HIPERTENSI
OLEH:
TINGKAT III.5
P07120017178
I. LATAR BELAKANG
Hipertensi atau lebih dikenal dengan darah tinggi adalah suatu keadaan
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang
mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian
(mortalitas). Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan
mengukur tekanan darah secara teratur. Diketahui 9 dari 10 penderita hipertensi
tidak dapat diidentifikasi penyebab penyakitnya.
Tekanan darah tinggi atau yang juga hipertensi dapat menyebabkan
serangan jantung, stroke dan gagal ginjal. Pada tahun 2014, sebanyak 45%
hipertensi menjadi penyebab kematian akibat serangan jantung dan 51%
kematian akibat stroke di seluruh dunia. Penelitian tentang Kesehatan Orang
Dewasa dan Lansia yang dilakukan oleh WHO mengumpulkan informasi
tentang tekanan darah pada lebih dari 35 ribu orang di enam negara
berpendapatan rendah dan menengah, yaitu di Afrika Selatan, China, Ghana,
India, Meksiko dan Rusia. Afrika Selatan memiliki tingkat hipertensi tertinggi
di dunia yaitu 78% pada orang dewasa berusia 50 tahun ke atas. Hanya 1 dari
10 penderita yang memperoleh perawatan yang layak atas kondisinya itu.
Menurut survei tersebut, lebih banyak perempuan yang mengidap tekanan
darah tinggi dibanding laki-laki.
Hipertensi juga meningkatkan risiko gagal ginjal, kebutaan, dan beberapa
kondisi lain. Hipertensi kerap terjadi bersamaan dengan faktor-faktor risiko
lain seperti obesitas, diabetes, dan kolesterol tinggi yang meningkatkan risiko
kesehatan. Secara keseluruhan, WHO melaporkan negara-negara
berpendapatan tinggi punya jumlah penderita hipertensi yang lebih rendah
dibandingkan negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. Organisasi
itu mengatakan jumlah penderita penyakit ini paling banyak terdapat di Afrika,
di mana hampir separuh orang dewasa mengalami hipertensi. Yang terendah
terdapat di benua Amerika.
Di Indonesia sendiri, prevalensi hipertensi atau tekanan darah di Indonesia
cukup tinggi. Selain itu, akibat yang ditimbulkannya menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Hipertensi, merupakan salah satu faktor risiko yang
paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah.
Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila telah
menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke.
Tidak jarang hipertensi ditemukan secara tidak sengaja pada waktu
pemeriksaan kesehatan rutin atau datang dengan keluhan lain. Hipertensi
masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Obat-obatan efektif banyak
tersedia, namun angka penderita tetap meningkat. Padahal hipertensi
merupakan faktor utama kerusakan otak, ginjal dan jantung jika tak terdeteksi
sejak dini. Data dari Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (InaSH)
menyebutkan, angka kematian di Indonesia menyentuh angka 56 juta jiwa
terhitung dari tahun 2000-2013. Diketahui bahwa faktor kematian paling tinggi
adalah hipertensi, menyebabkan kematian pada sekitar 7 juta penduduk
Indonesia.
Tahun 2014, sebanyak 76% kasus hipertensi tidak terdiagnosis sejak awal,
sehingga keterlambatan itu berujung pada kerusakan target organ. Diantaranya
stroke yang menyerang otak, kebutaan, penyakit jantung, ginjal dan gangguan
fungsi pembuluh darah. Tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg. Pakar
hipertensi lainnya, Arieska Ann Soenarta mengatakan, seseorang di bawah
garis keturunan hipertensi dianjurkan lebih sering memeriksa tekanan darahnya
sekitar 6 bulan sekali.
Data Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2014 menunjukkan, penyakit
tidak menular penyebab kematian terbesar di Bali disebabkan oleh penyakit
hipertensi. Jumlah penderita hipertensi di tahun 2014 mencapai 8.886 kasus.
Data ini dihimpun dari 9 rumah sakit pemerintah yang ada di Bali, penyakit
hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak diderita masyarakat menurut
keterangan Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
(P2PL) Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Selanjutnya, penyakit Diabetes Melitus
menjadi jumlah penderita terbanyak kedua dengan jumlah 5.365 kasus. Disusul
penyakit paru abtruksi menahun 4.088 kasus. Penyakit jantung dan pembuluh
darah hingga 2.032 kasus. Penyakit kanker payudara serta kanker servik
dengan 568 kasus.
Penatalaksanaan hipertensi seperti kepatuhan diet, modifikasi lingkungan,
dan sebagainya merupakan hal penting yang dapat mengontrol hipertensi pada
lansia. Dalam melaksanakan pengobatan hipertensi ini, dukungan dan motivasi
kepada lansia penting dilakukan oleh keluarga, karena keluarga memberikan
pengaruh yang penting dalam mempercepat kesembuhan lansia. Dengan
pemberian edukasi yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga mengenai
hipertensi dan cara penanggulangannya diharapkan tekanan darah lansia berada
dalam kisaran normal serta mencegah terjadinya kekambuhan stroke pada
anggota keluarga yang menderita stroke sebelumnya akibat hipertensi.
Data yang didapatkan selama melakukan Asuhan Keperawatan pada
keluarga Tn.M khususnya Ny.S di Banjar Pamesan, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar bahwa Ny.S mengalami Hipertensi. Keluarga
Tn.M khusunya Ny.S mengatakan bahwa bapaknya memiliki riwayat tekanan
darah tinggi, keluarga Tn.M khususnya Ny.S mengatakan sudah mengerti dan
paham mengenai hipertensi dan penanganannya, sudah teratur mengonsumsi
obat hipertensi namun tekanan darah tinggi Ny.S tidak pernah normal.
II. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran dapat
mengetahui dan mengerti tentang penyakit hipertensi dan
penatalaksanaannya.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit, sasaran diharapkan
mampu :
a. Menjelaskan pengertian hipertensi dengan tepat.
b. Menyebutkan penyebab hipertensi dengan benar.
c. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi dengan benar.
d. Menyebutkan komplikasi hipertensi dengan benar.
e. Menjelaskan pencegahan hipertensi dengan tepat.
f. Menyebutkan obat tradisional untuk menangani hipertensi
dengan benar.
IV. KEGIATAN
VI. MEDIA
1. Leaflet
VIII. SUMBER
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Vol I .
Jakarta : EGC
Tim Editor. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Pusat
Penerbitan
IX. PESERTA
Peserta dalam acara ini ialah keluarga Tn.M khusunya Ny.S yang menderita
penyakit hipertensi dan seluruh peserta yang mempunyai keluarga yang
menderita penyakit hipertensi
X. WAKTU
Hari : Jumat
tanggal : 6 September 2019
Jam : 16.00 WITA
XI. TEMPAT
Di rumah Keluarga Tn.M khususnya Ny.S dengan hipertensi di Br.
Pamesan, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.
Setting tempat
Penyuluh
A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah tekanan darah yang lebih besar dibandingkan dengan
tekanan darah pada keadaan normal. Tekanan darah normal yaitu :
1. Sistolik (100 – 140 mmHg) adalah tekanan jantung saat memompa
darah keseluruh tubuh.
2. Diastolik (60 – 90 mmHg) adalah tekanan jantung saat tidak
memompa darah keseluruh tubuh.
Hipertensi yang biasa terjadi pada lansia yaitu hipertensi sistolik terisolasi
dimana tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan
diastolik kurang dari 90 mmHg.
Menurut WHO yang dikutip oleh Slamet Suyono (2001:253) batas tekanan
darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah
sama dengan atau lebih dari 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah
sistolik/diastolik 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg).
Hipertensi secara umum adalah tekanan darah persisten dimana tekanan
darah sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya diatas 90
mmHg tetapi pada populsi lansia didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan diastoliknya 90 mmHg (Brunner and Suddarth, 2002).
B. PENYEBAB
1. Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol
a. Umur
Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang
semakin besar risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun
mempunyai risiko terkena hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko
terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia
lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50 % diatas
umur 60 tahun. Arteri kehilangan elastisitasnya atau kelenturannya dan
tekanan darah seiring bertambahnya usia, kebanyakan orang hipertensinya
meningkat ketika berumur lima puluhan dan enam puluhan. Dengan
bertambahnya umur, risiko terjadinya hipertensi meningkat. Meskipun
hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering dijumpai pada
orang berusia 35 tahun atau lebih. Sebenarnya wajar bila tekanan darah
sedikit meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini disebabkan oleh
perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Tetapi bila
perubahan tersebut disertai faktor-faktor lain maka bisa memicu terjadinya
hipertensi.
b. Jenis Kelamin
Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria, ternyata terdapat
angka yang cukup bervariasi. Dari laporan Sugiri di Jawa Tengah
didapatkan angka prevalensi 6,0% untuk pria dan 11,6% untuk wanita.
Prevalensi di Sumatera Barat 18,6% pria dan 17,4% perempuan, sedangkan
daerah perkotaan di Jakarta (Petukangan) didapatkan 14,6% pria dan 13,7%
wanita. Ahli lain mengatakan pria lebih banyak menderita hipertensi
dibandingkan wanita dengan rasio sekitar 2,29 mmHg untuk peningkatan
darah sistolik. Sedangkan menurut Arif Mansjoer, dkk, pria dan wanita
menapouse mempunyai pengaruh yang sama untuk terjadinya hipertensi.
Menurut MN. Bustan bahwa wanita lebih banyak yang menderita hipertensi
dibanding pria, hal ini disebabkan karena terdapatnya hormon estrogen pada
wanita.
c. Riwayat Keluarga
Menurut Nurkhalida, orang-orang dengan sejarah keluarga yang
mempunyai hipertensi lebih sering menderita hipertensi. Riwayat keluarga
dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi
risiko terkena hipertensi terutama pada hipertensi primer. Keluarga yang
memiliki hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5
kali lipat. Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya
menderita hipertensi. Menurut Sheps, hipertensi cenderung merupakan
penyakit keturunan. Jika seorang dari orang tua kita mempunyai hipertensi
maka sepanjang hidup kita mempunyai 25% kemungkinan mendapatkannya
pula. Jika kedua orang tua kita mempunyai hipertensi, kemungkunan kita
mendapatkan penyakit tersebut 60%.
d. Genetik
Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan
ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar
monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur). Seorang
penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer (esensial) apabila
dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi, bersama lingkungannya
akan menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu sekitar 30-
50 tahun akan timbul tanda dan gejala.
2. Faktor yang dapat diubah/dikontrol
a. Kebiasaan Merokok
Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi. Hubungan antara rokok
dengan peningkatan risiko kardiovaskuler telah banyak dibuktikan. Selain
dari lamanya, risiko merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang
dihisap perhari. Seseorang lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali
lebih rentan hipertensi dari pada mereka yang tidak merokok. Zat-zat kimia
beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida yang diisap melalui rokok,
yang masuk kedalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh
darah arteri dan mengakibatkan proses aterosklerosis dan hipertensi. Nikotin
dalam tembakau merupakan penyebab meningkatnya tekanan darah segara
setelah isapan pertama. Seperti zat-zat kimia lain dalam asap rokok, nikotin
diserap oleh pembuluh-pembuluh darah amat kecil didalam paru-paru dan
diedarkan ke aliran darah. Hanya dalam beberapa detik nikotin sudah
mencapai otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada
kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin (adrenalin). Hormon yang kuat ini
akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja
lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Setelah merokok dua batang
saja maka baik tekanan sistolik maupun diastolik akan meningkat 10
mmHg. Tekanan darah akan tetap pada ketinggian ini sampai 30 menit
setelah berhenti mengisap rokok. Sementara efek nikotin perlahan-lahan
menghilang, tekanan darah juga akan menurun dengan perlahan. Namun
pada perokok berat tekanan darah akan berada pada level tinggi sepanjang
hari.
b. Konsumsi Asin/Garam
Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi
garam dengan hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting pada
mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap
hipertensi melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan
darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi kelebihan garam
sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem pendarahan) yang
normal. Pada hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di samping ada
faktor lain yang berpengaruh. Reaksi orang terhadap natrium berbeda-beda.
Pada beberapa orang, baik yang sehat maupun yang mempunyai hipertensi,
walaupun mereka mengkonsumsi natrium tanpa batas, pengaruhnya
terhadap tekanan darah sedikit sekali atau bahkan tidak ada. Pada kelompok
lain, terlalu banyak natrium menyebabkan kenaikan darah yang juga
memicu terjadinya hipertensi. Garam merupakan faktor yang sangat penting
dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan
pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam
kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan prevalensi hipertensi yang
rendah, sedangkan jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi
hipertensi meningkat menjadi 15-20 %. Pengaruh asupan terhadap
timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah
jantung dan tekanan darah. Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam
tubuh, karena menarik cairan diluar sel agar tidak keluar, sehingga akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada manusia yang
mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang ditemukan tekanan darah rata-rata
rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan darahnya rata-
rata lebih tinggi. Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6
gram/hari setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hari.
D. KOMPLIKASI
Tekanan darah tinggi apabila tidak diobati dan ditanggulangi, maka dalam
jangka panjang akan terjadi komplikasi serius pada organ-organ sebagai
berikut, yaitu :
1. Jantung
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan
penyakit jantung koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung
akan meningkat, otot jantung akan menyesuaikan sehingga terjadi
pembesaran jantung dan semakin lama otot jantung akan mengendor dan
berkurang elastisitasnya, yang disebut dekompensasi. Akibatnya, jantung
tidak mampu lagi memompa dan menampung darah dari paru sehingga
banyak cairan tertahan di paru maupun jaringan tubuh lain yang dapat
menyebabkan sesak nafas atau oedema. Kondisi ini disebut gagal jantung.
2. Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan risiko stroke. Tekanan
darah tinggi dapat menyebabkan dua jenis stroke, yaitu stroke iskemik dan
stroke hemoragik. Jenis stroke yang paling sering (sekitar 80% kasus)
adalah stroke iskemik. Stroke ini terjadi karena aliran darah di arteri otak
terganggu. Otak menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi. Stroke hemoragik
(sekitar 20% kasus) timbul saat pembuluh darah di otak atau di dekat otak
pecah. Penyebab utamanya adalah tekanan darah tinggi yang persisten. Hal
ini menyebabkan darah meresap ke ruang di antara sel-sel otak. Walaupun
stroke hemoragik tidak sesering stroke iskemik, namun komplikasinya
dapat menjadi lebih serius.
3. Ginjal
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan
sistem penyaringan di dalam ginjal, akibatnya lambat laun ginjal tidak
mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk
melalui aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh
4. Mata
Tekanan darah tinggi dapat mempersempit atau menyumbat arteri di
mata, sehingga menyebabkan kerusakan pada retina (area pada mata yang
sensitif terhadap cahaya). Keadaan ini disebut penyakit vaskular retina.
Penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan dan merupakan indikator awal
penyakit jantung
E. PENCEGAHAN
1. Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial yaitu usaha pencegahan predisposisi terhadap
hipertensi, belum terlihat adanya faktor yang menjadi risiko hipertensi,
contoh adanya peraturan pemerintah membuat peringatan pada rokok,
dengan melakukan senam kesegaran jasmani untuk menghindari terjadinya
hipertensi.
2. Pencegahan Primer
Pencegahan primer yaitu upaya awal pencegahan sebelum seseorang
menderita hipertensi, dimana dilakukan penyuluhan faktor-faktor risiko
hipertensi terutama pada kelompok risiko tinggi. Tujuan pencegahan primer
adalah untuk mengurangi insidensi penyakit dengan cara mengendalikan
penyebab-penyebab penyakit dan faktor-faktor risikonya Upaya-upaya
yang dilakukan dalam pencegahan primer terhadap hipertensi antara lain :
a. Pola Makan yang Baik
1) Mengurangi asupan garam dan lemak tinggi
Terlalu banyak mengonsumsi garam dapat meningkatkan tekanan
darah hingga ke tingkat yang membahayakan. Panduan terkini dari
British Hypertension Society menganjurkan asupan natrium dibatasi
sampai kurang dari 2,4 gram sehari. Jumlah tersebut setara dengan 6
gram garam, yaitu sekitar 1 sendok teh per hari. Penting untuk diingat
bahwa banyak natrium (sodium) tersembunyi dalam makanan, terutama
makanan yang diproses.
2) Meningkatkan konsumsi sayur dan buah
Jenis makanan ini sangat baik untuk melawan penyakit hipertensi.
Dengan mengonsumsi sayur dan buah secara teratur dapat menurunkan
risiko kematian akibat hipertensi, stroke, dan penyakit jantung koroner,
menurunkan tekanan darah, dan mencegah kanker. Sayur dan buah
mengandung zat kimia tanaman (phytochemical) yang penting seperti
flavonoids, sterol, dan phenol.
Keterangan Gambar:
Titik nomor 1,2,3 berada di telapak kaki kanan dan kiri.
Titik nomor 4 berada di sela-sela tulang jempol dan telunjuk jari kaki
kanan dan kiri.
Titik nomor 5 berada diantara jempol dan telunjuk jari tangan kanan dan
kiri.
Titik nomor 6 terletak 2 jari di bawah pergelangan tangan kanan dan kiri.
Titik nomor 7 dan 8 terletak di pundak kanan dan kiri.
Titik nomor 9 dan 10 terletak di cekungan tulang tengkorak belakang
bagian bawah.
Titik nomor 11 terletak tepat diatas kepala/ubun-ubun.
Lakukan pemijatan pada setiap titik refleksi tersebut secara bergantian
minimal 2 menit disetiap titiknya, dengan melakukannya 3 kali sehari
untuk mempercepat proses penyembuhan. Dan jangan lupa untuk banyak
minum air putih setelah selesai melakukan terapi. Dan lakukan
pengecekan tekanan darah selesai terapi agar mengetahui tekanan darah
sudah turun dibandingkan dengan tekanan darah yang sebelumnya.
Lampiran 2
EVALUASI
Kunci Jawaban
1. Hipertensi adalah tekanan darah yang lebih besar dibandingkan dengan
tekanan darah pada keadaan normal. Menurut WHO yang dikutip oleh
Slamet Suyono (2001:253) batas tekanan darah yang masih dianggap
normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau lebih
dari 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Secara umum seseorang
dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastolik 140/90
mmHg (normalnya 120/80 mmHg).
2. Tanda dan gejala
Adapun tanda dan gejala dari hipertensi seperti yang tertera di bawah ini
a. Gelisah,
b. Nadi cepat,
c. Sukar tidur,
d. Sesak nafas,
e. Sakit kepala,
f. Lemah dan lelah,
g. Rasa pegal di bahu,
h. Jantung berdebar – debar,
i. Pandangan menjadi kabur,
j. Mata berkunang – kunang.
3. Makanan yang boleh dimakan
a. Seledri
Seledri sejak zaman dahulu sudah menjadi obat tradisional di negara
China karena bisa mengobati tekanan darah tinggi. Sesuai penelitian
baru-baru ini seledri bisa diolah menjadi jus dan direbus daunnya
dapat menurunkan tekanan darah tinggi dengan cara mengkonsumsi
setiap hari. Karena kandungan kalium, antioksidan dan mineral pada
seledri dapat meregangkan otot-otot yang ada pada dinding arteri
sehingga darah bisa mengalir lancar. Berguna untuk mengurangi
hormon yang menimbulkan stres karena pembuluh darah yang
semakin lama semakin mengerut.
b. Tomat
Tomat merupakan makanan hipertensi yang tepat untuk dikomsumsi
orang-orang yang mengalami tekanan darah tinggi. Sebaiknya jika
anda mempunyai tekanan darah tinggi atau hipertensi anda
mengkomsumsi tomat setiap harinya karena tomat sangat baik untuk
penderita hipertensi.
c. Kentang
Kentang merupakan makanan yang banyak dikomsumsi orang dan
bisa dijadikan sebagai menu makanan yang sehat dan baik untuk
kesehatan. Untuk menurunkan tekanan darah tinggi sebaiknya anda
mengkomsumsi kentang dengan rutin.
d. Pisang
Tentunya anda semua sudah tidak asing lagi dengan buah pisang,
ternyata buah pisang adalah salah satu makanan hipertensi yang tepat
untuk dikomsumsi bagi penderita darah tinggi. Pisang mempunyai
banyak kandungan vitamin yang baik untuk menurunkan tekanan
darah tinggi yang anda alami.
e. Kedelai
Kedelai juga termasuk kedalam makanan hipertensi yang tepat yang
bisa anda komsumsi, keledai mempunyai kandungan magnesium dan
juga kalium yang sangat baik untuk menurunkan tekanan darah tinggi,
anda bisa mengkomsumsi susu kedelai secara rutin jika ingin
mendapatkan tekanan darah yang normal.
e. Sayuran Hijau
Makanan hipertensi yang terakhir yang bisa anda komsumsi adalah
sayuran hijau seperti bayam. Bayam merupakan sayuran yang banyak
mengandung serat, potasium, magnesium, dan nutrisi yang ampuh
untuk menurunkan tekanan darah didalam tubuh jadi anda komsumsi
bayam secara rutin dengan memasukan bayam kedalam menu
makanan anda.
f. Mentimun
Jus mentimun mengandung hormon yang dibutuhkan oleh sel-sel
pankreas untuk memproduksi insulin dan sangat bermanfaat bagi
penderita diabetes. Para peneliti menemukan bahwa senyawa yang
disebut sterol di dalam mentimun dapat membantu mengurangi kadar
kolesterol. Mentimun juga mengandung banyak potasium, magnesium
dan serat yang bekerja efektif mengatur tekanan darah. Hal ini
membuat mentimun baik untuk merawat tekanan darah rendah dan
tekanan darah tinggi. Selain itu buah mentimun dapat juga di makan
langsung yakni 2 buah ketimun/hari.
4.
Keterangan Gambar:
Titik nomor 1,2,3 berada di telapak kaki kanan dan kiri.
Titik nomor 4 berada di sela-sela tulang jempol dan telunjuk jari kaki
kanan dan kiri.
Titik nomor 5 berada diantara jempol dan telunjuk jari tangan kanan dan
kiri.
Titik nomor 6 terletak 2 jari di bawah pergelangan tangan kanan dan kiri.
Titik nomor 7 dan 8 terletak di pundak kanan dan kiri.
Titik nomor 9 dan 10 terletak di cekungan tulang tengkorak belakang
bagian bawah.
Titik nomor 11 terletak tepat diatas kepala/ubun-ubun.
Lakukan pemijatan pada setiap titik refleksi tersebut secara
bergantian minimal 2 menit disetiap titiknya, dengan melakukannya 3 kali
sehari untuk mempercepat proses penyembuhan. Dan jangan lupa untuk
banyak minum air putih setelah selesai melakukan terapi. Dan lakukan
pengecekan tekanan darah selesai terapi agar mengetahui tekanan darah
sudah turun