Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

Miopia adalah anomali refraksi pada mata dimana bayangan difokuskan di


depan retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Ini juga dapat
dijelaskan pada kondisi refraktif dimana cahaya yang sejajar dari suatu objek yang
masuk pada mata akan jatuh di depan retina, tanpa akomodasi. Miopia berasal
dari bahasa Yunani “muopia” yang memiliki arti menutup mata. Miopia merupakan
manifestasi kabur bila melihat jauh, istilah populernya adalah “nearsightedness”.1
Miopia gravior umumnya didefinisikan sebagai rabun jauh yang memerlukan
koreksi kacamata -6.00 dioptri atau lebih dan kadang-kadang disebut miopia
degeneratif atau miopia patologis.6 miopia gravior memiliki panjang axial lebih dari
26.5 mm.2
Miopia gravior mempengaruhi sekitar 2% populasi. penelitian yang
diterbitkan pada tahun 2008, para ahli di NIH memperkirakan bahwa terdapat 33%
orang Amerika menderita rabun jauh. Menurut sebuah studi tahun 2009 jumlah orang
Amerika menderita miopia telah meningkat secara signifikan sejak tahun 1970an
sampai awal tahun 2000an.2
Miopia dapat terjadi karena ukuran sumbu bola mata yang relatif panjang dan
disebut sebagai miopia aksial. Dapat juga karena indeks bias media refraktif yang
tinggi atau akibat indeks refraksi kornea dan lensa yang terlalu kuat. Dalam hal ini
disebut sebagai miopia refraktif. Miopia degeneratif atau miopia maligna biasanya
apabila miopia lebih dari - 6 dioptri(D) disertai kelainan pada fundus okuli dan pada
panjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada
bagian temporal papil disertai dengan atrofi korioretina. Atrofi retina terjadi
kemudian setelah terjadinya atrofi sklera dan kadang-kadang terjadi ruptur
membran Bruch yang dapat menimbulkan rangsangan untuk terjadinya
neovaskularisasi subretina. Pada miopia dapat terjadi bercak Fuch berupa hiperplasi
pigmen epitel dan perdarahan.3

1
Pasien dengan miopia gravior biasanya akan mengalami operasi laser
pada permukaan atau lapisan internal kornea. Pilihan terbaik untuk penderita
miopia gravior adalah implantasi lensa intraokular fakik (antara kornea dan
lensa kristal). 4

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Anatomi
Maat tertanam didalam corpus adiposum orbitae , tetapi dipisahkan
dari corpus adiposum oleh selubun fasial bola mata. Bola mata terdiri dari tiga
lapisan , dari luar kedalam yaitu 1) tunica fibrosa, 2) tunica vasculosa yang
berpimen dan 3) tunica nervosa. Isi bola mata merupakan media refraksi,
humor aquos, corpus vitreus, dan lensa.5

Gambar 1. Anatomi bola mata

Humor aquos adalah cairan bening yang mengisi camera oculi anterior
dan camera posterior bulbi. Diduga cairan ini merupakan secret dari processus
ciliaris, dari sini mengalir ke kamera posterior. Kemudian mengalir ke dalam
kamera anterior melalui pupilla dan mengalir keluar melalui celah yang ada di
angulus iridocornealis masuk kedalam canalis schlemmi.Fungsi humor aquos
adalah untuk menyokong bola mata dengan memberikan tekanan dari dalam,
sehingga menjaga bentuk bola matanya. Cairan ini juga memberi makanan

3
pada cornea dan lensa dan mengangkut hasil-hasil metabolisme. Fungsi ini
penting, karena cornea dan lensa tidak mempunyai pembuluh darah.5
Corpus vitreum mengisi bola mata di belakang lensa dan merupakan
gel yang transparan. Canalis hyaloideus adalah saluran sempit yang berjalan
melalui corpus vitreus dari discus nervi optici ke permukaan posterior lensa.
Pada janin saluran ini berisi a.hyaloidea yang menghilang beberapa saat
sebelum lahir. Fungsi corpus vitreum adalah sedikit menambah daya
pembesaran mata juga menyokong permukaan posterior lensa dan membantu
melekatkan pars nervosa retina ke pars pigmentosa retina.5
Lensa merupakan sistem optik dibentuk dari sel-sel yang berasal dari
surface ectoderm, mempunyai susunan sel dengan keteraturan yang sangat
menakjubkan sehingga bersifat transparan. Kekuatan refraksi lensa sebesar
15-20 dioptri (lebih kecil dibandingakan kornea yang besarnya 43 dioptri),
tetapi mempunyai kemampuan untuk berubah bentuk saat akomodasi berkat
bantuan otot-otot siliaris. Kemampuan akomodasi ini semakin menurun
dengan bertambahnya usia, yaitu sebesar 8 dioptri pada usia 40 tahun menjadi
1-2 dioptri pada usia 60 tahun. Untuk kepentingan metabolismenya, lensa
mendapat asupan dari cairan akuos dan vitreous. 6
Lensa dibungkus oleh kapsul dan bentuknya bikonveks, dimana
kelengkungan permukaan posterior lebih besar dengan radius kurvatura 10.0
mm (range: 8.0-14.0 mm) dibandingkan permukaan anterior dengan radius
kurvatura 6.0 mm (range: 5.4-7.5 mm). Pada orang dewasa, diameter lensa
sekitar 9 mm dengan ketebalan anterior-posterior 4-5 mm. Berat lensa
berkisar antara 125 mg sampai 400 mg.6
Sinar cahaya memasuki bagian depan mata melalui kornea dan lensa,
yang menekuk cahaya sehingga bisa terfokus tajam pada retina di bagian
belakang mata. Kornea memusatkan cahaya ke arah retina dan lensa
menyoroti fokus cahaya. Retina adalah jaringan halus yang melapisi bagian
dalam mata dan terdiri dari sel sensitif cahaya. Retina mengubah cahaya

4
menjadi sinyal listrik yang berjalan di sepanjang saraf optik ke otak. Otak
menafsirkan sinyal ini sehingga kita bisa melihat. Retina disuplai dengan
darah oleh jaringan pembuluh darah yang halus di permukaannya dan oleh
lapisan pembuluh darah (koroid) di bawah retina. Agar penglihatan menjadi
jernih, cahaya yang masuk ke mata perlu difokuskan secara akurat pada retina.
Cahaya yang masuk ke mata pertama kali difokuskan oleh kornea dan
kemudian terfokus pada lensa. Sistem fokus mata ini memastikan bahwa saat
cahaya memasuki mata terfokus pada retina. Ada tiga jenis kondisi mata
dimana mata tidak dapat memfokuskan cahaya ke retina dengan benar. Ini
disebut kesalahan bias dan dapat menyebabkan penglihatan kabur yaitu
Miopia (rabun dekat), Hypermetropia (lama terlihat), Astigmatisme.3,7

2. 2 Definisi
Miopia adalah defek atau kesalahan bias pada fokus visual. Gambar
difokuskan di depan retina, membuat penglihatan jarak jauh menjadi sulit.
Saat melihat benda, sinar cahaya memantulkan benda itu dan melewati kornea
dan lensa mata, yang membengkokkan (atau membiaskan) cahaya dan
memfokuskannya pada retina di bagian belakang mata. Jika penglihatan yang
sempurna, sinar fokus langsung di fokuskan pada permukaan retina. Namun
pada mata rabun, bola mata membiaskan cahaya terlalu ke depan. Hal ini
menyebabkan sinar cahaya terfokus pada satu titik di depan retina dan hal ini
membuat objek yang jauh tampak kabur. Bila kesalahan bias melebihi delapan
dioptri, maka disebut miopia gravior. Namun pendapat lain juga menyatakan
bahwa Miopia gravior umumnya didefinisikan sebagai rabun jauh yang
memerlukan koreksi kacamata -6.00 dioptri atau lebih dan kadang-kadang
disebut miopia degeneratif atau miopia patologis. miopia gravior memiliki
panjang axial lebih dari 26.5 mm.1,2,4,8
Miopia gravior muncul di masa kanak-kanak, antara usia 5-10 tahun,
dan cenderung stabil pada akhir masa remaja. Namun, ada kemungkinan

5
bahwa peningkatan panjang bola mata tidak berhenti dan miopia dapat terus
meningkat. Bila ini terjadi, dapat menimbulkan komplikasi pada humor
vitreous, retina atau choroid, atau semuanya yang terletak pada segmen
posterior mata. Bentuk miopia ini, menjadi lebih rumit seiring bertambahnya
usia, sehingga disebut miopia degeneratif.4

A B

Gambar 2. A) bola mata normal; B) bola mata


dengan myopia gravior

2. 3 Epidemiologi
Miopia gravior mempengaruhi sekitar 2% populasi. penelitian yang
diterbitkan pada tahun 2008, para ahli di NIH memperkirakan bahwa terdapat
33% orang Amerika menderita rabun jauh. Menurut sebuah studi tahun 2009
jumlah orang Amerika menderita miopia telah meningkat secara signifikan
sejak tahun 1970an sampai awal tahun 2000an. Prevalensi miopia juga
meningkat di banyak negara lain di seluruh dunia. Hal ini terutama terjadi
dikalangan anak usia sekolah yang tinggal di daerah perkotaan di beberapa
negara Asia. Kelainan ini didapatkan 25% dari penduduk Amerika dan
prevalensi meningkat di Asia, yang bahkan mencapai 70%-90% populasi di
beberapa Negara Asia. 1,9
Prevalensi miopia bervariasi berdasarkan usia dan faktor lainnya.
Ketika dilakukan periksaan tanpa bantuan agen sikloplasma, sejumlah besar
bayi ditemukan memiliki beberapa jenis miopia. Miopia pada bayi cenderung
menurun, dan kebanyakan bayi tersebut mencapai emmetropia pada usia 2-3
tahun. Prevalensi miopia tinggi pada bayi prematur.10

6
Miopia minimal 0,50 D memiliki prevalensi yang lebih rendah (<5%)
pada populasi 5 tahun dibandingkan kelompok usia lainnya. Prevalensi miopia
meningkat pada kelompok usia sekolah dan orang dewasa muda, mencapai
20-25 persen pada pertengahan sampai akhir populasi remaja dan 25-35
persen pada orang dewasa muda di Amerika Serikat dan negara-negara
maju.10
Dilaporkan terjadi lebih tinggi di beberapa wilayah di Asia. Prevalensi
miopia sedikit menurun pada populasi di atas usia 45 tahun, mencapai sekitar
20 persen pada anak berusia 6-5 tahun. Tujuh puluhan. Tinjauan literatur luas
tentang miopia mengidentifikasi beberapa faktor yang terkait dengan
prevalensi. Beberapa penelitian telah menemukan prevalensi miopia yang
sedikit lebih tinggi pada wanita daripada pada pria. Prevalensi miopia
meningkat dengan tingkat pendapatan dan pencapaian pendidikan.10
Faktor risiko penting untuk pengembangan miopia adalah adanya
riwayat keluarga miopia. Studi telah menunjukkan prevalensi miopia 33-60
persen pada anak-anak yang orang tuanya memiliki miopia. Pada anak-anak
yang memiliki satu orang tua dengan miopia, prevalensinya adalah 23-40
persen. Sebagian besar penelitian menemukan bahwa ketika orang tua tidak
memiliki miopia, hanya 6-15 persen anak-anak yang rabun.10

2. 4 Etiologi
Myopia terjadi akibat kornea yang terlalu melengkung terhadap
panjang bola mata atau lensa yang tebal. miopia disebabkan oleh kombinasi
permasalahan pada kornea, lensa, dan panjang bola mata. Namun tidak
diketahui penyebab pasti dari myopia, pada penelitian menunjukkan berbagai
alasan berbeda untuk terjadinya.3
1. Peran hederiter
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa myopia merupakan suatu
kondisi yang diwariskan dengan kata lain, jika orang yang memiliki orang

7
tua dengan miopia maka memiliki risiko lebih tinggi terjadinya miopia.
Risiko akan semakin meningkat jika kedua orang tua memiliki miopia.
Myopia gravior terkait dengan gen sex, resesif genetic disorder. Sejumlah
besar diketahui jika gen terkait sex terikat berkaitan dengan gen X (carrier
pada kromosom x), hal ini karena kromosom X memiliki ukuran yang lebih
besar dari kromosom Y.4, 11
2. Peran proses pertumbuhan
Proses pertumbuhan memiliki peran kecil. Perpanjangan segmen
posterior mata umumnya terjadi selama priode aktif masa pertumbuhan dan
berakhir dengan berakhirnya masa pertumbuhan.4
3. Bayi lahir premature
Seratus lima puluh lima bayi premature dengan berat 600-2000 gram
yang dilakukan followup pada tahun 1974-1980 didapatkan penderita
retinophaty of prematurity (ROP). Lima puluh persen bayi premature yang
menderita ROP menderita myopia dan hanya 16% bayi premature yang
menderita myopia tidak mengalami ROP. Anak-anak dengna ROP akan
kemungkinan besar mengalami komplikasi myopia, strabismus, amblyopia,
flaukoma dan ablasi retina.12
4. Penyakit terkait
Miopia juga berkembang karena kondisi lain antara lain yaitu
diabetes, miopia dipengaruhi oleh kadar gula darah yang tidak terkontrol
dengan baik. Kacamata dapat membantu namun bukan cara terbaik
memperbaiki penglihatan. Kontrol kadar gula darah akan membantu
menstabilkan penglihatan serta perawat diabetes dan gula darah puasa
membantu memperbaiki hal tersebut.3
katarak juga dapat menyebabkan terjadinya myopia. Perubahan
miopik yang disebabkan oleh katarak pada awalnya dapat dikoreksi oleh
kacamata namun saat katarak terus berkembang operasi merupakan pilihan

8
yang baik. Beberapa kelaianan terkait yaitu down syndrome, marfan
syndrome, stickler syndrome, pierre-robin syndrome.3
5. Faktor lainnya
Beberapa penelitian juga menilai faktor risiko jenis kelamin, usia,
etnis, dan paparan lingkungan - seperti sinar matahari dan jumlah waktu
yang dihabiskan untuk terpapar cahaya serta pengaruh ritme sirkadian
(kadang-kadang disebut sebagai jam biologis atau tubuh kita), yang
mengatur sistem dalam tubuh sesuai dengan siklus cahaya dan gelap sehari-
hari, sebagai faktor dalam perkembangan miopia.5

Gambar 3. Alur etiologi myopia gravior

2. 5 Patofisiologi
Pada myopia panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar
atau kekuatan pembiasan media refraksi terlalu kuat. Miopia dapat terjadi
karena ukuran sumbu bola mata yang relatif panjang dan disebut sebagai
miopia aksial. Dapat juga karena indeks bias media refraktif yang tinggi atau
akibat indeks refraksi kornea dan lensa yang terlalu kuat, hal ini disebut
sebagai miopia refraktif.13

9
Myopia degenaratif atau myopia malignan biasanya bila myopia lebih
dari 6 dioptri disertai kelainan dari fundus okuli dan pada panjang bola mata
sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian belakang papil
disertai dengan atrofi retina.13

Gambar 4. Proses mekanisme perkembangan miopia

2. 6 Manifestasi klinis
Gejala:
1. Gangguan penglihatan jauh
Seseorang penderita miopi melihat benda dengan jelas jika berada dalam
jarak dekat, tapi kabur jika mereka berada di kejauhan. Pasien dengan
miopia gravior sering mengeluhkan melihat garis bergelombang atau
buram di bidang penglihatan dan kehilangan ketajaman penglihatan.
Pasien dengan miopia gravior memerlukan pemeriksaan mata secara

10
teratur untuk memeriksa kerusakan retina karena, dalam banyak kasus,
gejala tidak jelas. Fokus lensa lebih dekat untuk melihat dekat, seperti
miopi -10.00 Dioptri, artinya lensa berfokus pada 10 cm atau kurang.2
2. Keterlambatan adaptasi dalam gelap
Pada myopia gravior dengan fundus yang baik terjadi adaptasi gelap
diperpanjang dengan sensitivitas retina normal dan pada myopia gravior
dengan degenerasi retinal terjadi perpanjangan adaptasi gelap dengan
penurunan sensitivitas retina.4
3. Rabun senja
Pada myopia gravior berat ditandai dengan degenerasi chorioretinal
4. fotofobia
5. Sering melihat floating “spider web” atau jaring laba-laba.
6. Efek curtain coming down
Sebuah bayangan atau adanya sisi gelap ketika melihat merupakan
penurunan atau terbloknya sebagian penglihatan oleh warna gelap atau
abu-abu yang terlintas atau terletak pada satu sisi lapang pandang.4, 13
7. Penglihatan warna
Sebagian pandangan yang terjadi diluar dari pusat penglihatan, dimana 1-2
mm dari retina. Penurunan kepadatan cone photoreceptor dari
18,500/mm2-14,000/mm2 pada mata emmetropic dan penurunan kepadatan
cone photoreceptor dari 9,100/mm2 menjadi 8,200/mm2 pada mata miopi.
Pada tes sensitive spektral, sensitivitas warna merah dan hijau pada
myopia gravior tanpa degenerative fundus dalam keadaan normal, namun
sensitivitas warna biru berkurang. Sel kerucut tipe S hanya 10% dari sel
kerucut manusia, serta memiliki kemungkinan untuk mengalami
kerusakan.4
Adanya efek spider web, efek curtain coming down dan fotofobia merupakan
tanda retinal detachment.4

11
Tanda:4
1. Mata prominent
2. Kornea membesar
3. Kamera oculi anterior lebih dalam
4. Pupil lebih membesar.

2. 7 Diagnosis
Untuk mendiagnosis myopia dapat dilakukan anamnesis dan beberapa
pemeriksaan pada mata, dari anamnesis dapat dijumpai keluhan sesuai dengan
gejala myopia diatas. pemeriksaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan refraksi
a. Objektif
- Pemeriksaan visus dengan snellen chart
Pemeriksaan ketajaman penglihatan sebaiknya dilakukan pada
jarak 5-6 meter, karena pada jarak ini mata akan melihat benda dalam
keadaan beristrahat atau tanpa akomodasi. Pada pemeriksaan ketajaman
penglihatan dipakai kartu baku atau standar misalnya kartu baca snellen .
Dengan kartu Snellen standar ini dapat ditentukan tajam penglihatan atau
kemampuan melihat seseorang, seperti:
- Bila tajam penglihatan 6/6 maka berarti ia dapat melihat huruf pada jarak
6 meter, yang oleh orang normall huruf tersebut dapat dilihat pada jarak
6 meter.
- Bila pasien hanya dapat membaca pada huruf baris yang menunjukkan
angka 30, berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/30
- Bila pasien hanya dapat membaca pada huruf baris yang menunjukkan
angka 50, berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/50
- Bila tajam penglihatan adalah 6/60 berarti ia hanya dapat melihat pada
jarak 6 meter yang orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak
60 meter

12
- Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu snellen maka
dilakukan uji hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal
pada jarak 60 meter.
- Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang
diperlihatkan pada jarak 3 meter, maka dinyatakan tajam penglihatan
3/60. Dengan pengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai sampai
1/60, yang berarti hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter.
- Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan tajam penglihatan
pasien yang lebih buruk daripada 1/60. Orang normal dapat melihat
lambaian tangan pada jarak 300 meter, berarti tajam penglihatannya
adalah 1/300.
- Kadang mata hanya dapat mengenal adanya sinar saja dan tidak dapat
melihat lambaian tangan. Keadaan ini disebut sebgai tajam penglihatan
1/. Orang normal dapat mellihat adanya sinar pada jarak tidak
berhingga.
- Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar maka
dikatakan penglihatan adalah 0 (nol) atau buta total.12
b. Subjektif
-retinoskopi
Menggunakan retinoskopi dengan lensa kerja ∫+2.00D.
Pemeriksa mengamati reflex fundus yang bergerak berlawanan arah
dengan arah gerakan retinoskop (against movement) kemudian
dikoreksi dengan lensa sferis negatif sampai tercapai netralisasi.
Retinoskopi memberikan ukuran objektif dari kesalahan refraksi dan
menghasilkan perkiraan yang baik dari pembiasan subjektif.14

13
Gambar 4. Retinoskopi

- oftalmoskopi
Cahaya yang dimasukkan ke dalam fundus akan memberikan
refleks fundus. Oftalmoskop direct memberikan gambaran normal atau
tidak terbalik pada fundus okuli. Oftalmoskop indirect memberikan
bayangan terbalik, dan kecil serta lapangan penglihatan yang luas di
dalam fundus okuli pasien. Pemeriksaan pasien dengan miopia
mencakup pemeriksaan oftalmoskop direct dan indirect atau
biomikroskopi pengukuran tekanan intraokular. Tes ini ditunjukkan
untuk evaluasi pencegahan, karena meningkatnya risiko glaukoma,
atrofi retina dan koloroid, dan retina pada pasien dengan miopia.10

Gambar 5. Oftalmoskop

- refraktometer
Refrakter menentukan myopia atau besarnya kelainan refraksi
dengan menggunakan computer. pemeriksaan secara binokuler ini bisa

14
dilakukan dengan trial set atau dengan porophtor (refraktometer,
bukan yang auto). 14

Gambar 6. pemeriksaan refraktometer

2. Pemeriksaan anterior mata


Pada pemeriksaan anterior mata dapat di temukan tanda ata prominent,
kornea membesar, kamera oculi anterior lebih dalam, pupil lebih
membesar.4
3. Prosedur tambahan dapat ditunjukkan untuk mengidentifikasi kondisi
yang terkait dan mendokumentasikan dan memantau perubahan retina
pada pasien dengan miopia degeneratif. Prosedur tambahan ini meliputi:
 Fotografi fundus
 Ultrasonografi A- dan B-scan
 Bidang visual
 Tes seperti gula darah puasa (misalnya, untuk mengidentifikasi
penyebab miopia yang diinduksi).9

2. 8 Penatalaksanaan
Pasien dengan miopia gravior biasanya akan mengalami operasi laser
pada permukaan atau lapisan internal kornea. Pilihan terbaik untuk penderita
miopia gravior adalah implantasi lensa intraokular fakik (antara kornea dan
lensa kristal). Kasus miopia gravior dikaitkan dengan patologi makula,

15
koreksi dapat dicapai melalui suntikan intravitreal atau bedah mikroskopik
mata.4
1. Kacamata
Adapun keuntungan dari penggunaan kacamata yaitu mudah, aman dan
tidak mahal. Permasalahan lensa yang terlalu tinggi yaitu lensa tebal dan
berat, minification, lapang pandang, batas koreksi dan cincin konsentrik.
Berat lensa tidak menjadi masalah pada myopia gravior dibandingkan
dengan aphakia. Sedangkan ketebalan lensa menjadi lebih bermasalah
pada pasien myopia gravor dibandingkan dengan pasien aphakia. 4

Gambar 7. proyeksi kaca mata


2. Lensa kontak
Lensa cekung akan mendivergensikan berkas cahaya sebelum
masuk ke mata, dengan demikian fokus bayangan dapat dimundurkan ke
arah retina. Sifat khusus dari soft lens adalah menghilangkan hampir
semua pembiasan yang terjadi dipermukaan anterior kornea.16
Penggunaan lensa kontak multifokal yang lembut menghasilkan
penurunan 50% dalam perkembangan miopia dan pengurangan 29%
perpanjangan aksial selama periode 2 tahun dibandingkan dengan
kelompok kontrol historis. Namun hasil dari penelitian ini menunjukkan
perlunya penelitian randomice control trial untuk menyelidiki potensi
pengendalian miopia multifokal jangka panjang.17

16
3. Tindakan bedah
a. Radial keratotomy
Merupakan prosedur tindakan bedah refraktif untuk memperbaiki
myopia yang dikembangkan sejak tahun 1947 oleh svyatoslav
Fyodorov seorang ophthalmologis Rusia. Insisi dibuat dengan
menggunakan pisau diamond. Insisi yang dilakukan hanya pada
bagian superfisial stroma kornea kurang efektif sehingga insisi dapat
dibuat lebhi dalam. Satu study menunjukkan insisi dilakukan sampai
lapisan keempat dari kornea.15
b. Photorefractive keratectomy (PRK)
Merupakan sebuah prosedur tindakan pembedahan mata menggunakan
laser untuk memperbaiki penglihatan, mengurangi ketergantungan
terhadap kacamata atau kontak lens. Hal ini dapat secara permanent
merubah bentuk dari anterior central kornea menggunakan excimer
laser untuk mengablasi (menghilangkan dengan penguapan) sejumlah
kecill jaringan dari stroma kornea , tepat dibawah epitelium kornea.
Komplikasi yang dapat ditimbulkan berupa mata kering , erosis
berulang saat tidur, priode penyembuhan yang lama, nyeri,
peningkatan straylight ocular, myopia berulang, kekaburan kornea,
skar. 15

Gambar 8. Photorefractive keratectomy (PRK)

17
Indikasi klinis untuk PRK meliputi:17
 Miopia (-1,0 D sampai -6,0 D) - Koreksi yang lebih tinggi dikaitkan
dengan risiko pembentukan kabut kornea yang lebih besar; Oleh
karena itu, LASIK umumnya merupakan prosedur yang disukai.
 Astigmatisme (0,75 D sampai 3,0 D) - Koreksi yang lebih tinggi
dikaitkan dengan regresi efek; Oleh karena itu, LASIK adalah
prosedur pilihan.
 Hyperopia (+1,0 D to +4.0 D) - Haze dan regresi efek PRK telah
membuat LASIK menjadi prosedur yang paling disukai untuk
sebagian besar pasien ini.
 Pasien dengan perubahan refraksi kurang dari atau sama dengan 0,5
D (komponen silinder dan bola) per tahun paling sedikit 1 tahun
sebelum tanggal pemeriksaan pra operasi.
 Pasien berusia 18-20 tahun untuk reduksi atau eliminasi miopia
kurang dari atau sama dengan -6,0 D setara bola pada bidang kornea.
 Pasien berusia 21 tahun untuk mengurangi atau menghilangkan
miopia dari 0 D sampai -6,0 D miom sferis pada bidang tontonan
sampai dengan -3,0 D astigmatisme.
 Pasien berusia 21 tahun atau lebih dengan hiperopia alami dari +1,0
D sampai +4,0 D, dengan tidak lebih dari 1,0 D astigmatisme
refraktif.
 Koreksi kesalahan refraksi mengikuti operasi okular lainnya,
termasuk operasi katarak - PRK telah dilakukan pada pasien yang
menjalani operasi keratotomi radial sebelumnya atau keratoplastik,
namun, dalam kasus tersebut, LASIK nampaknya lebih baik. Risiko
yang signifikan dari pembentukan kabut kornea jika PRK dilakukan
pada mata dengan operasi kornea sebelumnya, jadi LASIK pada

18
umumnya adalah prosedur pilihan karena risiko pembentukan kabut
minimal
 PRK yang sebelumnya telah diobati dengan LASIK
 Pengobatan ambicopia anisometropik pada anak-anak
Kontraindikasi meliputi penyakit kolagen vaskular, autoimun,
atau imunodefisiensi; Kehamilan atau menyusui; Keratoconus; Obat-
obatan, seperti Accutane (isotretinoin) atau Cordarone (amiodarone
hydrochloride); dan adanya riwayat keloid. Namun, sebuah laporan
baru-baru ini mengenai hasil PRK di Afrika Amerika, termasuk yang
memiliki riwayat terbentuknya keloid dermatologis, mengungkapkan
bahwa riwayat pembentukan keloid tidak mempengaruhi hasil.15

Gambar 9. prosedur photorefractive keratectomy (PRK)


c. Epi-LASIK (LASEK)
Merupakan teknik pembedahan refractive yang didesain untuk
mengurangi ketergantungan seseorang terhadap kacamata dan kontak
lensa. Prosedur lasek hanya dilakukan dipermukaan kornea dan tidak
memerlukan pemotongan kornea sehingga melindungi struktur kornea
dan juga akan mencegah komplikasi berbahaya. Lasek menghindari
terjadi resiko kerutan dan pergeseran lipatan kornea ataupun infeksi
pada kornea. Pada lasek memungkinkan melakkan prosedur pada
kornea yang tipis.18

19
Epilasik adalah prosedur yang lebih baik daripada LASIK.
Epilasik akan memberikan hasil penglihatan yang serupa dengan
LASIK namun memiliki keamanan yang lebih baik. Epilasik tidak
memerlukan pembuatan flap sehingga kemungkinan komplikasi dari
pembuatan flap dapat dihindari.18
Keunggulan epilasik (lasek), akan memberikan rehabilitasi
visual yang lebih baik namun kurang nyaman. Perban lensa kontak
diletakkan di atas mata di ruang operasi agar permukaan kornea bisa
pulih dengan cepat dan untuk meningkatkan kenyamanan. Perban
lensa kontak kemudian dilepaskan dari mata setelah sekitar satu
minggu. Epilasik memberi hasil yang sangat baik tanpa kemungkinan
risiko komplikasi flap kornea, dan dapat dilakukan setelah melakukan
RK dan LASIK sebelumnya, dan ataupun telah menjalani operasi
katarak sebelumnya. 18
Selain itu epilasik menurunkan risiko infeksi dan resiko radang
atau kerutan yang terjadi di bawah flap. Hal ini bisa menimbulkan
masalah dan terkadang bisa ditemukan setelah melakukan LASIK.
Kornea dibiarkan lebih tebal dan karena itu lebih kuat sehingga
menurunkan risiko penyimpangan kornea dan ektasia akhir (tonjolan
kornea). 18
Epilasik tidak memotong saraf kornea, oleh karena itu
menyebabkan terjadinya mata kering setelah operasi. Hal ini sangat
membantu jika pasien memiliki kecenderungan mata kering. pilasik
dapat dilakukan meskipun pasien memiliki kornea tipis atau pasien
yang tidak dapat melakukan prosedur operasi LASIK. 18
Komplikasi epilasik relatif jarang terjadi, namun berikut adalah
beberapa komplikasi epilasik yang sering dilaporkan: penyembuhan
epitel yang lebih lamban atau tertunda, duplikasi epitel, over /
undercorrection, fluktuasi ketajaman visual,halos di sekitar sumber

20
cahaya, starbursts sekitar sumber cahaya, ablasi yang
terdepresi,corneal haze,erosi epitel,kehilangan flap epitel. 18
Komplikasi yang berpotensi serius yang terjadi pada 0,33%
sampai 2,2% kasus adalah serangan stromal kornea setelah
microkeratome. Hal ini terjadi, jika pisau secara tidak sengaja
memotong stroma kornea kolagen dan menciptakan ketidakteraturan.
Jika ketidakteraturan ini berada di dekat sumbu visual,maka dapat
terjadi kekaburan visual permanen. 18

Gambar 10. perbedaan anatar epilasik dan lasik

d. Laser in-situ keratomileusis (LASIK)


Salah satu perkembangan yang paling menjanjikan di dunia
bedah refraksi adalah munculnya laser di situ keratomileusis (LASIK).
Teknik bedah melibatkan penciptaan lipatan kornea lamellar
berengsel, setelah itu laser excimer digunakan untuk membuat
potongan refraksi pada lapisan stromal. LASIK adalah perpaduan
antara teknologi lama dan baru, yang berakar pada keratomileusis dan
keratektomi lamelarar otomatis (ALK). Namun, seperti saat ini
dipraktekkan, LASIK dianggap sebagai keratektomi fotorefraktif
(PRK) yang dilakukan di bawah flap bukannya di permukaan kornea.19

21
LASIK telah tersedia di Amerika Serikat sejak pertengahan
tahun 1990an. Persetujuan FDA untuk penggunaan LASIK sampai
sekitar 1999. Banyak jutaan prosedur telah dilakukan di seluruh dunia.
Menurut American Society of Cataract and Refractive Surgery, sekitar
700.000 prosedur per tahun saat ini dilakukan di Amerika Serikat. 19
Merupakan tindakan pembedahan paling popular dalam
memperbaiki penglihatan. Prosedur ini menggunakan sinar laser yang
dapat difokuskan hingga 0.25 mikrometer. Pada myopia kornea akan
di tipiskan untuk mengurangi kemampuan pembiasan kornea. 19
Pada Desember 2008, LASIK telah disetujui oleh Food and
Drug Administration (FDA) untuk penggunaan berbagai platform laser
yang berbeda, yaitu laser VISX STAR S4, Allegretto Wavelight,
Technolas, dan NIDEK. untuk berbagai perawatan myopic,
hypertropic dan berbagai pengobatan lainnya. 19
Tabel 1. Jenis laser pada LASIK

Myopia – Conventional LASIK


NIDEK EC-5000 -1.0 D sampai -14.0D sph; ≤ 4.0 D cyl
VISX Star S4 (S2,S3) < -14.0 D sph; 0.50 D sampai -
5.0D cyl
Technolas 217 (B&L) < -11.0 D sph dengan ≤ -3.0 D cy
Wavelight Allegretto Wave < -12.0 D sph dengan < -6.0 D cyl

Kontraindikasi meliputi kesalahan refraktif yang tidak stabil,


penyakit pembuluh darah kolagen aktif (terutama dengan adanya iritis
atau skleritis), kehamilan, penggunaan alat pacu jantung, peradangan
aktif mata eksternal yang sedang berlangsung (misalnya
konjungtivitis, mata kering parah), dan kesalahan refraksi di luar
jangkauan koreksi laser. 19

22
serta tanda, gejala, atau temuan topografi yang sesuai dengan
keratoconus. sisa ketebalan lapisan stromal dihitung dengan
mengurangkan kedalaman ablasi ditambah ketebalan flap dari
ketebalan kornea yang diukur dengan pachymetry. 19
Pasien yang memakai Accutane (isotretinoin), Cordarone
(amiodarone hydrochloride), dan Imitrex (sumatriptan) harus ditangani
dengan hati-hati, dan konseling pasien harus diberikan karena obat ini
dapat mempengaruhi penyembuhan luka kornea. 19
Riwayat keratitis herpetik adalah kontraindikasi relatif.
Meskipun pasien telah diobati dengan aman dengan riwayat keratitis
herpes simpleks dan penggunaan antivirus profilaksis yang sesuai,
reaktivasi virus setelah perawatan tetap menjadi perhatian. Pasien yang
tidak kooperatif dengan prosedur di bawah anestesi topikal
memberikan kesulitan dalam tindakan operasi.Ectasia adalah
komplikasi LASIK yang berpotensi sangat serius yang dapat terjadi
beberapa bulan atau tahun kemudian dengan prediktabilitas yang
jarang terjadi.18,19

Gambar 11. Prosedur LASIK

23
e. Clear lens extraction (CLE)
Clear lens extraction (CLE), juga disebut refractive lens
exchange (RLE). CLE merupakan pelepasan lensa nonkatarak dengan
atau tanpa pemasangan intraocular lens sebagai sebuah prosedur
refractive. CLE biasanya digunakan pada pasien dengan myopia tinggi
(myopia gravior) > 8 diopters yang tidak dapat dengan mudah
dilakukan pada prosedur refraktiv lainnya seperti LASIK atau
photorefractive keratoplasty.14

Gambar. A) letak IOL pada mata pada Clear lens extraction; B)


prosedur Clear lens extraction

24
Diindikasikan untuk ametropia (yaitu miopia, hiperopia,
astigmatisme), anisometropia, dan presbiopia. Pada miopia tinggi,
berisiko mengalami patologi setelah intervensi bedah. Beberapa
kalangan akademisi berpendapat bahwa kesalahan pembiasan bawaan
bukanlah penyakit oleh karena itu, kesalahan pembiasan bawaan
bukan sebuah kondisi yang harus ditangani dengan obat atau operasi,
terutama jika hal tersebut membahayakan mata atau menimbulkan
risiko yang yang lebih besar. Dikontraindikasikan pada penyakit
retina. 14
Berikut beberapa indikasi CLE: 14
 Miopia dengan kontraindikasi prosedur refraktif lainnya
 Miopia dengan prosedur refraktif lainnya yang tidak memberikan
hasil lebih baik
 Hiperopia dengan kontraindikasi prosedur refraktif lainnya
 Hyperopia dengan prosedur refraktif lainnya yang tidak memberikan
hasil lebih baik
Komplikasi yang dapat terjadi meliputi: Pembesaran kapsul
posterior, Ablasi retina, Edema macula. Semua komplikasi ini sangat
lazim terjadi pada kasus-kasus kesalahan refraksi ekstrim; Edema
makula lebih sering terjadi pada pasien dengan hyperopia. Komplikasi
yang dapat terjadi sama dengan komplikasi yang terjadi pada operasi
katarak, yaitu: Edema kornea dari gangguan endotel, gangguan
vitreous, Distorsi atau gangguan luka, menyebabkan astigmatisme dan
prolaps iris, Kamar dangkal atau datar anterior, Glaukoma, Uveitis,
Dislokasi lensa intraocular, Perdarahan (segmen anterior atau
vitreous), Pecah kapsul atau dialisis zonular, Mencair kornea dengan
penyakit permukaan ocular, Hipotony, Iridodialisis, Glaukoma,
Perdarahan suprachoroidal atau efusi (terutama pada pasien dengan

25
hiperopia), Luka bocor, Toksisitas retina ringan, kesalahan kekuatan
IOL. 14
Prognosis dari CLE menunjukkan hasil visual yang sangat
baik. Sebuah penelitian retrospektif tahun 2008 terhadap 129 mata
menunjukkan bahwa CLE dengan implantasi IOL aman dan efektif.
CLE bertujuan untuk mencapai ketajaman visual dengan hasil refraksi
yang sangat baik dengan sedikit komplikasi. Laporan terbaru secara
statistik menunjukkan tingkat ablasi retina yang lebih rendah pada
pasien yang menjalani pengobatan profilaksis. 14
f. Phakic intraocular lens
Merupakan tindakan pembedahan paling mum pada myopia
berat, dimana lensa dibuat dari platik atau silicon yang ditanam
kedalam mata secara permanen unuk mengurangi ketergantungan
seseorang dengan katamata atau kontak lens. Phakic di artikan sebagai
penanaman lensa tanpa mengeluarkan lensa mata asli. Saat melakukan
prosedur ini, dilakukan insisi pada mata depan. Selanjutnya lensa
dimasukkan melalui insisi dan ditempatkan dibagian depan atau di
belakang iris.20

26
C

Gambar. A) lensa yang diletakkan pada daerah anterior; B) lensa yang


diletakkan pada daerah posterior; C) lensa phakic IOL
Phakic IOL lebih baik dibandingkan operasi LASIK pada
kebanyakan pasien dengan miopia berat. Hasil phakic IOL lebih baik
dari pada operasi LASIK baik dari ketajaman penglihatan pasca
operasi maupun sensitivitas kontras. Miopia ringan atau sedang
hampir tidak menjadi masalah. Miopia bukan hanya masalah refraksi,
pentingnya pemeriksaan retina rutin. Indikasi Phakic intraocular lens
meliputi miopia unilateral atau bilateral, sedang atau berat; Kebutuhan
kosmetik; dan persyaratan professional.20
Terdapat beberapa pengalaman laser excimer yang digunakan
pada PRK atau LASIK dan IOL phakic, telah digunakan pada pasien
dewasa, dan kurang pengalaman dalam kelompok pasien usia muda.
Semua jenis phakic IOL baik lensa angle-supported, lensa iris-
supported, lensa posterior chamber memberikan hasil postoperatif
segera yang baik. Namun, seiring berjalannya waktu lensa angle-
supported dan lensa posterior chamber memiliki stabiltas yang kurang

27
baik dalam jangka panjang. Namun, desain lensa lensa iris-supported
tidak berubah dalam 15 tahun terakhir. 21
prosedur intraokular yaitu Phakic intraocular lens dengan
lensa angle-supported, lensa iris-supported, lensa posterior chamber
merupakan pilihan yang baik. Ahli bedah di berbagai belahan dunia
mungkin memiliki pendapat yang berbeda tentang ketiga lensa ini.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Alio dkk menunjukkan bahwa
dalam pengobatan ambicopia anisometropik dengan phakic IOL pada
orang dewasa, melaporkan keuntungan rata-rata dalam penglihatan 3
baris, dengan kisaran 0-7 baris. Tidak ada pasien yang kehilangan
penglihatan. PRK dan LASIK sebelumnya telah dipelajari untuk
memperbaiki ambicopia anisometropik. PRK dan LASIK hasil
memiliki serupa dengan phakic IOL untuk penderita ambliopia.
Namun, penggunaan phakic IOL merupakan pilihan yang lebih baik
daripada LASIK atau PRK karena populasi penelitian ini memiliki
persamaan sferis awal yang jauh lebih tinggi. Sementara phakic IOL
lebih efektif pada orang dewasa, phakic IOL memiliki ukuran yang
tepat dan bisa bekerja lebih baik lagi pada anak-anak.Miopia adalah
kesalahan refraksi yang umum, yang ada sejak usia muda. Sebuah
miopia unilateral, dengan atau tanpa ambliopia, sulit dideteksi
meskipun dalam waktu lama. Pengobatan miopia unilateral tidak
mudah. Karena penglihatan masih sangat bagus di mata emmetropik
lainnya. 21
Kontraindikasi phakic IOL meliputi: Miopia selain aksial,
Bukti sklerosis nuklir atau berkembangnya katarak Sejarah uveitis,
Kehadiran sinechiae anterior atau posterior, Distrofi kornea, Glaukoma
atau IOP lebih tinggi dari 20 mmHg, Riwayat pribadi atau keluarga
detasemen retina, Diabetes mellitus, Anterior chamber depth kurang

28
dari 2,75 mm, Beberapa kontraindikasi di atas relatif terhadap
kebijaksanaan ahli bedah dan kebutuhan pasien. 21
Kontraindikasi relatif meliputi pasien tidak menggosok mata.
Anak kecil yang tidak bisa mengikuti petunjuk ini sebaiknya tidak
menggunakan IOL phakic. Ruang lensa phakic ruang terkecil yang
tersedia adalah 11 mm. Panjang lensa dihitung dengan menambahkan
0,5 mm ke diameter limbal putih-ke-putih. Diameter putih-ke-putih
minimum harus 11 mm. Pada kasus microcornea merupakan
kontraindikasi. Pada lensa yang terfiksasi di iris, ukurannya dapat
disesuaikan, dapat dibuat sekecil 6 mm. Sementara lensa phakic
normal berukuran 8,5 mm. Kedalaman camera oculi perlu
dipertimbangkan, kedalaman kurang dari 2,75 mm merupakan
kontraindikasi. lensa angle-supported atau lensa posterior chamber
dapat menyebabkan sudut kemiringan, sedangkan lensa iris-supported
akan mengganggu kedalaman ruang anterior yang dangkal. 21

2. 9 Komplikasi
Memiliki predisposisi yang lebih besar untuk menderita kelainan mata
tertentu. Miopia gravior (lebih dari sekitar -6.00 D) pada onset awal dapat
menyebabkan ambliopia berat. Kesalahan refraktori simetris yang parah
(isometropia) dan dapat menyebabkan ambliopia bilateral derajat sedang
sampai berat. Namun, miopia baik yang bersifat berat jarang menyebabkan
ambliopia bilateral karena gambar benda fokus yang tajam yang dekat dengan
mata mendukung perkembangan visual normal. meliputi:3
 Ablasi retina
Peregangan retina saat bola mata memanjang menyebabkannya
retina menjadi lebih tipis. Perubahan paling umum pada miopia adalah
terjadinya atrofi retina. Ini adalah daerah di mana retina menjadi sangat

29
tipis dan dapat mempengaruhi bagaimana sel retina bekerja. Daerah atrofi
terlihat sangat pucat dan pembuluh darah yang berada di belakang retina
dapat juga terlihat. Atrofi retina dapat terjadi di mana saja di retina dan
jika terjadi di makula (daerah pusat retina), hal itu dapat mempengaruhi
penglihatan utama. Degenerasi retina sentral disebabkan oleh atrofi patch
Atrofi progresif retina dan koroid, yang dapat mempengaruhi daerah pusat
retina yaitu makula. 3
 Pertumbuhan pembuluh darah di bawah retina di daerah makula(membran
neovaskular subretinal)
Pembuluh darah baru dapat tumbuh dari suplai darah di bawah
retina (dari lapisan koroid), melalui area atrofi retina. Ini dikenal sebagai
choroidal neovascularisation (CNV). Pembuluh darah baru ini sangat
mudah berdarah karena sangat lemah dan rapuh, menyebabkan kerusakan
dan pembengkakan pada retina. Jika pembuluh darah baru berkembang di
makula (bagian tengah retina) itu dikenal sebagai degenerasi makula
myopic atau maculopathy. Terjadi perubahan pada penglihatan utama
sehingga menyulitkan dalam melihat serta mempengaruhi peglihatan
warna dan garis lurus yang terlihat bengkok atau terdistorsi. Pembuluh
darah ini juga dapat membentuk jaringan parut, yang secara permanen
dapat mempengaruhi penglihatan.3
 Pemisahan lapisan retina makula (schisis) (retinoschisis macular)
 Myopic macular hole
 Glaucoma
 Katarak
 Amblyopia
Ambliopia adalah berkurangnya ketajaman penglihatan pada satu
atau kedua mata walaupun sudah dengan koreksi kaca mata terbaik tanpa
ditemukan kelainan struktur pada mata maupun lintasan penglihatan

30
bagian belakang. Ambliopia disebabkan oleh pengalaman penglihatan
yang abnormal pada awal kehidupan yang dihasilkan dari salah satu dari
hal berikut: strabismus; kelainan refraksi antara kedua mata yang
berselisih jauh (anisometropia) atau kelainan refraksi antara kedua mata
yang tinggi (isometropia); atau kekurangan stimulus.21
Penurunan fungsi penglihatan terjadi karena adanya kegagalan
stimulasi penglihatan atau tidak cukup adekuatnya stimulasi yang
ditransmisikan dari saraf optikus ke otak pada periode tertentu. Hal ini
dapat terjadi pada mata dengan struktur normal. Dapat terjadi pada satu
ataupun kedua mata. Normalnya pada usia 4 tahun, pekembangan bagian
otak yang memproses penglihatan hampir lengkap. Bila otak tidak
menerima bayangan yang jelas/ jernih dari salah satu atau kedua mata
makan akan sulit meningkatkan kemampuan melihat setelah
perkembangan otak selesai. Mata ini yang kemudian akan mengalami
ambliopia atau mata malas.21
ambliopia umunya tidak di sadari khusus pada mild amblyopia
sampai pada saat dewasa atau dilakukan test penglihatan.21
 Perubahan pada saraf optik.22

2. 10 Prognosis
Miopia, atau rabun jauh, terjadi saat mata secara alami menyebabkan
sinar cahaya terfokus di depan retina. Kondisi ini bisa disebabkan oleh
kelainan pada kornea pada mata atau lensa namun paling sering disebabkan
oleh pertumbuhan mata yang berlebihan.7
Miopia gravior umumnya didefinisikan sebagai rabun jauh yang
memerlukan koreksi kacamata -6.00 diopt atau lebih dan kadang-kadang
disebut miopia degeneratif atau miopia patologis. Dalam kondisi ini
pertumbuhan mata umumnya akan stabil antara usia 20 sampai 30 tahun.

31
Sementara kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya ablasi retina,
perubahan degeneratif pada retina, floater vitreous, katarak, atau glaukoma,
pada sebagian besar individu dengan kondisi ini, penglihatan dapat dikoreksi
dengan kacamata, lensa kontak, atau katarak atau lensa pengganti yang jelas.
Operasi untuk mengurangi rabun jauh juga dapat dilakukan. Kebanyakan
orang dengan kondisi ini mengharapkan untuk menjalani kehidupan normal
dengan penglihatan yang baik. Namun, sangat penting untuk melakukan
kontrol ketat ke dokter mata untuk mendiagnosis dan mengobati masalah yang
mungkin terjadi pada kondisi awal, serta untuk mencegah timbulnya
komplikasi.22
Miopia gravior umumnya tidak menyebabkan kehilangan penglihatan
atau kebutaan permanen, namun perpanjangan aksial pada mata disertai
miopia gravior progresif dapat menyebabkan penipisan jaringan sensitif
cahaya yang dikenal sebagai retina, yang pada gilirannya dapat menyebabkan
robekan retina dan ablasi retina. Hal ini juga dapat menyebabkan miopia
patologis, di mana penipisan makula terjadi yang dapat menyebabkan
hilangnya penglihatan permanen.10

32
BAB III
KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. Meivita
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Jati no.9
Tanggal Pemeriksaan : : 15 Agustus 2017
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama: penurunan penglihatan

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang ke poliklinik RS Anutapura dengan keluhan kedua mata terasa kabur
yang mulai dirasakan sejak usia kanak-kanak. Pasien mengaku mengalami mata
kabur yang timbul secara spontan dan dirasakan memberat sejak 1 tahun terakhir.
Pasien mengaku kesulitandalam melihat jauh, mata terasa tegang dan cepat lelah.
Pasien juga mengaku kedua mata sering berair namun tidak disertai dengan keluhan
terlambat adaptasi gelap, rabun senja, sulit melihat cahaya, penglihatan tertutup
ataupun penglihatan sering melihat seperti benang-benang menutupi pandangan. Saat
ini pasien menggunakan softlenss ukuran -20.00 dioptri. pasien pernah mengukur
kacamata di optik dengan ukuran -20.00 dioptri namun tetap mengalami mata kabur
saat menggunakan kacamata.

Riwayat Penyakit Mata Sebelumnya:


Pasien mengalami mata kabur sejak sedari usia kanak-kanak. Pasien mengatakan
bahwa sejak pertama kali dia bisa ingat, dia merasakan matanya kabur. Pasien
menggunakan kaca mata sejak usia 14 tahun denga kekuatan lensa -18.00 Dioptri.
Pasien belum pernah melakukan pengukuran kacamata selama 5 tahun terakhir di
dokter mata.

Riwayat Penyakit Lain:


Saat masih berusia dibawah lima tahun pasien sempat 2 kali lebih mengalami kejang
demam. Pasien terlahir dengan usia kehamilan ibu 7 bulan.

Riwayat Trauma:
Terjatuh dari ayunan saat berusia 2 bulan.

33
Riwayat Penyakit Mata dalam Keluarga:
Ibu pasien menderita rabun jauh hanya pada mata kirinya, sejak usia remaja.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Status Generalis:
Keadaan Umum : sedang
Kesadaran : kompos mentis
Tanda Vital
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 80 kali permenit
- Pernapasan : 20 kali permenit
- Suhu : 36.5 ˚C
Status Oftalmologis OD OS
Visus 1/60 1/60

Inspeksi:
- Palpebra Edema (-) Edema (-)

- Apparatus Lakrimasi (-) Lakrimasi (-)


Lakrimalis

- Silia Trichiasis (-), Sekret (-) Trichiasis (-), Sekret (-)

- Konjungtiva Hiperemis (-), injeksi Hiperemis (-), injeksi


pericornea (-), anemis (-), pericornea (-), anemis (-),
corpus alineum (-), tanda corpus alineum (-), tanda
radang (-), secret (-), ikterus radang (-), secret (-), ikterus
(-) (-)

- Bola Mata Normal Normal

- Gerakan Bola Normal Normal


Mata

- Lapang Pandang Tidak dilakukan Tidak dilakukan

- Kornea
-tes sensitivitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
-tes Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan

34
- Bilik Mata Depan Cukup dalam, Jernih (+), Cukup dalam, Jernih (+),
hipopion (-), hifema (-) hipopion (-), hifema (-)

- Iris Neovaskularisasi (-), kripte Neovaskularisasi (-), kripte


tidak melebar tidak melebar

- Pupil Bulat, bulat reguler, refleks Bulat, bulat reguler, refleks


direct dan indirect (+) direct dan indirect (+)

- Lensa Jernih Jernih

Palpasi:
- Tensi Okular Normal Normal

- Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada

- Massa Tumor Tidak ada Tidak ada

- Gland. Pre- Normal, tidak ada Normal, tidak ada


aurikuler pembesaran pembesaran

Tonometri 5/5,5 5/5,5

Tes Buta Warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Oftalmoskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Slit Lamp Tidak dilakukan Tidak dilakukan

35
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan

V. RESUME
Pasien usia 19 tahun datang ke poliklinik RS Anutapura dengan keluhan
utama kedua mata terasa kabur yang mulai dirasakan sejak usia kanak-kanak. Pasien
mengaku mengalami mata kabur yang timbul secara spontan dan dirasakan memberat
sejak 1 tahun terakhir. Pasien mengaku kesulitandalam melihat jauh, mata terasa
tegang dan cepat lelah serta kedua mata sering berair. Saat ini pasien menggunakan
softlenss ukuran -20.00 dioptri. pasien pernah mengukur kacamata di optik dengan
ukuran -20.00 dioptri namun tetap mengalami mata kabur saat menggunakan
kacamata. Pasien mengalami mata kabur sejak sedari usia kanak-kanak. Pasien
menggunakan kaca mata sejak usia 14 tahun denga kekuatan lensa -18.00 Dioptri.
Pasien belum pernah melakukan pengukuran kacamata selama 5 tahun terakhir di
dokter mata.
Saat masih berusia dibawah lima tahun pasien sempat 2 kali mengalami
kejang demam. Pasien terlahir dengan usia kehamilan ibu 7 bulan. pasien memiliki
riwayat trauma terjatuh dari ayunan saat berusia 2 bulan. Ibu kandung pasien
menderita rabun jauh hanya pada mata kirinya, sejak usia remaja.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan VOD 1/60 dan VOS 1/60. Pemeriksaan
tonometry dengan Schiotz didapatkan tekanan intra ocular kanan 5/5,5 dan tekanan
intra ocular kiri 5/5,5.
VI. DIAGNOSIS
Myopia gravior +ambliopia
VII. PENATALAKSANAAN

1. Medikamentosa
- Citikolin 2 x 500 mg
2. Non medikamentosa
- Tindakan pembedahan Clear lens extraction (CLE)
3. Melakukan pengontrolan rutin ke dokter maksimal 6 bulan sekali
VIII. PROGNOSIS

Dubia

36
BAB IV
PEMBAHASAN

Miopia gravior umumnya didefinisikan sebagai rabun jauh yang memerlukan


koreksi kacamata -6.00 dioptri atau lebih dan kadang-kadang disebut miopia
degeneratif atau miopia patologis. miopia gravior memiliki panjang axial lebih dari
26.5 mm.8
Pada pemeriksaan visus yang dilakukan pada pasien ini, didapatkan VOD
1/60 dan VOS 1/60. Visus 1/60 dan memerlukan koreksi kacamata -27.00 Dioptri.
Koreksi kacamata -27.00 dioptri lebih dari -6.00, sehingga pasien ini dikatakan
menderita myopia gravior.
Miopia gravior mempengaruhi sekitar 2% populasi. penelitian yang
diterbitkan pada tahun 2008, para ahli di NIH memperkirakan bahwa terdapat 33%
orang Amerika menderita miopia. Menurut sebuah studi tahun 2009 jumlah orang
Amerika menderita miopia telah meningkat secara signifikan sejak tahun 1970an
sampai awal tahun 2000an. Prevalensi miopia juga meningkat di banyak negara lain
di seluruh dunia. Hal ini terutama terjadi dikalangan anak usia sekolah yang tinggal di
daerah perkotaan di beberapa negara Asia.9
Myopia terjadi akibat kornea yang terlalu melengkung terhadap panjang bola
mata atau lensa yang tebal. miopia disebabkan oleh kombinasi permasalahan pada
kornea, lensa, dan panjang bola mata. Namun tidak diketahui penyebab pasti dari
myopia, pada penelitian menunjukkan berbagai alasan berbeda untuk terjadinya.3
Beberapa penelitian telah menemukan prevalensi miopia yang sedikit lebih
tinggi pada wanita daripada pada pria. Faktor risiko penting untuk pengembangan
miopia adalah adanya riwayat keluarga miopia. Studi telah menunjukkan prevalensi
miopia 33-60 persen pada anak-anak yang orang tuanya memiliki miopia. Pada anak-
anak yang memiliki satu orang tua dengan miopia, prevalensinya adalah 23-40

37
persen. Sebagian besar penelitian menemukan bahwa ketika orang tua tidak memiliki
miopia, hanya 6-15 persen anak-anak yang rabun.10
Proses pertumbuhan memiliki peran kecil. Perpanjangan segmen posterior
mata umumnya terjadi selama priode aktif masa pertumbuhan dan berakhir dengan
berakhirnya masa pertumbuhan.8 Seratus lima puluh lima bayi premature dengan
berat 600-2000 gram yang dilakukan followup pada tahun 1974-1980 didapatkan
penderita retinophaty of prematurity (ROP). Lima puluh persen bayi premature yang
menderita ROP menderita myopia dan hanya 16% bayi premature yang menderita
myopia tidak mengalami ROP. Anak-anak dengna ROP akan kemungkinan besar
mengalami komplikasi myopia, strabismus, amblyopia, flaukoma dan ablasi retina.ncbi
pada pasien ini menderita myopia sejak usia kanak-kanak dan ibu kandung
pasien menderita myopia sejak usia remaja sehingga, serta pasien lahir dengan
premtur, hal ini kemungkinan menjadi faktor risiko terjadi myopia pada pasien ini.
Pasien dengan miopia gravior terdiri dari beberapa pilihan pengobatan baik
menggunakan kacamata sampai melakuakn tindakan operasi. Myopia gravior
biasanya akan mengalami operasi laser pada permukaan atau lapisan internal kornea.
Pilihan terbaik untuk penderita miopia gravior adalah implantasi lensa intraokular
fakik (antara kornea dan lensa kristal). Berikut beberapa pilihan untuk tindakan
terapi: Phakic intraocular lens, Clear lens extraction (CLE), Laser in-situ
keratomileusis (LASIK), Epi-LASIK (LASEK), Photorefractive keratectomy (PRK),
Radial keratotomy. 8
Merupakan tindakan pembedahan paling umum pada myopia berat, dimana
lensa dibuat dari platik atau silicon yang ditanam kedalam mata secara permanen
unuk mengurangi ketergantungan seseorang dengan katamata atau kontak lens.
Phakic di artikan sebagai penanaman lensa tanpa mengeluarkan lensa mata asli. Saat
melakukan prosedur ini, dilakukan insisi pada mata depan. Selanjutnya lensa
dimasukkan melalui insisi dan ditempatkan dibagian depan atau di belakang iris.21
Clear lens extraction (CLE), juga disebut refractive lens exchange (RLE).
CLE merupakan pelepasan lensa nonkatarak dengan atau tanpa pemasangan

38
intraocular lens sebagai sebuah prosedur refractive. CLE biasanya digunakan pada
pasien dengan myopia tinggi (myopia gravior) > 8 diopters yang tidak dapat dengan
mudah dilakukan pada prosedur refraktiv lainnya seperti LASIK atau photorefractive
keratoplasty.20
Pada pasien ini, direncakan akan dilakukan tindakan pelepasan lensa pada
mata dan selanjutnya dipasangkan lensa yang sesuai dengan mata pasien, sehingga
pasien ini direncanakan melakukan tindakan Clear lens extraction (CLE).
Berikut beberapa indikasi CLE: Miopia dengan kontraindikasi prosedur
refraktif lainnya, miopia dengan prosedur refraktif lainnya yang tidak memberikan
hasil lebih baik, hiperopia dengan kontraindikasi prosedur refraktif lainnya, yperopia
dengan prosedur refraktif lainnya yang tidak memberikan hasil lebih baik.20
Komplikasi yang dapat terjadi meliputi: Pembesaran kapsul posterior, Ablasi
retina, Edema macula. Semua komplikasi ini sangat lazim terjadi pada kasus-kasus
kesalahan refraksi ekstrim; Edema makula lebih sering terjadi pada pasien dengan
hyperopia. Prognosis dari CLE menunjukkan hasil visual yang sangat baik. Sebuah
penelitian retrospektif tahun 2008 terhadap 129 mata menunjukkan bahwa CLE
dengan implantasi IOL aman dan efektif. CLE bertujuan untuk mencapai ketajaman
visual dengan hasil refraksi yang sangat baik dengan sedikit komplikasi. 20
Adapun komplikasi yang dapat terjadi dari myopia gravior yaitu pemisahan
lapisan retina makula (schisis) (retinoschisis macular), myopic macular hole,
glaucoma, katarak, ablasio retina, neovaskularisasi subepitel dan amblyopia.
Ambliopia adalah berkurangnya ketajaman penglihatan pada satu atau kedua
mata walaupun sudah dengan koreksi kaca mata terbaik tanpa ditemukan kelainan
struktur pada mata maupun lintasan penglihatan bagian belakang. Ambliopia
disebabkan oleh pengalaman penglihatan yang abnormal pada awal kehidupan yang
dihasilkan dari salah satu dari hal berikut: strabismus; kelainan refraksi antara kedua
mata yang berselisih jauh (anisometropia) atau kelainan refraksi antara kedua mata
yang tinggi (isometropia); atau kekurangan stimulus.21

39
BAB V
KESIMPULAN

1. Miopia gravior umumnya didefinisikan sebagai rabun jauh yang memerlukan


koreksi kacamata -6.00 dioptri atau lebih dan kadang-kadang disebut miopia
degeneratif atau miopia patologis. miopia gravior memiliki panjang axial
lebih dari 26.5 mm.
2. Pasien dengan miopia gravior terdiri dari beberapa pilihan pengobatan baik
menggunakan kacamata sampai melakuakn tindakan operasi. Berikut
beberapa pilihan untuk tindakan operasi pada pasien myopia gravior: Phakic
intraocular lens, Clear lens extraction (CLE), Laser in-situ keratomileusis
(LASIK), Epi-LASIK (LASEK), Photorefractive keratectomy (PRK), Radial
keratotomy.
3. Clear lens extraction (CLE) merupakan pelepasan lensa nonkatarak dengan
atau tanpa pemasangan intraocular lens sebagai sebuah prosedur refractive.
CLE biasanya digunakan pada pasien dengan myopia tinggi (myopia gravior)
> 8 diopters yang tidak dapat dengan mudah dilakukan pada prosedur
refraktiv lainnya.
4. Adapun komplikasi yang dapat terjadi dari myopia gravior yaitu pemisahan
lapisan retina makula (schisis) (retinoschisis macular), myopic macular hole,
glaucoma, katarak, ablasio retina, neovaskularisasi subepitel dan amblyopia.

40
Daftar Pustaka

1. The National Eye Institute. 2016. Fact about Myopia. NEI


2. World Health Organization. 2015. THE IMPACT OF MYOPIA AND HIGH
MYOPIA. Australia: WHO.
3. National institute of blind people. 2016. Myopia and high degree myopia.
NIBP
4. Sabina Poundel. 2016. High myopia and management. Slide B.optometry.
5. Snell, R.S., (2012) Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6.
Jakarta: EGC
6. Soekardi I & Hatauruk, J.A. (2004) Transisi menuju fakoemulsifikasi. Jakarta:
Granit kelompok yayasan obor Indonesia.
7. Sherwood, L., (2011) Fisiologi manusia dar system ke sel. Jakarta: EGC.
8. American Academy of ophthalmology. 2017. High myopia. AAO
9. Basri, S., 2014. Etiopatogenesis dan penatalaksanaan myopia pada anak usia
sekolah. Jurnal kedokteran Syah Kuala. Vol. 14 (3). Pp: 181-6.
10. American Optometric Association. 2006. Optometric Clinical Practice
Guideline Care Of The Patient With Myopia. AOA.
11. Sherwin, J, C, & Mackey, D, A. 2013. Update on the epidemiology and
genetics of myopic refractive error. Medscape. Vol. 8 (1). Pp: 63-87.
12. Sira, I.B., Nissenkorn, I., Yassur, Y., Mashkowski, D., Sherf, I., 1983. NCBI.
Vol.67(3): 170-3.
13. American Academy of Ophthalmology. 2015. Shadow or dark curtain in
vision. AAO
14. Bashour, M., 2015. Clear Lens Extraction Myopia. Medscape.
15. Bashour, M., 2015. Clear Lens Extraction Myopia Treatment & Management
16. Setiasih. L., Effectiveness of Spectacles and Soft lens in Myopia Progession.

41
17. Astin., 1999. Contact lens fitting in high degree myopia. NCBI. Vol.22
18. Eye Surgery institute. 2017. Eip lasek and lasek. ESI
19. Taravella. 2016 Lasik Myopia. Medscape.
20. Verma, A., 2016. Phakic Intraocular Lens (IOL) for Myopia Correction.
Medscape
21. Amblyopia
22. institute of eye control of eye myopia on children. 2016. Management of
High Myopia

42

Anda mungkin juga menyukai