Anda di halaman 1dari 14

BAYI BARU LAHIR

1. Definisi Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Dep. Kes. RI, 2005).
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir
langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (M.
Sholeh Kosim, 2007).
Jadi, bayi baru lahir normal (BBL) adalah bayi lahir cukup bulan dan sehat dengan berat
antara 2500-4000 gram, dengan usia gestasi 38-42 minggu, secara spontan tanpa ada
penyulit yang menyertai.
2. Spesifikasi Bayi Baru Lahir Normal.
a. Initial ukuran dan vital sign.
Panjang : Ukuran bokong 31 – 55, kepala sampai tumit 48 – 53 cm.
Berat : 2500 – 4000 gram.
Suhu : Ketiak : 36,5 – 37 0C.
Rektum : 35,5 – 37,5 0C.
Denyut Jantung : 110 – 160 x/m.
Respirasi : 40 – 60 x/m.
b. Kulit
Kelihatan lembut, halus, hampir transparan, elastis, bermukan merah, vernik
caseosa dan lanugo sedikit.
c. Kepala
Fleksi ke dada, tengkorak bertingkat, lembut, fontanella mayor 3 – 6 cm, fontanella
minor 1 – 2 cm.
d. Leher
Pendek dan lurus, bayi yang tengkurap dapat menahan leher, dengan memutar
kepala dengan satu sisi lainnya, bayi yang dalam posisi duduk memperlihatkan
kemampuan sementara waktu untuk menegakkan kepala. Lingkar kepala OB = 35
cm, OS = 34 cm, OK = 32 cm.
e. Mata
Pupil berbentuk bulat, respon terhadap cahaya langsung bereaksi.
f. Telinga
Respon terhadap suara nyaring dengan terkejut, membran timpani terlihat suram.
g. Hidung, Tenggorokan, dan Mulut
Bayi bernafas dengan hidung, dapat bersin dan menangis dengan kuat, lidah terletak
digaris tengah mulut, palatum lengkap, refleks isap baik.
h. Dada dan Paru
Lingkar dada 30,5 – 33 cm, diameter anterior posterior dan lateral adalah sama,
ujung xipoiedes anterior menonjol pada puncak dari sudut iga, pernafasan perut 40
– 60 x/m. sebentar lambat dangkal atau dalam dan cepat dengan periode apneu 6 –
15 detik, suara nafas jelas, nyaring, bronchovesikuler dan hipersonan, terkadang
payudara mengeluarkan sekret.
i. Punggung dan ekstrimitas.
Tangan dan kaki mempunyai ukuran, bentuk dan letak yang simetris, tubuh fleksi
dan kedua tangan menggenggam, tulang belakang lurus saat berbaring dan menapak
pada posisi berbaring telungkup “seperti huruf C” punggung stabil dan tidak terjadi
dislokasi, tonus otot baik terutama ketahanan terhadap posisi fleksi yang
berlawanan dan rentang penuh sendi utama.
j. Jantung
Mengikuti kecendrungan pernafasan, denyut jantung 110 – 160 x/m, bunyi jantung
jelas dan teratur, frekuensi tidak teratur, PMI mungkin terlihat dari interkosta ke 4
kiri dan garis midklavikula, S1 lebih nyaring, S2 pada puncak dan S2 lebih nyaring
dari S1 di daerah pulmonal.
k. Perut
Lunak dengan bentuk silinder, menonjol, pada permukaan perut terlihat permukaan
vena, ujung umbilikal kering dan agak gelap, liver teraba kenyal, ujung tajam /
halus, 1 – 2 cm dibawah kosta iga kanan, ujung lien sepanjang pinggir dari sudut
kuadran kiri atas, ginjal bisa dipalpasi dalam dengan menekan sekitar 1 – 2 cm
diatas umbilikal.
l. Genetalia Wanita dan Pria
Labia mayora menutup labia minora, klitoris sudah agak tetutup. Pada pria glans
plenis ditutupi oleh kulit dimana terdapat saluran uretra, tertis sudah dalam skrotum,
urin terlihat jernih.
m. Rektum.
Anus ada, mekonium ada, refleks anus jelas.
3. Perawatan Bayi Baru Lahir.
a. Pencegahan hipotermia.
o Kurangi / hilangkan sumber-sumber kehilangan panas pada bayi.
o Pantau suhu bayi.
b. Pemenuhan nutrisi.
o Rawat gabung dan ASI ekslusif yang adekuat.
c. Pencegahan aspirasi.
o Tehnik menyusui yang baik.
o Bersihkan sekresi dari mulut dan tenggorokan.
o Observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum.
d. Pencegahan infeksi.
o Perawatan yang steril.
o Personal hygene.

4. Asuhan pada Bayi Baru Lahir


Pada waktu kelahiran, adaptasi terjadi pada tubuh bayi baru lahir, karena
perubahan dramatis ini memerlukan pemantauan yang ketat untuk menentukan dan
memberikan perawatan yang komprehensif pada bayi pada saat ia diruang rawat, untuk
mengajarkan orang tua bagaimana cara merawat bayi mereka dan untuk memberi
motivasi dalam upaya pasangan menjadi orang tua, sehingga orang tua menjadi percaya
diri dan mantap.
1) Pengkajian segara bayi baru lahir
Penilaian segera kondisi bayi, yaitu :
1) Apakah bayi menangis kuat/bernafas tanpa kesulutan?
2) Apakah bayi bergerak dengan aktif/lemas?
3) Apakah warna kulit bayi kemerahan, pucat/biru?
Penilaian awal bayi baru lahir dengan menggunakan APGAR Score, yaitu alat
untuk mengkaji kondisi sesaat setelah bayi lahir meliputi 5 variabel yaitu pernafasan,
frekuensi jantung, warna, tonus otot dan iritabilitas refleks, yang dietmukan oleh Dr.
Virginia Apgar (1950).
APGAR Score dilakukan pada saat :
1) Satu menit kelahiran yaitu untuk memberi kesempatan pada bayi untuk memulain
perubahan.
2) Menit ke-5.
3) Menit ke-10.

Tabel. APGAR Score


Skor 0 1 2 angka
A: Appereance Pucat Badan Seluruh
color merah, ekstremitas
(warna kulit) ekstremitas kemerah-
biru merahan
P: Pulse (heart Tidak ada Dibawah Diatas 100
rate) 100
Frekuensi
jantung
G: Grimace Tidak ada Sedikit Menangis,
(reaksi garekan batuk/
terhadap mimik bersin
rangsangan)
A: Activity Lumpuh Ekstremitas Gerakan
(tonus otot) dalam fleksi aktif
sedikit
R: Respiration Tidak ada Lemah, Menangis
(usaha nafas) tidak teratur kuat
Jumlah
Sumber : Sinopsis Obstetri

Klasifikasi klinik nilai APGAR


1) Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3)
Memerlukan resusitasi secara aktif dan pemberian oksigen terkendali karena
selalu disertai asidosis, maka perlu diberikan natrikus bikarbonas 7,5% dengan
dosis 2,4 ml/kg BB dan cairan glukosa 40% 1-2 ml/kg BB, diberikan via vena
umbilikus.
2) Asfiksia ringan sedang (nilai APGAR 4-6)
Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas
normal kembali.
3) Bayi normal atau asfiksia sedikit (nilai APGAR 7-9).
4) Bayi normal dengan nilai APGAR 10.
5)
2) Asuhan segera bayi baru lahir
Adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam pertama
setelah kelahiran. Sebagian besar BBL akan menunjukan usaha pernafasan spontan
dengan sedikit bantuan atau gangguan. Oleh karena itu, penting diperhatikan dalam
memberikan asuhan segera yaitu jaga bayi agar tetap kering dan hangat, kontak kulit
ibu dan bayi segara mungkin. Asuhan segara pada bayi baru lahir meliputi :
a. Membersihkan jalan nafas
1) Sambil menilai pernafasan secara cepat letakkan bayi dengan handuk diatas
perut ibu.
2) Barsihkan lendir/darah dari wajah dengan kain bersih dan kering/kassa.
3) Periksa ulang pernafasan.
4) Bayi akan segera menangis 30 detik pertama setelah lahir.

Jika bayi tidak dapat menangis spontan, lakukan :


1) Letakkan bayi pada posisi terlentang ditempat yang keras dan hangat.
2) Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi ekstensi.
3) Bersihkan hidung, rongga hidung dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang
dibungkus kasa steril.
4) Tepuk kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan
kasar.

Penghisapan lendir
1) Gunakan alat penhisap lendir (De Lee)atau alat lain yang steril sediakan juga
tabung oksigen dan selangnya.
2) Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.
3) Memantau usaha nafas yang pertama dengan mencatatnya.
4) Warna kulit, adanya cairan/mekonium dalam hidung atau mulut harus
diperhatikan.
b. Perawatan tali pusat
Mengikat tali pusat dengan cara, sebagai berikut :
1) Mencelupkan tangan yang menggunakan sarung tangankelarutan klorin 0,5%
untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lain.
2) Bilas tangan dengan air desinfeksi tingkat tinngi.
3) Keringkan tangan dengan menggunakan handuk atau kain bersih dan kering.
4) Letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan hangat.
5) Gunakan benang tali pusat atau klem penjepit tali pusat yang didesinfeksi
tingkat tinggi atau steril, kunci ikatan tali ousat dengan simpul mati atau
kuncikan plastik penjepit tali pusat.
6) Lepaskan klem penjepit logam dan letakkan didalam larutan klorin 0,5%.
7) Selimuti bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bagian kepala tertutup.
c. Mempertahankan suhu tubuh
Mencegah terjadinya kehilangan panas melalui cara berikut ini :
1) keringkan bayi dengan seksama
pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah lahir untuk mencegah
kehilangan panas yang disebabkan oleh evaporasi cairan ketuban ditubuh bayi,
mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi dengan kain bersih.
2) Selimuti bayi dengan selimut/kain bersih dan hangat. Mengganti handuk,
selimut atau kain yang basah, karena kain yang basah dapat menyerap panas
pada bayi.
3) Selimuti bagian kepala bayi, karena bagian kepala bayi memiliki permukaan
yang relatif luas akan cepat kehilangan panas jika tidak ditutup.
4) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menghangatkan bayi.
5) Melakukan penimbangan setelah bayi menggukan pakaian.
6) Tempatkan bayi pada lingkungan yang hangat.

3) Asuhan BBL 1-24 jam pertama


a. Tujuan
Mengetahui aktifitas bayi normal atau tidak, mengidentifikasi masalah
kesehatan BBL yang memerlukan perhatian keluarga, penolong persalinan dan
tindak lanjut petugas kesehatan.
b. Pemantauan 2 jam pertama meliputi :
1) Kemampuan menghisap kuat/lemah.
2) Bayi tampak aktif atau lunglai.
3) Bayi kemerahan/biru.
Sebelum penolong meninggalkan ibu harus melakukan pemeriksaan dan
penilaian ada tidak masalah kesehatan terutama pada :
a. Gangguan pernafasan, warna dan aktivitasnya dilanjutkan untuk diamati.
b. Pertahankan suhu tubuh bayi dengan tidak memandikan minimal 6 jam atau minimal
suhu 36,5oC dan membungkus bayi dengan kain kering dan hangat kepala bayi harus
ditutup.
c. Lakukan pemeriksaan fisik dengan cara :
1) Gunakan tempat yang hangat dan bersih.
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan, gunakan sarung tangan dan bertindak
lembut.
3) Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala dan diterukan
secara sistematik menuju kaki.
4) Jika ditemukan faktor/masalah, cari bantuan lebih lanjut jika diperlukan.
5) Rekam hasil pengamatan.
d. Pemberian vitamin K diberikan untuk mencegah perdarahan yang bisa muncul
karena protombin rendah pada hari-hari pertama kehidupan bayi. Bayi cukup
bulan/normal 1 Kg/hari peral selama 3 hari. Bayi berisiko 0,5-1 mg per
perenteral/IM.
e. Mengidentifikasi BBL
1) Peralatan identifikasi bayi harus selalu tersedia, harus kebal air, tepinya harus
lembut tidak melukai, tidak mudah sobek, dan tidak mudah lepas.
2) Harus tercantum pada alat identifikasi, seperti :
- Nama (bayi, ibunya)
- Tanggal lahir
- Nomor lahir
- Jenis kelamin
3) Disetiap tempat tidur harus dicantumkan nama, tanggal lahir dan nomor
identifikasi berat badan, panjang badan, lingkar kepala, linkar perut, dan catat
juga direkam medik.
4) Pengkajian refleks fisiologis bayi
a. Mata
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba-tiba pada kornea. Jika
tidak ada maka menunjukan adanya kerusakan saraf cranial. Pupil kontriksi saat
diarahkan sinar kepadanya, ketukan halus pada glabela (bagian dahi diantara dua iris
mata) menyebabkan mata tertutup rapat.
b. Mulut dan tenggorokan
1) Menghisap
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral sebagai respon
terhadap rangsangan dapat terjadi pada saat tidur sekalipun.
2) Rooting
Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi
membalikan kepala kaarah sisi tersebut dan mulai menghisap.
3) Menguap
Respon spontan terhadap penurunan oksigen dengan meningkatkan jumlah udara
inspirasi, harus menetap sepanjang hidup.
4) Muntah
Stimulasi terhadap faring posterior terhadap makanan, hisapan atau masuknya
selang harus menyebabkan bayi mengalami refleks muntah.
5) Ekstruksi
Bila lidah disentuh atau ditekan bayi meresponnya dengan mendorongnya keluar,
harus menghilang saat bayi berumur 4 bulan.
6) Batuk
Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, biasanya ada setelah hari
pertama lahir.
c. Ekstremitas
1) Menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau kaki menyebabkan fleksi tangan dan jari.
2) Masa tubuh
- Refleks moro
Memberikan isyarat pada bayi dengan satu teriakan kencang dan gerakan
mendadak respon bayi akan berupa menghentakan tangan dan kaki lurus arah
keluar, sedangkan lutut fleksi dan tangan akan kembali kearah dada seperti
bayi dalam pelukan.
- Tonik leher
Jika bayi dimiringkan dengan cepat kesalah satu sisi lengan dan kakinya
akan berekstensi dan lengan berlawanan serta kaki fleksi.
d. Neck-Righting
Jika bayi terlentang kepalan dipalingkan kesalah satu sisi bahu dan batang tubuh
membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis.
e. Inkurvasi batang tubuh
Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul
bergerak kearah sisi yang distimulasi.
5) Mengajarkan orang tua cara merawat bayi
a. Pemberian nutrisi
1) Berikan ASI sesering keinginan/kebutuhan bayi atau jika payudara penuh.
2) Frekuensi menyusui 2-3 jam.
3) Pastikan bayi mendapat kolostrum selama 24 jam untuk melindungi diri dari
infeksi.
4) Berikan ASI saja selama 6 bulan.
b. Mempertahankan kehangatan bayi
1) Suhu ruangan setidaknya 18-20oC.
2) Jika bayi kedinginan harus didekap pada tubuh ibu.
3) Jangan menggunakan alat penghangat buatan ditempat tidur (botol berisi air
panas).
c. Memberitahukan tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
1) Pernafasan sulit atau >60x/menit.
2) Suhu terlalu panas >38oC atau terlalu dingin < 36oC.
3) Warna kulit kuning (terutama pada 24 jam pertama) biru/pucat dan memar.
4) Jika diberikan ASI/makan hisapan lemah, mengantuk berlebihan dan muntah
terus.
5) Tali pusat bengkak, merah keluar cairan, berbau busuk, dan berdarah.
6) Adanya tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat, merah, bengkak,
keluar cairan (nanah) dan pernafasan sulit.
7) Tidak berkemih selama 23 jam, tinja lembek, kering, hijau tua, ada lendir/darah
ditinja.
8) Bayi menggigil atau menangis tidak seperti biasanya, sangat mudah
tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang halus, tidak bisa tenang
dan menagis terus menerus.
6) Mencegah infeksi pada bayi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan
atau kontaminasi mikro organisme selama proses persalinan atau beberapa saat setelah
persalinan. Sebelum menangni BBL pastikan penolong persalinan telah melakukan
pencegahan infeksi, sebagai berikut :
a. Pastikan cuci tangan sebelum dan sesudah memegana bayi atau setelah
menggunakan toilet untuk BAB/BAK.
b. Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih selalu dan letakkan popok dibawah tali
pusat, jika tali pusat kotor cuci dengan air bersih, laporkan segera apabila timbul
perdarahan, pembengkakan, dan keluar cairan merah berbau busuk.
c. Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara sewaktu mandi.
d. Muka, pantat dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih, hangat dan sabun tiap
hari.
e. Jaga bayi terhadap orang yang menderita infeksi dan pastikan semua orang
memegang bayi selalu mencuci tangan terlebih dahulu.
7) Pencegahan infeksi pada mata
Tetes mata untuk mencegah infeksi pada mata dpat diberikan setelah bayi diberi ASI
oleh ibunya dengan menggunakan salep mata Tetraciklin 1%.
Cara pemberian profilaksis mata :
a. Cici tangan terlebih dahulu.
b. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan pemberian obat tersebut.
c. Berikan salep mata pada setiap garis lurus mulai bagian mata yang dekat dengan
hidung menuju luar mata.
d. Jangan menghapus salep mata dan menganjurkan keluarga untuk tidak menghapus
obat tersebut.
8) Diagnosa keperawatan
a. Risiko hipotermi.
b. Risiko bersihan jalan nafas tidak efektif.
c. Risiko infeksi.
9) Intervensi
a. Risiko hipotermi
Intervesinya yaitu :
1) Mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir dengan handuk yang bersih dan
kering dan hangat.
2) Bungkus bayi dengan selimut yang hangat.
3) Observasi suhu tubuh bayi dan lingkungan.
4) Menghangatkan tubuh bayi dengan metode kangguru.
5) Mencegah kehilangan panas pada bayi dengan cara :
- Memberikan tutup kepala bayi/topi.
- Mengganti popok/kain/pakaian yang basah dengan yang kering.
- Menggunakan popok yang dilapisi plastik sehingga bayi mendapat sumber
panas terus menerus.
b. Risiko bersihan jalan nafas tidak efektif
Intervensinya yaitu :
1) Menilai pernafasan dengan cepat.
2) Membersihkan jaln nafas.
3) Menghisap lendir dengan penghisap De Lee.
4) Menyediakan tabung oksigen dan selangnya.
5) Segera menghisap mulut dan hidung bayi sesuai kondisi.
6) Memantau dan mencatat usaha nafas yang pertama.
c. Risiko infeksi
Intervensinya yaitu :
1) Kaji ulang tanda-tanda infeksi.
2) Menjaga bayi dari oarang-orang yang menderita infeksi dan pastikan setiap
orang selalu mencuci tangan terlebih dahulu.
3) Memberikan tetes mata pada BBL untuk mencegah penyakit mata dan
clamidia.
4) Memberi viatamin K 0,5 mg (IM) untuk mencegah perdarahan karena
defisiensi vitamin K.
5) Memberikan perawatan tali pusat.

5. Perubahan Fisiologi Neonatus.


Fisiologi neonatus ialah ilmu yang mempelajari fungsi dan proses vital neonatus, yaitu
satu organisme yang sedang tumbuh, yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan ekstra uteri, tiga faktor yang mempengaruhi
perubahan fungsi yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi.
a. Respirasi Neonatus.
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas harus melalui
paru bayi. Sebelum terjadi pernafasan, neonatus dapat mempertahankan hidupnya
dalam keadaan anoksia lebih lama karena ada kelanjutan metabolisme anaerob.
Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama ialah tekanan mekanis dari toraks
sewaktu melalui jalan lahir. Penurunan PaO2 dan kenaikan PaCO2 merangsang
kemoreseptor terletak disinus karotikus, rangsangan dingin di daerah muka dapat
merangsang permulaan gerakan pernafasan. Refleks deflasi, hering breus, selama
ekspirasi, setelah inspirasi dengan tekanan positif, terlihat suatu inspiratory gasp.
Respirasi pada masa demalus terutama diafragmatik dan abdominal dengan
biasanya masih tidak teratur dalam hal frekuensi dan dalamnya pernafasan, setelah
paru berfungsi, pertukaran gas dalam paru sama dengan pada orang dewasa, tetapi
oleh karena bronchiolus relatif kecil, mudah terajadi air tropping.
b. Jantung Dan Sirkulasi.
Pada masa fetus darah plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati,
sebagian langsung ke serambi kiri jantung kemudian ke bilik kiri jangtung, dari
bilik darah dipompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Dari bilik kanan darah dipompa
sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus arteriosus aorta. Setelah bayi lahir
paru akan berkembang mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara
fungsional, hal ini terjadi pada jam-jam pertama, setelah kelahiran. Tekanan darah
pada waktu lahir dipengaruhi oleh sejumlah darah yang melalui transfusi plasenta
dan pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi
konstan kira-kira 85/40 mmHg.
c. Traktus Digestivus.
Traktus digestivus pada neonatus relatif lebih berat dan panjang dibandingkan
orang dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung zat yang berwarna
hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut mekonium.
Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama. Dan dalam 4 hari biasanya
tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa. Enzim traktus digestivus biasanya sudah
terdapat pada neonatus kecuali amilase pankreas, aktifitas lipase telah ditemukan
pada fetus 7 – 8 bulan.
d. Hati Dan Metabolisme.
Segera setelah lahir hati menunjukan perubahan biokimia dan morfologis, yaitu
kenalkan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik
juga mulai berkurang walaupun memakan waktu agak lama. Luas permukaan
neonatus terlahir lebih besar daripada orang dewasa, sehingg metabolisme basal per
kg BB lebih besar, pada jam pertama energi didapatkan dari pembakaran
karbohidrat. Pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak, setelah
mendapatkan susu lebih kurang pada hari keenam, energi 60 % didapatkan dari
lemak dan 40 % dari karbohidrat.
e. Produksi Panas.
Bila suhu sekitar turun, ada 3 cara tubuh untuk meninggikan suhu, yaitu:
aktifitas otot, shivering, non shivering thermogenesis (NST). Pada neonatus cara
untuk meninggikan suhu terutama dengan NST, yaitu dengan pembakaran ‘ Brown
Fat ‘ yang memberikan lebih banyak energi per gram dari pada lemak biasa.
f. Keseimbangan Air Dan Fungsi Ginjal.
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif
lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraselular luas.
Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang
dewasa, ada ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerolus dan volume
tubulus proksimal ‘ Renal Blood Flow ‘ pada neonatus relatif kurang bila
dibandingkan dengan orang dewasa.
g. Kelenjar Endokrin.
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi baru
lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi. Misalnya dapat dilihat
pembesaran kelenjaran air susu pada bayi laki-laki ataupun perempuan. Kadang-
kadang dapat dilihat ‘With Drawal’misalnya pengeluaran darah dari vagina yang
menyerupai haid pada bayi perempuan, kelenjar tiroid sudah sempurna terbentuk
sewaktu lahir dan sudah mulai berfungsi sejak beberapa hari sebelum lahir.
h. Susunan Saraf Pusat.
Sewaktu lahir fungsi motorik terutama ialah subkortikol. Setelah lahir jumlah
cairan otak berkurang sedangkan lemak dan protein bertambah.
i. Imunoglobulin.
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang dan lamina
proprianeum dan apendiks plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari
antigen dan stress imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat globulin gamma
G, yaitu imunologi dari ibu yang dapat melalui plasenta karena berat molekulnya
kecil, tetapi bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta seperti illeus, taksoplasma,
herpes simpleks dan penyakit virus lainnya, reaksi imunologi dapat terjadi dengan
pembentukan sel plasma dan anti body gamma A, gamma G, gamma M, imunologi
dalam kolostrum berguna sebagai proteksi lokal dalam traktus digestivus, misalnya
terhadap beberapa strain E. Colli.
Daftar Pustaka
Affandi, Bisan. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta : JNPK-
KR
Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pusaka

Anda mungkin juga menyukai