Anda di halaman 1dari 21

TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran Keputusan Kasad

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep/ 589 / VIII /2015


Tanggal 12 Agustus 2015

PETUNJUK ADMINISTRASI

tentang

PENGHAPUSAN MATERIIL BERGERAK


DI LINGKUNGAN ANGKATAN DARAT

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Pelaksanaan penghapusan materiil bergerak merupakan bagian dari siklus


pembinaan materiil yang bertujuan untuk menjaga kesinambungan kesiapan
materiil satuan. Untuk mewujudkan proses penghapusan materiil bergerak secara
tertib perlu menerbitkan Petunjuk Administrasi sebagai turunan dari Buku Petunjuk
Induk tentang Logistik. Petunjuk administrasi ini secara substansial berisikan
tentang proses kegiatan penghapusan materiil alat utama sistem persenjataan
(Alutsista) dan non Alutsista.

b. Petunjuk Administrasi tentang Penghapusan Materiil Bergerak yang berlaku


saat ini sudah tidak relevan untuk digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan penghapusan. Hal ini dikarenakan adanya Peraturan
Menhan tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara yang
memuat aturan-aturan baru tentang penghapusan materiil bergerak. Oleh
karenanya untuk mendukung terselenggaranya proses penghapusan materiil
bergerak sesuai dengan ketentuan di atas, maka peraturan yang lama perlu
disempurnakan.

c. Perkasad tentang Penghapusan materiil bergerak di lingkungan TNI AD


saat ini perlu direvisi, agar penyelenggaraan penghapusan dapat terlaksana
secara efektif dan efisien. Petunjuk administrasi penghapusan yang baru nantinya
diharapkan dapat menjawab kekurangan-kekurangan yang ada pada petunjuk
administrasi penghapusan yang lama. Selanjutnya petunjuk administrasi tersebut
dapat digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas dan sebagai bahan
ajaran bagi lembaga pendidikan Angkatan Darat.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Petunjuk administrasi ini dimaksudkan agar dapat dijadikan


sebagai pedoman bagi penyelengara dan prajurit dalam melaksanakan
penghapusan materiil bergerak di lingkungan TNI AD.

b. Tujuan. Petunjuk administrasi ini bertujuan untuk memeberikan


pemahaman dan tindakan dalam penghapusan materiil bergerak di lingkungan
TNI AD.
4

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang lingkup. Lingkup pembahasan petunjuk administrasi ini meliputi


proses kegiatan penghapusan materiil bergerak di lingkungan Angkatan Darat;
dan

b. Tata Urut. Petunjuk administrasi ini disusun dengan tata urut sebagai
berikut:

1) Bab I Pendahuluan.

2) Bab II Ketentuan Umum.

3) Bab III Organisasi, Tugas dan Tanggung Jawab.

4) Bab IV Pelaksanaan Kegiatan.

5) Bab V Pengawasan dan Pengendalian.

6) Bab VI Penutup.

4. Dasar.

a. Peraturan Menkeu RI Nomor 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September 2007


tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan
Pemindahtanganan Barang Milik Negara;

b. Peraturan Menkeu RI Nomor 50/PMK.06/2014 tanggal 14 Maret 2014


tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara;

c. Peraturan MenkeuRI Nomor 4/PMK.06/2015 tanggal 6 Januari 2015


tentang Pendelegasian Kewenangan dan Tanggung Jawab Tertentu dari
Pengelola Barang Kepada Pengguna Barang;

d. Peraturan Menhan RI Nomor 09 Tahun 2014 tanggal 6 Maret 2014 tentang


Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan
Pemindahtanganan Barang Milik Negara di lingkungan Kemhan dan TNI;

e. Keputusan Menhan RI Nomor Kep/853/M/VIII/2013 tanggal 30 Agustus


2013 tentang Pelimpahan Sebagian Wewenang Kepada Kuasa Pengguna Barang
Khususnya Pemanfaatan dan Penghapusan Barang Milik Negara di lingkungan
Kementerian Pertahanan dan TNI;

f. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/56-02/XII/2012 tanggal 28 Desember


2012 tentang Buku Petunjuk Teknis tentang Tata Cara Penyusunan Buku
Petunjuk Angkatan Darat; dan

g. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/74/XII/2013 tanggal 31 Desember 2013


tentang Buku Petunjuk Induk tentang Logistik TNI AD.

5. Pengertian. (Sublampiran A).


5

BAB II
KETENTUAN UMUM

6. Umum. Ketentuan umum adalah merupakan ketentuan-ketentuan yang bersifat


umum/universal yang perlu diketahui oleh para pejabat logistik dalam mekanisme
penghapusan. Ketentuan tersebut sebagai pedoman dan landasan bagi pejabat logistik
dalam pelaksanaan kegiatan penghapusan agar tidak menyimpang dari ketentuan
pokok. Ketentuan umum berisikan tentang tujuan, sasaran, prinsip-prinsip dan ketentuan
administrasi yang berlaku dalam rangka memperoleh hasil kegiatan yang optimal.

7. Tujuan dan Sasaran.

a. Tujuan. Mewujudkan penyelenggaraan kegiatan penghapusan materiil


bergerak di lingkungan Angkatan Darat sesuai dengan ketentuan administrasi
yang berlaku guna menjaga kesinambungan kesiapan materiil Angkatan Darat;
dan

b. Sasaran. Terwujudnya penyelenggaraan kegiatan penghapusan


materiil bergerak di lingkungan Angkatan Darat sesuai dengan tertib administrasi
yang berlaku serta dapat dipertanggungjawabkan.

8. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Kegiatan.

a. Selektif. Penghapusan materiil harus dilaksanakan secara selektif


dengan mempedomani ketentuan yang berlaku dan mempertimbangkan
kelangsungan operasional satuan;

b. Ekonomis. Materiil yang dihapus, apabila tetap dipelihara memerlukan


biaya tinggi atau tidak ekonomis;

c. Teknis. Berdasarkan pertimbangan teknis bahwa materiil tersebut sudah


tidak dapat digunakan sesuai fungsinya;

d. Aman. Materiil yang penghapusannya dilaksanakan dengan cara


dimusnahkan, harus memperhatikan faktor keamanan personel dan lingkungan;

e. Terpadu. Pelaksanaan penghapusan materiil dilaksanakan oleh unsur


pembina, pengguna dan unsur lain yang terkait secara terkoordinir dan
terpadu; dan

f. Akuntabel. Materiil yang dihapus pada dasarnya adalah kekayaan milik


negara (baik yang berada di dalam wilayah Indonesia maupun di luar negeri) yang
penghapusannya harus dapat dipertanggungjawabkan, memenuhi syarat
administrasi pembinaan maupun perbendaharaan materiil Angkatan Darat.

9. Ketentuan Administrasi. Merupakan prosedur atau tata cara yang harus


dipenuhi dalam proses penghapusan materiil bergerak Angkatan Darat yang meliputi
syarat, prosedur, tataran kewenangan dan penyiapan dokumen pendukung administrasi
penghapusan.
6

a. Syarat Penghapusan. Materiil yang akan dihapus terlebih dahulu harus


dilakukan pemeriksaan guna dapat menentukan kondisi materiil yang memenuhi
syarat untuk dihapus. Pertimbangan/alasan penghapusan barang bergerak bila
memenuhi syarat sebagai berikut :

1) Syarat Administrasi. Administrasi yang harus dipenuhi dalam


pelaksanaan penghapusan yaitu materiil yang akan dihapuskan adalah
materil yang sudah terdaftar di dalam Sistem Manajemen Akutansi Barang
Milik Negara (SIMAK BMN) TNI AD dan atau materiil pungutan, temuan
dan rampasan operasi.

2) Syarat Teknis.

a) Nilai ekonomis :

(1) rusak/tidak ekonomis apabila diperbaiki;

(2) secara ekonomis biaya pengoperasian/penggunaan/


pemeliharaan materiil lebih mahal dibandingkan dengan
membeli peralatan pengganti;

(3) materiil telah melampaui batas waktu kegunaannya


sesuai ketentuan;

(4) berlebihan sehingga tidak dipergunakan lagi oleh TNI


AD; dan

(5) perubahan kebijakan Kemhan dan TNI atau


Pemerintah.

b) Ketentuan teknis:

(1) keadaan rusak berat, secara teknis tidak dapat


diperbaiki;

(2) sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan organisasi


akibat modernisasi dan perkembangan tugas;

(3) hilang, kecurian, terbakar, terkikis atau aus;

(4) faktor-faktor lainnya seperti, berkurang dalam


timbangan/ukuran karena penggunaan/susut, dan terkena
bencana alam; dan

(5) sesuai peraturan perundang-undangan yang


mengamanatkan untuk dilaksanakan penghapusan, kecuali
untuk keperluan litbang atau latihan.

c) Khusus untuk kendaraan bermotor dinas operasional hanya


dapat diusulkan untuk dihapus apabila :

(1) Telah berusia sekurang-kurangnya 10 tahun terhitung :


7

(a) mulai tanggal, bulan, tahun perolehannya, untuk


perolehan dalam kondisi baru; dan

(b) mulai tanggal, bulan, tahun pembuatannya, bila


tidak dalam kondisi baru dan tidak akan mengganggu
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi organisasi.

(2) kendaraan bermotor tersebut hilang karena bencana


alam, rusak berat akibat kecelakaan atau force majeure
dengan kondisi 30% (tiga puluh persen) dari kondisi awal,
berdasarkan keterangan dari Ditpal/Paldam;

(3) kendaraan bermotor tersebut telah ada penggantinya


untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi organisasi.

(4) pemusnahan dapat dilakukan jika materiil sudah tidak


dapat digunakan, dimanfaatkan dan dipindah tangankan serta
alasan lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan

(5) karena ketentuan lainnya, antara lain :

(a) karena penyerahan barang kepada pengelola


barang (barang yang tidak dimanfaatkan untuk
kepentingan organisasi);

(b) karena pengalihan status penggunaan barang


selain tanah dan/atau bangunan kepada pengguna
barang lain; dan

(c) karena pemindahtanganan barang kepada pihak


lain.

d) Khusus untuk hewan dan tanaman hanya dapat diusulkan


untuk dihapus apabila :

(1) mati/cacat berat/tidak produktif

(2) karena pemindahtanganan barang kepada pihak


lain; dan

(3) faktor-faktor lainnya seperti, terkena bencana alam,


keracunan,hilang, kecurian dan terbakar.

b. Prosedur Penghapusan. Prosedur penghapusan adalah ketentuan-


ketentuan yang harus dipedomani dalam proses penghapusan materiil bergerak
sesuai dengan sistem pembinaan materiil Angkatan Darat. Ketentuan tersebut
dapat dikatagorikan menjadi Alutsista/materiil pungutan, temuan dan rampasan
operasi dan Non Alutsista.

1) Penghapusan Alutsista. Pelaksanaan penghapusan Alutsista


diselenggarakan oleh Pembantu Pengguna Barang Milik Negara Eselon-1
8

(PPBMNE-1) setelah mendapat persetujuan dari Menkeu RI sesuai


arbitrasinya dan perintah penghapusan dari Kuasa Pengguna Barang
(KPB) dengan berpedoman pada prosedur, administrasi dan mekanisme
pengembalian materiil yang berlaku. Khusus munisi/bahan peledak
pelaksanaannya dilimpahkan kepada Dirpalad selaku pembina materiil;

2) Penghapusan Non Alutsista. Pelaksanaan penghapusan


diselenggarakan oleh Pembantu Pengguna Barang Milik Negara-Wilayah
(PPBMN-W) setelah mendapat persetujuan dari Menkeu RI sesuai
arbitrasinya dan perintah pelaksanaan penghapusan dari PPBMNE-1; dan

3) Penghapusan materiil hasil pungutan, temuan dan rampasan


operasi, pelaksanaannya diselenggarakan oleh pembina materiil setelah
mendapat perintah pelaksanaan penghapusan dari PPBMNE-1.

c. Tataran Wewenang Penghapusan.

1) PPBMNE-1.

a) Menyetujui dan atau menolak usul penghapusan dari


Pembina Materiil Pusat;

b) Mengusulkan penghapusan materiil bergerak berupa Alutsista


kepada Panglima TNI atas dasar pengajuan dari Pembina Materiil
Pusat,antara lain :

(1) pesawat terbang, helikopter dan sejenisnya;

(2) alang air (kapal berbobot kurang dari 150 Ton) dan
sejenisnya;

(3) kendaraan tempur;

(4) senjata api organik maupun hasil rampasan/operasi;

(5) radar dan sejenisnya;

(6) alat komunikasi dan elektronika;

(7) munisi, bahan peledak dan peluru kendali;

(8) alat peralatan khusus;

(9) materiil zeni;

(10) alat-alat nubika dan pernika;

(11) matkes, mattop, materiil sisfo; dan

(12) materiil lain yang digolongkan alutsista.

c) Mengusulkan penghapusan materiil bergerak berupa Non


Alutsista kepada Menteri Keuangan RI sesuai arbitrasinya yang
9

diajukan oleh Pangdam/Dan/Dir Binmatpus terhadap perlengkapan


dan kelengkapan materiil antara lain :

(1) perlengkapan materiil utama dan sistem sejenisnya;

(2) perlengkapan perorangan dan satuan;

(3) alat pemeliharaan, bengkel;

(4) alat bantu;

(5) alat pendukung;

(6) suku cadang;

(7) peralatan medis dan obat yang sudah kadaluwarsa;

(8) ranmor (rantis, ranmin, ranum, sepeda motor);

(9) alat mesin kantor, Alsatri dan Alongins;

(10) hewan (kuda, anjing dan sapi);

(11) tanaman; dan

(12) komponen lainnya yang tergolong non alutsista.

d) untuk penghapusan Bahan Bakar Minyak dan Pelumas


(BMP) serta sarana dan prasarana BMP diatur dengan aturan
tersendiri, yaitu Jukmin tentang Tata Cara Pengelolaan BMP.

2) PPBMN-W.

a) mengusulkan kepada Kasad penghapusan materiil Angkatan


Darat berupa Materiil Non Alutsista;

b) menerima limpahan wewenang dari pusat untuk menghapus


materiil tertentu yang ada dalam daerahnya, antara lain :

(1) senjata rakitan hasil rampasan operasi buatan lokal/


setempat;

(2) beras/ransum tempur yang kedaluwarsa/expire date;

(3) pakaian, perlengkapan perorangan hasil rampasan


operasi;

(4) handak rakitan hasil rampasan buatan lokal/setempat;


dan

(5) alat perhubungan (Alhub) hasil rampasan operasi.


10

d. Dokumen Pendukung. Dalam pelaksanaan penghapusan barang


bergerak diperlukan dokumen pendukung, antara lain sebagai berikut :

1) Berita acara pemeriksaan materiil berisi tentang :

a) penyebab penghapusan;

b) saran tindak lanjut penghapusan; dan

c) dilampirkan surat keterangan kematian untuk hewan.

2) Bukti dokumen kepemilikan :

a) Kartu Inventaris Barang(KIB)/Daftar Inventaris Ruangan(DIR)/


Daftar Inventaris Lainnya (DIL); dan

b) Bukti Nomor Kendaraan Bermotor (BNKB)/STNK, apabila


tidak ada agar dibuat surat pernyataan dari Kapaldam.

3) Gambar/foto berwarna barang diusulkan dihapus meliputi :

a) nomor identitas harus kelihatan jelas; dan

b) menampilkan tampak depan, samping dan belakang.

4) Surat pernyataan dari pejabat pengurus barang/yang berwenang;

5) Lampiran surat usulan penghapusan antara lain berisi tentang:

a) Nomer Urut;

b) Kode Barang;

c) Nama Barang;

d) Merk/Tipe;

e) Nomor Urut Pendaftaran (NUP);

f) Tahun Perolehan barang;

g) Identitas Barang;

h) Nilai Perolehan (dalam bentuk Rp);

i) Nilai Buku;

j) Nilai limit barang; dan

k) Keterangan.
11

BAB III
ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

10. Umum. Pelaksanaan penghapusan materiil bergerak agar dapat terselenggara


dengan tertib dan teratur sesuai dengan ketentuan yang berlaku, perlu adanya
pembagian tugas dan tanggungjawab. Pembagian tugas dan tanggungjawab tersebut
perlu diwujudkan dalam suatu organisasi yang memuat rantai komando yang jelas dan
terstruktur sesuai bidang tugasnya masing-masing. Struktur organisasi Penghapusan
Materiil Bergerak di lingkungan Angkatan Darat secara umum dibagi menjadi 2 (dua)
eselon, yaitu eselon PPBMNE-1 dan PPBMNW.

11. Organisasi.

a. Struktur Organisasi.

PPBMNE-1

BINMATPUS

TIM RIK PUS TIM WAS PUS Pusat

Daerah
PPBMN-W

BINMATRAH

TIM RIK DAERAH TIM WAS DAERAH TIM LAK HAPUS

b. Susunan Organisasi.

1) Pusat

a) PPBMNE-1 : Kasad.

b) Binmatpus : Dan/Dir Binmatpus.

c) Tim Pemeriksa Pusat : Personel yang ditunjuk.


12

d) Tim Pengawas Pusat : Personel yang ditunjuk.

2) Daerah.

a) PPBMN-W : Pangdam/Dan/Dir Binmatpus.

b) Binmatrah : Sespus/Kasubdit Komoditi/


Kabinmatrah.

c) Tim Pemeriksa Daerah : Personel yang ditunjuk.

d) Tim Pengawas Daerah : Personel yang ditunjuk.

e) Tim Pelaksana Penghapusan: Personel yang ditunjuk.

12. Tugas dan Tanggung Jawab.

a. Pusat.

1) Kasad (selaku PPBMNE-1).

a) menentukan kebijaksanaan penghapusan materiil bergerak


inventaris Angkatan Darat;

b) membentuk tim pemeriksaan materiil penghapusan untuk


melakukan penelitian, pemeriksaan administrasi dan fisik dari materiil
yang akan di usulkan penghapusan;

c) membentuk tim pengawas pusat untuk melakukan


pengawasan pada saat pelaksanaan penghapusan baik dengan cara
dilelang maupun dimusnahkan;

d) mengajukan usul penghapusan kepada Panglima TNI untuk


materiil Alutsista;

e) mengajukan surat permohonan persetujuan kepada Menteri


Keuangan RI sesuai arbitrasinya untuk materiil Non Alutsista

f) menerbitkan surat perintah pelaksanaan penghapusan atas


dasar surat keputusan Menhan/Panglima TNI untuk materiil Alutsista
dan atas dasar persetujuan Menkeu RI sesuai arbitrasinya, Kepala
kanwil DJKN atau Kepala KPKNL untuk materiil Non Alutsista.

g) menghapus data materiil yang telah dihapus dari daftar


inventaris kekuatan materiil Satuan; dan

h) melaporkan pelaksanaan penghapusan materiil inventaris


Angkatan Darat kepada Panglima TNI dilampiri berita acara
penghapusan dan tembusan kepada Sekjen Kemhan, Dirjen
Kuathan Kemhan, Kabaranahan Kemhan u.p. Kapus BMN
Baranahan, Menkeu RI, Kanwil DJKN dan KPKNL.
13

2) Dan/Dir Binmatpus (selaku pembina materiil).

a) memberikan petunjuk teknis penghapusan materiil Angkatan


Darat kepada Kabinmatrah;

b) memberikan rekomendasi teknis terhadap pengajuan usulan


penghapusan materiil dari Daerah kepada Kasad u.p. Aslog Kasad;

c) mengajukan usul penghapusan kepada Kasad terhadap


materiil menjadi tanggung jawabnya;

d) membentuk tim pemeriksa, tim pengawasan dan tim


penghapusan untuk melakukan rikmat, pengawasan dan
penghapusan terhadap materiil yang akan dihapus yang berada di
gudang Pusat; dan

e) menghapuskan data materiil dari daftar Inventaris Kekayaan


Negara (IKN) dan melaporkan hasil penghapusan kepada Kasad
disertai laporan ADK (administrasi data komputer).

3) Tim Pemeriksa Pusat.

a) membuat rencana pemeriksaan materiil pelaksanaan


penghapusan tingkat pusat;

b) mengkoordinasikan rencana pelaksanaan rikmat kepada


PPBMN-W;

c) meneliti kebenaran terhadap materiil, administrasi dan


alasannya yang telah dibuat oleh tim pemeriksa daerah;

d) membuat berita acara hasil pemeriksaan; dan

e) melaporkan hasil pemeriksaan materiil dan saran tindak


lanjutnya kepada Kasad.

4) Tim Pengawas Pusat.

a) membuat rencana pengawasan;

b) mengkoordinasikan rencana pelaksanaan waspus kepada


PPBMN-W;

c) mengawasi dan menyaksikan pelaksanaan penghapusan


dengan cara lelang maupun pemusnahan yang dilakukan oleh tim
pelaksana penghapusan;

d) menandatangani berita acara pelaksanaan penghapusan; dan

e) melaporkan hasil pengawasan pelaksanaan penghapusan


dan saran tindak lanjutnya kepada Kasad.
14

b. Daerah.

1) Pangdam/Dan/Dir Binmatpus (selaku PPBMN-W).

a) merumuskan kebijakan dalam rangka penghapusan materiil di


daerahnya untuk Pangdam dan sesuai komoditinya untuk Dan/Dir
Binmatpus;

b) membentuk tim pemeriksa, tim pengawas dan tim pelaksana


penghapusan;

c) mengajukan usul penghapusan materiil bergerak Non


Alutsista kepada Kasad,untuk Pangdam tembusan kepada
Binmatpus sesuai komoditinya, namun tetap memperhatikan
kesiapan operasional satuan;

d) menerbitkan surat perintah pelaksanaan penghapusan


materiil berdasarkan keputusan atau surat perintah Kasad;

e) menghapus data materiil yang telah dihapus dari kekuatan


materiil Satuan;

f) menghimpun dan menginventarisasi data materiil yang telah


dihapus untuk dimasukan kedalam administrasi data komputer;

g) melaporkan pelaksanaan penghapusan materiil kepada


Kasad tembusan kepada Binmatpus; dan

h) menghimpun dan menginventarisasi data materiil yang telah


dihapus untuk dimasukan ke dalam administrasi data komputer dan
menghapus materil dari pertanggungjawaban satuan.

2) Sespus/Kasubdit Komoditi/Ka Binmatrah (sekalu pembina materiil).

a) mengajukan saran penghapusan materiil kepada PPBMN-W;

b) membantu kelancaran tugas tim pemeriksa, pengawas dan


pelaksana penghapusan;

c) mengeluarkan pertanggungjawaban materiil dari administrasi


satuan;

d) menerbitkan surat perintah pengeluaran materiil kepada


Kagudrah komoditi terhadap materiil yang akan dihapus;

e) melaporkan hasil pelaksanaan penghapusan materiil kepada


PPBMN-W; dan

f) menghapuskan materiil dari daftar inventaris kekayaan milik


negara sesuai dengan laporan pelaksanaan penghapusan.
15

3) Tim Pemeriksa Daerah.

a) meneliti dan menilai kondisi materil dan administrasi materiil


yang diajukan untuk dihapus;

b) menjamin kebenaran hasil penelitian dan penilaian yang telah


dilaksanakan oleh tim; dan

c) melaporkan hasil pelaksanaan penelitian/pemeriksaan


kepada Pangdam/Dan/Dir Binmatpus dalam bentuk berita acara dan
saran tindaklanjutnya.

4) Tim Pengawas Daerah.

a) mengawasi dan menyaksikan pelaksanaan penghapusan


yang dilakukan oleh tim pelaksana penghapusan;

b) menandatangani berita acara pelaksanaan penghapusan;dan

c) melaporkan hasil pelaksanaan penelitian/pemeriksaan


materiil kepada Pangdam/Dan/Dir Binmatpus dalam bentuk berita
acara dan saran tindak lanjutnya.

5) Tim Pelaksana Penghapusan.

a) membuat rencana pengapusan materiil yang akan dihapus;

b) meneliti kelengkapan administrasi pelaksanaan lelang/


pemusnahan;

c) mengkoordinasikan rencana pelaksanaan pengapusan


dengan cara lelang untuk waktu dan tempat pelaksanaan kepada
KPKNL;

d) menaksir nilai harga limit dari materiil yang memiliki nilai jual
sebagai berikut :

(1) penilaian harga limit terhadap materiil yang rusak berat


namun masih memiliki nilai jual dan kelengkapan dihitung
berdasarkan kondisi materiil tersebut; dan

(2) penilaian harga limit terhadap materiil yang rusak berat


namun memiliki nilai jual tetapi tidak memiliki kelengkapan
(scrap) dihitung berdasarkan jumlah total berat dari materiil
tersebut.

e) melaksanaan penghapusan materiil dengan cara lelang


terhadap materiil yang memiliki nilai jual dan melaksanakan
pemusnahan terhadap materiil yang tidak memiliki nilai jual;
16

f) menyetorkan hasil lelang ke kantor kas negara; dan

g) melaporkan hasil pelaksanaan penghapusan kepada


Pangdam/Dan/Dir Binmatpus.

BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN

13. Umum. Kegiatan penghapusan materiil bergerak di lingkungan Angkatan


Darat agar dapat dipahami oleh seluruh pejabat logistik, perlu diuraikan secara jelas
sesuai dengan klasifikasinya. Klasifikasi penghapusan materiil yang dilaksanakan di
lingkungan Angkatan Darat dibagi menjadi kegiatan penghapusan materiil bergerak yang
bersifat Alutsista maupun Non Alutsista. Pelaksanaannya agar kegiatan tersebut dapat
terselenggara dengan tertib dan teratur, maka disusun secara bertahap mulai
perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran.

14. Kegiatan Penghapusan Alutsista.

a. PPBMNE-1.

1) Perencanaan. Melaksanakan penelitian berkas administrasi usulan


penghapusan materiil dari Dan/Dir Binmatpus.

2) Persiapan.

a) berdasarkan surat usul penghapusan dari Dan/Dir Binmatpus,


Kasad menerbitkan surat perintah pembentukan tim rikmat pusat dan
pengawas pusat sesuai ketentuan yang berlaku;

b) tim rikmat pusat membuat rencana pelaksanaan rikmat dan


melaksanakan rikmat berdasarkan surat usulan penghapusan dari
Dan/Dir Binmatpus;

c) tim pengawas pusat membuat rencana pelaksanaan


pengawasan; dan

d) berdasarkan hasil pemeriksaan materiil pusat, Kasad


mengajukan usul penghapusan materiil Alutsista kepada Panglima
TNI.

3) Pelaksanaan.

a) bila telah menerima persetujuan dari Menkeu RI sesuai


abritasinya dan surat perintah penghapusan dari KPB dalam hal ini
Panglima TNI selanjutnya Kasad menerbitkan surat perintah
penghapusan materiil Alutsista kepada Dan/Dir Binmatpus; dan

b) tim Pengawas Pusat melaksanakan pengawasan terhadap


proses penghapusan baik yang dilaksanakan secara lelang
maupun pemusnahan.
17

4) Pengakhiran.

a) berdasarkan laporan Dan/Dir Binmatpus dan pengawas


pusat,Kasad melaporkan hasil pelaksanaan penghapusan materiil
Alutsista di lingkungan Angkatan Darat kepada Panglima TNI
dilampiri berita acara penghapusan dan tembusan kepada Sekjen
Kemhan, Dirjen Kuathan Kemhan, Kabaranahan Kemhan u.p.
Kapus BMN Baranahan dan Menkeu RI sesuai arbitrasinya; dan

b) Kasad menghapus data materiil Alutsista dari inventaris


Angkatan Darat setelah menerima tembusan laporan pelaksanaan
penghapusan materiil dari Dan/Dir Binmatpus.

b. PPBMN-W.

1) Perencanaan.

a) Dirmat/Kasub Komoditi mengadakan pemeriksaaan teknis


dan administrasi pengembalian materiil dari satuan, untuk
menentukan kondisi dan keadaan tersebut;

b) Dirmat/Kasub Komoditi menerima materiil dari Satuan yang


sudah dinyatakan rusak berat;dan

c) Dirmat/Kasub Komoditi melaporkan kepada Dan/Dir


Binmatpus tentang jenis, jumlah dan kondisi materiil hasil
pemeriksaan dan memberikan rekomendasi teknis tentang usul
penghapusan.

2) Persiapan.

a) berdasarkan laporan dari Dirmat/Kasub Komoditi, Dan/Dir


Binmatpus membentuk tim rikmat daerah, tim pengawas daerah dan
tim pelaksana penghapusan;

b) berdasarkan laporan dari tim rikmat daerah Dan/Dir


Binmatpus mengusulkan penghapusan materiil kepada Kasad dan
tembusan Pembina Materiil Pusat, dengan dilampiri :

(1) surat perintah tim rikmat daerah;

(2) BA (Bentuk 24) hasil rikmat yang dibuat dan


ditandatangani oleh seluruh anggota tim rikmat yang
disahkan oleh Sespus/Dit Komoditi; dan

(3) alasan dan cara penghapusan terhadap materiil


Alutsista.

c) Dan/Dir Binmatpus membentuk tim pengawasan


penghapusan daerah dan tim pelaksana penghapusan;
18

d) Dan/Dir Binmatpus mengajukan permohonan pengawas


pusat kepada Kasad;

e) melaksanakan demiliterisasi Alutsista yang akan dihapus;

f) menyiapkan dokumen administrasi penghapusan;

g) menyiapkan Alpal dan dokumentasi; dan

h) menghitung nilai limit terhadap materiil yang memiliki nilai jual


oleh tim pemeriksa.

3) Pelaksanaan.

a) Tim pelaksana penghapusan melaksanakan penghapusan


dengan cara :

1) dengan cara dilelang untuk materiil yang memiliki nilai


jual dan berkoordinasi dengan KPKNL untuk pelaksanaan
lelang; dan

2) dengan cara dimusnahkan untuk materiil yang tidak


memiliki nilai jual;

b) pelaksanaan lelang/pemusnahan diawasi oleh pengawas


pusat dan pengawas daerah;

c) membuat BA lelang/pemusnahan dan kelengkapannya serta


ditandatangani oleh seluruh tim yang terlibat beserta dokumen
pelaksanaannya;

d) Dirmat/Kasub Komoditi menyiapkan materiil dan


menyerahkan kepada tim pelaksana penghapusan; dan

e) membantu ketertiban dan kelancaran kegiatan tim pelaksana


penghapusan.

4) Pengakhiran.

a) Tim pelaksana penghapusan dan tim pengawas daerah


melaporkan hasil pelaksanaan penghapusan kepada Dan/Dir
Binmatpus dengan tembusan dengan dilengkapi BA pelaksanaan
penghapusan;

b) Dan/Dir Binmatpus melaporkan hasil pelaksanaan


penghapusan kepada Kasad dengan dilampiri BA penghapusan;
dan

c) Dirmat/Kasub Komoditi mengeluarkan materiil yang telah


dihapus dari pertanggungjawaban administrasi materiil Angkatan
Darat.
19

15. Kegiatan Penghapusan Materiil Non Alutsista.

a PPBMNE-1.

1) Perencanaan. Melaksanakan penelitian berkas administrasi usulan


penghapusan materiil dari Pangdam/Dan/Dir Binmatpus.

2) Persiapan.

a) berdasarkan surat usul penghapusan dari Pangdam/Dan/Dir


Binmatpus, Kasad menerbitkan surat perintah pembentukan tim
rikmat pusat dan pengawas pusat sesuai ketentuan yang berlaku;

b) Tim rikmat Pusat membuat rencana pelaksanaan rikmat dan


melaksanakan rikmat berdasarkan surat usulan penghapusan dari
Pangdam/Dan/Dir Binmatpus;

c) Tim Pengawas Pusat membuat rencana pelaksanaan


pengawasan; dan

d) berdasarkan hasil pemeriksaan materiil pusat, Kasad


mengajukan usul penghapusan materiil Non Alutsista kepada
Menhan RI, Menkeu RI/Kepala Kanwil DJKN/Kepala KPKNL sesuai
arbitrasinya, dengan ketentuan sebagai berikut :

(1) Kepala Pusat BMN Kementerian Pertahanan RI untuk


materiil yang tidak memiliki bukti kepemilikan dengan nilai
perolehan dibawah 100 juta;

(2) Kepala KPKNL untuk nilai perolehan kurang dari 500


juta;

(3) Kepala Kanwil DJKN untuk perolehan nilai 500 juta


s.d. 1 (satu) milyar; dan

(4) Menteri Keuangan RI untuk perolehan nilai lebih dari 1


(satu) milyar.

3) Pelaksanaan.

a) bila telah mendapat persetujuan dari Menkeu RI/Kepala


Kanwil DJKN/Kepala KPKNL, selanjutnya Kasad menerbitkan surat
perintah penghapusan materiil dengan cara dilelang untuk materiil
yang memiliki nilai jual atau dengan cara dimusnahkan untuk materiil
yang tidak memiliki nilai jual; dan

b) Tim Pengawas Pusat melaksanakan pengawasan terhadap


proses penghapusan baik yang dilaksanakan secara lelang maupun
pemusnahan.
20

4) Pengakhiran.

a) berdasarkan laporan Pangdam/Dan/Dir Binmatpus dan


pengawas pusat, Kasad melaporkan hasil pelaksanaan
penghapusan materiil Non Alutsista di lingkungan Angkatan Darat
kepada Panglima TNI dilampiri berita acara penghapusan dan
tembusan kepada Menkeu RI sesuai arbitrasinya; dan

b) Kasad menghapus data materiil Non Alutsista dari inventaris


Angkatan Darat setelah menerima tembusan laporan pelaksanaan
penghapusan materiil dari Pangdam/Dan/Dir Binmatpus.

b PPBMN-W.

1) Perencanaan.

a) Dirmat/Kasub Komoditi/Kabinmatrah mengadakan


pemeriksaaan teknis dan administrasi pengembalian materiil dari
satuan, untuk menentukan kondisi dan keadaan tersebut;

b) Dirmat/Kasub Komoditi/Kabinmatrah menerima materiil dari


Satuan yang sudah dinyatakan rusak berat; dan

c) Dirmat/Kasub Komoditi/Kabinmatrah melaporkan kepada


Pangdam/Dan/Dir Binmatpus tentang jenis, jumlah dan kondisi
materiil hasil pemeriksaan dan memberikan rekomendasi teknis
tentang usul penghapusan.

2) Persiapan.

a) berdasarkan laporan dari Dirmat/Kasub Komoditi/


Kabinmatrah Pangdam/Dan/Dir Binmatpus membentuk tim rikmat
daerah;

b) berdasarkan laporan dari tim rikmat daerah Pangdam/Dan/Dir


Binmatpus mengusulkan penghapusan materiil kepada Kasad dan
tembusan Pembina Materiil Pusat, dengan dilampiri :

(1) surat perintah tim rikmat daerah;

(2) BA(Bentuk 24) hasil rikmat yang dibuat dan


ditandatangani oleh seluruh anggota tim rikmat yang disahkan
oleh Aslog Kasdam/Sespus/Dit Komoditi; dan

(3) alasan dan cara penghapusan terhadap materiil


Alutsista.

c) Pangdam/Dan/Dir Binmatpus membentuk tim pengawasan


penghapusan daerah dan tim pelaksana penghapusan;
21

d) Pangdam/Dan/Dir Binmatpus mengajukan permohonan


pengawas pusat kepada Kasad;

e) Menyiapkan dokumen administrasi penghapusan;

f) Menyiapkan Alpal dan dokumentasi;

g) menghitung nilai limit terhadap materiil yang memiliki nilai jual


oleh tim pelaksana penghapusan; dan

h) khusus untuk materiil kendaraan bermotor, Kasubditbinran/


Kapaldam menerbitkan surat keterangan (inspeksi raport) tentang
kondisi kendaraan yang akan dihapus, dimana hasil pemeriksaan
tersebut merupakan dokumen yang harus disertakan dalam usulan
penghapusan materiil kendaraan bermotor.

3) Pelaksanaan.

a) berdasarkan surat perintah Kasad maka Pangdam/Dan/Dir


Binmatpus melaksanakan penghapusan materiil baik yang
dilaksanakan secara lelang maupun pemusnahan.

b) tim pelaksana penghapusan melaksanakan penghapusan


dengan cara :

1) dengan cara dilelang untuk materiil yang memiliki nilai


jual dan berkoordinasi dengan KPKNL untuk pelaksanaan
lelang;dan

2) dengan cara dimusnahkan untuk materiil yang tidak


memiliki nilai jual.

c) pelaksanaan lelang/pemusnahan diawasi oleh pengawas


pusat dan pengawas daerah;

d) membuat BA lelang/pemusnahan dan kelengkapannya serta


ditandatangani oleh seluruh tim yang terlibat beserta dokumen
pelaksanaannya;

e) Dirmat/Kasub Komoditi/Kabinmatrah menyiapkan materiil dan


menyerahkan kepada tim pelaksana penghapusan untuk proses
penghapusan yang dilaksanakan secara lelang; dan

f) membantu ketertiban dan kelancaran kegiatan tim pelaksana


penghapusan.

4) Pengakhiran.

a) tim pelaksana penghapusan melaporkan hasil pelaksanaan


penghapusan kepada Pangdam/Dan/Dir Binmatpus dengan
tembusan kepada Binmatpus dengan dilengkapi BA pelaksanaan
penghapusan;
22

b) Pangdam/Dan/Dir Binmatpus melaporkan hasil pelaksanaan


penghapusan kepada Kasad dengan dilampiri BA penghapusan; dan

c) Dirmat/Kasub Komoditi/Kabinmatrah mengeluarkan materiil


yang telah dihapus dari pertanggungjawaban administrasi materiil
Angkatan Darat.

BAB V
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

16. Umum. Menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan prosedur dan


penyimpangan yang timbul seminimal mungkin dalam pelaksanaan penghapusan
materiil, perlu adanya Pengawasan dan pengendalian. Pengawasan dan pengendalian
tersebut dapat dilaksanakan secara administratif maupun operasional sesuai dengan
tataran kewenangan yang telah ditentukan pada ketentuan umum. Pelaksanaannya,
diselenggarakan secara berjenjang baik di tingkat daerah maupun pusat dan secara
teknis dilaksanakan oleh para Pembina Materiil Daerah maupun Pusat.

17. Pengawasan.

a. Kasad. Menetapkan dan menentukan kebijakan pengawasan atas


penghapusan materiil bergerak di lingkungan Angkatan Darat;

b. Pangdam. Menetapkan dan menentukan kebijakan pengawasan


terhadap pelaksanaan penghapusan materiil bergerak Angkatan Darat di
wilayahnya; dan

c. Dan/Dir Binmatpus Angkatan Darat. Menetapkan dan menentukan


kebijakan pengawasan terhadap pelaksanaan penghapusan materiil bergerak
Angkatan Darat sesuai komoditinya.

18. Pengendalian.

a. Kasad. Menetapkan dan menentukan kebijakan pengendalian proses


penghapusan materiil bergerak di lingkungan Angkatan Darat;

b. Pangdam. Menetapkan dan menentukan kebijakan terhadap pengendalian


penghapusan materiil bergerak di wilayahnya; dan

c. Dan/Dir Binmatpus Angkatan Darat. Menetapkan dan menentukan


kebijakan pengendalian terhadap pelaksanaan penghapusan materiil bergerak
Angkatan Darat sesuai komoditinya.

BAB VI
PENUTUP

19. Keberhasilan. Disiplin untuk menaati ketentuan yang ada dalam Petunjuk
Administrasi tentang Penghapusan Materiil Bergerak di lingkungan Angkatan Darat oleh
Pembina Materiil dan Satuan Pengguna akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pelaksanaan penghapusan materiil bergerak di lingkungan Angkatan Darat.
23

20. Penyempurnaan. Hal-hal yang dirasakan perlu dan berkaitan dengan adanya
tuntutan kebutuhan untuk penyempurnaan Petunjuk Administrasi tentang Penghapusan
Materiil Bergerak di lingkungan Angkatan Darat ini, agar disarankan kepada Kasad
melalui Komandan Kodiklat TNI AD sesuai dengan mekanisme umpan balik.

a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Asisten Logistik,

Cap/tertanda

Suratmo, M.Si (Han)


Mayor Jenderal TNI

Anda mungkin juga menyukai