Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi / Topik : TBC


Sasaran : Keluarga Bapak Ade
Subtopik : TBC pada anak
Tempat : Rumah Keluarga Bapak Ade
Hari/Tanggal : Sabtu, 16 April 2011
Waktu : 11.00 WIB – 11.30 WIB
Durasi : 30 menit
Penyaji : Romasti Silalahi, S.Kep.

A. Tujuan Institusional
Meningkatkan derajat kesehatan keluarga Bapak Ade dengan anggota
keluarga yang mengalami TBC.

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan ini, keluarga Bapak Ade mampu merawat
anggota keluarganya yang menderita TBC.

C. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan, keluarga mampu :
- Menyebutkan pengertian TBC
- Menyebutkan tanda dan gejala TBC
- Menjelaskan pengobatan TBC pada anak
- Menjelaskan faktor-faktor yang membantu proses kesembuhan
D. Analisa Tugas
Standar Kompetensi :
 Know
1. Pengertian TBC
2. Tanda dan gejala TBC
3. Pengobatan TBC
4. Faktor-faktor yang membantu proses kesembuhan
 Show
 Keluarga menyimak dan memperhatikan kegiatan penyuluhan dengan
seksama
 Keluarga mendengarkan dengan seksama penjelasan pemateri dan
penyuluh
 Keluarga mendiskusikan hal-hal yang belum dimengerti tentang materi
penyuluhan

E. Pokok Bahasan
TBC pada anak

F. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian TBC
2. Tanda dan gejala TBC
3. Pengobatan TBC
4. Faktor-faktor yang membantu proses kesembuhan

G. Materi Pendidikan Kesehatan (Terlampir)

H. Alokasi Waktu
 Kegiatan membuka : 3 menit
 Penjelasan / Uraian Materi : 10 menit
 Tanya Jawab (Diskusi) : 15 menit
 Clossure : 2 menit
I. Strategi Instruksional
 Memberikan stimulasi kepada keluarga untuk mengajukan pertanyaan / ide
dengan memberikan pujian (reward).
 Memodifikasi jalannya diskusi dengan mengadakan diskusi apabila
keluarga sudah terlihat bosan.

J. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Media


Pra  Menyiapkan - - Laptop
perlengkapan.
 Set ruangan. - - -
 Menyiapkan - - -
lingkungan yang
terapeutik.
Kegiatan  Apersepsi Menyimak Ceramah Power Point
membuka  Melakukan Menyimak Ceramah
perkenalan.
 Menjelaskan tujuan Menyimak Ceramah
penyuluhan.
 Menjelaskan Menyimak Ceramah
cakupan materi yang
akan dibahas.
 Kontrak waktu. Menyimak Ceramah
Uraian Materi 1. Pengertian TBC Menyimak Ceramah Power Point
2. Tanda dan gejala
TBC Menyimak Ceramah
3. Pengobatan TBC
4. Faktor-faktor yang Menyimak Ceramah
membantu proses
kesembuhan Menyimak Ceramah
Mini Clossure  Meminta salah satu Mengutarakan Tanya
anggota keluarga jawaban jawab
pasien untuk
menjelaskan sekilas
tentang TBC

Clossure/Penutup  Mengundang Mengutarakan Tanya Power Point


komentar atau ide atau pendapat jawab
pertanyaan dari klien
atau keluarga
 Menjawab komentar Menyimak Ceramah
atau pertanyaan dari
peserta didik.
 Mengajukan Mengutarakan Tanya
beberapa pertanyaan. jawaban jawab
 Memberikan Menyimak Ceramah
kesimpulan dari
pembahasan.
 Menutup pertemuan Leaflet
dan membagikan
leafleat kepada
peserta didik.

K. Variasi Media
- Power Point
- Leafleat

L. Metoda Instruksional
 Ceramah
 Tanya Jawab
M. Daftar Pustaka
Akbar. 2009. TBC Pada Anak. Available at: www.dinkes-dki.go.id/tbc1.htm.
Diunduh tanggal 14 April 2011.
Smelzer, S.C, dan Bare. B.g. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Edisi 1. Volume 2. Alih Bahasa Koncara H. Y. Jakarta : EGC.
Price, Silvi A, Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC.

N. Evaluasi
Hasil Belajar
Evaluasi lisan :
1. Jelaskan pengertian TBC!
2. Sebutkan tanda dan gejala TBC!
3. Jelaskan tentang pengobatan TBC!
4. Jelaskan faktor-faktor yang membantu proses kesembuhan!
Lampiran
TBC PADA ANAK

A. Pengertian
Tuberculosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Umumnya TB menyerang paru-paru, sehingga
disebut denganPulmonary TB. Tetapi kuman TB juga bisa menyebar ke
bagian/organ lain dalam tubuh, dan TB jenis ini lebih berbahaya
dari pulmonary TB. Bila kuman TB menyerang otak dan sistem saraf pusat,
akan menyebabkan meningeal TB. Bila (kuman TB) menginfeksi hampir
seluruh organ tubuh, seperti ginjal, jantung, saluran kencing, tulang, sendi,
otot, usus, kulit, disebut miliary TB atau extrapulmonary TB.
Kuman TB berbentuk batang dan memiliki sifat khusus, yaitu tahan
terhadap asam pada pewarnaan, sehingga sering disebut juga sebagai
Basil/bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri TB akan cepat mati bila terkena
sinar matahari langsung. Tetapi dalam tempat yang lembab, gelap, dan pada
suhu kamar, kuman dapat bertahan hidup selama beberapa jam. Dalam tubuh,
kuman ini dapat tertidur lama (dorman) selama beberapa tahun.
Anak-anak yang sakit TBC tidak dapat menularkan kuman TB ke anak
lain atau ke orang dewasa. Sebab, pada anak biasanya TB bersifat tertutup.
Kalaupun ada sekresi dahak, konsentrasi atau jumlah bakteri dalam droplet
cenderung sedikit. Jadi kalau ada anak yang terinfeksi TBC, sudah pasti
sumber penularnya adalah orang dewasa yang dekat dengannya.

B. Tanda Dan Gejala Anak Dengan TBC


1. Riwayat Kontak atau Pemaparan
Penyakit TBC adalah penyakit infeksi. Artinya, pasti ada sumber
penularnya. Karena penularan TB memerlukan waktu pemaparan (exposure)
yang cukup lama, maka apabila anak menderita TBC pastilah ’sumbernya’
adalah orang yang sehari-hari dekat dengannya. Entah itu ayah, ibu, kakek,
nenek, pengasuh, atau orang lain yang tinggal satu rumah dengan anak dalam
waktu yang cukup lama. Maka dari itu, ketika seorang anak/bayi diduga
menderita TB, semua orang yang sehari-hari dekat dengan si kecil harus
dipastikan mengidap TBC atau tidak.
Tingginya prevalensi (angka kejadian) TBC di Indonesia,
menyebabkan uji Tuberkulin (Mantoux test) tak lagi efektif untuk
mendiagnosa TBC pada orang dewasa karena sebagian besar orang dewasa
yang tinggal dan hidup di sini sudah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis.
Pada orang dewasa, diagnosis TB dapat dilakukan melalui uji dahak
(sputum test) dan foto rontgen paru-paru. Uji dahak dilakukan untuk
mengetahui keberadaan BTA dalam dahak. Tempat yang tepat (dan murah)
untuk melakukan uji ini adalah Puskesmas. Foto rontgen paru-paru dari orang
dewasa yang mengidap TB aktif, memberikan gambaran yang sangat khas.
Walaupun anak tak tampak sakit tapi bila terbukti ada orang dewasa (yang
dekat dengan anak) yang sakit TBC, maka orangtua ’harus’ curiga anak
terinfeksi TB dan membawanya ke dokter/RS/puskesmas agar anak
mendapatkan penanganan yang tepat, untuk mencegahnya menjadi sakit TB.

2. Gejala
Tuberculosis pada anak-anak seringkali tidak menimbulkan gejala khusus.
Gejala utama TB pada orang dewasa adalah batuk berdahak yang terus
menerus selama 3 minggu atau lebih. Sayangnya, pada anak-anak, umumnya
batuk lama bukan gejala utama TB. Batuk lama, juga bisa manifestasi dari
alergi.
Menurut Pedoman Nasional Tuberkulosis (2002), gejala umum TB pada
anak-anak adalah sebagai berikut :
 Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan
tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi yang
baik.
 Nafsu makan tidak ada (anorexia) dengan gagal tumbuh dan berat badan
tidak naik (failure to thrive) dengan adekuat.
 Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas, setelah disingkirkan
kemungkinan penyebab lainnya (bukan tifus, malaria atau infeksi saluran
nafas akut). Dapat juga disertai keringat malam.
 Pembesaran kelenjar getah bening yang tidak sakit, di leher, ketiak dan
lipatan paha.
 Gejala –gejala dari saluran nafas, misalnya batuk lama lebih dari 30 hari
(setelah disingkirkan sebab lain dari batuk), nyeri dada ketika bernafas
atau batuk.
Apabila bakteri TB menyebar ke organ-organ tubuh yang lain, gejala yang
ditimbulkan akan berbeda-beda. Misalnya;
 Kaku kuduk, muntah-muntah, dan kehilangan kesadaran pada TBC otak &
saraf (meningitis TB)
 Gibbus, pembengkakan tulang pinggul, lutut, kaki dan tangan, pada TBC
tulang & sendi

3. Tes Mantoux atau Uji Tuberkulin


Karena tanda-tanda dan gejala TB pada anak sangat sulit dideteksi, satu-
satunya cara untuk memastikan anak terinfeksi oleh kuman TB, adalah melalui uji
Tuberkulin (tes Mantoux). Tes Mantoux ini hanya menunjukkan apakah seseorang
terinfeksi Mycobacterium tuberculosisatau tidak, dan sama sekali bukan untuk
menegakkan diagnosa atas penyakit TB. Sebab, tidak semua orang yang
terinfeksi kuman TB lalu menjadi sakit TB.
Sistem imun tubuh mulai menyerang bakteri TB, kira-kira 2-8 minggu
setelah terinfeksi. Pada kurun waktu inilah tes Mantoux mulai bereaksi. Ketika
pada saat terinfeksi daya tahan tubuh orang tersebut sangat baik, bakteri akan mati
dan tidak ada lagi infeksi dalam tubuh. Namun pada orang lain, yang terjadi
adalah bakteri tidak aktif tetapi bertahan lama di dalam tubuh dan sama sekali
tidak menimbulkan gejala. Atau pada orang lainnya lagi, bakteri tetap aktif dan
orang tersebut menjadi sakit TB.
Uji ini dilakukan dengan cara menyuntikkan sejumlah kecil (0,1 ml)
kuman TBC, yang telah dimatikan dan dimurnikan, ke dalam lapisan atas (lapisan
dermis) kulit pada lengan bawah. Lalu, 48 sampai 72 jam kemudian, tenaga
medis harus melihat hasilnya untuk diukur. Yang diukur adalah indurasi (tonjolan
keras tapi tidak sakit) yang terbentuk, bukan warna kemerahannya (erythema).
Ukuran dinyatakan dalam milimeter, bukan centimeter. Bahkan bila ternyata
tidak ada indurasi, hasil tetap harus ditulis sebagai 0 mm.
Secara umum, hasil tes Mantoux ini dinyatakan positif bila diameter
indurasi berukuran sama dengan atau lebih dari 10 mm. Namun, untuk bayi dan
anak sampai usia 2 tahun yang tanpa faktor resiko TB, dikatakan positif bila
indurasinya berdiameter 15 mm atau lebih. Hal ini dikarenakan pengaruh vaksin
BCG yang diperolehnya ketika baru lahir, masih kuat. Pengecualian lainnya
adalah, untuk anak dengan gizi buruk atau anak dengan HIV, sudah dianggap
positif bila diameter indurasinya 5 mm atau lebih. Namun tes Mantoux ini dapat
memberikan hasil yang negatif palsu (anergi), artinya hasil negatif padahal
sesungguhnya terinfeksi kuman TB. Anergi dapat terjadi apabila anak mengalami
malnutrisi berat atau gizi buruk (gizi kurang tidak menyebabkan anergi), sistem
imun tubuhnya sedang sangat menurun akibat mengkonsumsi obat-obat tertentu,
baru saja divaksinasi dengan virus hidup, sedang terkena infeksi virus, baru saja
terinfeksi bakteri TB, tata laksana tes Mantoux yang kurang benar. Apabila
dicurigai terjadi anergi, maka tes harus diulang.

4. Foto Rontgen
Untuk memperkuat diagnosis, diperlukan foto rontgen paru-paru. Tapi
masalahnya, gambar rontgen dari TBC paru pada anak umumnya tidak khas
sehingga menyulitkan interpretasi foto. Diperlukan orang yang benar-benar ahli,
untuk menghindari terjadinya overdiagnosis atauunderdiagnosis. Pada orang
dewasa, kuman TBC membangun sarangnya pada paru-paru bagian atas, sehingga
pada gambar rontgennya akan terlihat adanya infiltrat pada daerah tersebut.
Sedangkan pada anak-anak, kuman TB membangun sarang di kelenjar getah
bening yang lokasinya berdekatan dengan jantung. Jika hanya difoto dari
depan akan sulit melihat adanya infiltrat, karena terutup oleh bayangan jantung.
Oleh karena itu, untuk memperkuat diagnosis, foto rontgen juga harus
dilakukan dari arah samping.
Dengan begitu, gambaran paru-paru tidak diganggu oleh bayangan jantung.
Tetapi, lagi-lagi keberadaan infiltrat bukan mutlak menunjukkan anak mengidap
TBC. Anak yang sedang batuk dengan dahak yang banyak, meski tidak mengidap
TB bila difoto rontgen dadanya, bisa memberikan gambaran infiltrat. Oleh
karenanya, foto rontgen harus dilakukan pada saat anak dalam kondisi terbaik.
Paling baik memang setelah anak sembuh dari batuknya. Bila tidak
memungkinkan, pilih waktu ketika batuknya minimal. Sekali lagi, foto
rontgen saja tidak dapat digunakan sebagai alat untuk mendiagnosis TBC.

5. Uji Bakteriologi
Uji bakteriologi yang umum dilakukan adalah melalui pemeriksaan sampel
dahak (tes dahak atausputum test). Bila ditemukan adanya bakteri TB di dalam 2
sampel dari 3 sampel dahak seseorang, berarti orang tersebut dikatakan positif
mengidap TBC paru aktif. Pendambilan sampel dilakukan secara SPS,
maksudnya Sewaktu kunjungan pertama, esok Paginya, dan Sewaktu kunjungan
berikut (kedua). Selain diperiksa melalui mikroskop, sampel dahak juga dapat
diperiksa dengan cara dibiakkan dalam medium tertentu (tes kultur dahak). Tetapi
tes ini memakan waktu yang lama, sementara tes dahak yang biasa hanya
memakan waktu beberapa jam saja untuk mendapatkan hasilnya.
Namun tes dahak sangat sulit dilakukan pada anak-anak, karena mereka
cenderung menelan dahaknya. Kalaupun ingin melakukan pemeriksaan
mikroskopis BTA pada anak, caranya dengan menggunakan bilasan lambung
anak. Tetapi cara ini dinilai menyakitkan bagi anak, sehingga tidak digunakan
untuk deteksi dini. Bagi anak yang sudah mampu mengeluarkan dahaknya, maka
tes dahak menjadi satu keharusan.

6. Tes Darah
Biasanya, parameter yang diuji pada pemeriksaan darah adalah LED (laju
endap darah) dan kadar limfosit. Tetapi keduanya ini nilai diagnostiknya bahkan
lebih rendah daripada foto rontgen, sehingga hanya dapat digunakan sebagai data
pendukung. Nilai LED dan limfosit yang tinggi (di atas kadar normal) hanya
menunjukkan terjadinya infeksi di dalam tubuh. Akan tetapi, semua jenis infeksi
juga dapat meningkatkan nilai LED dan limfosit dalam darah.
C. Pengobatan TBC
Bila anak positif sakit TBC, maka harus diobati sampai benar-benar
sembuh. Kombinasi obat anti TBC (OAT) untuk anak adalah Isoniasid (INH),
Rifampisin, dan Pirazinamid. Ketiga obat tersebut diberikan selama 2 bulan
pertama, lalu setelah itu, yaitu mulai bukan ketiga sampai keenam (4 bulan
berikutnya) hanya diberikan kombinasi INH dan Rifampisin. Pengobatan
TBC pada anak-anak jika INH dan rifampisin diberikan bersamaan, dosis
maksimal perhari INH 10 mg/kgbb dan rifampisin 15 mg/kgbb. Untuk bisa
sembuh, anak (dan orang dewasa) penderita TB harus mengkonsumsi OAT
secara teratur, setiap hari, dan dalam jangka waktu lama. Bakteri TB ini
’mati’ secara sangat perlahan. Butuh waktu minimal 6 bulan untuk
’membunuh’ semua bakteri Tb dalam tubuh. Setelah mengkonsumsi OAT
selama 2 minggu, anak mungkin akan merasa lebih baik dan tampak sehat.
Tetapi ia tetap harus mengonsumsi OAT sampai selesai masa pengobatannya,
karena pada saat itu belum semua bakteri TB mati.
Pada anak, lamanya pengobatan TB ini tergantung dari jenis TB yang
diderita. Untuk TB paru-paru (pulmonary TB), lama pengobatan cukup 6
bulan saja. Alasannya, kuman TB yang hidup dalam tubuh anak penderita TB
aktif, jumlahnya jauh lebih sedikit daripada kuman yang ada dalam orang
dewasa penderita TB aktif. Sisa kuman yang masih ada setelah terapi
pengobatan selesai, sudah tidak dapat berkembang biak lagi sehingga tidak
berbahaya. Namun, untuk jenis TB yang lebih berat, yakni meningeal
TB dan miliary TB, lamanya pengobatan setidaknya 9 bulan.
Ketiga obat anti TBC tersebut sebenarnya bersifat racun bagi hati,
apalagi karena harus dikonsumsi dalam jangka panjang. Oleh karena, setelah
selesai masa pengobatan, biasanya dokter memeriksa fungsi kerja hati
(SGOT/SGPT). Isoniazid atau INH juga dapat menimbulkan reaksi negatif
berupa kesemutan, nyeri otot, bahkan gangguan kesadaran. Untuk
mengurangi efek tersebut, diberikan suplemen vitamin B6 (piridoxin) selama
masa pengobatan.
D. Faktor-Faktor Yang Membantu Proses Kesembuhan Anak Dengan TBC
1. Makan makanan yang bergizi
 Jangan biarkan anak kita tidak mau makan
 Beri makan pada anak sedikit tapi sering
 Beri makanan yang bergizi sesuai kemampuan kita

2. Lingkungan rumah sehat dan bersih


 Rumah harus terkena cahaya matahari
 Jaga jangan sampai terlalu lembab
 Ventilasi harus baik
 Jika ada orang dewasa yang batuk, tidur harus terpisah dengan anak
 Jemur kasur,bantal teratur
 Buka jendela tiap pagi hari

3. Dukungan dan kasih saying


 Dukungan seluruh keluarga merupakan hal yang paling penting
 Keluarga merupakan sumber kekuatan anak
 Jangan berputus asa
 Kesembuhan ada di tangan kita semua

Anda mungkin juga menyukai