Kasus bermula saat Lambang melakukan temu warga dirumah Sarjono di Desa
Wonoboyo pada 7 April 2019 malam. Yang hadi dalam pertemuan tersebut sekitar 30 orang.
Dala pertemuan tersebut, Lambang memberikan contoh surat suara. Kemudian, dia
mempraktikkan cara mencoblos yang benar. Ia berkata “ini saya minta doa restu, minta
dukungannya. Kalau kalian ikhlas, silahkan coblos. Coblos nomornya, bisa. Coblos namanya,
bisa. Jangan partainya. Coblos dilakukan pada nama atau nomor urutnya. Jadi besok itu
rumit. Kartu suaranya ada lima. Yang besar suma surat suara DPR ukurannya 50 cm x 80
cm,” ucap Lambang dalam bahasa jawa.Setelah Lambang mengucapkan beberapa instruksi
nya, ia mengeluarkan 24 amplop putih yang berisi masing-masing Rp. 50.000. Ia menyuruh
Sarjono membagikan ke warga yang datang ke acara itu. Ternyata ada yang belum kebagian,
maka Lambang mengeluarkan lagi dari dompetnya dan memberikan ke warga.
Ternyata, pertemuan tersebut direkam oleh salah satu warga yang hadir. Video itu
akhirnya dilaporkan ke Gakkumdu. Berdasarkan vido tersebut calon anggota DPRD wonogiri
nomor urut 8 daerah pemilihan 1 dari partai gerindra, Lambang Purnomo, ditetapkan sebagi
tersangka kasus dugaan praktik politik uang oleh polres sragen.Setelah melalui proses
pemeriksaan, pengadilan negeri (PN) wonogiri menjatuhkan vonis kepada terdakwa calon
anggota legislatif (caleg) DPRD wonogiri dari partai gerindra, Lambang Purnomo dijatuhi
vonis 1,5 bulan hukuman penjara serta denda uang senilai Rp. 6.000.000 subsider satu bulan
kurungan.
Pertanyaan :