Ditetapkan,
Direktur
Tanggal Terbit
Standar
Prosedur
1 Januari 2015
Operasional drg. Yuliastuti Saripawan, M. Kes
Pembina Tk I
NIP. 19710714 200012 2 002
Pengertian CPAP (Continuous Possitive Airway Pressure) merupakan teknik
suportif non-invasif pada saluran nafas dengan memberikan udara
bertekanan untuk menghasilkan tekanan positif pada akhir ekspirasi
yang akan membantu mencegah kolapnya alveoli paru pada neonatus.
CPAP Buble merupakan bentuk pengiriman tekanan berosilasi dimana
getaran mekanik ditransmisikan ke dada oleh aliran bervariasi yang
dihasilkan oleh gelembung gas di ujung segel air (Narendran et al.,
2003)
CPAP Buble sirkuit sederhana merupakan suatu sirkuit yang mampu
menghantarkan CPAP Buble untuk dapat diadaptasi dan digunakan pada
berbagai fasilitas kesehatan dengan keterbatasan sarana dan prasarana
namun memiliki ketersediaan oksigen dan udara tekanan. Sistem sirkuit
ini diperkenalkan oleh Kaur et al., dan dipublikasikan di India Pediatrica
pada tahun 2008. Sirkuit sederhana ini juga telah digunakan selama 10
tahun terakhir di RS St. Stephen, Delhi, India dengan tingkat
keberhasilan dan keamanan yang cukup baik (Kaur et al., 2008)
1. Potong ujung kanul nasal oksigen untuk menghasilkan dua sisi yang
tidak sama panjang. Ujung selang pada sisi pendek dilipat dan
diplester rapat untuk mencegah adanya udara yang keluar.
Sedangkan ujung selang pada sisi panjang dimasukkan ke dalam
water sterile 1 liter sampai mencapai kedalaman tertentu dari
permukaan air.
2. Ukur jarak kedalaman sisi selang yang akan dimasukkan ke dalam
air dan beri tanda dengan spidol permanen dalam ukuran cm, mulai
dari 1 cm – 10 cm. Ukuran ini menunjukkan jarak kedalaman selang
dari permukaan air yang menggambarkan besarnya tekanan akhir
positif ekspirasi (PEEP) yang dihasilkan.
3. Untuk menjaga agar selang atau kanul tetap dalam posisi vertikal
atau tegak lurus dengan permukaan air, maka selang tersebut dapat
dimasukkan ke dalam pipet atau pipa kecil terlebih dahulu sebelum
dimasukkan ke dalam water seal.
6. Pasangkan binasal prong pada lubang hidung bayi lalu rekatkan dan
stabilkan dengan menggunakan plester.
7. Atur flow meter pada sumber oksigen maupun pada sumber udara
tekanan untuk menghasilkan udara blender yang memiliki nilai
fraksi oksigen (FiO2) tertentu. Usahakan agar FiO2 yang dihasilkan
tidak melebihi 60% karena kebutuhan FiO2 > 60%
mengindikasikan kegagalan CPAP dalam mengatasi distress
respirasi dan bayi harus diberikan ventilasi mekanik invasif maupun
non-invasif di atas CPAP.