Anda di halaman 1dari 65

Monitoring

dan Evaluasi
Patient
Safety
Dedi Irawan
Unsafe Action & Condition
Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 2
Near miss
• Near Miss (hamper) atau Nyaris Cedera merupakan suatu
kejadian akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission),
yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi,
karena keberuntungan, tindakan pencegahan, maupun
peringatan
• Misal: pasien menerima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak
timbul reaksi obat (factor keberuntungan)
• uatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain
mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan
(pencegahan)
• suatu obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara
dini lalu diberikan antidotenya (peringanan)

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 3


Adverse event / kejadian tak
diharapkan
• Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
merupakan suatu kejadian yang mengakibatkan cedera
yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu
tindakan (commission ) atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil (omission ), dan bukan karena
“underlying disease” atau kondisi pasien.
• Fenomena gunung es; Sebagian besar cenderung tidak
dilaporkan, tidak dicatat, atau luput dari perhatian kita
semua
• Yang biasanya terdeteksi = adverse event

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 4


Adverse event / ktd
• Dapat terjadi dalam tahap diagnostic seperti kesalahan
atau keterlambatan diagnose, tidak menerapkan
pemeriksaan yang sesuai, menggunakan cara
pemeriksaan yang sudah tidak dipakai atau tidak
bertindak atas hasil pemeriksaan atau observasi;
• tahap pengobatan seperti kesalahan pada prosedur
pengobatan, pelaksanaan terapi, metode penggunaan
obat, dan keterlambatan merespon hasil pemeriksaan
asuhan yang tidak layak;
• tahap preventive seperti tidak memberikan terapi
provilaktik (pencegahan) serta monitor dan follow up
yang tidak adekuat; atau pada hal teknis yang lain seperti
kegagalan berkomunikasi, kegagalan alat atau system.
Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 5
MONITORING DAN EVALUASI
A. Di Rumah Sakit
• Pimpinan rumah sakit secara berkala melakukan monitoring dan evaluasi
program keselamatan pasien yang dilaksanakan oleh Unit Kerja Keselamatan
Pasien Rumah Sakit;
• Unit Kerja Keselamatan Pasien Rumah Sakit secara berkala (paling lama 2 tahun)
melakukan eveluasi pedoman, kebijakan dan prosedur keselamatan pasien yang
dipergunakan di rumah sakit;
• Unit Kerja Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan evaluasi setiap
TRIWULAN dan membuat tindak lanjutnya.

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 6


MONITORING DAN EVALUASI
B. Di Propinsi
• Dinas Kesehatan Propinsi dan PERSI Daerah melakukan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program
Keselamatan Pasien Rumah Sakit di wilayah kerjanya.

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 7


MONITORING DAN EVALUASI
• C. Di Pusat
• 1. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan Keselamatan Pasien Rumah
Sakit di rumah sakit - rumah sakit
• 2. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan minimal satu tahun satu
kali.

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 8


MONITORING DAN EVALUASI
D. KARS
Kars melakukan monitoring dan evaluasi keselamatan
pasien menggunakan instrument akreditasi rumah sakit

E. KKPRS (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit)


KKPRS melakukan monitoring dan evaluasi pedoman –
pedoman yang telah disusun paling lama 2 tahun sekali
KKPRS melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan yang
telah dilakukan oleh rumah sakit

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 9


Pencatatan dan Pelaporan
A. Setiap unit kerja di rumah sakit mencatat semua kejadian terkait
dengan keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak
Diharapkan dan Kejadian Sentinel) pada formulir yang sudah
disediakan oleh rumah sakit.
B. Setiap unit kerja di rumah sakit melaporkan semua kejadian terkait
dengan keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak
Diharapkan dan Kejadian Sentinel) kepada Tim Keselamatan Pasie
Rumah Sakit pada formulir yang sudah disediakan oleh rumah sakit.
C. Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit menganalisis akar penyebab
masalah semua kejadian yang dilaporkan oleh unit kerja.

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 10


Pencatatan dan Pelaporan (lanjutan..)

D. Berdasarkan hasil analisis akar masalah maka Tim


Keselamatan Pasien Rumah Sakit merekomendasikan
E. solusi pemecahan dan mengirimkan hasil solusi pemecahan
masalah kepada Pimpinan rumah sakit
F. Pimpinan rumah sakit melaporkan insiden dan hasil solusi
masalah ke Komite Keselamatan Pasien
G. Rumah Sakit (KKPRS) setiap terjadinya insiden dan
setelah melakukan analisis akar masalah yang bersifat
rahasia.
Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 11
Tujuan Pelaporan Insiden dan Keselamatan
Pasien

• Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit


• Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien
dan masyarakat
• Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah
sakit.
• Terlaksananya program-program pencegahan sehingga
tidak terjadi pengulangan kejadian tidak
• diharapkan.

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 12


Cara Pengisian Insiden Keselamatan Pasien
(KKP-RS) : ROOT CAUSE ANALYSIS ‘RCA’

I. Data RS (Kepemilikan: Pusat/Daerah, Swasta, TNI/Polri,


BUMN. Jenis RS: Umum, Khusus -Mata, Paru, Jantung, dll- )
II. Data Pasien (Umur, JK, Penanggung jawab, tanggal
masuk)
III. Rincian Kejadian (Tanggal&Jam, Judul insiden, Kronologis,
Jenis insiden (near miss/Adverse Event), pelapor, terjadi
pada siapa(Pasien/Karyawan/Pengunjung), tempat
insiden, unit/department terkait yg menyebabkan insiden,
akibat terhadap pasien, tindakan yg dilakukan, dilakukan
oleh, apakah pernah terjadi di unit lain?)
Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 13
Cara Pengisian Insiden Keselamatan Pasien
(KKP-RS) : ROOT CAUSE ANALYSIS ‘RCA’ dan
Risk Grading Matrix
IV. Tipe insiden (Tipe dan Subtipe insiden)
V. Analisa penyebab insiden (a.penyebab langsung,
b.akar penyebab masalah, rekomendasi solusi)
RCA merupakan instrument analisis retrospektif
(Mencari AKAR MASALAH insiden yang telah terjadi)
untuk mencegah terjadinya pengulangan suatu insiden
Faktor-Faktor Kontributor Penyebab dan Akar Masalah :
Faktor eksternal, organisasi dan managemen,
lingkungan kerja, tim, petugas dan kinerja, tugas,
pasien, komunikasi 14
Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety
Langkah ROOT CAUSE ANALYSIS
I. Klasifikasi insiden

• Dilakukan agar efisien dan effektif dalam menggunakan


sumber daya untuk seluruh proses analisa
• Buat peringkat insiden berdasarkan consequence dan
likehood
• Consequence = seberapa berat dampak suatu masalah
• Likehood = seberapa sering suatu masalah/insiden terjadi
• Masalah prioritas = Consequence (C) x Likehood (L)
• Bobot point = 1 - 5, semakin tinggi nilai, semakin penting
masalah tersebut untuk diselesaikan

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 15


Langkah ROOT CAUSE ANALYSIS (Lanjutan..)
I. Klasifikasi insiden

• Bobot point = 1 - 5, semakin tinggi nilai, semakin penting


masalah tersebut untuk diselesaikan
• Bobot 1 – 3 = Masalah Rendah; Bobot 4 – 6 = Masalah Sedang;
Bobot 8 – 15 = Masalah Tinggi; 16 – 25 = Masalah Ekstrem/
Katastropik
• Untuk masalah dengan bobot konsekuensi berat (C = 4 – 5)
tapi frequency terjadinya jarang, maka bobot penilaian
risikonya dianggap (L = 5) dan HARUS dilakukan RCA
• Mis: Gunting tertinggal di dalam perut

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 16


Langkah ROOT CAUSE ANALYSIS (Lanjutan..)
I. Klasifikasi insiden

Tingkat Deskripsi Nilai


Jarang Terjadi pada keadaan khusus 1
Kadang – kadang Dapat terjadi sewaktu – waktu 2
(unlikely)
Mungkin (possible) Mungkin terjadi sewaktu – waktu 3
Mungkin sekali (likely) Mungkin terjadi pada banyak keadaan 4
tapi tidak menetap
Hampir pasti (almost Dapat terjadi pada tiap keadaan dan 5
certain) menetap
Pengukuran Kualitatif Frequency/Kemungkinan (likelihood)

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 17


Langkah ROOT CAUSE ANALYSIS (Lanjutan..)
I. Klasifikasi insiden

Deskriptor Contoh Deskripsi Tingka


t
Tidak Bermakna Tidak ada cedera, kerugian materil kecil 1
Rendah Pertolongan pertama dapat diatasi, kerugian finansial 2
sedang
Sedang Memerlukan pengobatan medis, kerugian keuangan 3
besar
Tinggi Cedera luas, hilang kemampuan produksi, kerugian 4
materil besar
Katastropik Kematian, kerugian keuangan sangat besar 5
Pengukuran Kualitatif Consequency/Dampak

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 18


Langkah ROOT CAUSE ANALYSIS (Lanjutan..)
I. Klasifikasi insiden

Kemungkinan Dampak Rendah Sedang Besar Ekstrim/


(likelihood) sangat rendah Katastropik
Jarang 1 2 3 4 5
Kadang – kadang 2 4 6 8 10
Mungkin 3 6 9 12 15
Mungkin sekali 4 8 12 16 20
Hampir pasti 5 10 15 20 25
Analisa Dampak
Matriks Grading Risiko/Risk Grading Matrix

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 19


Langkah ROOT CAUSE ANALYSIS (Lanjutan..)
I. Klasifikasi insiden

Level/Bands Tindakan
Rendah Risiko Rendah, Investigasi sederhana paling lama 1 minggu diselesaikan
dengan Prosedur Rutin
Sedang Risiko sedang, Investigasi sederhana paling lama 2 minggu,
manager/pimpinan klinis sebaiknya menilai dampak terhadap biaya
dan kelola risiko
Tinggi Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari. Kaji dengan detil & perlu
tindakan segera serta membutuhkan perhatian top management
Extreme/ Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling lama 45 hari, membutuhkan
Katastropik tindakan segera dan perhatian
Analisa Dampak sampai ke direktur
Matriks Grading Risiko/Risk Grading Matrix

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 20


Langkah ROOT CAUSE ANALYSIS (Lanjutan..)
I. Klasifikasi insiden

• Contoh:
Perawat tertusuk jarum
Bobot consequence : C = 4 (tertusuk jarum berrisiko tertular
segala macam penyakit berbahaya)
Bobot Likehood : L = 5 (terjadi setiap bulan, kadang sebulan bisa
terjadi sampai dengan 2 kali)
Klasifikasi insiden = C x L = 4 x 5 = 20 (ekstrem)

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 21


Langkah ROOT CAUSE ANALYSIS (Lanjutan..)
II. Membentuk Tim RCA

• Representatif : Terdiri dari multidisiplin/multidepartmen


• Orang yang Berkompetensi dibidang yang akan dibahas
• Netral : anggota tim tersebut tidak ada yang memiliki konflik
kepentingan dengan kasus yang akan dibahas
• Jika diperlukan, dapat diambil Ahli dari luar RS / konsultan menjadi
anggota tim
• Usahakan jumlahnya ganjil/gasal dan tidak terlalu banyak. Mis:5-7
orang

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 22


Langkah ROOT CAUSE ANALYSIS (Lanjutan..)
II. Membentuk Tim RCA

• Contoh : insiden perawat tertusuk jarum


• Anggota tim RCA : Manager Keperawatan, Manager
Pengendalian Mutu, Koordinator Pengendalian Infeksi, Manager
Penunjang Medis, Koordinator K3 Rumah Sakit

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 23


Langkah ROOT CAUSE ANALYSIS (Lanjutan..)
III. Megumpulkan Data

• Yang dikumpulkan HANYA Data, bukan kesan, dugaan, asumsi,


atau tafsiran
• Data internal : Catatan Medis, Wawancara orang yg terlibat,
Wawancara seluruh saksi, Kunjungan ke lokasi kejadian perkara,
mendokumentasikan peralatan yang digunakan, near miss dan
insident report, klaim, complaint, hasil audit, dll
• Data Administrasi : Kebijakan dan Prosedur Internal Organisasi,
peraturan perundangan, standar mutu, SOP, pedoman dari
organisasi profesi, referensi ilmiah terbaru, dll.
• Semua data diperlukan untuk melihat kesenjangan (gap) antara
fakta yang terjadi dengan yang seharusnya dilakukan

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 24


Langkah ROOT CAUSE ANALYSIS (Lanjutan..)
IV. Memetakan Informasi

• Seluruh data dipetakan berdasarkan runtutan kejadiannya


• Naratif kronologi (PR : Cari tentang ini)
• Time person grid (PR : Cari tentang ini)
• Timelines (PR : Cari tentang ini)
• Tabular timelines (PR : Cari tentang ini)
• Contoh: naratif kronologi perawat tertusuk jarum

Perawat Setelah tindakan, Saat dibawa tutup syringe


mengambil jarum syringe ditutup terlepas, perawat reflex
sampel dan dibawa ke luar berusaha menangkap dan
darah AGD ruang tertusuk jarumnya
Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 25
Langkah ROOT CAUSE ANALYSIS (Lanjutan..)
V. Identifikasi dan Memprioritaskan masalah

• Teliti runtutan informasi apakah kejadian2 tersebut sesuai dengan


seharusnya atau tidak
• Bandingkan dengan seluruh data yang sudah dikumpulkan
sebelumnya
• Jika ditemukan ketidak sesuaian, maka itulah yang disebut sebagai
masalah. Setelah teridentifikasi, lakukan skala prioritas masalah,
FOKUS pada masalah besar dan utama
• Contoh kasus perawat tertusuk jarum, masalah tertusuk jarum
dapat dijadikan sebagai masalah itu sendiri, tapi jika ternyata
kompleks dan melibatkan banyak pihak, maka masalah tersebut
harus diidentifikasi satu demi satu

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 26


Langkah ROOT CAUSE ANALYSIS (Lanjutan..)
VI. Analisa Faktor Mana Yang Berperan

• Cara mengalanilsa dapat menggunakan “5 Why” dan Diagram


Tulang Ikan
• 5 Why dilakukan dengan bertanya 5 kali Why terhadap suatu
kejadian sampai tidak ada lagi jawaban yang dikemukakan,
namun kelemahannya metode ini tergantung latar belakang
penanya dan yang ditanya sehingga satu orang penanya bisa
saja mendapatkan hasil jawaban yang berbeda terhadap suatu
event.
• Diagram Tulang Ikan (Fish Bone)

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 27


Langkah ROOT CAUSE ANALYSIS (Lanjutan..)
VI. Analisa Faktor
Mana Yang
Berperan
Diagram
Tulang Ikan
(Fish Bone)

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 28


Langkah ROOT CAUSE ANALYSIS (Lanjutan..)
VI. Analisa Faktor Mana Yang Berperan

• Pada Contoh kasus perawat tertusuk jarum, akar masalahnya =


• Belum dilakukan tinjauan keselamatan pada alat (factor peralatan)
• Belum ada prosedur yang aman (factor kebijakan/SOP)
• Barrier yang ada tidak dirancang untuk melindungi staf (factor
barrier/penghalang)
• Untuk menguji hasil analisa, buatlah pernyataan sebab-akibat,
apakah jika sebab diatasi maka akibat dapat dihindari..

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 29


Langkah ROOT CAUSE ANALYSIS (Lanjutan..)
VI. Analisa Faktor Mana Yang Berperan

Contoh pernyataan sebab akibat:


• Karena belum dilakukan tinjauan keselamatan pada syringe, maka
belum ada mekanisme yang menjamin keselamatan pemakaian
alat tersebut yang akhirnya menyebabkan terjadinya insiden
perawat tertusuk jarum
• Belum ada prosedur aman transport yang menyebabkan jarum
syringe ditutup lagi dan dibawa keluar ruang sehingga
meningkatkan peluang terjadinya insiden tertusuk jarum
• Barrier yang ada tidak dirancang untuk melindungi staf
menyebabkan terjadinya insiden staf perawat tertusuk jarum

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 30


Langkah ROOT CAUSE ANALYSIS (Lanjutan..)
VII. Menyusun Rekomendasi Penyelesaian Masalah

• Tanpa rekomendasi,
semua tahapan
analisa tidak berarti
apa-apa
• Instrumen untuk
menyusun
penyelesaian
masalah : Barrier
Analysis (Analisis
Penghalang)

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 31


Langkah ROOT CAUSE ANALYSIS (Lanjutan..)
VII. Menyusun Rekomendasi Penyelesaian Masalah

• Pemahaman analisa barrier/penghalang :


• Dari gambar barrier tersebut; Mis: Untuk mencegah tenggelam
(aktivitas berenang), memakai pelampung (alat) lebih efektif
mencegah insiden tenggelam dibandingkan berenang sesuai
prosedur yang benar (Kebijakan/SOP)
• Rekomendasi mencantumkan : ukuran keberhasilan, penanggung
jawab, batas waktu penyelesaian

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 32


Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 33
Langkah ROOT CAUSE ANALYSIS (Lanjutan..)
VII. Menyusun Rekomendasi Penyelesaian Masalah

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 34


Langkah ROOT CAUSE ANALYSIS (Lanjutan..)

VIII. Membuat laporan RCA

• Laporan berisi seluruh kegiatan pelaksanaan RCA mulai dari


identifikasi sampai dengan rekomendasi yang diberikan
• Laporan diberikan ke pimpinan organisasi untuk disetujui dan
kemudian dilaksanakan atas perintah dan sepengetahuan
pimpinan

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 35


Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 36
Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 37
Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 38
Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 39
Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 40
Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 41
Contoh analisa matriks risiko

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 42


HFMEA (Health Failure Mode effect
Analysis )
• Health Failure Mode effect Analysis (HFMEA) adalah suatu
metode yang sistematis untuk mengidentifikasi dan
mencegah masalah baik berupa hasil dan ataupun
proses sebelum terjadi
• Merupakan bagian dari Manajemen Risiko yang harus
dikerjakan RS dalam rangka pencegahan terhadap
kegagalan proses dan output secara proaktif
• Sal;ah satu alat/metode yang dapat digunakan untuk
melakukan analisis terhadap konsekuensi suatu kejadian
yang berujung pada proses kritis dan berisiko tinggi

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 43


HFMEA (Health Failure Mode effect
Analysis )
• Failure Mode effect Analysis (FMEA) sudah digunakan
sejak lebih dari 30 tahun yang lalu dan digunakan secara
luas dalam berbagai industri antara antara lain:
Penerbangan, Tenaga, Nuklir, Ruang angkasaAerospace,
Proses Industri Kimia, Industri Automotive, Food Processing
(HACCP)
• HFMEA ini sudah dijadikan sebagai salah satu standar
penilaian akreditasi RS oleh Joint Commission of
Internasional Accreditation, yang menjadi acuan Standar
Akreditasi RS versi 2012 dariKomisi Akreditasi RS Indonesia

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 44


KEGUNAAAN HFMEA
HFMEA banyak digunakan karena :
• Dapat mengantisipasi pencegahan dari suatu kegagalan
• Tidak harus menunggu adanya pengalaman
buruk/iterjadinya insiden
• Dapat menyusun sistem yang kurang berisiko terhadap
kegagalan sistemik

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 45


Sasaran Pelaksanaan Manajemen Risiko
• Mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan
dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang
dapat diterima oleh masyarakat.
• Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang
disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia,
organisasi dan politik.
• Pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara
yang tersedia bagi manusia khususnya, bagi entitas
manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi)

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 46


Program Manajemen Risiko

• assesmen/identifikasi risiko;
• menetapkan prioritas risiko;
• pelaporan tentang risiko;
• penanganan/mitigasi risiko;
• investigasi KTD; dan
• Manajemen klaim-klaim yang terkait

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 47


Perbedaan dan persamaan HFMEA dan RCA
(Root Cause Analysis)

PERSAMAAN PERBEDAAN
Dilaksanakan oleh interdisiplin tim Analisis Prospektif
Menggunakan diagram alur Ada pemilihan dievaluasi
Focus pada isu system Memasukan evaluasi kritis
Ada pengukuran action dan hasil
yang dikembangkan

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 48


STANDAR JCHO TERKAIT PENGGUNAAN
HFMEA

Identifikasi dan tetapkan prioritas pada proses yang berisiko tinggi


Pilih minimal satu proses yang berisiko tinggi setiap tahun
Identifikasi modus kegagalan yang potensial
Identifikasi setiap efek yang mungkin terjadi akibat modus kegagalan
Identifikasi dan tetapkan prioritas pada proses yang berisiko tinggi
Pilih minimal satu proses yang berisiko tinggi setiap tahun
Identifikasi modus kegagalan yang potensial
Identifikasi setiap efek yang mungkin terjadi akibat modus kegagalan

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 49


LANGKAH PELAKSANAAN HFMEA
• Tahap 1 – Menentukan Topik
• Tahap 2 – Membentuk Tim
• Tahap 3 – Menjabarkan Proses ke dalam Grafik
• Tahap 4 – Melakukan Analisis
• Tahap 5 – Mengidentifikasi Tindakan dan Ukuran
Keberhasilan

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 50


Tahap 1

• Tetapkan lingkup HFMEA dan definisikan proses yang akan dianalisis secara jelas
• Contoh Form

HFMEA ini difokuskan kepada _xxxx_xxxx____________________________________


___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 51


Tahap 2

• Bentuk tim yang terdiri dari multidisiplin ilmu terkait dengan


proses/topik, dengan seorang konsultan

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 52


Tahap 3
Jabarkan proses dalam grafik
A. Kembangkan dan verifikasi diagram alur (apa yang
terjadi dan bukan apa yang telah terjadi)

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 53


Tahap 3
B. Beri nomor untuk
setiap langkah proses
yang diidentifikasi
dalamm diagram alur
C. Apabila prosesnya
sangat komplek,
identifikasi area proses
yang akan dijadikan
fokus (apply arbitrary
boundaries for a
manageable bite)

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 54


Tahap 3

• D. Identifikasi semua
sub proses dibawah
setiap blok alur
proses. Tuliskan
secara berurut
seluruh sub proses

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 55


Tahap 3
E. Buat komposisi diagram alur dari setiap sub proses Analisis
alur sub proses

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 56


Tahap 4
Lakukan analisis
Hazard
A. Buat list modul
kegagalan (semua
cara dimana
proses dapat
gagal)

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 57


Tahap 4
B. Tentukan tingkat kegawatan dan Tingkat kemungkinan

“Filter”

HFMEA Hazard Scoring Matrix

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 58


Tahap 4 (lanjutan..)
B. Tentukan tingkat kegawatan dan Tingkat kemungkinan

Analisis Hazard dan Tingkat Kegawatan


Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 59
Tahap 4 (lanjutan..)
B. Tentukan tingkat kegawatan dan Tingkat kemungkinan

Analisis Hazard dan Tingkat Kegawatan


Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 60
Tahap 4 (lanjutan..)
B. Tentukan tingkat kegawatan dan Tingkat kemungkinan

PENJELASAN PROBABILITY RATING:


• Frequent – sering terjadi dengan tiba2 atau dalam periode waktu
yang singkat (dapat terjadi beberapa lkali dalam setahun)
• Occasional – kemungkinan akan terjadi ( dapat terjadi beberpa
kali dalam 1-2 tahun)
• Uncommon – jarang terjadi (mungkin terjadi beberpa kali dalam
2- 5 tahun sekali)
• Remote – hampir tidak pernah terjadi (dapat terjadi beberpa kali
dalam 5 to 30 tahun sekali )

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 61


Tahap 4
(lanjutan..)
C. Gunakan “Pohon
Keputusan/Decision
Tree”
D. Buat daftar
penyebab modul
kegagalan

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 62


TAHAP 5
Mengidentifikasi Tindakan dan Ukuran Keberhasilan

Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 63


TAHAP 5
Mengidentifikasi Tindakan dan Ukuran Keberhasilan

A. Putuskan apakah akan dilakukan penghapusan,


pengendalian atau penerimaan dari modul kegagalan
B. Jabarkan suatu kegiatan untuk setiap penyebab modul
kegagalan yang akan dihapuskan atau dikendalikan .
C. Identifikasi pengukuran outcome yang akan digunakan untuk
melakukan analisis dan lakukan uji terhadap proses kaji ulang
D. Identifikasi individu yang ditunjuk untuk melengkapi kegiatan
yangdirekomendasikan
E. Pastikan pimpinan tertinggi RS menyetujui kegiatan yang
direkomendasikan
Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 64
Dedi Irawan/Monitoring & Evaluasi Patient Safety 65

Anda mungkin juga menyukai