0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
416 tayangan1 halaman
1) Pembuktian menurut hukum diartikan secara logis, konvensional, dan yuridis berdasarkan KUHPerdata, KUHD, RBg, HIR dan sebagian Rv.
2) Prinsip umum pembuktian mencakup mewujudkan kebenaran, pengakuan mengakhiri pemeriksaan, dan tidak perlu membuktikan fakta.
3) Penilaian pembuktian dilakukan terhadap peristiwa oleh hakim yang dapat bertindak bebas atau
1) Pembuktian menurut hukum diartikan secara logis, konvensional, dan yuridis berdasarkan KUHPerdata, KUHD, RBg, HIR dan sebagian Rv.
2) Prinsip umum pembuktian mencakup mewujudkan kebenaran, pengakuan mengakhiri pemeriksaan, dan tidak perlu membuktikan fakta.
3) Penilaian pembuktian dilakukan terhadap peristiwa oleh hakim yang dapat bertindak bebas atau
1) Pembuktian menurut hukum diartikan secara logis, konvensional, dan yuridis berdasarkan KUHPerdata, KUHD, RBg, HIR dan sebagian Rv.
2) Prinsip umum pembuktian mencakup mewujudkan kebenaran, pengakuan mengakhiri pemeriksaan, dan tidak perlu membuktikan fakta.
3) Penilaian pembuktian dilakukan terhadap peristiwa oleh hakim yang dapat bertindak bebas atau
Pembuktian menurut Sudikno Mertokusumo diartikan secara logis/ilmiah
(memberikan kepastian mutlak); konvensional (pertimbangan perasaan dan akal); dan yuridis (Pasal 1865 B dan Pasal 163 HIR/283 RBg). Adapun dasar hukum pembuktian adalah KUHPerdata (hukum materil), KUHD (mengenai hal khusus) RBg, HIR dan sebagian Rv dan pembuktian tidak secara negatif yang pada prinsipnya yang mendalilkanlah perlu membuktikan dalilnya. Prinsip umum pembuktian diantaranya: mewujudkan kebenaran formil; pengakuan mengakhiri pemeriksaan; fakta tidak perlu dibuktikan; pembuktian lawan; audi et alteram partem (mendengar kedua belah pihak); ius curia novit (hakim paham hukum); nemo Testis Indoeus in Propia Causa (tidak boleh menjadi saksi atas perkaranya sendiri); ultra Ne Petita; de Gustibus Non Est Disputandum (soal perasaan suka/tidak suka tidak dapat disengketakan); Nemo Plus Juris Transfere Potest Quam Ipse Habet (seseorang tidak dapat mengalihkan hak yang bukan miliknya). Sementara teori pembuktian yang dikenal dalam praktik adalah Teori Hak (teori hukum subjektif); Teori Hukum (Teori Hukum Subjektiff); Teori Hukum Acara dan Kepatutan; Teori hukum publik; Teori hukum acara. Penilaian pembuktian dilakukan terhadap peristiwa (bukan hukumnya) dimana hakim mengkonstantir, mengkualifisir dan mengkonstituir. Hakim sifatnya pasif dan dalam melakukan penilaian hakim dapat bertindak bebas atau diikat UU. Jenis bukti yang dimaksud disini adalah tulisan, saksi, persangkaan, pengakuan dan sumpah (pemutus, tambahan dan penaksir). UU ITE kemudian mengintrodusir bukti elektronik disamping bukti tersebut.