Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“KATARAK”
DI POLI MATA RSUP SANGLAH
KAMIS, 25 MARET 2019

Oleh :
Tingkat 2.5

NI KADEK MITA YANTI


P07120017178

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI D-III JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Katarak
Sub Pokok : Katarak
Sasaran : Pasien di Poli Mata RSUP SANGLAH
Tempat : Poli Mata RSUP SANGLAH
Hari/Tanggal : Kamis, 25 April 2019
Waktu : ±20 menit

I. LATAR BELAKANG
Katarak merupakan penyakit pada usia lanjut akibat proses penuaan, saat
kelahiran (katarak kongenital) dan dapat juga berhubungan dengan trauma mata
tajam maupun tumpul, penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang, adanya
penyakit sistemik seperti diabetes atau hipoparatiroidisme (Tamsuri, 2010).
Pembentukan katarak ditandai adanya sembab lensa, perubahan protein, nekrosis,
dan terganggunya keseimbangan normal serabut-serabut lensa. Kekeruhan lensa
ini juga mengakibatkan lensa transparan sehingga pupil akan berwarna putih atau
abu-abu, yang mana dapat ditemukan pada berbagai lokalisasi di lensa seperti
korteks dan nukleus. Katarak dapat mengakibatkan bermacam-macam komplikasi
pada penyakit mata seperti glaukoma ablasio, uveitis, retinitis pigmentosa, dan
kebutaan (Ilyas, 2010).
World Health Organization (WHO) mengumpulkan data kebutaan dan
gangguan penglihatan yang ditetapkan melalui Global Action Plan (GAP) 2014-
2019 merupakan survey berbasis populasi untuk penderita kebutaan dan gangguan
penglihatan dan layanan perawatan mata pada orang-orang berusia 50 tahun
keatas. Hasil survey ini melalui Rapid Assessment of Avoidable Blindness
(RAAB) memberikan hasil prevalensi kebutaan sekitar 85% terdapat pada usia 50
tahun. Hasil survey ini juga menemukan bahwa gangguan penglihatan tersebut
penyebab utamanya adalah output dan kualitas layanan
perawatan mata, cakupan bedah katarak dan indikator lain dari layanan perawatan
mata didaerah geografis tertentu.
Di Indonesia, katarak merupakan penyebab utama kebutaan, prevalensi
kebutaan pada usia 55-65 tahun sebesar 1,1%, usia 65-75 tahun sebesar 3,5%, dan
usia 75 tahun keatas 8,4%. Prevalensi kebutaaan diusia lanjut masih jauh diatas
0,5% yang berarti masih menjadi masalah kesehatan (Kompasiana, 2014).
Propinsi Sumatera Barat sekitar 4.512.369 penduduk sekitar 0,4% mengalami
kebutaan dan setiap tahunnya akan muncul insiden baru bertambah 0,1% dari
jumlah penduduk. Sehingga diperkirakan setiap tahunnya akan bertambah
penderita katarak di Sumatera Barat sebanyak 4.700 orang, hal ini menyebabkan
terjadinya penumpukan kasus katarak dari tahun ke tahun (Kompasiana, 2014).
Kebutaan karena katarak merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Untuk mengatasi masalah katarak ini tidak ada terapi obat tetes, salaf tertentu
dalam pengobatan kecuali melalui operasi (pembedahan). Pembedahan
diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk bekerja
ataupun untuk keamanan, yang mana pembedahan katarak paling sering dilakukan
orang berusia lebih dari 65 tahun (Brunner & Suddarth, 2001). Perawatan post
operasi katarak sangatlah penting diperhatikan, karena keberhasilan dari operasi
katarak tidak luput juga dari kepatuhan pasien terhadap perawatan pasca operasi.
Menurut Sackett dalam Niven (2000) kepatuhan pasien adalah sejauh
mana prilaku pasien sesuai dengan ketentuan atau instruksi yang diberikan oleh
profesional kesehatan. Pada pasien post operasi katarak sangat dianjurkan pasien
untuk patuh terhadap ketentuan atau aturan-aturan di rumah sakit yang sesuai
dengan protap atau prosedur untuk menghindari terjadinya komplikasi pada mata
seperti terjadinya infeksi atau dislokasi lensa.
Prosedur yang dilakuka sebelum pasien pulang, perawat mengganti verban
mata pasien terlebih dahulu dengan menanyakan kepada pasien dengan siapa klien
tersebut tinggal setelah pulang dari rumah sakit. Keluarga pasien tersebut ikut
memperhatikan perawat melakukan tindakan menukar verban pasien dan
memperhatikan cara meneteskan obat serta memberi salaf pada mata. Setelah itu
pasien dan keluarga diberi pendidikan kesehatan tentang perawatan mata di rumah
dan menganjurkan ganti verban mata tiap hari selama satu minggu, memberikan
obat tetes dan salaf mata tiga kali sehari, jangan membasahi mata atau verban
selama dua minggu, jangan menyentuh dan menggosok mata dengan tangan,
jangan membungkukan badan, rukuk, sujud selama dua minggu, jangan tidur
berbaring kearah sisi mata yang baru dioperasi, jangan tidur menelungkup selama
dua minggu, jangan mengangkat benda-benda berat atau mengendong anak,
hindari benturan keras pada bola mata.
Jika pasien tidak patuh terhadap ketentuan maka akan mengakibatkan
terjadinya komplikasi pasca operasi seperti infeksi, dislokasi lensa. Apa bila
infeksi post operasi terjadi, perawatannya akan semakin sulit bahkan dapat
mengakibatkan komplikasi lebih lanjut yaitunya terjadi ulkus kornea yang
memerlukan tindakan lebih lanjut atau tindakan eviserasi (pengangkatan bola
mata). Kepatuhan pasien dianggap sebagai perilaku yang di pengaruhi oleh
pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga (Niven, 2000).

II. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan peserta
penyuluhan mengetahui dan memahami tentang penyakit katarak
B. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan semua peserta penyuluhan dapat :
1. Menjelaskan tentang pengertian katarak
2. Menyebutkan tentang tanda dan gejala terkena katarak
3. Menjelaskan tentang macam-macam katarak
4. Menjelaskan tentang penyebab katarak
5. Menjelaskan tentang penatalaksanaan dan pencegahan katarak

III. MATERI PENYULUHAN

TERLAMPIR

IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
V. MEDIA
1. Leaflet

VI. ALAT DAN BAHAN


1. Kursi

VII. RENCANA EVALUASI

A. Struktur :

1. Persiapan Media dan Persiapan Materi

Persiapan media dilakukan selama 2 hari dengan metode pengumpulan


data dari sumber seperti pembuatan leafleat.Persiapan materi dilakukan
selama 2 hari dimulai dengan pencarian bahan materi dari berbagai sumber
seperti buku ,internet, dan persiapan pemahaman dan penguasaan materi.

B. Proses penyuluhan :

1. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan lancar dan


sasaran memahami tentang penyuluhan yang diberikan. Sasaran diharapkan
mampu mengerti dan memahami penyuluhan dan 50% bisa menjawab

2. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan


sasaran yang akan diharapkan penyuluhan

3. Diharapkan dalam proses penyuluhan terdapat 5 orang atau lebih peserta.

4. Peserta diharapkan memperhatikan materi yang diberikan

5. Data peseta yang di undang, yang hadir saat penyuluhan, dan jika ada yang
meninggalkan tempat saat proses penyuluhan belum selesai.

C. Hasil penyuluhan :

1. Peserta mampu:
a. Menyebutkan pengertian dari penyakit katarak.
b. Menyebutkan penyebab dari penyakit katarak.
c. Menyebutkan tanda dan gejala dari penyakit katarak.
d. Menyebutkan macam-macam dari penyakit katarak.
e. Menyebutkan penatalaksanaan dan cara penanganan dari penyakit katarak

2. Data peserta yang aktif bertanya.


VIII. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Waktu
Pembukaan a. Perkenalan Mendengarkan Ceramah 3 menit
b. Menjelaskan tujuan Mendengarkan
c. Apersepsi dengan cara Menjawab pertanyaan
menggali pengetahuan
yang dimiliki peserta
d. Kontrak waktu Menjawab
Penyajian a. Menjelaskan 1. Peserta, Ceramah 14
pengertian Katarak memperhatikan menit
penjelasan tentang
pengertian Katarak
2. Peserta, menanyakan
tentang hal-hal yang Tanya
belum jelas jawab
b. Menyebutkan 1. Peserta, Ceramah
penyebab Katarak memperhatikan
penjelasan tentang
penyebab Katarak
2. Peserta, menanyakan Tanya
tentang hal-hal yang jawab
belum jelas
c. Menyebutkan tanda 1. Peserta, Ceramah
dan gejala Katarak memperhatikan
penjelasan tentang
tanda dan gejala
Katarak
2. Peserta, menanyakan Tanya
tentang hal-hal yang jawab
belum jelas
d. Menjelaskan macam- 1. Peserta, Ceramah
macam Katarak memperhatikan
penjelasan tentang
macam-macam
Katarak
2. Peserta, menanyakan
tentang hal-hal yang Tanya
belum jelas jawab

e. Menjelaskan tentang 1. Peserta, Ceramah


penatalaksanaan dan memperhatikan
pencegahan Katarak penjelasan tentang
penatalaksanaan dan
pencegahan Katarak
2. Peserta, menanyakan Tanya
tentang hal-hal yang jawab
belum jelas
Penutup a. Menyimpulkan hasil Peserta memperhatikan Ceramah 3 menit
penyuluhan penjelasan yang
b. Menyampaikan yang disampaikan
diharapkan penyuluh
setelah dilakukan
penyuluhan tentang
Katarak
c. Mengevaluasi hasil Menjawab pertanyan Tanya
penyuluhan dengan jawab
memberikan
kesempatan peserta
penyuluhan untuk
mengajukan
pertanyaan
d. Membagikan Leaflet Menerima leaflet
e. Mengucapkan salam Menjawab salam penutup
penutup
Materi Penyuluhan

I. Pengertian Katarak
Dalam bahasa Indonesia disebut buyar penglihatan seperti tertutup air
terjun akibat lensa yang keruh. Katarak merupakan penyakit pada usia lanjut
akibat proses penuaan, saat kelahiran (katarak kongenital) dan dapat juga
berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul, penggunaan
kortikosteroid dalam jangka panjang, adanya penyakit sistemik seperti
diabetes atau hipoparatiroidisme (Tamsuri, 2010).
Katarak adalah keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan
lensa di dalam kapsul lensa (Istiqomah, 2004).Katarak adalah proses
terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul lensa, umumnya
akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari 65 tahun
(Marilynn Doengoes, dkk. 2000).
Katarak adalah keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat
kedua- duanya.Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif.
(Mansjoer, 2001).
Katarak adalah setiap kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi(penambah cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua-
keduanya yang disebabkan oleh berbagai keadaan.(Sidarta Ilyas,dkk,2008)

II. Penyebab Katarak

Sebagian besar katarak terjadi karena proses bertambahnya usia seseorang.


Katarak kebanyakan muncul pada usia lanjut. Data statistik menunjukkan
bahwa lebih dari 90% orang berusia di atas 65 tahun menderita katarak. Sekitar
50% orang berusia 75-85 tahun daya penglihatannya berkurang akibat katarak.
Walaupun sebenarnya dapat diobati, katarak merupakan penyebab utama
kebutaan di dunia, sehingga katarak akan mengakibatkan adanya kebutaan.
Penyebab katarak lainnya meliputi :
1) Faktor keturunan
2) Cacat bawaan sejak lahir
3) Ganggunaan obat tertentu, khususnya steroid
4) Gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)
5) Gangguan pertumbuhan
6) Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup
lama
7) Rokok dan Alkohol
8) Operasi mata sebelumnya
9) Trauma (kecelakaan) pada mata
10) Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.
III. Tanda dan Gejala Katarak

a. Pengelihatan tidak jelas seperti ada kabut yang menghalangi obyek


b. Peka terhadap sinar
c. Kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat / merasa di ruang gelap
d. Tampak kecoklatan / putih susu pada pupil
e. Penglihatan ganda saat melihat satu benda dengan satu mata, gejala ini
terjadi saat katarak bertambah luas.

IV. Macam-macam Katarak


1. Katarak yang didapat sejak lahir
2. Katarak yang didapat pada lanjut usia
3. Katarak yang disebabkan penyakit lain
4. Katarak yang disebabkan trauma.

V. Penatalaksanaan dan Pencegahan Katarak


Salah satu cara pengobatan katarak adalah dengan cara pembedahan ,yaitu
lensa yang telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler
sehingga pasca operasi tidak perlu lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata
aphakia).
Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi.
Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa
sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan
penyulit seperi glaukoma dan uveitis.
Tekhnik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular,
dimana isi lensa dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa
anterior sehingga korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan
tersebut. Namun dengan tekhnik ini dapat timbul penyulit katarak sekunder.
Dengan tekhnik ekstraksi katarak intrakapsuler tidak terjadi katarak
sekunder karena seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan
pada yang matur dan zonula zinn telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan
pada pasien berusia kurang dari 40 tahun, katarak imatur, yang masih memiliki
zonula zinn.
Dapat pula dilakukan tekhnik ekstrakapsuler dengan fakoemulsifikasi yaitu
fragmentasi nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya
diperlukan insisi kecil, dimana komplikasi pasca operasi lebih sedikit dan
rehabilitasi penglihatan pasien meningkat.

Untuk mencegah katarak adalah dengan menjaga pola makan bergizi yang
baik untuk proses metabolisme, seperti konsumsi buah dan sayuran serta
menjaga agar tidak terjadi trauma atau kecelakaan pada mata.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Istiqomah, Indriana N. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan
Gangguan Mata. Jakarta:EGC
Mansjoer, Arif.dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta:Media
Aesculapius
Sidarta Ilyas.2001.Ilmu Penyakit Mata.Jakarta;FKUI

Anda mungkin juga menyukai