Anda di halaman 1dari 18

VISKOSITAS

I. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan:
 Dapat menentukan angka kental (viskositas) relatif suatu zat cair
dengan menggunakan air sebagai pembanding
 Dapat menentukan pengaruh temperatur terhadap viskositas cairan
 Dapat menggunakan alat viskositas

II. Alat dan Bahan


1. Alat yang digunakan
a. Alat viskometer
b. Bola dengan bermacam-macam diameter
c. Gelas kimia
d. Stopwacth
e. Jangka sorong
2. Bahan yang digunakan
a. Aquadest
b. Paraffin

III. Dasar Teori


Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas/berbeda antara satu
zat cair dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair
dapat kita lihat lebih kental daripada minyak kelapa. Kekentalan adalah suatu
sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir, dimana
makin tinggi kekentalan maka makin besar hambatannya. Kekentalan
didefenisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk menggerakkan secara
berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan datar lain dalam
kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan tersebut diisi dengan
cairan yang akan ditentukan kekentalannya. Satuan dasar yang digunakan adalah
poise ( 1 poise = 100 sentipoise ).
Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan
oleh fluida bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya
gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin
besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat
cair tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar
partikel zat cair.
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang
merupakan gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu
jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang
rendah dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki
viskositas tinggi. Sebagai contoh, air memiliki viskositas rendah, sedangkan
minyak sayur memiliki viskositas yang lebih tinggi.
Secara formal, viskositas (diwakili oleh simbol η "eta") adalah rasio dari
tegangan geser (F / A) dengan gradien kecepatan (v x Δ / Δ z atau x dv / dz) dalam
fluida. Satuan SI untuk viskositas adalah yang kedua pascal [Pa s], yang tidak
memiliki nama khusus.
Viskositas juga adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluida terhadap
perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai
"kekentalan", atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan
penolakan dalam fluida kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara
untuk mengukur gesekan fluida. Yang paling umum unit viskositas adalah yang
2],
kedua dyne per sentimeter persegi dyne s [/ cm yang diberi nama poise [P]
setelah fisiologi Perancis Jean Louis Poiseuille (1799-1869). Sepuluh poise
pascal sama dengan satu detik [Pa s] membuat sentipoise [cP] dan [MPa kedua
millipascal s] identik.

1 pascal detik = 10 poise = 1,000 millipascal detik


1 sentipoise = 1 millipascal detik
Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan
alir cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang
melalui tabung berbentuk silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang
paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas.
Menurut hukum polsscuille, jumlah volume cairan yang mengalir
melalui pipa persatuan waktu rumus dengan persamaan:

v π P t R4
=
t 8ηL
Dimana:
η : viskositas cairan
v : volume total cairan
t : waktu yang dibutuhkan cairan dengan v mengalir melalui
viscometer.
P : tekanan yang bekerja pada cairan
R : jari-jari tabung
L : panjang pipa
(Catatan: Persamaan diatas juga berlaku untuk fluida gas)

Sebenarnya ada dua kuantitas yang disebut viskositas. Kuantitas yang


ditentukan di atas kadang-kadang disebut viskositas dinamik, viskositas absolut
atau viskositas sederhana, untuk membedakannya dari kuantitas lain. Namun,
biasanya hanya disebut viskositas. Kuantitas lain disebut viskositas kinematik
(diwakili oleh simbol ν "nu") adalah rasio viskositas fluida untuk densitasnya.


𝑣=
𝜌

Viskositas Kinematik adalah ukuran dari arus resistif dari fluida di


bawah pengaruh gravitasi. Hal ini sering diukur dengan menggunakan perangkat
yang disebut viskometer kapiler - pada dasarnya adalah bisa lulus dengan tabung
sempit di bagian bawah. Bila dua cairan volume sama ditempatkan di
viscometers kapiler identik dan dibiarkan mengalir di bawah pengaruh gravitasi,
cairan kental memerlukan waktu lebih lama daripada kurang cairan kental
mengalir melalui selang.

Ada beberapa viskometer yang sering digunakan untuk menentukan


viskositas suatu larutan yaitu:
1. Viskometer Oswald : untuk menentukan laju alir kapiler
2. Viskometer Hppler : untuk menentukan laju bola dalam cairan
3. Viskometer silinder putar : untuk menentukan satu dari dua silinder
yang simetris pada kecepatan sudut
tertentu.

Viskometer Oswald (viskometer kapiler)

Pada metode ini viskositas ditentukan dengan mengukur waktu yang


dibutuhkan bagi cairan uji untuk lewat antara dua tanda ketika ia mengalir karena
gravitasi , melalui suatu tabung kapiler vertikal. Waktu alir dari cairan yang diuji
dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu cairan yang viskositasnya
sudah diketahui ( biasanya air ) untuk lewat antara dua tanda tersebut. Jika 1 dan 2
masing-masing adalah viskositas dari cairan yang tidak diketahui dan cairan standar ,
1 dan 2 adalah kerapatan dari masing-masing cairan, t1 dan t2 adalah waktu alir
dalam detik. Maka viskositas cairan yang tidak diketahui adalah :

1 = ρ1 . t1
2 ρ2 . t2
η1 = ρ1 . t1 . 2
ρ2 . t2
η2 dan ρ2 dapat diketahui dari literatur, ρ1 diperoleh dari pengukuran
kerapatan (berat jenis) dengan metode piknometer, t1 dan t2 masing-masing
diketahui dengan cara mengukur waktu yang diperlukan oleh zat uji maupun air
untuk mengalir melalui dua garis tanda pada tabung kapiler viscometer ostwald.
Pada viskometer Oswald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan
oleh sejumlah cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya
yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Pengukuran viskositas ini
menggunakan pembanding air. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
kesalahan pengukuran nilai.

Viskositas dapat ditentukan dengan persamaan:


𝜋𝑅 4 (𝑃𝑡)
𝜂=
8𝑉𝐿
Sehingga didapat
𝜂1 𝜋𝑅 4 (𝑃𝑡) 8𝑉
= 𝑥
𝜂2 8𝑉𝐿 𝑛𝑅 4 (𝑃𝑡)2
(𝑃𝑡)1 𝑃1 𝑡1
=
(𝑃𝑡)2 𝑃2 𝑡2
Dimana: P= densitas x konstanta

Viskometer Hoppler

Pada viskometer Hoppler yang diukur waktu yang dibutuhkan oleh


sebuah bola untuk melewati cairan pada jarak atau tinggi tertentu. Karena
adanya gravitasi benda yang jatuh melalui medium yang berviskositas dengan
kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum.
Kecepatan maksimum akan dicapai bila gaya gravitasi (g) sama dengan gaya
tahan (friksi) untuk benda yang berbentuk bola oleh stokes dirumuskan :

f=6rV

Dimana : f = Friksi
η = Viskositas
r = Jari-jari bola
V= Kecepatan

Kecepatan bola yang jatuh melewati cairan didalam tabung dipengaruhi


oleh viskositas cairan tersebut. Bola yang jatuh kebawah disebabkan oleh
adanya gaya gravitasi (g), gaya apung, dan gaya friksi. Gaya gravitasi menuju
kebawah sedangkan gaya apung dan friksi (gaya tahan) menuju ke atas.
W = m.g
W = V. ρb.g
W = 4/3 π.r3. ρb.g

Pada kesetimbangan gaya kebawah (m- 𝑚𝑜 )g sehingga:

6  r V  = (m- 𝑚𝑜 )g

(m− 𝑚𝑜 )g
=
6rV

Dimana: m = Massa bola logam


𝑚𝑜 = Massa cairan yang dipindahkan oleh bola logam
g = Gravitasi
IV. Langkah Kerja
1. Menentukan viskositas beberapa cairan
a. Menentukan massa jenis bola (lihat tabel) dan massa jenis zat cair
(lihat pada botol) atau literatur
b. Memasukkan aquadest sebanyak 40 ml kedalam tabung miring
c. Memasukkan bola kedalam tabung yang telah berisi aquadest (jangan
sampai ada gelembung udara). Kemudian, menghidupkan stopwatch
pada saat bola sampai tanda paling atas dan mematikan stopwatch
pada saat bola sampai pada tanda paling bawah.
d. Mencatat waktu yang digunakan, yaitu gerakan bola dari tanda
bagian atas sampai tanda bagian bawah.
e. Selanjutnya membalik tabung dan melakukan kmbali seperti c
f. Mengulangi percobaan c sampai d untuk zat cair lain.

Tabel 1. Seleksi bola, diameter bagian dalam bola mendekati 15,94 mm

No. Bahan Densitas Diameter Tetapan,K Untuk


Bol gr/cm3 Bola m Pengukuran
a mm Pacm3/gr. mPa,s(cp)
s
1 Gelas Boron Silika 2,2 15,81 0,007 0,2-0,5
2 Gelas Boron Silika 2.2 15,66 0,05 2,0-20
3 Campuran Ni-Fe 8,1 15,62 0,07 15-20
4 Campuran Ni-Fe 8,1 15,25 0,5 100-1200
5 Stainless Steel 7,7 14,29 4,5 800-10000
6 Stainless Steel 7,7 11,11 3,3 6000-75000
7 Gelas Boron Silika 2,2 15,91 - Gas
8 Gelas Boron Silika 2,2 15,30 0,4 20-200
9 Gelas Boron Silika 7,7 14,40 3,5 159-1500
10 Stainless Steel 7,7 9,52 40 7000-85000

V. Data Pengamatan

Bahan Diameter (cm) Jari-jari (cm) Massa (gr)

Bola besi 1 1,265 0,6325 16,11

Bola besi 2 1,225 0,6125 15,02

Bola besi 3 1,16 0,58 11,51

Bola besi 4 0,805 0,4025 5,62

Bola kaca 1 1,26 0,63 4,38

Bola kaca 2 1,385 0,6925 4,54

Aquades

Percobaan (s)
Bahan Rata-rata (t)
I II III IV

Bola besi 1 3,11 3,16 3,0 3,30 3,14


Bola besi 2 1,70 1,23 1,27 1,35 1,38
Bola besi 3 0,51 0,53 0,53 0,55 0,53
Bola besi 4 0,29 0,31 0,35 0,35 0,32
Bola kaca 1 8,29 8,37 8,40 8,49 0,38
Bola kaca 2 77 77 77 77 77
Paraffin

Percobaan (s)
Bahan Rata-rata (t)
I II III IV
Bola besi 1 19,54 20,28 21,33 21,34 20,6
Bola besi 2 3,25 3,20 3,23 3,20 3,22
Bola besi 3 0,42 0,44 0,47 0,48 0,45
Bola besi 4 0,21 0,21 0,23 0,24 0,22
Bola kaca 1 89,84 93,31 94,35 94,20 92,15
Bola kaca 2 22m38 22m36 22m40 22m40 22m19

VI. Perhitungan
Aquadest

 Bola besi 1
2
𝑥 𝑟 2 𝑥 𝑔 𝑥 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )
ɳ = 9
𝑣𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

2 𝑐𝑚
𝑥 (0,6325 𝑐𝑚)2 𝑥 980 2 𝑥 (15,4− 1) 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
9 𝑠
= 5,75 𝑐𝑚/𝑠

= 218,18 gr/cm s

ɳ = t x (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 ) x 𝛽
𝑛
𝛽 = t x (𝜌
𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )

218,15 𝑔𝑟/𝑐𝑚𝑠
= 3,14 s x (15,4−1)𝑔𝑟/𝑐𝑚3

= 4,8246

 Bola besi 2
2
𝑥 𝑟 2 𝑥 𝑔 𝑥 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )
ɳ =9 𝑣𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
2 𝑐𝑚
𝑥 (0,6125 𝑐𝑚)2 𝑥 980 2 𝑥 (15,81− 1) 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
9 𝑠
= = 8,596 gr/cm s
14,07 𝑐𝑚/𝑠

ɳ = t x (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 ) x 𝛽
𝑛
𝛽 = t x (𝜌
𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )

8,596 𝑔𝑟/𝑐𝑚𝑠
= 1,38s x (15,81−1)𝑔𝑟/𝑐𝑚3

= 0,42

 Bola besi 3
2
𝑥 𝑟 2 𝑥 𝑔 𝑥 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )
ɳ =9 𝑣𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

2 𝑐𝑚
𝑥 (0,58 𝑐𝑚)2 𝑥 980 2 𝑥 (14,105− 1) 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
9 𝑠
= 34,54 𝑐𝑚/𝑠

= 17,81 gr/cm s

ɳ = t x (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 ) x 𝛽
𝑛
𝛽 = t x (𝜌
𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )

17,81 𝑔𝑟/𝑐𝑚𝑠
= 0,53 s x (14,105−1)𝑔𝑟/𝑐𝑚3

= 2,56

 Bola besi 4
2
𝑥 𝑟 2 𝑥 𝑔 𝑥 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )
ɳ = 9
𝑣𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

2 𝑐𝑚
𝑥 (0,40 𝑐𝑚)2 𝑥 980 2 𝑥 (21,04− 1) 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
9 𝑠
= 79,16 𝑐𝑚/𝑠

= 8,821 gr/cm s

ɳ = t x (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 ) x 𝛽
𝑛
𝛽 = t x (𝜌
𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )

8,821 𝑔𝑟/𝑐𝑚𝑠
= 0,32 s x (21,04−1)𝑔𝑟/𝑐𝑚3

= 1,38
 Bola kaca 1
2
𝑥 𝑟 2 𝑥 𝑔 𝑥 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )
ɳ =9 𝑣𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

2 𝑐𝑚
𝑥 (0,63 𝑐𝑚)2 𝑥 980 2 𝑥 (4,18− 1) 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
=9 𝑠
2,23 𝑐𝑚/𝑠

= 123,26 gr/cm s

ɳ = t x (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 ) x 𝛽
𝑛
𝛽 = t x (𝜌
𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )

123,26 𝑔𝑟/𝑐𝑚𝑠
= 8,38 s x (4,18−1)𝑔𝑟/𝑐𝑚3

= 4,62

 Bola kaca 2
2
𝑥 𝑟 2 𝑥 𝑔 𝑥 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )
ɳ =9 𝑣𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

2 𝑐𝑚
𝑥 (0,6925 𝑐𝑚)2 𝑥 980 2 𝑥 (3,26− 1) 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
9 𝑠
= 0,24 𝑐𝑚/𝑠

= 813,93 gr/cm s

ɳ = t x (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 ) x 𝛽
𝑛
𝛽 = t x (𝜌
𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )

813,93 𝑔𝑟/𝑐𝑚𝑠
= 77 s x (3,26−1)𝑔𝑟/𝑐𝑚3

= 4,67

Paraffin

 Bola besi 1
2
𝑥 𝑟 2 𝑥 𝑔 𝑥 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )
ɳ = 9
𝑣𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
2 𝑐𝑚
𝑥 (0,6325 𝑐𝑚)2 𝑥 980 2 𝑥 (15,24− 0,86) 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
9 𝑠
= 0,89 𝑐𝑚/𝑠

= 1423,14 gr/cm s

ɳ = t x (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 ) x 𝛽
𝑛
𝛽 = t x (𝜌
𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )

1423,14 𝑔𝑟/𝑐𝑚𝑠
=
20,6 s x (15,4−0,86)𝑔𝑟/𝑐𝑚3

= 4,75

 Bola besi 2
2
𝑥 𝑟 2 𝑥 𝑔 𝑥 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )
ɳ = 9
𝑣𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

2 𝑐𝑚
𝑥 (0,6125 𝑐𝑚)2 𝑥 980 2 𝑥 (15,81− 0,86) 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
9 𝑠
= 5.84 𝑐𝑚/𝑠

= 206,27 gr/cm s

ɳ = t x (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 ) x 𝛽
𝑛
𝛽 = t x (𝜌
𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )

206,27 𝑔𝑟/𝑐𝑚𝑠
= 3,22 s x (15,81−0,86)𝑔𝑟/𝑐𝑚3

= 4,28

 Bola besi 3
2
𝑥 𝑟 2 𝑥 𝑔 𝑥 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )
ɳ =9 𝑣𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

2 𝑐𝑚
𝑥 (0,58 𝑐𝑚)2 𝑥 980 2 𝑥 (14,105− 0,86) 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
=9 𝑠
38,58 𝑐𝑚/𝑠

= 24,51 gr/cm s

ɳ = t x (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 ) x 𝛽
𝑛
𝛽 = t x (𝜌
𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )

24,51 𝑔𝑟/𝑐𝑚𝑠
= 0,45 s x (14,105−0,86)𝑔𝑟/𝑐𝑚3
= 14,11

 Bola besi 4
2
𝑥 𝑟 2 𝑥 𝑔 𝑥 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )
ɳ = 9
𝑣𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

2 𝑐𝑚
𝑥 (0,40 𝑐𝑚)2 𝑥 980 2 𝑥 (21,04− 0,86) 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
9 𝑠
= 79,16 𝑐𝑚/𝑠

= 8,99 gr/cm s

ɳ = t x (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 ) x 𝛽
𝑛
𝛽 = t x (𝜌
𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )

8,99 𝑔𝑟/𝑐𝑚𝑠
= 0,22 s x (21,04−0,86)𝑔𝑟/𝑐𝑚3

= 2,02

 Bola kaca 1
2
𝑥 𝑟 2 𝑥 𝑔 𝑥 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )
ɳ =9 𝑣𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

2 𝑐𝑚
𝑥 (0,63 𝑐𝑚)2 𝑥 980 2 𝑥 (4,18− 0,860) 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
=9 𝑠
0,20𝑐𝑚/𝑠

= 1434,83 gr/cm s

ɳ = t x (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 ) x 𝛽
𝑛
𝛽 = t x (𝜌
𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )

1434,83 𝑔𝑟/𝑐𝑚𝑠
= 92,15 s x (4,18−0,86)𝑔𝑟/𝑐𝑚3

= 4,689

 Bola kaca 2
2
𝑥 𝑟 2 𝑥 𝑔 𝑥 (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )
ɳ =9 𝑣𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

2 𝑐𝑚
𝑥 (0,6925 𝑐𝑚)2 𝑥 980 2 𝑥 (3,26− 0,860) 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
=9 𝑠
0,01 𝑐𝑚/𝑠

= 25064,8 gr/cm s
ɳ = t x (𝜌𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 ) x 𝛽
𝑛
𝛽 = t x (𝜌
𝑏𝑜𝑙𝑎 − 𝜌𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 )

25064,8 𝑔𝑟/𝑐𝑚𝑠
= 1339 s x (3,26−0,86)𝑔𝑟/𝑐𝑚3

= 7,79
218,18+8,596+17,81+8,821+123,26+813,93
Rata – rata ɳ aquades = = 198,43 gr/cm s
6

1423,14+206,27+24,51+8,99+4,689+7,79
Rata – rata ɳ paraffin = = 279,23 gr/cm s
6

198,43 𝑔𝑟/𝑐𝑚𝑠−0,001𝑔𝑟/𝑐𝑚𝑠
% kesalahan ɳ aquades = x 100
198,43 𝑔𝑟/𝑐𝑚𝑠

= 99 %
279,23 𝑔𝑟/𝑐𝑚𝑠−3,059𝑔𝑟/𝑐𝑚𝑠
% kesalahan ɳ paraffin = x 100
279,23 𝑔𝑟/𝑐𝑚𝑠

= 98 %
VII. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan viskositas?
2. Tuliskan cara-cara menentukan viskositas
3. Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas

Jawaban

1. Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu caian atau


fluida.

2. Cara menentukan viskositas adalah dengan menggunakan viskometer.


Ada beberapa viskometer yang digunakan untuk menentukan viskositas
suatu larutan yaitu :
Viskometer Oswald : Untuk menentukan laju aliran kuat
kapiler
Viskometer Hoppler : Laju bola dalam cairan
Viskometer sillinder putar : Gaya yang diperlukan untuk menentukan
satu dari dua silinder yang konsentris pada
kecepatan sudut tertentu.

3. Faktor- fator yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut:


a. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas
tidak dipengaruhi oleh tekanan.

b. Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas
naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-
molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak
sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian
viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur.

c. Kehadiran zat lain


Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan
tambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak
ataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas
akan turun karena gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktu
alirnya semakin cepat.

d. Ukuran dan berat molekul


Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran
alkohol cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya
tinggi seta laju aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi.

e. Berat molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.

f. Kekuatan antar molekul


Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPO
dengan gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama.

VIII. Sifat Fisik dan Kimia


Aquadest
Air adalah substansi kimia dengan rumus H2O. Satu molekul tersusun
atas dua atom hidrogen yang terikat secara koralen pada satu atom oksigen.
Air tidak bersifat berwarna, berasa, dan berbau pada kondisi standar, yaitu
pada tekanan 100Kpa dan temperatur 273,15k.
 Massa molar : 18,0153 gr/mol
 Bersifat dan fase : a. Cairan padat 20oc= 0,998 gr/cm3
b. Padatan = 0,92 gr/cm3
 Titik leleh : 00c (273,15 k) (320F)
 Titik didih : 1000c (373,15k) (2120F)
 Kalor jenis : 4148 j/kg K
Paraffin
Yang juga disebut alkohol adalah senyawa hidrokarbon jenuh. Alkohol
temasuk senyawa kimia hidrokarbon jenuh siklus. Alkana termasuk senyawa
alifatik. Rumus umum adalah CnH2n+2
Beberapa jenis minyak dan wax adalah contoh alkana dengan atom jumlah
karbon yang besar bias lebih dari 10 atom karbon.
Alkana bersifat tidak terlalu reaktif dan mempunyai aktivitas biologi sedikit.

IX. Analisis Data


Dari percobaan yang diperoleh hasil viskositas yang berbeda-beda sesuai
dengan massa dan bahan cairan.
- Viskositas pada aquadest:
a. Bola besi 1 : 284,76 poise
b. Bola besi 2 : 149,5 poise
c. Bola besi 3 : 17,8 poise
d. Bola besi 4 : 45,57 poise
e. Bola kaca 1 : 166,05 poise
f. Bola kaca 2 : 813,93 poise

- Viskositas pada paraffin:


a. Bola besi 1 : 1475.99 poise
b. Bola besi 2 : 269.49 poise
c. Bola besi 3 : 80,74 poise
d. Bola besi 4 : 45,89 poise
e. Bola kaca 1 : 1434,83 poise
f. Bola kaca 2 : 25064.8 poise

Dari hasil tersebut diketahui bahwa semakin besar massa bola maka
semakin besar kecepatan bola untuk sampai pada garis atau batas yang
ditentukan yaitu 19cm sehingga nilai koefisien viskositas zat cair berpengaruh.
Dan juga diketahui bahwa suhu berbanding terbalik dengan massa jenis zat.
Semakin tinggi suhu maka semakin kecil massa jenis zatnya. Hal ini disebabkan
karena ketika suhu meningkat, molekul pada zat cair akan bergerak cepat
diakibatkan oleh tumbukkan antar molekul, akibatnya molekul dalam zat cair
akan meregang dan massa jenis akan semakin kecil.
Pada saat memasukkan zat cair kedalam viscometer, diharapkan agar
tidak ada gelembung dalam viscometer. Hal ini bertujuan agar cairan laminar
tidak terganggu oleh adanya gelembung yang akan mengakibatkan waktu yang
diperoleh tidak sesuai dengan waktu yang seharusnya.
Pada saat melakukan percobaan terjadi beberapa kesalahan diantara zat
yang digunakan tidak jernih, sehingga tidak dapat melihat bola dengan jelas
pada saat dimasukkan kedalam viscometer selanjutnya ada saat bola hampir
mendekati batas yang telah ditentukan, terdapat gaya tarik antar bola besi dan
holding magnet, sehingga bola yang seharusnya belum sampai pada saat yang
tepat, menjadi berada pada batas yang sudah ditentukan serta terjadi kesalahan
pada saat memberhentukan stopwatch. Hal ini lah yang menyebabkan persentase
kesalaham menjadi sangat besar yaitu 99,88% pada cairan aquadest dan 99,9%
pada cairan paraffin.
Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya viskositas, diantaranya
adalah temperature, tekanan, konsentrasi, dan berat molekul.
Penyebab besarnya viskositas paraffin lebih besar daripada aquadest
adalah karena gaya kohesi air yang lebih renggang daripada paraffin. Dan
disebabkan oleh beberapa faktor seperti tekanan dan suhu. Semakin besar suhu
maka semakin kecil viskositasnya. Dengan naiknya suhu, maka kohesi (gaya
tarik menarik antar molekul) akan berkurang dan viskositasnya pun akan
mengecil.
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa
gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair, terlihat mula-mula
bola tersebut turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya sampai
didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami sejumlah
perambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil
menjelaskan bahwa, adanya suatu kemampuan yang dimiliki suatu zat cair
sehingga kecepatan bola berubah-ubah. Mula-mula akan mengalami percepatan
yang dikarenakan beratnya tetapi dengan sifat kekentalan cairan maka besarnya
kecepatan akan semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat bola tersebut
tetap, hambatan-hambatan dinamakan dengan viskositas. Akibat viskositas yang
berbeda antara aquadest dan paraffin itulah yang menyebabkan terjadinya
perbedaan antara bola kecil yang ditentukan.

X. Kesimpulan
 Bila semua bola yang memiliki jenis dilepaskan tanpa kecepatan awal di atas
permukaan fluida kental, maka bola tersebut bergerak ke bawah dengan
kecepatan konstan.
 Viskositas zat cair berpengaruh dengan massa beban yang masuk di cairan
tersebut. Semakin beban massa beban, maka kecepatan beban dan nilai
konstan viskositas zat cair tersebut semakin besar.
 Viskositas zat cair memiliki gaya penghalang bagibenda yang masuk, gaya
tersebut dinamakan gaya stokes.
 Viskositas tergantung pada waktu yang digunakan untuk menempuh suat jarak
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai