Bismillah Edit
Bismillah Edit
PENDAHULUAN
serentak yang diikuti oleh 183 desa dan dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober
langsung oleh masyarakat. Demikian pula masa jabatannya kepala desa yang
terbaru telah diatur dalam UU No.6 tahun 2014 pasal 33 tentang batas maksimal
jabatan kepal desa yaitu enam tahun dan dapat dipilh kembali dengan masa
tahun menjabat baik secara berturut- turut ataupun tidak, sedangkan menurut UU
No.32 Tahun 2004 pasal 204 menjelaskana bahwa masa jabatan kepala desa
selama 6 tahun atau dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatannya/
oleh calon kepala desa diatur dalam Permendagri pasal 21 No.112 Tahun 2014.
untuk hasil lebih baik tidak hanya pengawasan dari Badan Permusyawaratan
1
Desa (BPD) saja melainkan oleh unsur masyarakat desa meliputi karang taruna,
kelompok tani, kelompok perempuan atau PKK, dan para tokoh masyarakat desa
setempat. Panitia pemilihan kepala desa mempunyai peranan yang strategis pada
mendapatkan suatu jabatan yang dianggap elit lokal yang nantinya demi
pada tahun 2016 diikuti kedua calon yang kedua mempunyai pengalaman yang
sama yaitu pernah menjabat sebagai kepala desa dan juga sebagai mantan
pasangan suami istri. Sebelum masa pencalonan keduanya bersepakat jika kedua
sama- sama untuk mencalonkan maka mereka akan bersaing secara sehat dan
politik uang.
Proses pemilihan kepala desa tidak luput bahkan tidak jauh dari money
politik atau sering dikenal dengan politik uang. Secara umum Politik Uang
2
merupakan upaya untuk memperoleh kekuasaan di bidang politik dengan
jabatan. Terdapat larangan politik uang yang diatur dalam UU No.1 Pasal 73
ayat (1) tahun 2015 yaitu menyebutkan bahwa “calon dan/atau tim kampanye
dilarang menjanjikan dan/ atau memberikan uang atau materi lainnya untuk
mempengaruhi pemilih”. Tapi pada realitanya proses politik uang dari tahun ke
tahun semakin kuat dan menyebar di daerah – daerah yang melaksanakan pesta
demokrasi rakyat baik pemilu, pilkada, serta pilkades. Politik uang merupakan
sebuah tantangan yang besar demokratisasi dalam lingkup desa yaitu pelaksaan
Pilkades. Fenomena politik uang sudah tidak asing bagi masyarakat karena
praktek politik uang sekarang sudah tidak bersifat rahasia lagi, bahkan praktek
politik uang dan penerima politik uang belum ada tindak lanjut sebagai hukuman
yang adil dan tegas untuk pelanggaran tersebut, meskipun sudah terdapat
rahasia terutama pada lingkup pemilihan kepala desa (Pilkades). Praktek politik
kesadaran politik yang rendah, karena para pemilih suka rela menukar pilihan
1
Ika Setia Rini dan Rr. Nanik Setyowati, “Makna Money Politics pada Masyarakat Kelas
Menengah Bawah” Volume 1 No.2 Tahun 2014, hlm. 109-126.
3
politiknya dengan uang atau barang yang telah diberikan oleh tim sukses atau
calon kepala desa, hal tersebut tanpa disadari bahwa politik uang yang
jika tidak dapat merubah keadaan lingkungan lebih baik lagi. Begitu pula sering
terjadi juga dalam proses pemungutan suara, dimana pemilih mendapat tekanan
atau ancaman kekerasan oleh sekelompok orang desa sebagai aktor pendukung
calon kepala desa untuk memilih calon yang didukung oleh sekelompok orang
tersebut. Budaya politik uang yang terjadi dalam pemilihan kepala desa
tingkat desa dengan dipandang sebagai elit desa, tetapi mempunyai kualitas diri
yang rendah maka dari itu dengan menghalalkan segala cara untuk memperoleh
Desa Mranak merupakan salah satu desa yang menggunakan politik uang
menetapkan ada 2 orang calon kepala desa yaitu Wartiwi dengan Hadi Riyanto
ramai dan menarik di Desa Mranak ini. Para kandidat bersama tim suksesnya
telah didesain seperti mulai menjelaskan visi misi di hadapan masyarakat umum
2
Daryanto, Calon Kepala Desa periode 2009-2015, Wawancara, 9 Oktober 2016, di lingkungan
TPS.
4
dari masing- masing kandiat sampai berkunjung atau bersilaturahmi di
desa kurang lebih selama dua bulanan. Srategi satu persatu mulai
Kedua calon kepala Desa Mranak menggunakan strategi yang sama untuk
memenangkan pilkades yaitu money politik atau sering disebut dengan politik
uang. Kedua calon kepala tersebut ini mempunyai varian yang berbeda dalam
pemberian politik uangnya baik dari segi jumlah maupun waktu pembagiannya
sebesar Rp150.000 dan waktu pemilih mau mencoblos diberikan lagi uang
Rp.50.000 dan itu disuruh berjanji untuk memilihnya, tetapi dia memberikan
hanya kepada pemilih yang benar-benar mau memilihnya dan tidak berpihak
pada Hadi. Kandidat yang kedua yaitu Hadi memberikan uang sebesar
Rp.70.000 secara merata atau seluruh masyarakat baik yang mau memilih
ataupun tidak, uang tersebut diberikan pada malam hari menjelang proses
pemungutan suara. Dari segi politik uang dapat dikatakan Wartiwi lebih kuat
5
Pilkades 2016 di Desa Mranak dimenangkan oleh Wartiwi kembali
(petahana) dengan perolehan suara 1281. Data perolehan suara pemilihan kepala
berikut :
Nomor Urut
Perolehan Suara
Calon Kepala
Desa
TPS 1 TPS 2 TPS 3 TPS 4 TPS 5 Jumlah
1.
Wartiwi
304 226 273 214 216 1281
Suara Tidak 5 0 4 6 2 17
Sah
dengan selisih 116 suara. Apabila dilihat dari perolehan suara di masing- masing
TPS suara yang diperoleh kedua kandidat seimbang namun masyarakat lebih
6
secara berturut-turut. Ketika pada masa Wartiwi menjabat banyak masyarakat
lakukan dengan salah satu tokoh tomasyarakat.3 Terdapat beberapa keluhan yang
mampu, dari pihak keluarga datang ke kepala desanya untuk meminta bantuan
agar menguruskan jasa raharja tetapi hasilnya tidak ada, Kedua, sudah banyak
masyarakat Desa Mranak yang terkena penyakit demam berdarah dan sampai
ada yang meninggal permasalahan tersebut tidak ada tindak lanjut dari Kepala
Desa untuk mengurus, Ketiga, dari masa Wartiwi menjabat kurang ada bentuk
kepala desa kepada warganya yang belum memiliki pekerjaan, Maka dari
bahkan tidak puas dengan Kinerja Wartiwi selama menjabat, tetapi disisi lain
Kabupaten Demak. Jika dilihat dari hasil rekapitulasi perolehan suara dalam
Pilkades Desa Mranak tahun 2016, suara terbanyak dimenangkan oleh Wartiwi.
3
Ahmad Solikin, Ketua RT 05 RW 04 Desa Mranak, Wawancara, Rumah Pak Ahmad, 20 Oktober
2016.
7
ketika menjabat sebagai kepala desa sebelumnya pada periode 2009-2015
dilihat dari segi kinerja nya dalam kesejahteraan masyarakat. Maka dari itu
peneliti ingin melakukan kajian tentang perilaku pemilih dalam Pilkades tahun
Mranak.
1. Manfaat Teoritis
Kepala Desa dan juga faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku pemilih.
2. Manfaat Praktis
8
1.5 Kerangka Teori
pilihannya sendiri meskipun dalam bujukan orang lain. Selain itu dalam
hal usia juga berpengaruh, semakin muda usia responden, semakin kuat
bergaul dan citra ayahnya sebagai sesepuh dan pelopor pemekeran Desa
Kubang Jaya.
9
faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku pemilih faktor psikologis
penelitian kualitatif .
Kecamatan Dayun Kabupaten Siak. Hasil dari penelitian ini yaitu Faktor
metode kuantitatif.
pilkades yang terkait dengan tingkat kepuasan kinerja kepala desa pada
wartiwi.
10
1.5.2 Pilkades
desa4. Masyrakat yang berhak untuk mempunyai hak pilih dalam pemilihan
kepala desa yaitu masyarakat yang telah berusia 17 tahun atau sudah menikah
suatu bentuk demokrasi secara nyata yang ada di desa. Berdasarkan Undang
– Undang No 6 tahun 2014 jabatan kepala Desa maksimal 3 kali periode atau
maka orang tersebut tidak dapat mencalonkan lagi sebagai Kepala Desa.
Adapun syarat- syarat untuk mencalonkan diri sebagai kepala desa yang
sudah diatur dalam Undang- Undang No.6 tahun 2014 pasal 33 sebagai
berikut :
4
Tatik Rohmawati, “Dinamika Politik Pedesaan dalam Pemilihan Kepala Desa Masin Kabupaten
Batang Provinsi Jawa Tengah”, dalam Jurnal, No. 112-116, (Bandung : Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Unikom). Hlm. 2
5
Nikodemus,”Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pemilih dalam Pemilihan Kepala Desa
Kembawang Kecamatan Etikong Tahun 2013”, dalam Jurnal, No. 4 Desember 2015 (Jakarta :
Untan, 2015) hlm.2
11
2. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
3. Memegang Teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika.
4. Berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Menengah Pertama atau
sederajat
5. Berusia paling rendah 25 tahun saat mendaftar
6. Bersedia di calonkan menjadi Kepala Desa
7. Terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal di temapt tersebutt
paling kurang 1 tahun sebelum mendaftar.
8. Tidak sedang menjalanii hukuman pidana
9. Tindak pidana dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang teah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling
singkat 5 lima tahun atau lebih kecuali 5 tahun setelah selesai
menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan
terbuka kepada public bahwa yang bersangkutan pernah dipidana
serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang.
10. Tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan
yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
11. Berbadan sehat
12. Tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 kali menjabat
13. Syarat lain yang diatur dalam Peraturan Daerah.
menentukan maka calon Kepala Desa yang terpilih seharusnya bukan saja
sekedar seorang yang mendapat suara terbanyak dalam pemilihan, akan tetapi
disamping memenuhi syarat yang cukup dan dapat diterima dengan baik oleh
(BPD) untuk membentuk panitia Pemilihan yang diisi oleh perangkat desa,
pengurus lembaga desa dan tokoh masyarakat desa. Panitia pemilihan kepala
12
desa memegang peranan yang strategis pada semua tahapan pemilihan. Mulai
desa, dan yang terakhir aspek kebebasan yaitu situasi dan kondisi masyarakat
Selain itu pemilihan kepala desa juga dapat diartikan sebagai salah satu
6
Pratikno, et.al.,Pilkades Sukses Gerbang Menuju Pemerintahan Desa Beres, (Yogjakarta : CV
Jogja Global Media, 2007), hlm. 18
13
bebas, rahasia, jujur dan adil” 7. Azas yang terkandung dalam Pilkades
1. Langsung
Rakyat yang telah mempunyai hak untuk memilih (yang sudah berumur
2. Umum
dan status sosial. Semua mempunyai hak pilih yang sama untuk
mengikuti pilkades.
3. Bebas
Semua warga negara berhak memilih siapapun yang akan menjadi kepala
desanya. Dipilih tanpa adaya paksaan orang lain sesuai dengan hati
4. Jujur
Rika Novitasari, “Voters Behavior dalam pemilihan Kepala Desa Tahun 2013 di Desa Ngunut
7
Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung”, dalam Jurnal, No. 1 , 2014 (Jakarta : Universitas
Negeri Malang 2014) hlm.2
14
5. Adil
berpegang teguh pada jujur dan adil dalam proses penjaringan ini. Setelah itu
sistem pluralitas yang artinya dilakukan hanya sekali putaran saja secara
kedaulatan rakyat, hal ini dapat terlihat ketika pemilihan kepala desa.sebagai
dicalonkan dengan cara musyawarah atau rembug antar warga terlebih dahulu
yang akan memimpin desa selama 6 tahun. Hasil dari proses pemilihan seperti
ini tentu bukan jaminan bahwa kepala desa terpilih memiliki karakter
8
Sadu Wasistiono dan M.Irwan Tahir, Administrasi Pemerintahan Desa, (Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka, 2014), hlm. 9.27
15
kepemimpinan yang baik dan sesuai dengan harapan masyarakat luas.9 Hal
antara bakal calon kepala desa dengan panitia kepala desa, sehingga tidak ada
seorang kandidat menggunakan politik uang, premanisme dan ada juga yang
tingkat pusat ataupun ditingkat daerah tetapi di tingkat desapun politik uang
yang menjadi tujuan utama para kontestan untuk mereka pengaruhi dan
kontestan yang bersangkutan.10 Pemilih dalam hal ini dapat berupa konstituen
maupun masyarakat yang merasa diwakili oleh suatu idiologi tertentu yang
9
Op.cit., hlm. 27
10
Firmanzah, Marketing Politik, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2007), hlm. 102
16
kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut
produk dan jaa setelah melakukan hal- hal diatas atau kegiatan
mengevaluasi.11
tahun 1950-an sesuai Perang Dunia II. Salah satu pemikiran pokok dari
utama yaitu: 14
11
Arif, Sugiono, Strategic Political Marketing , (Yogjakarta : Penerbit Ombak, 2013), hlm. 130.
12
Miriam Budiarjo, Dasar – Dasar Ilmu Politik,(Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm.
74
13
Ibid, hlm.75
14
Saiful Mujani, R. William Liddle, dan Kuskridho Ambardi, Kuasa Rakyat, (Bandung ; Mizan
Media Utama, 2012), hlm.6
17
1. Model Sosiologis
sosiologis para pemilih, terutama kelas sosial, agama, dan kelompok etnik/
kedaerahan/ bahasa.
baik memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk ikut serta dalam pemilu
biasanya lebih cenderung memilih partai politik dan calon pejabat publik
sedangkan perilaku pemilih pada kelas atas lebih cenderung memilih partai
atas.
18
Faktor sosiologis lainnya yaitu agama, sehingga pemilih lebih
2. Model Psikologis
atau berada dalam jaringan sosial akan tetapi ia tertarik dengan politik,
sinis dari sistem politik ia hidup merasa tak mampu memahami apa yang
dipandang sebagai sesuatu yang rumit, yang tidak ada kaitannya dengan
kepentingan wargannya.
19
Model psikologis tentang perilaku pemilih ini mencakup identifikasi
diri dengan partai politik atau identitas partai, opini tentang kualitas tokoh
– tokoh partai atau calon – calon yang bersaing dalam pemilihan presiden.
berkaitan dengan seseorang dalam memilih calon atau partai apabila calon
meliputi keadaan ekonomi seorang pemilih harus dapat dibantu oleh calon
untuk lebih baik lagi, maka dari itu seorang pemilih yang rasional
kepentingan umum.
20
hanya atas dasar asumsi untuk kepentingan pribadinya tidak
15
Ramlan, Surbakti, “ Memahami Ilmu Politik”, (Jakarta : PT Grasindo, 2007) hlm 15
16
Ibid,
21
rugi program – program yang ditawarkan oleh calon yang menguntungkan
masyarakat dalam jangka waktu pendek dan tidak atas dasar pertimbangan
kekuasaan dalam kehidupan bernegara.17 Selain itu politik uang juga dapat
sebagai tindakan jual beli suara dalam jangkauan yang luas mulai dari
Pilkades dalam suatu desa tidak dapat terlepas dari unsur politik uang.
Sejak era orde lama politik uang masih digunakan sebagai cara untuk
theory adalah suatu tingkah laku atau suatu tindakan yang dipelajari.
Tingkah laku politik uang ini tidak berasal dari nenek moyang ataupun
orang tua, melainkan tindakan ini dipelajari dari hasil proses interaksi
17
L, Sumartini “ Money Politic dalam Pemilu” (Jakarta : Badan Pembinaan Hukum Nasional
Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI, 2004) hlm. 123
18
Indra, ismawan, “Money Politic Pengaruh Uang dalam Pemilu” (Yogjakarta : Media Pressindo,
1999), hlm. 5
22
oleh kandidat seperti pada masa kampanye dan juga serangan fajar.Segala
para calon Kepala Desa yang menjalankan praktik money Politic.19 Realita
mudah untuk dijadikan sasaran dalam praktik politik uang karena mereka
rela menjual hak suaranya dengan mendapatkan imbalan uang selain itu
uang ini tanpa memikirkan bahayanya dalam jangka panjang jika yang
yaitu pelaku langsung (direct actor) dan pelaku tidak langsung (indirect
actor). Pelaku langsung politik uang dalam pilkades terdiri tim sukses dan
Bandar judi. Sedangkan pelaku tidak langsung yaitu calon kepala desa dan
Bandar judi.20
19
Op.Cit. hlm 109-126
20
Halili, “Praktik Politik Uang dalam Pemilihan Kepala Desa”, Jurnal Humaniora Volume 14 No.2
Desember 2009, hlm. 102
23
Sementara menurut Dieter Roth juga menerangkan perilaku pemilih ,
Lazersfeld dan rekan sekerjanya Bernard Berelson dan Hazel Gaudet dari
menghasilkan integrasi.
21
Dieter Roth, Studi Pemilu Empiris, (Jakarta : Friedrich-Naumann-Stiftung fur die Freiheit, 2009),
hlm. 23
24
2. Pendekatan Psikologi
waktu yang singkat. Hal ini berusaha dijelaskan melalui trias determinan,
Selain teori diatas, menurut Adman Nursal yang dikutip oleh Arif
22
Op.cit hlm 130
25
1. Citra Sosial merupakan citra kandidat yang ada dalam pikiran pemilih
kebijakan yang ditawarkan. Hal ini dapat terlihat dari seorang kandidat
bagian yang satu untuk berfikir (think), dan yang kedua untuk merasakan
oleh sisi emosionalnya, maka dari itu seorang kandidat harus pandai
mendapatkan suara.
kehidupan pribadi dan peristiwa yang pernah dialami oleh sang kandidat
26
1.6 Definisi Konsep
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal.
2014 yaitu pemilihan kepala desa yang dilakukan secara serentak satu kali atau
kali periode (12 tahun). Adanya pemilihan kepala desa dapat dipilih oleh
Demak dalam suatu arena politik dapat di analisa melalui 3 pendekatan yaitu
masyarakat.
27
e. Latar Belakang kandidat yang mencalonkan dengan melihat
pendidikan akhir
pilihannya.
28
3. Pendekatan Rasional.
mencapai tujuan. Guna mendapatkan hasil yang baik, serta penelitian ini dapat
berjalan dengan baik dan sistematis maka diperlukan adanya suatu metode
dengan mempertimbangkan keseuaian dengan obyek yang akan diteliti, hal ini
bertujuan agar peneliti tepat sasaran. Maka dari itu peneliti akan menyusun
29
hasil pengamatan langsung dari lapangan yang bersumber dari pihak – pihak
Kabupaten Demak.
1. Populasi
yang ciri- cirinya dapat diduga dan paling sedikit mempunyai sifat yang
23
kurang lebih sama. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Sebesar 3.589 Jiwa, Sementara jumlah penduduk yang memiliki hak pilih
pada Pilkades Desa Mranak Tahun 2016 sebanyak 2758 penduduk yang
23
Erwan Agus dan Dyah Ratih, Metode Penelitian Kuantitatif : untuk Administrasi Publik dan
Masalah- Masalah Sosial, (Yogjakarta : Gava Media, 2007) hlm. 109-110
30
2. Sampel
berikut :
X2 NP (1-P)
S=
d2 (N-1) + X2 P (1-P)
Dimana :
S = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
P = Proporsi Populasi
d = Derajat Ketelitian
X2 = Nilai tabel X2 (3,84) , yaitu berasal dari nilai confidence interval
95% (1,96).
31
Dusun, Beberapa RT dan sebagainya. Cara pengambilan yang seperti akan
lebih tepat dikarenakan penelitian ini dilakukan dalam sebuah unit desa.
Detail dari langkah pengambilan sampel ini dibagi atas RW yang ada di
dibagi rata juga sesuai dengan jumlah populasi yang ada dalam tingkatan
proporsional juga.
No RW L P Jumlah Sampel
1. Data Primer
24
Ibid.
32
dijadikan sebagai narasumber dalam wawancara tersebut meliputi tokoh
2. Data Sekunder
pihak lain seperti : Data BPS, Data Monografi Desa Mranak, dan Data/
1. Data Primer
dalam Pilkades seperti Ketua RW, Ketua RT, Sabit, Tokoh Agama dengan
25
Ibid.
33
2. Data Sekunder
Data berkaitan denga data BPS dan Data Monografi Desa Mranak
serta Data/ Dokumen Relevan dari Panitia meliputi hasil perolehan suara
Dimana responden akan memilih salah satu dari jawaban yang telah
koding (penandaan) serta entry data sesuai dengan keperluan dan tujuan
34
BAB II
Selatan dan 110 derajat 27"58" - 110 derajat 48"47" Bujur Timur. Jarak terjauh
dari barat ke timur 49 km dan dari utara ke selatan sepanjang 41 km, dengan luas
wilayah 89.743 Ha. Batas wilayah kabupaten Demak sebelah utara yaitu
Kabupaten Jepara dan Laut Jawa, sebelah timur yaitu Kabupaten Kudus dan
dari barat ke timur adalah sepanjang 49km dan dari utara ke selatan sepanjang
41 km 26.
yang terbagi dalam 14 kecamatan, 243 desa dan 6 kelurahan. Sebagian besar
(57,72%) dan selebihnya adalah lahan kering. 13,77%. digunakan untuk tegal /
26
demakkab.go.id, Rabu 8 maret 2017, 9.24 WIB
35
kebun, 0,05% sementara tidak digunakan dan 11,16% digunakan untuk tambak.
Sebagian besar sawah yang berpengairan teknis adalah 37,54 % dan tadah hujan
20,17%.
Luas area terluas yaitu di Kecamatan Wedung seluas 9876 Ha dan kemudian
memiliki luas area yang paling sempit berada di kecamatan Kebonagung seluas
4199 Ha dan Gajah seluas 4783 Ha.Kepadatan penduduk dalam suatu wilayah
tidak isa diukur berdasarkan luas wilayah dalam suatu daerah.Seperti daerah
dengan luas wilayah 7222 Ha saja. Sedangkan daerah Kecamatan Wedung yang
bahwa daerah yang mempunyai luas wilayah paling luas belum tentu di
dalamnya mempunyai jumlah penduduk yang sangat besar, dan begitu juga
sebalinya daerah yang mempunyai luas wilayah paling sempit belum tentu
sempit mempunyai jumlah penduduk yang banyak. Hal ini dapat dilihat dari
luas wilayah di Daerah per Kecamatan yang ada di Kabupaten Demak.Maka dari
tanpa adanya perhatian yang khusus akanterjadi ketimpangan sosial dalam suatu
36
masyarakat. Jumlah penduduk berdasarkan luas wilayah per kecamatan dapat
Tabel 2.1 Jumlah penduduk per Kecamatan di Kabupaten Demak Tahun 2015
Luas
No Kecamatan Desa Area(Ha) Jumlah penduduk
1 Mranggen 19 7222 180152
2 Karangawen 12 6695 88132
3 Guntur 20 5753 76163
4 Sayung 20 7869 103932
5 Karangtengah 17 5155 62110
6 Bonang 21 8324 100727
7 Demak 13 6113 100831
8 Wonosalam 21 5788 75240
9 Dempet 16 6161 53009
10 Kebonagung 14 4199 39767
11 Gajah 18 4783 43658
12 Karanganyar 17 6776 7020
13 Mijen 15 5029 51107
14 Wedung 20 9876 72864
Jumlah 243 89743 1117901
Sumber : Kabupaten Demak dalam angka 2016
tersebut mengalami kenaikan dari tahun 2014 sebanyak 5.681 orang atau sekitar
37
sebanyak 297.063 orang atau 28,85% masih di bawah usia 15 tahun dan 59.849
orang atau 5,4% berusia 65 tahun ke atas. pada tahun 2014 Kabupaten Demak
orang/km persegi.Selama tahun 2014 terdapat 7.679 orang (3.973 laki-laki dan
jumlah penduduk yang pindah dari Demak sebanyak 8.825 orang (4.147 laki-
laki dan 4.138 perempuan) di tahun 2014.Jumlah tersebut turun dari tahun
Kecamatan Wonosalam terletak antara 110o 70o07o dan 110o 60o 74o Bujur
Timur dan antara 6o 88’ 61” dan 6o 96’ 81” Lintang Selatan.Kecamatan
sebagai petani yang pada umumnya ditanami pada musim penghujan dan
tanaman kacang hijau pada musim kemarau.Tercatat puncak musim hujan pada
38
bulan januari dengan jumlah hari hujan mencapai 11 hari dengan jumlah curah
hujan 223mm.
2015 dengan jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-
laki yaitu perempuan sebanyak 37.266 jiwa. Luas Kecamatan Wonosalam 57,83
daripada laki – laki dari tahun – ketahun.Hal ini bukan terjadi di Kecamatan
Kabupaten Demak.
Terhitung sex ratio Kecamatan Wonosalam sebesar 98.14 yang berarti di setiap
dikelompok usia pembelajaran (15-19 tahun). Hal ini sesuai dengan hasil
tersebut. Hal ini dapat dilihat dari daftar grafik sebagai berikut:
39
(4000) (2000) – (2000) (4000)
Sumber : Kecamatan Wonosalam dalam Angka
diimbangi dengan jumlah moralitas, sedangkan luas wilayah dari tahun ke tahun
menetap. Maka dari itu perlu adanya peran pemerintah secara khusus untuk
menanggapi permasalahan ini.Selain itu jumlah penduduk usia anak- anak dari
tahun ketahun menetap hanya saja jumlah laki-laki lebih banyak daripada
Tahun 2014-2015.
40
Tahun
No Uraian
2014 2015
Dari total penduduk penduduk usia kerja (10 tahun ke atas), lebih dari
sektor pertanian dan perdagangan.Infrastruktur baik fisik maupun non fisik harus
41
konsumen.Melalui analisis distribusi status pekerjaan, dapat mengetahui banyak
berstatus berusaha baik sendiri maupun dibantu buruh dibayar atau tidak dibayar
maka makin tinggi jiwa kewirausahaan penduduk. Adanya penduduk yang ingin
daerah dapat dilihat dari kesejahteraan masyarakatnya. Maka dari itu perlu
Wonosalam bekerja di sektor pertanian maka pemerintah tidak boleh lepas dari
Demak sangat subur untuk bercocok tanah hal ini dapat dimanfaatkan oleh
Karena sektor pertanian biasanya lebih cenderung dipandang remeh dan tidak
kesuburan tanah di Kabupaten Demak dapat untuk menjadi kunci dari segi
sejahtera, tidak lain harus lebih ditingkatkan lagi untuk peranan dan strategi
42
pendidikan agar masyarakat bekerjanya tidak hanya mengandalkan otot tetapi
mengandalkan otak.
wonosalam dari tahun 2011-2015 berkerja sebagai petani dari tahun ketahun
semakin meningkat hal ini dikarenakan luas lahan di Kabupaten Demak bagus
untuk dibuat bercocok tanam seperti padi, jagung. Maka dari itu mayoritas
43
ini dapat menjadi kendala untuk pemerintah.Karena semakin banyak pensiunan
maka semakin banyak juga beban hidup yang harus ditanggung oleh masyarakat
Desa yang dipilih sebagai tempat penelitian yaitu Desa Mranak berada di
Mranak diambil dari sejarah Kabupaten Demak pada saat wilayah ini masih
berupa alas/ hutan glagah wangi yang telah berhasil dibangun menjadi sebuah
kotakecil. Berkat dukungan para prajurit dan ulama, Raden patah berhasil
membuka lahan baru di sebelah timur pusat Kerajaan Demak yang masih banyak
konon wilayah terebut diberikan kepada Abdi Dalem yang bernama Soreng
Rono. Berawal dari itulah Soreng Rono yang setiap harinya hanya menyambung
Ayam (Adu Jago), mendapatkan hadiah dari Raden Fattah berupa perkampungan
perkampungan besar yang kemudian dikenal dengan nama Desa Mranak, paduan
44
dari Kereta Basa Moro-moro Enak (datang merasa kerasan, dan mendapatkan
750 M dengan jarak kurang lebih tiga kilometer dari Pusat Kota Kabupaten
Wonosalam.Beriklim panas dengan suhu udara rata-rata 36o C dan curah hujan
terbagi dalam beberapa peruntukan yaitu sebagai Tanah Khas Desa 18.680 Ha,
Tanah Bengkok Kades dan Perangkat Desa 29.520 Ha, Tanah Kantor Kepala
Desa & Balai Pertemuan 0.125 Ha, Tanah Sekolahan 0.110 Ha, Tanah Makam
1.020 Ha, Tanah Sawah Warga Masyarakat 131.985 Ha, Tegal 6.705 Ha,
Perumahan dan Pekarangan 45.955 Ha, dan Tanah lainnya 12.435 Ha. Desa
Mranak sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cabean dan Bango Kecamatan
tanahnya berupa dataran dengan lahan sebagian besar dimanfaatkan untuk lahan
tanaman pertanian padi, dan Tanaman perkebunan Jambu air Merah Delima,
Perdagangan
45
Pada tahun 2010 Desa mranak hanya terdiri 2 RW dan 7 RT, tetapi pada
RT sampai saat ini..Pada bulan Desember 2016 jumlah penduduk Desa Mranak
sebanyak 3598 jiwa yang terdiri dari 1775 laki-laki dan 1823 perempuan. Jumlah
penduduk terbanyak ada berapa pada RW 03 yaitu dengan jumlah laki –laki 478
jiwa dan 479 perempuan hampir imbang antara laki-laki dan perempuan di RW
penduduk laki-laki 410 jiwa dan perempuan sebanyak 408 jiwa. Tetapi pada RW
lainnya jumlah penduduk rata-rata ± 400 jiwa. Sedangkan penduduk yang paling
perempuan 210 orang. Penduduk terbanyak sampai saat ini masih pada kaum
perempuan. Karena sejak pada zaman dahulu penduduk perempuan lebih banyak
jika dibandingkan dengan laki-laki. Jumlah penduduk desa mranak 2016 sebagai
berikut
46
2.3.1 Kependudukan
penduduk tersebut tidak terlalu signifikan. dari tahun 2012 ke tahun 2013
kelihatan. Setelah melewati tahun 2103 jumlah penduduk Desa Mranak stabil
dalam peningkatannya hanya saja dari tahun 2015 ke tahun 2016 melonjak
sangat drastis. Dari tahun t- tahun sebelumnya penduduk Desa Mranak tidak
pernah mengalami peningkatan sebesar itu. Jika dilihat dari jenis kelamin
maka jenis kelamin perempuan lebih banyak jika dibandingkan dengan jenis
kelamin laki-laki. Hal ini dapat dilihat dari daftar tabel sebagai berikut :
suatu proses kegiatan demokrasi di tingkat lokal atau sering dikenal dengan
47
pesta rakyat yang memperebutkan jabatan elit ditingkat pemerintahan desa.
dilaksanakan dan meliputi beberapa Desa, salah satunya yaitu Desa Mranak
Desa.
tahun 2016. Pilkades serentak ini diikuti oleh 183 desa yang ada di Kabupaten
Demak salah satunya Desa Mranak.Sesuai dengan masa jabatan Kepala Desa
di Kabupaten Demak yang akan berakhir pada tahun 2015 maka akan
berlangsung meriah yang diikuti oleh 2 calon mantan pasangan suami istri.
Petahana maju dalam Pilkades 2016 maka tidak ada yang berani melawan
kecuali mantan kepala desa yang dulu atau mantan suaminya hal ini
mengadu visi misi mereka untuk memajukan desa mranak selama masa
kampanye.
suami istri yaitu Hadi Riyanto dan Wartiwi. Berjalannya waktu kedua
individu berpisah dan keduanya sudah pernah menjabat sebagai Kepala Desa,
48
akhirnya kedua tersebut mencalonkan kembali untuk menjadi kepala desa
Petahana).
Dari tahun 1910 sampai sekarang Desa Mranak tidak pernah di pimpin
oleh Kepala Desa yang berjenis kelamin perempuan. Mulai tahun 2008 baru
tahun 2016 lalu, meskipun keduanya sudah pernah menjabat sebagai Kepala
Desa. Adapun daftar nama Kepala Desa yang pernah menjabat sebagai
No Nama Tahun
2. Bolawi 1920-1929
3. Mustawi 1927-1939
4. Atmoharjo 1939-1968
5. Bolawi 1968-1988
6. Triman 1989-1997
8. Wartiwi 2008-sekarang
49
Berdasarkan tabel diatas hanya terdapat satu nama perempuan yang mulai
menjadi Kepala Desa Mranak pada tahun 2008, pada tahun sebelumnya belum
pernah ada Kepala Desa yang berjenis kelamin perempuan hal ini disebabkan
karena pada tahun 1910 seorang pemimpin itu diwajibkan berjenis kelamin laki-
laki, atau perempuan hanya sebatas di dalam rumah saja yang mempunyai
didalam tidak boleh untuk bekerja diluar rumah, setelah ada kesataraan gender
pada tahun 2008 mulai dipimpin oleh perempuan dan mampu untuk
dengan senang hati dalam ikut berpartisipasi menggunakan hak suaranya untuk
pelaksanaan Pilkades telah disediakan 5 Kotak Suara oleh Panitia, dan Balai
Desa yang dijadikan sebagai tempat untuk pemungutan suara. Ketika dalam
perhitungan suara suasana begitu sangat ramai dengan sorakan masyarakat dari
masing masing pendukung dalam setiap kandidat untuk mengatakan “SAH”, dan
akhirnya Pilkades dimenangkan oleh No.1 yaitu Wartiwi dengan perolehan suara
50
BAB III
menjabat sebagai kepala desa pada tahun 1998-2008. Beliau putra dari bapak
Sadjo dan Ibu Suminah. Hadi masih memiliki hubungan kekeluargaan yang
cukup banyak dengan masyarakat Desa Mranak. Selain itu Hadi juga termasuk
tempat penjualan barang bekas atau rosok (bos rosok), rumah makan balungan
, dan dia ikut bekerja sebagai Pelaksana dalam proyek pembangunan di daerah.
Dilihat dari segi politik Hadi lebih berpengalaman yaitu pernah menjadi kader.
melakukan kerja – kerja nyata dan hasil yang kongkrit. Hal ini dapat dibuktikan
51
pembangunan madrasah untuk anak-anak, dan juga pembangunan masjidyang
ada di Desa Mranak, dan untuk bidang pelayanan masyarakat sudah cukup baik
tidak pernah dipersulit seperti mengurus KTP dan AKTA27. Sampai sekarang
Mranak meskipun hadi sudah tidak menjabat lagi sebagai Kepala Desa, dalam
tertimpa kasus yang berkaitan dengan hukum, dan masih banyak lagi yang
pembuatan sertifikat tanah, surat ijin mendirikan bangunan dengan Hadi karena
jika mengurus lewat staff balai Desa Mranak akan dipersulit, jika sudah jadipun
biaya yang dikeluarkan akan lebih mahal jika dibandingkan diurus dengan
Hadi28. Maka dari itu dari segi pelayanan masyarakat lebih puas terhadap
pelayanan yang diberikan kepada Hadi. Tetapi disamping itu ada juga
kekurangan yang dimiliki oleh Hadi dalam menjabat sebagai Kepala Desa yaitu
suka main perempuan dengan penyanyi dangdut atau Biduan. Setelah adanya
berfikir dua kali jika memilihnya yang dikhawatirkan Hadi menggunakan uang
27
Sadipan, warga kampung Perbal Kulon, Wawancara rumah pak Sadipan 10 Maret 2017
28
Kasri, Ketua RW 04 Desa Mranak, Wawancara, Rumah Pak Kasri, 20 Oktober 2016.
52
Hadi Riyanto mempunyai sifat ramah terhadap semua orang, jiwa
yaitu main perempuan, hal seperti inilah yang masih sulit untuk dihilangkan
dalam memimpin, serta jiwa sosialnya tinggi, tetapi hal tersebut tidak mampu
untuk mengubah image atau figurnya yang sering main perempuan. Dari sisi
untuk kebaikan warga dan lingkungannya. Hal tersebut sama halnya yang
Misi :
seluruh masyarakat.
53
2. Mengelola Tata Pemerintahan Desa dan Penyelenggaraan Pemerintahan
pembangunan desa.
3.1.2 Wartiwi
Calon yang kedua yaitu Wartiwi atau lebih dikenal dengan Tiwi lahir
bersaudara dari pasangan suami istri Partimah dan Pargi. Wartiwi saat ini
keduanya masih sekolah. Tiwi dahulunya bekerja sebagai ibu rumah tangga,
tetapi sekarang sudah menjadi Kepala Desa. dengan jabatan tersebut dia
ditanggung oleh mantan suaminya yaitu Hadi Riyanto. Latar belakang calon
54
kepala desa ini sebelum menjadi kepala desa adalah seorang wiraswasta yang
ketua PKK dan Muslimat. Pendidikan terakhir yaitu SMA sama dengan Hadi
kembali menjadi Kepala Desa dengan di dukung faktor modal material yang
pada tahun 2009-2015 dan pada tahun 2016 mencalonkan kembali. Alasan
single parents29.
penghargaan yang sangat baik untuk memajukan Desa Mranak. Dari segi
kebersihan lingkungan Desa Mranak bersih dan rapi karena tidak ada sampah
kesehatan
– belit dalam melayani masyarakat begitu juga terjadi ketika mengurus harus
29
Wartiwi, Kepala Desa Mranak, Wawancara, Rumah Ibu Wartiwi, 1 Oktober 2016
55
melewati perangkatnya tetapi disisi lain wartiwi ini mempunyai figure
masyarakat. Hal ini yang telah dipersiapkan dihari sebelum kampanye oleh
berikut:
Publik yang prima menuju Desa Mranak yang Religius, Maju, dan
Sejahtera.
Misi :
56
4. Terselenggaranya pelayanan warga yang dinamis, sejuk, dan mampu
profesional.
6. Lanjutkan !!!
arti kinerja beliau dan tujuan beliau dalam memimpin yaitu melanjutkan
sebelumnya.
3.2 Politk Uang dalam Pemilihan Kepala Desa Mranak Kecamatan Wonosalam
Kabupaten Demak.
uang sudah ada sejak dulu mulai dari level bawah yaitu dari Pemilihan Kepala
politik uang dianggap suatu hal yang wajar bagi masyarakat untuk
57
pelanggaran norma serta pelanggaran hukum mengenai penerimaan politik
uang.
masyarakat dengan meriah. Tim sukses dari kedua kandidat memberikan uang
kepada masyarakat dengan jumlah yang berbeda dari setiap kandidat. Berdasarkan
hasil kuesioner yang telah diolah, sebagian besar pemilih akan menentukan
pilihannya dengan mempertimbangkan pertama yaitu profil calon dan yang kedua
tentang jumlah uang yang diterima pemilih. Sehingga peran profil calon dan
politik uang menjadi faktor yang paling mempengaruhi keputusan pemilih dalam
menentukan pilihannya.
peran yang sangat penting untuk menarik masyarakat dalam menentukan suara.
Setiap Calon Kepala Desa menentukan beberapa sabit untuk dijadikan sebagai tim
menentukan sabit yang akan membantu dalam pelaksanaan politik uang meliputi
pemilihan sabit mulai dari ketua RT, RW, ataupun organisasi yang ada dalam
masyarakat berpendapat bahwa money politic atau politik uang sangat bermanfaat
untuk masyarakat tidak hanya masyarakat kalangan menengah kebawah saja tetapi
30
Kasri, Ketua RW 4 Desa Mranak, Wawancara, Rumah Pak Kasri, 29 Oktober 2016
58
politik masyarakat Desa Mranak sangat rendah, maka dari itu mereka tidak
adanya politik uang tersebut untuk kehidupan sehari-hari dan tanpa harus
sangat kuat perananya sebagai salah satu cara untuk membeli suara di
masyarakat. Cara untuk melakukan praktik politik uang yaitu sebelum masa
kampanye dibentuknya tim sukses sebagai pelaku langsung diambil dari setiap
RT kurang lebih ada 5-7 orang dipilih dengan kriteria orang-orang yang
mempunyai pengaruh dalam masyarakat seperti orang kaya yang dihargai oleh
banyak masyarakat, ketua RT, Tokoh Peragamaan, dan untuk Remaja dipilih
dengan kriteria yang sering bergaul dan mampu mempengaruhi suara temannya
Praktek politik uang selain dilakukan oleh tim sukses yaitu dilakukan
oleh calon Kepala Desa sendiri (pelaku tidak langsung) dengan cara
31
Suratmin, Tim Sukses Wartiwi di RT 05 RW 04, Wawancara, Rumah pak suratmin, 29 Oktober
2016
59
mudah untuk dijadikan sasaran dalam melakukan politik uang karena mereka
mau menjual suaranya untuk diganti dengan uang, selain itu masyarakar juga
Dalam sistem politik puncak dari praktik politik uang atau sering disebut
dengan serangan fajar yaitu calon Kepala Desa beserta tim suksesnya
semaksimal mungkin dan seakurat mungkin tentang berapa besar dana yang
beredar untuk satu suara. Informasi ini sangat penting karena dalam serangan
fajar ini murapakan kesempatan terakhir untuk melakukan praktik politik uang
guna membeli suara masyarakat dengan cara menambahkan jumlah uang yang
benar-benar diketahui akan memilih dia sebesar Rp.150.000 pada waktu H-1
masyarakat yang datang diberikan langsung uang sebesar Rp.30.000, dan untuk
pemuda Desa Mranak waktu dikumpulkan dikasih uang Rp.50.000 selain itu
juga terjadi politik uang pada waktu pengambilan No.urut di Balai Desa untuk
saja sebesar Rp.70.000 untuk seluruh masyarakat Desa Mranak dan Rp.50.000
60
pasangan urut no 1 juga memberikan uang Rp.50.000 sebagai uang transport
Praktek politik uang dalam Pilkades dan Pilkada ini sangat berbeda
diberikan juga cukup besar serta dibagi secara merata. Sedangkan untuk
daerah yang jauh dari kota atau yang tidak mengenal kandidatnya hanya
mendapatkan sedikit uang atau bahkan tidak mendapatkan sama sekali. Proses
pelaksanaan Pilkades ataupun Pilkada pada saat ini dapat disimpulkan bahwa
untuk mendapatkan jabatan yang diinginkan dapat dibeli dengan uang, seperti
untuk menjadi Kepala Desa dapat membeli suara rakyat dengan uang agar mau
rendah.
61
BAB 1V
Pada bab ini akan mengulas diskiripsi data-data berdasarkan hasil yang
diperoleh melalui daftar pertanyaan yang telah diajukan kepada responden. Jumlah
responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 337 orang yang diambil dari 5 RW
serta 28 RT. Penyajian data ini dilakukan dalam bentuk tabel frekuensi meliputi
variable identitas responden dan juga variable perilaku pemilih dalam masyarakat
Desa Mranak.
untuk mengetahui lebih detail tentang obyek yang akan diteliti sesuai dengan teknik
identitas responden meliputi nama, jenis kelamin, alamat, usia, agama, dan juga
pekerjaan. Secara lebih jelas dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
62
Tabel 4.1.1
responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 184 orang atau 54,6 %
sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 153 orang
atau 45,4 %.
Perempuan karena saat peneliti mendatangi rumah warga satu per satu, kebanyakan
warga yang mengisi kuesioner adalah berjenis kelamin Laki-laki sebagai Kepala
Keluarga (Bapak). Beberapa responden yang mau untuk dijadikan sampel ini
karena tidak ada Kepala Keluarga dirumah dan juga ada yang berkeingingan secara
pribadi untuk dijadikan sampel. Hal ini yang melatar belakangi jumlah sampel yang
63
berjenis kelamin Laki-laki lebih banyak daripada Perempuan. Meskipun apabila
dilihat dari populasi Desa Mranak lebih banyak perempuan terpaut 48 orang.
Tabel 4.1.2
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 337 responden yang
dijadikan sampel penelitian terdapat 13 orang atau 3,9% responden yang berusia
15,7% pada usia 20-29 tahun. Untuk responden berusia 30-39 tahun terdapat 57
orang atau 16,9%. Terdapat 111 orang atau sebesar 32,9% pada responden yang
berusia 40 – 49 tahun, 61 orang atau 18,1% untuk responden yang berusia 50-59
tahun, 33 orang atau 9,8% untuk responden yang berusia 60-69 tahun, dan untuk
responden yang berusia lebih dari 70 tahun hanya terdapat 7 orang atau sebesar
2,7%. Menurut BPS usia produktif berada pada rentang 15 – 64 tahun. Maka
64
berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berada
Tabel 4.1.3
Responden berdasarkan Agama yang dianut
2 Kristen 4 1,2%
3 Lainnya 1 0,3%
Wonosalam Beragama Islam. Dari 337 orang responden yang beragama islam
sebesar 332 orang atau 98,5%. Sedangkan Untuk responden yang beragama Kristen
hanya sebesa4 1,2% atau hanya sejumlah 4 orang, serta hanya 1 orang untuk yang
beragama Kristen hanya sebesa4 1,2% atau hanya sejumlah 4 orang, serta hanya 1
orang untuk yang beragama lainnya dengan persentase 0,3%. Dapat disimpulkan
bahwa mayoritas masyrakat Desa Mranak beraga islam karena Desa Mranak
merupakan sebuah Desa bagian dari Kabuapaten Demak yang menjadi salah satu
daerah penyebaran agama islam di Pulau Jawa. Hal tersebut yang menyebkan
65
agama islam sangat dominan di Desa Mranak. Jadi hampir semua responden
beragama islam
Tabel 4.1.4
Responden Berdasarkan Pekerjaan
1 PNS/TNI 21 6.2%
2 Petani 62 18.4%
4 Pedagang 26 7.7%
5 Mahasiswa/Pelajar 16 4.7%
7 Lainnya 29 8.6%
berasal dari pekerja swasta sebesar 39,8% atau sebanyak 134 orang. Hal ini
mempunyai potensi untuk dijual serta mempunyai tanah yang luas dan subur tepat
untuk bercocok tanam.atau 62 orang. Maka dari itu masyarakat desa mranak
mayoritas bekerja swasta dan sebagai petani. Kemudian ibu rumah tangga sebanyak
49 orang atau 14,5%. Responden yang berasal dari pekerjaan lainnya sebanyak 49
orang atau 8,6%, yang berasal dari pedagang sebesar 7,7% atau sebanyak 26 orang,
yang berasal dari PNS/TNI sebesar 6,2% atau 21 orang. Responden paling sedikit
66
Pekerjaan PNS/TNI di lingkungan Kabupaten Demak masih jarang hal ini
Maka dari itu mereka hanya mengandalkan otot daripada otaknya karenaa latar
belakang pendidikannya. Hal ini juga termasuk gambaran pekerjaan yang dimiliki
masyarakat DesaMranak.
daerah asal, jenis kelamin, faktor kedekatan terhadap calon, pengaruh dari
lingkungan, serta agama, ras, etnis dll, Sedangkan Pendekatan Psikologis berkaitan
Ikatan emosional seseorang terhadap calon suka atau tidaknya serta menarik atau
tidaknya terhadap calon. Selain itu psikologis berkaitan juga dengan pengalaman
seorang pemimpin, figure seorang pemimpin serta penampilan, dan yang terakhir
yaitu pendekatan Rasional berkaitan dengan Visi Misi kandidat hal ini berkaitan
yang mempengaruhi
teori Afan Gaffar yaitu mazhab Columbia atau pendekatan sosiologis dan Mazhab
67
Michigan atau pendekatan psikologis. Peneliti akan menganalis terkait dengan
kecenderungan perilaku pemilih dalam pemilihan Kepala Desa. Hal ini dapat
Dari segi sosiologis yaitu sebagin besar masyarakat berusia produktif bekerja di
sektor swasta dan juga pertanian, serta mayoritas masyarakat beragama Islam
Berikut ini akan disajikan data jawaban responden yang menggambarkan perilaku
Tabel 4.2.1
Pemilih Menggunakan Hak Pilih pada Pilkades
Dari 337 orang responden yang tidak menggunakan hak pilihnya terdapat 5
orang atau sebesar 1,5%. Beberapa alasan masyarakat yang tidak menggunakan
hak pilihnya dikarenakan sakit, dan juga pergi merantau diluar kota sehingga
demokrasi. Maka dari itu pemilihan kepala desa ditentukan oleh rakyat dan dipilih
68
oleh rakyat secara langsung. Mayoritas masyarakatnya sudah mempunyai tingkat
kesadaran politik yang tinggi untuk menggunakan hak pilihnya secara baik, hal ini
Pilkades Desa Mranak. bagi masyarakat satu suara sangat berarti untuk
menentukan pemimpin yang akan membawa perubahan lebih baik lagi baik
Tabel 4.2.2
2 Penting 256 76 %
3 Kurang Penting 1 3%
4 Tidak Penting 0 0
Berdasarkan data diatas yang diperoleh dari responden sebesar 76% , maka
kesadaran politik yang tinggi, dan menggangap Pilkades berarti penting bagi
masyarakat, hal ini dibuktikan dengan partisipasi masyarakat yang tinggi serta
Pemimpin Desa yang mampu membawa perubahan terhadap desa. Sementara yang
menganggap sangat penting ada 80 orang atau 23,7%. Hanya terdapat 1 orang saja
69
atau 3 % saja yang menganggap pilkades itu kurang penting bagi kehidupan
rendah.
Tabel 4.2.3
Mengenal Kepada Calon Kepala Desa
3 Kurang Mengenal 3 9%
4 Tidak Mengenal 2 6%
Desa Mranak mengenal calon Kepala Desa/Hal ini dikarenakan karena Responden
bertempat tinggal satu Desa dengan calon Kepala Desa. karena mereka hidup di
Lingkup Desa yang sama dan mudah dijangkau serta proses interaksi antara orang
satu ke orang lain masih sangat erat,selain itu juga solidaritas dan tali silaturahmi
antar warga baik tingkat RT maupun tingkat RW juga masih terjaga dengan baik.
Maka dari itu seabagian besar masyarakat Desa Mranak mengenal Calon Kepala
Desanya dengan baik. Sedangkan ada 3 orang yang kurang mengenal dan 2 orang
tidak mengenal calon Kepala Desanya yaitu untuk kalangan pemilih pemula
(remaja) yang berumur kurang dari 20 tahun belum mengenal calon Kepala Desa
Mranak..
70
Tabel 4.2.4
1 Ya 284 84,3
2 Tidak 53 15,7
pilkades. Hasil dari Pilkades tersebut dimenangkan oleh No urut 1 yaitu Warrtiwi
dengan perolehan suara sebanyak 1281 suara sedangkan No urut 2 Hadi Riyanto
1155 suara. Terdapat sebesar 15,7% yang tidak menerima hasil pilkades dengan
alasan pemilih bersikap pasrah terhadap hasil tersebut. Bagi pemilih tersebut
siapapun yang menang itulah yang menjadi Kepala Desa. Sebesar 1,5% tersebut
Karena bagi masyarakat sebesar 1,5% tersebut kedua sudah pernah menjabat
sebagai Kepala Desa Mranak, jadi tidak masalah jika hasil nantinya dimenangkan
oleh siapapun. Pemilih hanya bisa pasrah serta bagi pemilih siapapun yang menjadi
kepala desa itulah yang terbaik, sedangkan yang tidak menerima hasilnya itu
dikarenakan hanya mengikuti prosesnya mengalir begitu saja tidak peduli siapa
71
Tabel 4.2.5
1 Ya 279 82,8%
2 Tidak 58 17,2 %
dengan bersifat Luber Jurdil (Langsung Bebas Rahasia Jujur dan Adil). Masyarakat
bahwa dalam proses pilkades ini ada tuntutan untuk memilih dan berpihak dalam
satu kandidat atau pengaruh dari luar maka dari itu tidak bersifat bebas lagi.
Pilkades juga dipilih oleh langsung masyarakat. Selain itu juga bersifat rahasia
untuk siapa yang akan dipilih nantinya tidak boleh ada orang lain yang mengetahui
72
Dalam menganalis kecenderungan perilaku pemilih dalam pemilihan
kepala desa mranak dapat dianalis melalui 3 kriteria pendekatan serta beberapa
meliputi :
kelamin, agama, usia calon, daerah asal calon, latar belakang, dan kondisi
sebagai berikut :
73
Tabel 4.2.6
Jenis Kelamin berpengaruh Tidaknya dalam Suatu Pilihan
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 59,3% atau 200
desa. Kemudian yang menyatakan kurang mempengaruhi ada 58 orang atau 17,2%,
kepala desa ada 31 orang atau 9,2%. Disimpulkan bahwa berdasarkan jawaban
Pertimbangan dalam menentukan pilihan dapat dilihat dari Jenis Kelamin Calon.
Sebagian besar responden sejumlah 200 orang atau 59,3% bahwa jenis kelamin itu
mempengaruhi.
74
Tabel 4.2.7
Laki-Laki 8 78 86 12 184
Perempuan 11 92 35 15 153
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa Calon Kepala Desa yang berjenis
Kepala Desa baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun jenis kelamin
perempuan cenderung setuju jika yang mencalonkan sebagai kepala desa berjenis
kelamin perempuan juga, yakmi sebesar 92 atau 60,1 %. Hal ini berbanding terbalik
dengan laki-laki yang kurang setuju dengan calon Kepala Desa yang berjenis
kelamin perempuan. Hal ini diduga kemungkinan laki-laki lebih setuju jika yang
calon kepala desa berjenis kelamin laki-laki juga dengan alasan bahwa laki-laki
75
dalam kehidupan bermasyarakat lebih pantas untuk menjadi pemimpin daripada
perempuan.
cenderung setuju dengan adanya calon Kepala Desa yang berjenis kelamin
perempuan karena Pelaksanaan Pilkades 2016 yang diikuti oleh 2 calon kandidat
yaitu Wartiwi dan Hadi Riyanto. Terdapat beberapa temuan di masayarakat yang
kurang setuju dengan Calon Kepala Desa berjenis kelamin laki-laki yaitu Hadi
Riyanto yaitu faktor figur yang telah dimiliki Hadi kurang disegani oleh
masyarakat.
desa. Hal ini dibuktikan dengan alasan seorang repsonden Desa Mranak ketika
“Sebenarnya lebih menyukai jika yang menjadi Kepala Desa itu berjenis
kelamin laki-laki, lebih mampu untuk memimpin tetapi disisi lain yang mencalon
Kepala Desa Mranak yang berjenis kelamin laki-laki mempunyai figure yang
tidak disukai masyarakat dari dahulu sampai sekarang terkait dengan kepribadian
calon, maka dari itu masyarakat lebih cenderung memilih calon Kepala Desa yang
berjenis kelamin perempuan”.
kepala Desa Mranak tahun 2016. Tetapi pada zaman dahulu jenis kelamin laki-
laki yang menjadi prioritas pilihan masyarakat di Desa Mranak. Hal ini menjadi
perpedaan dengan hak alih suara masyarakat Desa Mranaksu yang berubah ketika
76
malah lebih cenderung memilih perempuan. Hal ini disebabkan oleh faktor profil
Tabel 4.2.8
penduduk Desa mranak beragama islam. Sehingga yang dijadikan sampel beragama
dalam mengambil keputusan untuk memilih calon kepala desa. Kedua Calon
Kepala Desa Mranak tahun 2016 beragama islam semua, dan mayoritas masyarakat
Desa Mranak juga Beragama islam. Maka dari itu ada 43 responden yang menjawab
jika dilihat dari segi agama kedua calon tersebut sudah mempunyai kesamaan
dalam agama. Jadi dari sudut pandang agama tidak terlalu dijadikan pertimbangan
dalam menentukan calon Kepala Desa, hal ini disebabkan kedua calon Kepala Desa
Mranak beraga Islam. Secara umum faktor sosiologis dari segi agama tidak ada
perbedaam tajam dari aspek ini, karena karakteristik agama antara kedua calon
77
Kepala Desa dengan pemilih yaitu sama memeluk agama islam. Agama dalam
Mranak agama relatif homogen atau memiliki kesamaan agama yang dianut antar
masyarakat yaitu agama islam. Adapun agama Non Islam lingkup Desa Mranak
maupun di wilayah Kabupaten Demak itu hanya beberapa saja. Sehingga agama
memiliki kesamaan Agama yaitu Islam, maka dari itu secara umum faktor agama
Tabel 4.2.9
Usia Calon Kepala Desa dalam Mempengaruhi Pilihan Responden
78
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Usia calon dapat
65,9% atau sebanyak 222 orang. Hal ini dengan alasan karena untuk menjadi
pemimpin itu tidak mudah perlu mempunyai sosok yang dewasa yang mampu
memimpin maka semakin bijak dalam mengambil keputusan dan dapat dipercaya
untuk menjadi pemimpin. Kemudian alasan responden untuk yang menyatakan usia
temuan penelitian usia dari kedua calon Kepala Desa Mranak hanya terpaut satu
tahun saja atau hampir sama usianya, sehingga pemilih dari sudut pandang usia
usia yang kedua calon sama, maka dari itu usia kedua calon tersebut tidak dapat
dipilah dalam generasi tua ataupun muda, maka dari itu dari segi usia calon Kepala
Desa sulit untuk dibedakan, hal tersebut tidak menjadi pertimbangan pemilih dalam
79
Tabel 4.2.10
daerah asal calon Kepala Desa dalam menentukan pilihan. Hal ini dapat dibuktikan
bahwa daerah asal calon dapat mempengaruhi pilihan sebesar 91,0 % menurut
80
Tabel 4.2.11
itu mempengaruhi pilihan pemilih. Bagi responden latar belakang pendidikan itu
untuk menjadi elite desa agar dapat mampu memimpin itu tidak mudah perlu di
terakhirnya SMA, bagi masyarakat Desa Mranak sudah cukup jika yang
sarjana itu sulit ditemukan di warga Desa Mranak. Dapat disimpulkan bahwa
SMA sudah cukup untuk mencalonkan diri sebagai Kepala Desa. Kedua calon
kepala desa yang didasari latar pendidikan yang sama, maka pemilih tidak dapat
81
memilah dalam menentukan calon kepala desa berdasarkan latar belakang
pendidikan
Tabel 4.2.12
Mengenai status ekonomi yang dimiliki oleh seorang calon Kepala Desa
calon Kepala Desa, terdapat sebesar 66,8% atau 225 orang responden yang
dalam mencalonkan sebagai Kepala Desa itu membutuhkan biaya yang tidak
sedikit atau cukup mahal. Mulai biaya pendaftaran sampai biaya kampanye ini
bahwa untuk menjadi seorang pemimpin desa harus memiliki kondisi ekonomi
82
Pernyataan diatas menunjukkan bahwa Faktor sosiologis pada Pilkades
jenis kelamin, dan daerah asal. Namun dari pendekatan sosiologis tidak ada aspek
yang menampakkan pemilih dalam memilih. Hal ini disebabkan adanya kesamaan
agama antara kedua calon dengan mayoritas pemilih. Segi usia juga dari kedua
kandidat tidak terlalu jauh terpautnya hanya satu tahun saja, masyarakat
menganggap seumuran kedua kandidat tersebut dan Kedua calon Kepala Desa
Mranak tersebut berasal dari daerah yang sama yaitu asli lahir di Desa Mranak
tinjauan dari faktor sosiologis tidak nampak/ kelihatan. Bahkan jika ditinjau dengan
pendekatan sosiologis karakteristik sosial tidak ada perbedaan yang nampak atau
dengan kandidat. Pendekatan ini lebih mendasarkan diri pada faktor psikologi
dalam diri seseorang. Adapun beberapa faktor tersebut akan dibahas sesuai dengan
perilaku pemilih Desa Mranak pada Pilkades tahun 2016 sebagai berikut:
83
Tabel 4.2.13
Kedekatan Teman/Keluarga terhadap Calon Kepala Desa
Terdapat 211 orang atau 62,6 % dari 337 orang yang menyatakan bahwa
kedekatan calon kepala desa terhadap pemilih, dengan melihat seberapa jauh
keraketan solidaritas yang dijalin anatar calon Keapala Desa dengan Pemilih.
interaksi sosial dimasyarakat dengan sosialisasi. Hal tersebut merupakan cara untuk
Desa dengan Keluarganya dan juga temannya untuk saling mempengaruhi satu
sama lain untuk dapat mendapatkan dukungan suara. Dari kedua kandidat tersebut
Mranak. Ikatan keluarga yang dijalin antara calon kepala desa dengan pemilih dapat
84
mempengaruhi keputusan pemilih ketika menentukan pilihan. Responden
“Kalau ada saudara sendiri yang mencalonkan maka saya akan memilihnya,
karena bagi saya lebih percaya saudara sendiri atau lebih senang saudara sendiri
yang menjadi kepala desa jika dibandingkan dengan orang lain, entah
bagaimanapun keadaanya kalau masih ada ikatan darah atau persaudaraan maka
saya akan tetap mendukung dan memilih saudara saya sendiri”
2016.
Tabel 4.2.14
pilihan kepala desa sebesar 81,9% atau sebanyak 276 orang. Kemudian sebanyak
25 orang atau 7,4% menyatakan bahwa keterlibatan calon kepala desa dalam
85
organisasi di masyarakat sangat mempengaruhi pilihan kepala desa. Mayoritas
masyarakat Desa Mranak dalam menentukan Calon Kepala Desa untuk menjadi
Kepala Desa dengan dipengaruhi oleh Keterlibatan Seorang calon dalam suatu
terlalu dalam dalam organisasi masyarakat hanya saja Hadi ikut perkumpulan acara
tahlil lingkungan yang diadakan rutin setiap seminggu sekali pada malam jum’at,
tetapi beliau merakyat mempunyai jiwa sosial yang tinggi terhadap masyarakat
seminggu sekali, dll. Wartiwi lebih banyak terliat dalam suatu oragnisasi
masyarakat jika dibandingkan dengan Hadi Riyanto. Jadi keterlibatan calon Kepala
cukup besar.
Tabel 4.2.15
86
Mengenai pengalaman calon Kepala Desa, kebanyakan responden
responden dalam menentukan pilihannya. Sebanyak 228 orang atau 67,7 % yang
kepala desa pada periode sebelumnya, selain itu Wartiwi belum pernah menjadi
pemimpin dalam kegiatan organisasi masyarakat, begitu juga Hadi Riyanto hanya
Tetapi, dalam masa kepemimpinan kedua sosok tersebut Hadi lebih banyak disukai
oleh masyarakat dalam melayani serta mengayomi masyarakatnya. Jiwa sosial hadi
Sedangkan Wartiwi ketika menjadi Kepala Desa dalam malayani masyarakat itu
lamban dan juga dipersulit, selain itu juga Wartiwi dalam memimpin kurang begitu
tegas hal ini berpengaruuh terhadap kinerja pengikutnya (Perngkat Desa). Dari sisi
posistif Wartiwi dalam memimpin Kepala Desa pperiode sebelumnya sudah pernah
memenangkan lomba antar desa sekabupaten demak itu prestasi yang perlu untuk
87
dari kedua pemimpin tersebut mempunyai sisi negative masing – masing dalam
menentukan pilihannya. Bukan hanya sisi positifnya saja ketika memimpin tetapi
Tabel 4.2.16
216 atau sebesar 64,1% yang menganggap bahwa kepribadian dan penampilan
kepribadian yang baik, jujur, dan berpegang teguh pada sebuah komitmen untuk
seorang pemimpin ini sangat berpengaruh pada kinerjanya dalam mewujudkan visi
dan misinya. Kepribadian dan juga penampilan dalam sehari hari juga berpengaruh
dalam mengambil keputusan untuk menentukan pilihan calon yang akan menjadi
88
Kepala Desa. Responden mempertimbagkan kepribdian calon Kepala Desa karena
kepribadian menjadi dasar sifat atau sikap yang nantinya diwujudkan untuk sebuah
kepribadian dari kedua calon Kepala Desa tersebut. Tidak hanya sisi positif dari
kepribadiannya saja tetapi juga sisi negative dari kepribadiannya tersebut dan juga
negatifnya.
Pemilih cenderung memilih karena melihat profil dari seorang kandidat dan
pelaksanaan terkait dengan kampanye pemaparan visi dan misi seorang kandidat,
dan baliho yang ditempelkan disetiap jalan tidak memberikan dampak yang besar
bagi pemilih. Seperti hasil kuesioner jawaban dari responden mengatahkan bahwa
calon yang menjadi keinginannya untuk memilih. Dari kedua kandidat berdasarkan
faktor figur Wartiwi lebih unggul daripada Hadi Riyanto. Terdapat figur yang
kurang disegani oleh masyarakat yang dimiliki oleh Hadi Riyanto pada masa
cenderung memilih Wartiwi. Meskipun dari segi kinerja Hadi Riyanto lebih unggul.
masyarakat Desa Mranak. Terutama faktor figur calon yang menjadi pertimbangan
ketika menentukan pilihan pemilih . selain itu juga terdapar faktor kedekatan
89
emosional atau pengaruh lingkungan untuk menjadi pertimbangan menentukan
pilihan.
pendekatan yang melihat bahwa pilihan pemilih adalah keputusan yang rasional
pemilih dimana yang dipertimbangkan yaitu orientasi Visi Misi yang diukur
diketahui Selain itu juga dilihat dari segi kinerja calon dimasa periode
sebelumnya jika pernah menjabat. Disisi lain keuntungan jangka pendek yaitu
90
Tabel 4.2.17
Mayoritas responden mengetahui tentang Visi dan Misi. Dari 337 responden
terdapat 257 atau 76,3% yang mengetahui tentang Visi dan Misi dari kedua
kandidat yang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa. Responden mengetahui Visi
Misi tersebut melalui pemaparan Visi dan Misi di dalam suatu acara Muslimat NU,
dan juga pada masa kampanye di depan rumah masing-masing yang dihadiri oleh
masyarakat. Sebagian besar pemilih mengetahui akan Visi Misi karena bagi mereka
Visi sebagai dasar program kinerja nantinya yang harus dilaksanakan jika sudah
91
Tabel 4.2.18
3 KurangPercaya 28 8.3%
4 TidakPercaya 3 0.9%
Dari 337 responden ada 294 orang atau 87,2 % yang percaya terhadap visi
misi yang dibuat oleh calon Kepala Desa yang artiya masyarakat mempunyai
harapan sangat tinggi terhadap visi misi tersebut dapat terlaksana dengan baik
sebagian minoritas dari masyarakat Desa Mranak yang kurang percaya terhadap
visi misi tersebut. Responden yang menjawab kurang percaya terhadap visi misi
hanya 28 orang saja, karena visi misi tersebut hanya digunakan untuk memperoleh
suara saja pada saat masa kampanye tidak benar-benar diwujudkan. Kalaupun
diwujudkan itu hanya beberapa saja untuk formalitas. Kemudian ada 3 oran yang
92
Tabel 4.2.19
3 KurangPercaya 21 6.2%
4 TidakPercaya 2 0.6%
Sebagian besar dari responden percaya terhadap visi misi yang mampu
antar warga dipererat melaui kegiatan dalam desa seperti kumpulan karang taruna
ini dibentuk mulai dari para remaja untuk dapat mempeerat silaturahmi selain itu
sosial antar masyarakat desa maka untuk membangun desa itu akan lebih terasa
mudah dengan dilakukannya bersama masyarakat desa. Maka dari itu masyarakat
Desa Mranak mayoritas warganya percaya bahwa visi misi mamppu membawa
perubahan di bidang sosial. Adapun jumlah responden yang percaya terhadap visi
93
Tabel 4.2.20
3 KurangPercaya 34 10.1%
4 TidakPercaya 3 0.9%
Dari 337 responden ada 282 orang atau 83,7 % percaya terhadap visi misi
menaruh harapan terhadap calon yang di pilih untuk menjadi Kepala Desa, dari visi
Dan juga dapat memberikan kepedulian yang lebih terhadap masyarakat yang
pengangguran.
Salah satu Misi yang diusung Wartiwi bidang ekonomi yaitu dengan
pergerakan pemuda dalam olahraga serta kegiatan yang bermanfaat, menuju Desa
Mranak yang makmur dan sejahtera. Misi Hadi Riyanto yaitu Meningkatkan
94
produksi tanaman pangan. Kedua kandidat memiliki kesamaan Misi yaitu ingin
Tabel 4.2.21
3 KurangPercaya 21 6.2%
4 TidakPercaya 1 0.3%
Mayoritas masyarakat Desa Mranak percaya terhadap Visi Misi yang dibuat
oleh calon Kepala Desa untuk membawa perubahan dibidang pembangunan sebesar
287 orang atau 85,2% . Hadi Riyanto menawarkan Misi bidang pembangunan yaitu
dan irigasi, dan masih banyak program pembangunan lainnya. Sedangkan Wartiwi
misi tersebut berisi tentang membangun desa untuk lebih maju lagi, serta
kesimpulan dari tabel frekuency diatas yaitu mayoritas masyarakat desa mranak
95
sudah percaya terhadap visi misi dapat membawa perubahan dalam bidang
pembangunan tersebut. Hanya ada beberapa orang saja yang kurang peraya dan
tidak percaya terhadap visi dan misi dalam membawa perubahan di bidang
dalam memilih berdasarkan visi misi yang diusung kandidat dalam menentukan
pilihannya dan sebagian besar pemilih Visi dan Misi dijadikan sebagai
Tabel 4.2.22
kinerja Secara Keseluruhan kinerja Wartiwi selama menjabat sebagai Kepala Desa
Mranak tahun 2009-2015 ini masyarakat yang merasa Puas 160 orang atau 47,5 %.
Sedangkan yang merasa kurang puas terhadap kinerja Wartiwi selama menjabat
menjadi Kepala Desa sejumlah 146 atau 43,3 %. Dari presensi yang dihasilkan
96
olahan kuesioner dari masyarakat diketahui bahwa perbedaan masyarakat yang
merasa puas dan kurang puas hanya terpaut sedikit saja hanya 4,3 %. Dapat
disimpulkan bahwa Kinerja Wartiwi selama menjadi Kepala Desa sudah cukup
memuaskan untuk masyarakat, tetapi lumayan banyak juga yang kurang puas
sejumlah 160 orang. Sementara yang kurang puas sejumlah 146 responden dengan
alasan kinerja kurang begitu pro kepada rakyat, dan masih kurang peduli terhadap
Tabel 4.2.23
Kinerja Kades Bidang Ekonomi, Kesehatan, pendidikan 2009-2015
Desa Mranak merasa kurang puas terhadap kinerja Wartiwi dalam bidang ekonomi,
kesehatan, dan pendidikan. Sejumlah 164 orang atau 48,7 % cukup banyak yang
tanpa ada respon dari Kepala Desa untuk mengatasi masyarakat yang menganggur
selain itu pelayanan dalam membagi uang, beras dll untuk bantuan orang – orang
97
miskin kurang tepat. Banyak orang miskin yang tidak mendapatkan bantuan, Dalam
bidang Kesehatan banyak masyarakat miskin atau tidak mampu yang meninggal
gara- gara tidak ada biaya untuk berobat, selain itu ada beberapa masyarakat dengan
jarak jangka waktu tidak lama terkena Nyamuk Demam Berdarah (DB) dari
permasalahan yang timbul di lingkungan masyarakat belum ada tindak lanjut dari
Kepala Desa. Dalam bidang pendidikan yaitu banyak masyarakat Desa Mranak dari
kalangan orang tidak mampu yang putus sekolah hal tersebut tidak ada respon dari
Kepala Desa dan sebagian besar masyarakat Desa Mranak masih banyak yang
berpendidikan rendah.
Dari kedua Visi Misi yang diusung oleh kedua calon Kepala Desa tidak
mempunyai perbedaan yang spesifik. Maka dari itu pemilih tidak dapat menjadikan
dasar Visi Misi sebagai pertimbangan ketika memilih, tetapi mayoritas pemilih
percaya terhadap Visi Misi yang diusung mampu membawa perubahan baik dari
meningkatkan di sektor pertanian baik dari segi jalan, imigrasi, maupun lainnya
pencaharian sebagai petani. Selain itu kinerja dari kinerja yang sebelumnya juga
Praktek Politik uang merupakan sebuah hal yang dianggap wajar oleh Warga
Negara Indonesia yang digunakan untuk membeli suara pemilih demi mendapatkan
98
jabatan yang di inginkan. Praktek Politik uang dapat terjadi di berbagai kalangan
baik politik lokal maupun politik tingkat atas seperti pemilihan presiden.
Tabel 4.2.22
1 YA 316 93.8%
2 TIDAK 21 6.2%
Salah satu startegi yang dilakukan dalam masa kampanye sampai menjelang
hari pemilihan itu diadakannya Politik Uang oleh Calon Kepala Desa beserta Tim
suskesnya. Strategi ini bertujuan untuk memenangkan Pilkdes Desa Mranak Tahun
2016 agar memperoleh suara terbanyak. Dan ada waktu-waktu tersendiri yang telah
Mranak terdapat Politik Uang yang sangat kuat. Kedua kandidat bertarung dalam
membagikan uangnya kepada warga dengan sejumlah nilai yang cukup besar untuk
uang itu karena takut beragumen yang jujur, karena politik uang sifatnya masih
rahasia.
Dari 337 responden terdapat 316 yang mengetahui terdapat politik uang
dalam pilkades tersebut. Maka dalam politik uang di dalam sebuah ajang pertarukan
99
dalam perebutan sebuah jabatan ini sudah tidak rahasia lagi sifatnya. Dan sudah
menjadi tradisi dari tahun ketahun praktik politik uang untuk membeli suara.
Sementara yang tidak mengetahui kalau ada politik uang sebesar 13orang saja atau
6,2 %.
Tabel 4.2.25
Mendapatkan Uang
1 YA 298 88.4%
2 TIDAK 39 11.6%
Jumlah 337 100%
Terdapat 298 orang atau sebesar 88,4% yang selama masa kampanye
sampai hari pemungutan suara itu Calon Kepala Desa membagikan uang kepada
Kedua kandidat melakukan politik uang yang cukup besar untuk masyarakat.
50.000 ketika menjelang proses pemungutan suara memberikan lagi uang kepada
lagi uang Rp.50.000 dan itu disuruh berjanji untuk memilihnya, tetapi dia
tidak berpihak pada Hadi. Selain itu dalam masa kampanye Wartiwi Open
100
makanan dan uang untuk setiap masyarakat yang datang. Hal ini berbeda dengan
politik uang yang dilakukan oleh Hadi Riyanto. Ketika masa kampanye Hadi
Riyanto juga Open House sama seperti Wartiwi. Memberikan jamuan untuk
masyarakat yang datang dirumah tetapi Hadi tidak memberikan uang. Dia
memberikan uang hanya pada waktu mau pemungutan suara (H-1) atau serangan
fajar itu hanya sebesar Rp.70.000 tetapi dibagi rata semua orang diberikan uang.
diberikan dari calon kepala desa maupun tim suksesnya. Praktik politik uang ini
sangat kuat, karena hampir semua masyarakat mendapatkan uang dengan tujuan
101
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Negara Indonesia yang mempunyai hak pilih, selain itu juga masyarakat
dalam perilaku pemilih Pimilihan Kepala Desa Mranak tahun 2016, akan
sehingga faktor sosiologis dalam penelitian ini tidak nampak dan kurang
102
3. Selain pendekatan sosiologis, dalam hal ini pendekatan psikologis juga
kedua calon Kepala Desa. Sebagian besar perilaku pemilih pada Pemilihan
Kepala Desa Mranak tahun 2016 dipengaurhi oleh figure calon Kepala
Visi Misi berpangaruh dalam menentukan pilihan, tetapi kedua Visi Misi
yang diusung oleh kedua calon tersebut tidak mempunyai perbedaan yang
tetapi masyarakat meyakini bahwa Visi Misi oleh kedua calon tersebut
5. Faktor Politik Uang dalam Pemilihan Kepala Desa Mranak tahun 2016
yang memberi uang lebih banyak kepada pemilih, maka pemilih akan
103
masih sangat kuat, karena masyarakat kurang mengetahui bahaya
dengan masyarakat desa yang mudah untuk dibeli suaranya dengan politik
uang.
B. Saran
memilih, dapat dilakukan sebelum hari masa kampanye. Mulai dari tata cara
memilih, ada baiknya tim sukses juga dimasukkan menjadi sasaran dalam
104
bahwa politik uang merupakan pelanggaran dan masyarakat kalangan kelas
menengah kebawah.
105