Anda di halaman 1dari 11

Pengurus Daerah Jawa Timur

IKATAN APOTEKER INDONESIA


Sekretariat :
Jl. Pandugo Baru XX Blok X-5 Surabaya
Telp./Faks.031-8712322 | e-Mail: iai_jawa_timur@yahoo.com
Website: http://iaijatim.net

Nomor : B2-005/PD IAI/Jawa Timur/III/2019


Lampiran : 3 berkas
Perihal : Penyampaian Hasil Diskusi PD IAI Jatim

Kepada Yth.
Ketua
Pengurus Pusat
Ikatan Apoteker Indonesia
Di Jakarta

Sehubungan telah diterbitkannya Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia Nomor :
PO. 005/PP.IAI1822/XII/2018 tentang Peraturan Organisasi Tentang Preseptor Praktik Kerja Profesi
Apoteker Dan Magang.

Bersama ini Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia Jawa Timur yang diinisiasi oleh
Himpunan Seminat Farmasi Indonesia Daerah Jawa timur Telah melakukan telaah terkait Surat
keputusan Tersebut yang dilakukan dalam bentuk Diskusi interaktif yang dihadiri oleh:

1. Pengurus PD IAI Jatim


2. Pengurus Hisfarsi IAI Jatim
3. Perwakilan Rumah Sakit di Jawa timur yang saat ini menerima Mahasiswa PKPA (RS.
Dr. Sutomo, RS. UNAIR, RS. Haji Surabaya, Rumkital Dr. Ramelan, RSUD Sidoarjo, RSUD
Bangil)
4. Perwakilan Perguruan Tinggi yang saat ini Mempunyai Program Studi Apoteker dan
sudah meluluskan Apoteker (Univ. Airlangga, Univ. Katolik Widya Mandala , Univ.
Muhammadiyah Malang, Univ. Brawijawa dan Univ. Negeri Jember)
5. Staf Apoteker IFRS Dr. Sutomo

Diskusi tersebut dilakukan pada tanggal 14 Februari 2019 Jam 12:00 – 15:30. bertempat di
Ruang Rapat Lantai 2 Ruang 5, Instalasi Farmasi RSUD Dr. Sutomo Surabaya.

Adapun Hasil dan Rekomendasi dari Diskusi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Setiap Pendidik Klinis yang ditugaskan untuk membimbing mahasiswa Apoteker yang
melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Rumah sakit harus mempunyai
kompetensi klinis dan bisa dibuktikan dengan Sertifikat yang dapat menunjukkan
kompetensi pendidik tersebut. Sertifikat yang dimaksud dapat berupa Sertifikat
pendidik atau sertifikat preseptor.
Pengurus Daerah Jawa Timur
IKATAN APOTEKER INDONESIA
Sekretariat :
Jl. Pandugo Baru XX Blok X-5 Surabaya
Telp./Faks.031-8712322 | e-Mail: iai_jawa_timur@yahoo.com
Website: http://iaijatim.net

2. Saat ini di Rumah sakit dengan Aturan yang ada dalam Akreditasi rumah sakit (SNARS)
sudah mensyaratkan Seluruh Staf Yang Memberikan Pendidikan Klinis Telah Mempunyai
Kompetensi Dan Kewenangan Klinis Untuk Dapat Mendidik Dan Menberikan Pembelajaran
Klinis Kepada Perserta Pendidikan Klinis Rumah Sakit Sesuai Dengan Peraturan Perundang-
Undangan (SNARS IPKP.4)

3. Sertifikat pendidik klinis yang dimaksud pada poin 1 dan 2 bisa dikeluarkan oleh
Direktur Rumah Sakit yang ditempati PKPA dan Perguruan tinggi sebagai penyelenggaa
PKPA. Sehingga sertifikat preceptor yang dimaksud dalam Surat Keputusan tentang
Peraturan Organisasi Tentang Preseptor Praktik Kerja Profesi Apoteker Dan Magang di
Rumah sakit Tidak diperlukan lagi.

Bersama ini kami lampirkan Undangan Diskusi, Daftar Hadir Kegiatan dan Notulensi rapat.
Demikian surat ini kami sampaikan Atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Surabaya, 5 Maret 2019


IKATAN APOTEKER INDONESIA
PENGURUS DAERAH JAWA TIMUR

Ketua Sekretaris

Dr. Abdul Rahem,M.Kes., Apt. MahardianRahmadi., Ph.D., Apt.


NA. 05021966009913 NA. 14031981039235
Pengurus Daerah Jawa Timur
IKATAN APOTEKER INDONESIA
Sekretariat :
Jl. Pandugo Baru XX Blok X-5 Surabaya
Telp./Faks.031-8712322 | e-Mail: iai_jawa_timur@yahoo.com
Website: http://iaijatim.net

Lampiran 1: Surat Undangan


Pengurus Daerah Jawa Timur
IKATAN APOTEKER INDONESIA
Sekretariat :
Jl. Pandugo Baru XX Blok X-5 Surabaya
Telp./Faks.031-8712322 | e-Mail: iai_jawa_timur@yahoo.com
Website: http://iaijatim.net
Pengurus Daerah Jawa Timur
IKATAN APOTEKER INDONESIA
Sekretariat :
Jl. Pandugo Baru XX Blok X-5 Surabaya
Telp./Faks.031-8712322 | e-Mail: iai_jawa_timur@yahoo.com
Website: http://iaijatim.net

Lampiran 2: Daftar hadir


Pengurus Daerah Jawa Timur
IKATAN APOTEKER INDONESIA
Sekretariat :
Jl. Pandugo Baru XX Blok X-5 Surabaya
Telp./Faks.031-8712322 | e-Mail: iai_jawa_timur@yahoo.com
Website: http://iaijatim.net
Pengurus Daerah Jawa Timur
IKATAN APOTEKER INDONESIA
Sekretariat :
Jl. Pandugo Baru XX Blok X-5 Surabaya
Telp./Faks.031-8712322 | e-Mail: iai_jawa_timur@yahoo.com
Website: http://iaijatim.net
Pengurus Daerah Jawa Timur
IKATAN APOTEKER INDONESIA
Sekretariat :
Jl. Pandugo Baru XX Blok X-5 Surabaya
Telp./Faks.031-8712322 | e-Mail: iai_jawa_timur@yahoo.com
Website: http://iaijatim.net

Lampiran 3: Notulensi Rapat

Notulen Rapat

Tempat : Ruang Rapat Lantai 2 Ruang 5, Instalasi Farmasi RSUD Dr. Sutomo Surabaya.

Tanggal & Waktu : 14 Februari 2019 Jam 12:00 – 15:30.

Topik Pembahasan : Telaah Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia Nomor :
PO. 005/PP.IAI1822/XII/2018 tentang Peraturan Organisasi Tentang
Preseptor Praktik Kerja Profesi Apoteker Dan Magang.

Peserta Yang Hadir :

1. PD IAI jatim
2. Hisfarsi jatim
3. Perguruan tinggi: UMM, UB, UWM, UNEJ, UNAIR
4. Rumah Sakit : RSDS, RS Haji, RS. Unair, RSAL. Ramelan, RSUD Bangil, RSUD Sidoarjo
5. Staf Apoteker RSDS

Pimpinan Rapat : Drs. Muhammad Yahya, Apt., Sp.FRS

Notulen : Mahardian Rahmadi, Ph.D., Apt

Pendapat dan Usulan Peserta Rapat:

A. Ali Syamelan (RS. Dr.Sutomo)

1. PO yang terkait preseptor membuat keresahan bagi pendidik klinis yang saat ini mendidik
mahasiswa PKPA di RS. Dr. Sutomo
2. Kesulitan untuk memberikan

B. Pak Raheem

1. PD sifatnya Memfasilitasi
2. Bila belum ada titik temu, akan dilaksanakan seperti biasanya.

C. Amintasari (RSAL. Dr. Ramelan)

1. Apakah saat ini pendidik klinis yang ada tidak dianggap kompeten?
2. Bagaimana teknisnya?
3. Selama ini sudah memiliki sertifikat seperti pekerti, dll
4. Variasi preceptor sangat besar.
5. Bila IAI ingin menstandarisasi tetapi kontennya apa dulu
Pengurus Daerah Jawa Timur
IKATAN APOTEKER INDONESIA
Sekretariat :
Jl. Pandugo Baru XX Blok X-5 Surabaya
Telp./Faks.031-8712322 | e-Mail: iai_jawa_timur@yahoo.com
Website: http://iaijatim.net

D. Niken Suryani (RSUD Sidoarjo)

1. Apakah perseptor nanti akan diuji oleh IAI seperti CI perawat


2. Apakah bedanya Perseptor akademik dan praktisi

E. Sofia Laily (RS Haji)

1. Di Snars ada standar pendidikan


2. CI dari farmasi 1, CI (clinical instructure) 7 orang mahasiswa. bersertifikat
3. Pengalaman CI dari nakes lain,materinya lebih ke membuat jadwal, cara menyampaikan,
membuat laporan, dll.

F. Abdul Kadir (RSUD Bangil)

1. Kalau di snars ada aturan, rs harus mengikuti


2. bagaimana dengan dokter dan perawat? bagaimana jaminan mutu hasil pendidikan
3. yang memberikan standar pelatihan itu siapa?
4. harus bertahap, tidak bisa langsung di aplikasikan.
5. Usul untuk di rumah sakit sudah ada standar sendiri: STRA, SNARS, Kredensial,

G. Budi Suprapti (RS Unair)

1. Di RS sebagai apoteker yang praktek di RS yang melakukan praktek: harus kompeten, legal
2. PKPA pendidikan berdasar pengalaman, mendidik calon apoteker yang belum memiliki
pengalaman menjadi praktisi yang mature.
3. Konsep pembelajaran apoteker lebih pada shadowing. Sehingga idealnya 1 perseptor
dishadow 2 orang mahasiswa
4. Kompeten  dipercaya oleh perguruan tinggi
5. Dengan konsep yang digagas IAI agak bingung, posisi IAI, RS dan Perguruan tinggi seperti
apa?????
6. Antar perguruan tinggi harapannya bisa beda, ELO bisa beda. Sehingga PT bisa menititipkan
kemana saja, tergantung PT.
7. Bila dirasa ada yang kurang maka PT bisa minta ke RS untuk memenuhi, bila RS tidak mampu,
boleh pindah ke RS lain
8. Yang paling tahu kebutuhan praktek adalah seminat, bukan PP IAI.
9. Di SNARS ada IPKP untuk menetapkan siapa yang layak menjadi preceptor akan ditetapkan
oleh direktur.
10. Diklit meminta daya tampung RS untuk mahasiswa praktek, sehingga bisa menjadwal dengan
baik.
11. Permintaan Jaminan pemenuhan kompetensi dari diklit rumah sakit.
12. Bila PO ini diberlakukan, bagaimana teknis pelaksanaannya.
13. Bagaimana kita menyikapi PO ini? Secara konseptual apakah PP IAI tidak terlalu masuk terlalu
dalam pada praktek IAI?
Pengurus Daerah Jawa Timur
IKATAN APOTEKER INDONESIA
Sekretariat :
Jl. Pandugo Baru XX Blok X-5 Surabaya
Telp./Faks.031-8712322 | e-Mail: iai_jawa_timur@yahoo.com
Website: http://iaijatim.net

14. IAI jadi naïf sekali


15. Perguruan tinggi melakukan pelatihan preceptorship
16. Perluasan wawasan bisa
17. Tidak ada hubungan antara tempat PKP, dengan board farmasi (KFN). IAI bukan board, tp
Society.

H. Mariyatul Qibtiyah (RS.Dr. Sutomo/Hisfarsi Jatim)

1. Sertifikat kompetensi pendidik klinis Ditetapkan direktur, dapat SK dari institusi


2. Ada kredensialing dari rumah sakit dan hisfarsi
3. beban rasio farmasi belum ditetapkan
4. Snars tidak menghubungkan antara organisasi profesi dengan perguruan tinggi dan aturan di
rumah sakit

I. UMM

1. PO ini membuat kaget, mempertanyakan sistem pelatihannya.


2. Untuk siapa ?
3. dari institusi sudah ada syarat di borang akreditasi dan APTFi. terkesan memberatkan.

J. UNEJ

1. Juga bingung, karena yang membutuhkan kriteria preceptor adalah PSPA atau perguruan
tinggi, tetapi di PO ini tidak ada pertimbangan APTFI.
2. Menyetujui niat baiknya, tetapi POnya tidak setuju.
3. Yang jadi masalah di PO ini adalah munculnya istilah pelatihan preceptor. jika hanya mendaftar
saja di PP IAI maka itu cukup. Petunjuk teknisnya belum ada, tetapi sudah muncul di PO.
4. Harapannya SKP preceptor dapat dikeluarkan dengan baik.
5. Kami keberatan karena yang dilatih adalah

K. UKWMS

1. Saat membaca,
2. Preceptor tidak ada yang mengikuti pelatihan ini, sehingga siapa yang menjadi preceptor
3. Urgensinya apa?
4. Bila hanya menuliskan syarat perseptor

L. Univ. Brawijaya

1. Bingung dengan PO ini


2. Akreditasi sudah menjadi standar
3. Universitas tidak akan menjerumuskan mahaiswanya ke tempat praktek yang tidak eligible.
4. Perseptor berlaku 5 tahun, bagaimana dengan SIPA? apakah tidak berarti?
Pengurus Daerah Jawa Timur
IKATAN APOTEKER INDONESIA
Sekretariat :
Jl. Pandugo Baru XX Blok X-5 Surabaya
Telp./Faks.031-8712322 | e-Mail: iai_jawa_timur@yahoo.com
Website: http://iaijatim.net

M. UNAIR

1. Sepakat bahwa di perguruan tinggi sudah ada standar-standar yang jelas seperti akreditasi dan
APTFI

N. Pak Yatno (RS.Dr. Sutomo)

1. Di keperawatan ada panduan yang disusun berdasar peraturan, persyaratan preceptor itu ada.
2. Yang mengeluarkan sertifikat preceptor adalah menteri
3. Di kemenkes ada PPSDM yang melakukan pengembangan preceptor, pelatihan berupa TOT,
dan ada sertifikatnya.

O. Pak Yahya (RS.Dr. Sutomo/Hisfarsi jatim)

1. Kita keberatan dengan PO tersebut


2. Bukan teknisnya, tetapi materi mengenai
3. Snars mensyaratkan IPKP 4. seluruh staf yang memberikan pendidikan klinis telah mempunyai
kompetensi dan kewenangan klinis untuk dapat mendidik dan menberikan pembelajaran klinis
kepada perserta pendidikan klinis rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan
(lihat KS 10, KKS 13, dan KKS16)  siapa yang mengeluarkan sertifikat mendidik?
 bisa Perguruan tinggi, Direktur RS, DIklit, PPSDM. tidak harus IAI yang mengeluarkan
sertifikat. bila kesulitan mengeluarkan sertifikat pendidik, perguruan tinggi bisa
mengeluarkan Sertifikat Pendidik.

Kesimpulan:

1. Untuk menjadi pendidik klinis harus mempunyai kompetensi klinis dibuktikan dengan
sertifikat.
2. Sertifikat pendidik bisa dikeluarkan oleh Direktur rumah sakit dan perguruan tinggi.
3. PO tentang preceptor dari IAI untuk rumah sakit tidak diperlukan lagi

Anda mungkin juga menyukai