat kebocoran
pada generator PEEP tidak

24
terlihat gelembung udara pada air, pada mode NIPPV terlihat pada
monitor tekanan ke paru-paru berkurang. Tekanan masing- masing
sumber gas harus sesuai sehingga aliran yang masuk kedalam paru-
paru tetap stabil dimana tekanan harus 2- 3 bar.

e. Monitoring

Monitoring pada bayi dengan NIV menggunakan :

Keterangan :

⮚ Dislokasi nasal prong : posisi nasal tidak sesuai dengan


tempatnya sehingga setiap 3 jam minimal harus dicek posisi
keberadaan nasal

⮚ Obstruksi : pastikan jalan napas pada bayi yang terpasang NIV


tetap baik, lakukan suction jika diperlukan, atur posisi pasien
untuk mengoptimalkan jalan napas

25
⮚ Pneumotorak : perhatikan pengembangan dada pasien, cek
saturasi oksigen dengan target 90 -95%, cek tekanan darah,
sirkulasi dan cek setting tekanan pada pasien.

⮚ Equipment problem : cek selalu parameter (Fi02, RR, Flow,


PEEP) yang di setting dan disesuaikan dengan fungsi dan
kondisi dan pastikan alat berfungsi dengan baik

⮚ Stomach distented : pada pasien dengan NIV sering terjadi


kembung, selalu setiap 4-6 jam di cek, dan udara dialirkan
melalui selang OGT/NGT

26
SEKARANG SAYA TAHU

A. Alat bantu napas non invasif (NIV) merupakan suatu alat yang
sederhana dan efektif untuk tatalaksana respiratory distress pada
neonatus
B. Jenis-jenis alat bantu napas non- invasif bagaimana proses
kerjanya CPAP, NIPPV dan HFNC dimana alat tersebut dapat
digunakan sesuai keparahan respiratory distress pada neonatus.
C. Pada pasien dengan non- invasif dibutuhkan monitoring secara
ketat dengan mengecek DOPES yaitu dislokasi, obstruktif,
kemungkinan pneumotorak, problem alat dan kembung.

27
REFERENSI

1. Cummigs, J.J., Polin, R.A. (2016). Noninvasive Respiratory Support.


Pediatrics. 2016;137(1):e20153758
2. Frey, B and Shann, F. (2002). Oxygen administration in infants. Arch
Dis Child Fetal Neonatal Ed 2003;88: F84–F88.
3. Gong, Y, and Sankari, A. (2022). Noninvasive ventilation. Diakses 26
November 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK578188/
4. Kayton, A., Timoney, P., Vargo, L., and Perez, J.A (2018). A Review
of Oxygen Physiology and Appropriate Management of Oxygen
Levels in Premature Neonates. Advances in Neonatal Care • Vol. 18,
No. 2 • pp. 98-104.
5. Ramaswamy, V.V., More, K., … Nigh, S. (2020). Efficacy of
noninvasive respiratory support modes for primary respiratory support
in preterm neonates with respiratory distress syndrome: Systematic
review and network meta‐analysis. Pediatric Pulmonology.
2020;55:2940–2963.
6. Wyckoff MH, Aziz K, Escobedo MB, et al. (2015) Neonatal
resuscitation: 2015 American Heart Association Guidelines update for
cardio- pulmonary resuscitation and emergency cardiovascular care.
Part 13. Circulation. 2015;132:S543-S560.
7. Gardner Sandra, Carter Brian, Enzman Mary, Hernandez Jacinto,
Elsevier Buku neonatal intensive care 2016
8. The royal Children's hospital Melbourne, Buku panduan terapi oksigen
pada neonatus 2016

28

Anda mungkin juga menyukai