Anda di halaman 1dari 35

PEMERINTAH KOTA BOGOR

DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR


UPT PUSKESMAS SINDANG BARANG
Jl. Sirnasari IV no. 3 Kelurahan Sindang Barang
Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor
Telp. 0251- 8629884
Email: sindangbarang.puskesmas@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS SINDANG BARANG
NOMOR : 800/007/SK/PKM.SB/04/2018

TENTANG
KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,


KEPALA UPT PUSKESMAS SINDANG BARANG,

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis UPT Puskesmas Sindang


Barang dilaksanakan kebutuhan pasien;
b. bahwa pelayanan klinis UPT Sindang Barang perlu
mempertahankan mutu dan keselamatan pasien;
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilaksanakan
sesuai kebutuhan pasien, bermutu, dan
memperhatikan keselamatan pasien, maka perlu
disusun kebijakan penunjang pelayanan klinis di UPT
Sindang Barang;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36


Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 tahun 2014, tentang Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 46 tahun 2015, tentang Akreditasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama;
4. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 145/MENKES/SK/X/2003, tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/
Kota;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SINDANG


BARANG TENTANG KEBIJAKAN PENUJANG PELAYANAN
KLINIS DI UPT PUSKESMAS SINDANG BARANG

Kesatu : Kebijakan penunjang pelayanan klinis di UPT Puskesmas


Sindang Barang yang terdiri dari Pelayanan
Laboratorium, Pelayanan Farmasi, Manajemen Informasi
Rekam Medis, Manajemen Lingkungan dan Universal
Precauction (UP) sebagaimana tercantum dalam Lampiran
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini.

Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Bogor
Pada Tanggal : 20 April 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS SINDANG BARANG,

UTAMI SULISTYANINGSIH
LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SINDANG BARANG
NOMOR : 800/007/SK/PKM.SB/04/2018
TENTANG PELAYANAN LABORATORIUM DI UPT PUSKESMAS SINDANG
BARANG

PELAYANAN LABORATORIUM DI UPT PUSKESMAS SINDANG BARANG

A. Jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan di Puskesmas


meliputi:

Jenis Tarif
No. Spesimen Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan pemeriksaan

1. Darah Hematologi :

• Darah Rutin Automatic cell counter Rp. 25.000

• Darah Lengkap Automatic cell counter Rp. 40.000

• Laju Endap Rp. 8.000


Darah (LED) Westergren

• Masa Lee and white Rp. 5.000


Pembekuan

• Masa Duke and Ivy Rp. 5.500


Pendarahan

• Golongan Darah Aglutinasi Rp. 10.000

• Malaria Mikroskopis preparat hapus Rp. 10.000


tipis dan tebal pewarnaan
Giemsa

Kimia Darah :

• Gula Darah Strip/ GOD-PAP Rp. 12.000

• Asam Urat Strip/ Enzimatik Rp. 20.000

• Kholesterol Enzimatik/ CHOD-PAP Rp. 18.000


Total

• Trigliserida GPO PAP Rp. 18.000

• Kholesterol Enzimatik Rp. 65.000


Lengkap

• SGOT IFCC Rp. 18.000

• SGPT IFCC Rp. 18.000

Imunoserologi :
• Widal 4 paket Aglutinasi Rp. 25.000

• HBsAg** Rapid Test -

• Syphilis / Rapid Test -


TPHA*

• Dengue* Rapid Test -

• Anti HIV* Rapid Test -

2. Urin • Urin Rutin Organoleptik dan Kimia Kering Rp. 10.000

• Urin lengkap Organoleptik, Kimia Kering dan Rp. 15.000


Mikroskopis

• Protein Urine Kimia Kering Rp. 10.000

• Tes Kehamilan Rapid Test Rp. 15.000

3. Dahak BTA ( Basil Tahan Mikroskopis preparat -


Asam )* pewarnaan Ziehl Neelsen

4. Sekret • Uretra/ Vagina* Mikroskopis preparat -


pewarnaan sederhana

B. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompeten,


yaitu: D3 analis kesehatan dan petugas dengan minimal lulusan SMF
Analis dan telah mendapat pelatihan Plebotomy.

C. Hasil pemeriksaan laboratorium diinterpertasi oleh petugas yang


terlatih.

D. Pemeriksaan laboratorium untuk tiap-tiap jenis pemeriksaan harus


dipandu dengan prosedur mulai dari permintaan pemeriksaan,
penerimaan spesimen, pengambilan dan penyimpanan spesimen,
pemeriksaan sampai penyerahan hasil.

E. Permintaan pemeriksaan laboratorium dilaksanakan dengan


melampirkan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sebagai
berikut :
F. Kepala puskesmas dan penanggung jawab / kordinator layanan klinis
harus melakukan pemantauan berkala pelaksanaan prosedur, evaluasi
dan tindak lanjut pemantauan ketepatan waktu penyerahan hasil
laboratorium.

G. Pelayanan diluar jam kerja tersedia sesuai dengan acuan sebagai


berikut:

a. Jenis pemeriksaan : Protein urin


b. Waktu pelayanan diluar jam kerja :
Senin- sabtu : jam 14.00 – 07.30 ( esok harinya)
c. Petugas yang berhak melaksanakan pemeriksaan :
- Bidan persalinan 24 jam
H. Petugas pemeriksa laboratorium wajib menggunakan APD dalam
melaksanakan prosedur pemeriksaan laboratorium yang beresiko
tinggi.

I. Petugas pemeriksa laboratorium melaksanakan prosedur kesehatan


dan keselamatan kerja ( K3).

J. Petugas pemeriksa laboratorium memantau penggunaan APD.

K. Bahan-bahan berbahaya beracun harus disimpan secara aman


menurut ketentuan yang berlaku.

L. Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan laboratorium harus


dikelola sebagai limbah infeksius.

M. Reagensia harus tersedia sesuai dengan jenis pemeriksaan yang


disediakan dan dilakukan pengelolaan sesuai standar.

N. Reagensia harus disimpan dengan pelabelan yang jelas dan pada


tempat dan suhu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

O. Hasil pemeriksaan laboratorium harus diserahkan sesuai dengan


waktu yang telah ditetapkan sebagai berikut:
P. Petugas melakukan permintaan pemesanan reagen esensial dan bahan lain berdasarkan
batas buffer stock sebagai berikut:

Nama Reagen Batas Buffer Stock Nama Reagen Batas Buffer Stock
Alkohol swab 100 pcs Kertas lensa 1 lembar
Kolesterol kit 50 ml Lyse ± 250 ml
Alat suntik 3 ml 100 pcs Masker 20 pcs
Asam urat kit 50 ml Mikropore 1 pcs
Aquabidest 500 ml Natrium citrat 10 ml
Blood lancet 50 pcs Nacl 0,9 % 10 ml
Blue tip 100 pcs Kreatinin kit 10 ml
Cover glass 50 pcs Objek glass 100 pcs
Cup sample 10 pcs Oncoprobe hiv 5 pcs
control hema 1,5 ml Pot dahak 10 pcs
Cleanser cobas 50 ml sd HIV 10 pcs
Diluent 2 l ml Serum kontrol cobas 1 botol
Dengue NSI 5 pcs Sipilis 5 pcs
probe Cleanser 100 ml SGOT KIT 10 ml
Paper termal 1 pc SGPT KIT 10 ml
Gluko stik GES 25 pcs Spirtus ± 250 ml
Glukosa kit 50 ml Trigliserid kit 50 ml
Golongan darah A 1 ml Tabung EDTA 3 ml 50 pcs
Urin stik 10
Golongan darah B 1 ml parameter 10 pcs
Golongan darah AB 1 ml Tabung EDTA 0,5ml 10 pcs
Golongan darah
Rhesus 1 ml Tabung plain 50 pcs
Hansaplast 10 ppcs Ureum kit 10 ml
Kertas print cobas 1 pc urin stik3parameter 10 pcs
Handscoon powder 50 pcs Vacutainer 10 pcs
HCG 5 pcs Vikia HIV 5 pcs
HDL kit 50 ml Widal O 1 ml
Pot urin 10 pc widal AO 1 ml
HbsAg rapid 10 pcs widal BO 1 ml
Immersi oil/zeder 50 ml Widal CO 1 ml
Alkohol 70 % 100 ml Giemsa 10 ml
Intek hiv 5 pcs yellow tip 50 pcs
metanol 10 ml Ziehl neelsen 1 kit
spirtus 10 ml kapas 1 pc
Kartu golongan
darah 10 pcs KOH 10 ml

Q. Ketersediaan reagen wajib dievaluasi paling lambat setiap bulan


sekali.
R. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi dengan
nilai normal .
S. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera
kepada tenaga kesehatan yang meminta dalam waktu lebih cepat dari
estimasi waktu selesai hasil pemeriksaan dengan acuan sebagai
berikut:
NILAI AMBANG KRITIS
NO NAMA PEMERIKSAAN
NILAI BAWAH NILAI ATAS
1 Hemoglobin < 8 g/dl > 20.0 g/dl

2 Jumlah Sel Leukosit < 2000 /mm3 > 20.000/mm3

3 Jumlah Sel Trombosit < 50.000/mm3 > 1.000.000/mm3


4 Gula Darah < 60 mg/dl > 500 mg/dl
T. Pelaporan hasil pemeriksaan cito/urgen dalam batas waktu lebih
cepat dari estimasi waktu selesai hasil pemeriksaan.
U. Dilakukan pemantauan atas pelaporan hasil yang kritis dan cito.
V. Harus dilakukan kendali mutu pelayanan laboratorium dengan
pemantauan mutu internal dan pemantauan mutu eksternal.
W. Pemantapan mutu internal dilakukan terhadap alat,suhu,dan meliputi
aktifitas tahap praanalitik, analitik dan pasca analitik.
X. Pemantapan mutu eksternal dilakukan secara periodik oleh pihak lain
diluar laboratorium Sindang Barang.
Y. Instrument disesuaikan dengan kalibrasi dan perbaikan.
Z. Dilakukan rujukan untuk pemeriksaan laboratorium yang tidak
tersedia

AA. Setiap peserta atau siswa magang harus mengikuti sistem manajemen
di Puskesmas.
BB. Program peningkatan mutu pelayanan laboratorium harus disusun
dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari program peningkatan
mutu puskesmas dan keselamatan pasien.
CC. Risiko dalam pelayanan laboratorium harus diidentifikasi dan ditindak
lanjuti.

Ditetapkan di : Bogor
Pada Tanggal : 20 April 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS SINDANG BARANG,
UTAMI SULISTYANINGSIH
LAMPIRAN II KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SINDANG BARANG
NOMOR : 800/007/SK/PKM.SB/04/2018
TENTANG PELAYANAN FARMASI DI UPT PUSKESMAS SINDANG BARANG

PELAYANAN FARMASI DI UPT PUSKESMAS SINDANG BARANG

A. Pelayanan obat menggunakan metode penilaian, pengendalian dan


penggunaan obat dengan kejelasan prosedur penyediaan dan
penggunaan obat.

B. Petugas farmasi menjamin ketersediaan obat, stok minimal obat-obatan


adalah perkiraan untuk pemakaian obat selama 1 minggu, buffer stok
untuk pemakaian 3 bulan plus 1 bulan. Maka Pengadaan harus segera
dilakukan, bila obat tidak tersedia di Dinas Kesehatan maka dilakukan
pembelian sendiri.

C. Petugas yang bertanggung jawab pelayanan obat 24 jam pada ruang


persalinan adalah Apoteker. Jam buka pelayanan farmasi :

Senin-Kamis : 08.00-13.30
Jumat : 08.00-13.30
Sabtu : 08.00-11.00
apabila diluar jam pelayanan harus dilimpahkan kepada petugas yang
ditunjuk

D. Pembentukan tim penyusunan formularium puskesmas sebagai


pedoman pengadaan obat – obatan di Puskesmas.

E. Peresepan obat harus sesuai dengan Formularium Puskesmas dan di


evaluasi penggunaannya setiap bulan.

F. Petugas yang berhak memberi resep adalah Dokter, Dokter Gigi dan
petugas yang memberi obat harus Apoteker, Asisten Apoteker atau
petugas yang didelegasikan.

G. Ditetapkan prosedur dalam proses peresepan, pemesanan, dan


pengelolaan obat sesuai pedoman pelayanan kefarmasian.

H. Yang berhak untuk meresepkan psikotropika adalah Dokter dan Dokter


Gigi.
I. Penggunaan psikotropika dan narkotika harus diawasi dan dikendalikan
secara ketat, antara lain dalam :
a. Peresepan
b. Penyimpanan obat Psikotropika dan Narkotika
c. Pemusnahan obat Psikotropika dan Narkotika
d. Pelaporan obat Psikotropika dan Narkotika

J. Jika obat yang dibawa sendiri oleh pasien /keluarga (rekonsiliasi obat)
diidentifikasi dan ditindak lanjuti sesuai instruksi dokter

K. Petugas pemberi obat ke pasien harus memberikan informasi


penggunaan dan efek samping obat dengan jelas, riwayat alergi, interaksi
obat dan informasi tentang petunjuk penyimpanan obat dirumah. Efek
samping obat harus dilaporkan dan ditindak lanjuti.

L. Penanganan obat kadaluarsa dikelola sesuai prosedur pengelolaan


kadaluarsa atau rusak.

M. Larangan memberikan obat kadaluarsa atau rusak, untuk


meminimalkan obat kadaluarsa menggunakan sistem FIFO FEFO.

N. Petugas kefarmasian melaksanakan prosedur pencatatan, pemantauan,


pelaporan dalam rekam medis bila terjadi efek samping penggunaan obat
KTD, KNC, termasuk kesalahan pemberian obat, setelah itu harus
ditindak lanjuti dan didokumentasikan.

O. Kunci lemari narkotika dibuat ganda 1 kunci dipegang oleh apoteker dan
1 kunci diserakan ke Dokter koordinator UKP. Apabila apoteker
sewaktu-waktu berhalangan hadir maka kunci lemari narkotika
diserahkan kepada asisten apoteker.

P. Petugas menyimpan obat sesuai dengan persyaratan penyimpanan obat


yaitu, di rak dan almari dengan menyusun secara alfabetis, melakukan
rotasi obat dengan sistem FIFO (jika obat tidak ada tanggal ED) dan
FEFO (Jika obat ada tanggal ED),penggunan palet pada obat yang
diletakan di lantai, melakukan penyimpanan tidak berdekatan atau
diselingi minimal 1 atau 2 obat apabila dalam kelompok abjad yang
sama dan diberi stiker LASA pada obat dengan nama dan rupa yang
mirip (NORUM/LASA), menempelkan stiker high alert pada obat dengan
resiko tinggi/berbahaya, melakukan pencatatan semua pengeluaran obat
dari gudang obat dan melakukan penandaan dengan stiker warna:
a. merah untuk kadaluwarsa tahun berjalan
b. kuning untuk kadaluwarsa satu tahun berikutnya
c. hijau untuk kadaluwarsa dua tahun berikutya
Q. Petugas menerima obat dari gudang farmasi kota, mencatat sumber
anggaran, nomor bacth, tanggal kadaluwarsa dan jumlah obat yang
diterima pada kartu stok obat, melakukan penyimpanan secara rapi di
rak, melakukan rotasi dengan sistem FEFO dan FIFO, mengelluarkan
obat terlebih dahulu dengan masa kadaluwarsa yang lebih awal dan
melakukan pencatatan pada kartu stok setiap pengeluaran obat dari
gudang

R. Penanganan obat kadaluarsa dilaporkan ketika ditemukan obat


kadaluarsa dan dibuatkan berita acara untuk diserahkan ke dinas.

S. Prosedur pencatatan, pemantauan, pelaporan efek samping obat meliputi


Petugas kesehatan menerima keluhan ESO dari pelanggan, mencatat ke
dalam formulir laporan ESO, menyerahkan formulir laporan ESO ke
petugas farmasi serta merekap semua laporan ESO dari petugas
kesehatan, memilih ESO yang belum pernah terjadi, membuat laporan
ESO untuk dilaporkan ke ketua tim mutu sebelum dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Kota Bogor.

T. Tindak lanjut pelaporan efek samping obat dilaporkan ke ketua tim


mutu dan ditindak lanjuti ke ke Dinas Kesehatan Kota Bogor

U. Obat – obat emergensi harus tersedia di unit – unit pelayanan di


Puskesmas untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat emergensi.
Daftar Nama Obat Emergensi di Ruang Tindakan, Ruang
Pemeriksaan Gigi, Ruang Imunisasi dan Ruang Pemeriksaan
Pelayanan KIA

(Anafilaktik Shock Set)


a. h.
Abbocath No. 20 Alat Suntik (Spuit) 3 CC
b. i.
Abbocath No. 22 Ephinerfrin Injeksi
c. j.
Infus Set Anak Dexamethason Injeksi
d. k.
Infus Set Dewasa Cairan Glukosa
e. l.
Kassa Steril Cairan ringer Laktat
f. m.
Povidone Iodine Plester
g. n.
Alat Suntik (Spuit) 1CC Mg So4 ( khusus di ruang
persalinan 24 jam )

DAFTAR OBAT DAN ALKES DI RUANG PERSALINAN 24 JAM


(TROLEY EMERGENSI NEONATAL DAN IBU)
1. Ephinefrin Inj 24. alcohol swabs
2. Atrophine Sulfat 25. kasa steril
3. Dextrose 40 % 26. abbocath no. 16
4. Diphenhydramin 27. abbocath no. 18
5. Lidocain injeksi 28. abbocath no. 20
6. Dexametason injeksi 29. Infus set
7. Sodium bicarbonate 8,4 30. blood set
31. handscoon no 6,5
%
32. handscoon no 7,5
8. Ambu bag
33. handscoon no 8
9. Sungkup
34. spuit 1 cc
10. Selang Oksigen
35. spuit 3 cc
11. Kanula oksigen
36. spuit 5 cc
12. Chateter penghisap ukuran 18
37. spuit 10 cc
13. Gudel dengan dua ukuran no.
38. spuit 20 cc
9 dan 100 mm 39. needle
14. Tensimeter 40. ringer laktat
15. Torniquet 41. nacl 0,9 %
16. Folley Catheter no. 16, 42. Chromic catgut no 3.0
17. Folley Catheter no. 18 43. Chromic catgut 2.0
18. Kantong Urine 44. oksitosin injeksi
19. Palu reflex 45. metil ergometrin injeksi
20. Stetoskop 46. mgso4 40%
21. urine bag 47. PEB KIT
22. plester 48. HPP KIT
23. povidone iodine 10% 49. NIFEDIPIN T
V. Obat – obat emergensi ada di ruang tindakan, ruang pemeriksaan
pelayanan gigi dan mulut, dan ruang persalinan 24 jam, ruang
imunisasi, harus disimpan, dijaga dan dilindungi dari kehilangan atau
pencurian, dan dimonitoring ketesediaannya dan tanggal kadaluarsanya
serta hasilnya harus ditindak lanjuti

Ditetapkan di : Bogor
Pada Tanggal : 20 April 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS SINDANG BARANG,

UTAMI SULISTYANINGSIH
LAMPIRAN III KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SINDANG BARANG
NOMOR : 800/007/SK/PKM.SB/04/2018
TENTANG MANAJEMEN INFORMASI REKAM MEDIS DI UPT PUSKESMAS
SINDANG BARANG

MANAJEMEN INFORMASI REKAM MEDIS DI UPT PUSKESMAS SINDANG


BARANG

A. Puskesmas mempunyai standarisasi kode klasifikasi diagnosis dan


terminologi yang konsisten dan sistematis
Tifoid A 01.0 Varisela B 01.9
Disentri A 06.0 Herpes Zoster B 02.9
Gastroenteritis A 09 Morbili B 05.9
Tuberkulosis Paru A 15 Veruka Vulgaris B 07
Skrofuloderma A 18.4 Moluskum Kontagiosum B 08.1
Lepra A 30 Parotitis B 26
Sifilis A 53.9 Dermatofitosis B 35
Gonorrhea A 54.9 Tinea Barbae dan Capitis B 35.0
Demam Dengue A 90 Tinea Unguium B 35.1
Demam Berdarah Dengue A 91 Tinea Manuum B 35.2
Tinea Pedis B 35.3
Tinea Corporis B 35.4
Tinea Imbrikata B 35.5
Tinea Cruris B 35.6
Pitiriasis Versikolor B 36.0
Kandidiasis Mulut B 37.9
Malaria B 54
Limfadenitis B 70
Cutaneus Larva Migrans B 76.9
Pedikulosis Kapitis B 85.0
Skabies B 86
Lipoma D 17.9 Marasmic Kwashiorkor E 42
Anemia Defisiensi Besi D 50.0 Unspecified Severe Protein
ITP D 69.3 Calorie Malnutrition E 43
Protein Calorie Malnutrition
Of Moderate And Mild Degree E 44
Retarded Development Following
Protein Calorie Malnutrition E 45
Unspecified Protein Calorie
Malnutrition E 46
Malnutrisi Energi Protein E 46
Lipidemia E 78.5
Hiperuricemia E 79.0
Gangguan Psikotik F 20 Epilepsi G 40.9
Major Depressive Disorder F 32.3 Migraine G 43.9
Anxietas dan Depresi F 41.2 Tension Headache G 44.2
Gangguan Somatoform F 45 Bell's Palsy G 51.0
Insomnia F 51
Specific Personality Disorder F 60
Paranoid Personality Disorder F 60.0
Schizoid Personality Disorder F 60.1
Hordeolum H 00.0 Hipertensi I 10
Mata Kering H 04.1 HHD I 11
Konjungtivitis Alergi H 10.1 Angina Pectoris I 20.9
Konjungtivitis Infeksi H 10.9 Gagal Jantung I 50.9
Retinopati Diabetik H 36.0 Stroke I 63.9
Perdarahan Subkonjungtiva H 57.8 Ulkus Tungka I 83.0 / L 97
Otitis Eksterna H 60.9 Hemoroid Grade I / II I 84
Serumen Prop H 61.2
Impacted Cerunen Bilateral H
61.20
Otitis Media Akut H 66.0
Otitis Media Supuratif Kronik H 66.3
Rinitis Akut J 00 Disturbances In Tooth Eruption K 00.6
Sinusitis Akut J 01 Impacted Teeth K 01.1
Faringitis Akut J 02.9 Caries Of Dentin K 02.1
Tonsilitis Akut J 03 Caries Of Cementum K 02.2
Laringitis Akut J 04.0 Abrasion Of Teeth K 03.1
Influenza J 11 Erosion Of Teeth K 03.2
Bronkopneumonia J 18.0 Hypercementosis K 03.4
Pneumonia J 18.9 Pulpitis K 04.0
Bronkitis Akut J 20.9 Necrosis Of Pulp K 04.1
Rinitis Vasomotor J 30.0 Pulp Degeneration K 04.2
Rinitis Alergi J 30.4 Chronic Apical Periodontitis K 04.5
Sinusitis Kronik J 32 Periapical Abscess
Tonsilitis Kronik J 35 Without Sinus K 04.7
PPOK J 44.9 Acute Periodontitis K 05.2
Astma J 45 Chronic Periodontitis K 05.3
Periodontosis K 05.4
Retained Dental Root K 08.3
Mucocele Of Salivary Gland K 11.6
Stomatitis K 12
GERD K 21.9
Gastritis K 29.7
Dispepsia K 30
Apendisitis Akut K 35.9
Perdarahan Anus / Rectum K 62.5
Peritonitis K 65.9
Perdarahan Gastrointestinal K 92.2
Impetigo L 01 Gout M 10
Abses, Furunkel, Karbunkel L 02 Osteoartritis M 19.9
Paroncychia L Lupus Eritematosus Sistemik M 32
03.019 Polimialgia Reumatik M 53.3
Pioderma L 08.0
Dermatitis Atopik L 20
Dermatitis Numularis L 20.8
Dermatitis Seboroik L 21
Dermatitis Popok L 22
Dermatitis Kontak Alergi L 23
Dermatitis Kontak Iritan L 24
Alergi Makanan L 27.2
Liken Simpleks Kronik L 28.0
Pitiriasis Rosea L 42
Urtikaria L 50
Akne Vulgaris L 70.0
Dermatitis Perioral L 71.0
Hidradenitis Supuratif L 73.2
Miliaria L 74.3
CKD N 18 Abortus Inkomplit O 06.4
Nefrolithiasis N 20.0 Abortus Komplit O 03.9
Infeksi Saluran Kemih N 39.0 Preeklampsi O 14.9
Mastitis N 61 Hiperemesis Gravidarum O 21.0
Vaginitis N 76.0
Fluor Albus N 98.9
Infeksi Umbilikus P 38 Takikardia R 00.0
Epistaksis R 04.0
Vertigo R 42
Febris R 50
Headache R 51
Kejang Demam R 56.0
Laceration S 01.21 Fraktur Terbuka / Tertutup T 14
Vulnus T 14.1
Benda Asing di Telinga T 16
Benda Asing di Hidung T 17.1
Luka Bakar Derajat I dan II T 30
Syok Anafilaktik T 78.2
HIV Z 21

B. Puskesmas membuat pembakuan singkatan-singkatan yang digunakan


dalam pelayanan sesuai dengan pedoman rekam medis
NO KATEGORI SINGKATAN KETERANGAN
1. Pendaftaran RM Rekam Medis
GR Gratis
BPJS Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial
KIS Kartu Indonesia Sehat
APS Atas Permintaan Sendiri
SB Sindang Barang
BL Bubulak
SG Situ Gede
MJ Marga Jaya
BJ Balumbang Jaya
LW Luar Wilayah
Gun Batu Gunung Batu
LLD Laladon
Kel Kelurahan
RT Rukun Tetangga
RW Rukun Warga
dr Dokter
NO Nomor
KESWA Kesehatan Jiwa
TB PARU Tuber Kolosis Paru
KIA Kesehatan Ibu Anak
UKP Unit Kesehatan Perorangan
KPP Keselamatan Pasien Puskesmas
2. Rekam Medis RM Rekam Medis
SB Sindang Barang
BL Bubulak
SG Situ Gede
MJ Marga Jaya
BJ Balumbang Jaya
LW Luar Wilayah
RT Rukun Tetangga
RW Rukun Warga
dr Dokter
NO Nomor
KESWA Kesehatan Jiwa
TB PARU Tuber Kolosis Paru
KIA Kesehatan Ibu Anak
TL Tunggu Lama
3. Nurse Tension TD Tekanan Darah
BB Berat Badan
TB Tinggi Badan
N Nadi
RR Respiratory Rate
S Suhu
LP Lingkar Pinggang
4. Pelayanan Umum S Subjektif
O Objektif
A Asesmen
P Planning
BB Berat Badan
Kg Kilogram
TB Tinggi Badan
Cm Centimeter
RR Respiratory Rate
S Suhu
5. KIA ANC Ante Natal Care
KIA Kesehatan Ibu Anak
Posyandu Pos Pelayanan Terpadu
KI Kunjungan Ibu Hamil Pertama di
Semester Pertama
KY Kunjungan Ibu Hamil yang Ke 4
pada Trisemester 3
PN Persalinan Nakes
KF3 Kunjungan Pemberian Fe pada
Kunjungan ke 3
Kn1 Kunjungan Neonatus pada
Kunjungan Pertama
Kn Lengkap (L) Kunjungan Neonatus pada
Kunjungan ke 3
PKO Pelayanan Komplikasi Obstetri
PKN Pelayanan Komplikasi Neonatus
Balita Bawah Lima Tahun
MTBM Management Terpadu Bayi Muda
PWS Pemantauan Wilayah Setempat
BINWIL Bidan Wilayah
HPHT Hari Pertama Haid Terakhir
TP Tafsiran Partus
P4K Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi
6. Persalinan 24 Jam PEB Pre Eklampsia Berat
KPD Ketuban Pecah Dini
HDK Hipertensi Dalam Kehamilan
PER Pre Eklampsia Ringan
PAP Pintu Atas Panggul
SC Sectio Caesarea
CPD Cepallo Pelvik Disporpotion
GPA Grarida Partus Abortus
HPP Hemoragia Post Partum
DJJ Denyut Jantung Janin
VT Vagina Touch
TFU Tinggi Fundus Uteri
JTHIU Janin Tunggal Hidup
Intrauterine
HPHT Hari Pertama Haid Terakhir
TP Taksiran Persalinan
PP Post Partum
IMD Inisiasi Menyusui Dini
HAP Haemoragic Ante Parfum
7. Imunisasi BCG Bacillus Calmette Guerine
DT Difteri Tetanus
TD Tetanus Difteri
VVM Vaccine Vial Monitor
DPT – HB - Difteri Pertusis Tetanus,
HIB Hepatitis, Haemophilus Influenza
Tipe B
IPV Inactive Polio Vaccine
OPV Oral Polio Vaccine
PD3L Penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi
KIPL Kejadian Ikutan Paska Imunisasi
TT Tetanus Toksoid
ADS Auto Disable Syringl
SC Subkutan
IC Intrakutan
IM Intramuscular
8. PTM PTM Penyakit Tidak Menular
IVA Inpeksi Visual Asam Asetat
CBE Clinical Breat Examination
SSK Sambungan Skuamos Kolumnar
FR PJPD Faktor Risiko Penyakit Jantung
dan Pembuluh Darah
FR PTM Faktor Risiko Penyakit Tidak
Menular
APE Arus Puncak Ekspirasi
DM Diabetes Mellitus
IMT Indeks Massa Tubuh
TD Tekanan Darah
BB Berat Badan
TB Tinggi Badan
LP Lingkar Perut
LDL Low Density Lipoprotein
HDL High Density Lipoprotein
GDS Gula Darah Sewaktu
GDP Gula Darah Puasa
EKG Elektro Kardiografi
UBM Upaya Berhenti Merokok
KBM Klinik Berhenti Merokok
PPOK Penyakit Paru Obstruktif Kronis
KVP Kapasitas Vital Paksa
VEP Volume Ekspirasi Paksa
MVV Maxs Volume Ventilation
FVP Force Vital Capacity
VC Vital Capacity
BAC Blood Alcohol Concentration
9. GIZI PMT Pemberian Makanan Tambahan
KEK Kurang Energi Kronis
IMT Indeks Masa Tubuh
LLA Lingkar Lengan Atas
BB Berat Badan
TB Tinggi Badan
D/S Datang/Saran – Ditimbang
/Sasaran
N/D Naik/Ditimbang
2T 2 Kali ditimbang tidak naik
(turun-tetap)
BGM Bawah Garis Merah
TTD Tablet Tambah Darah
1000 HPK 1000 Hari Pertama Kehidupan
LK Lingkar Kepala
AKG Angka Kecukupan Gizi
BBLR Berat Badan Lahir Rendah
DKBM Daftar Komposisi Bahan
Makanan
GAKY Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium
KMS Kartu Menuju Sehat
KEP Kurang Energi Protein
UPGK Usaha Perbaikan Gizi Keluarga
KVA Kurang Vitamin A
AGB Anemia Gizi Besi
APPB Alat Pengukur Panjang Badan
KODARZI Keluarga Sadar Gizi
PMBA Pemberian Makan Bayi dan Anak
KP-ASI Kelompok Pendung Asi
PGS Pedoman Gizi Seimbang
ZIMBA Gizi Seimbang
10. KESLING IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah
SPAL Saluran Pembuangan Air Limbah
SAB Sarana Air Bersih
TTU Tempat – tempat Umum
TPM Tempat Pengolahan Makanan
PE Penyelidikan Epidemiologi
IS Inspeksi Sanitasi
11. PROMKES SMD Survei Mawas Diri
MMD Musyawarah Masyarakat Desa
KTR Kawasan Tanpa Rokok
PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
LOKMIN Loka Karya Mini
GERMAS Gerakan Masyarakat Sehat
12. Tata Usaha PKM Puskesmas
SB Sindang Barang
NIP Nomor Induk Pegawai

TUPOKSI Tugas Pokok dan Fungsi


Dr Dokter
SIP Surat Izin Praktek
STR Surat Tanda Registrasi
MOU Memorandum of Understanding
SDMK Sumber Daya Manusia
Kesehatan
ANJAB Analisis Jabatan
PTP Perencanaan Tingkat Puskesmas
RUK Rencana Usulan Kegiatan
RPK Rencana Pelaksanaan Kegiatan
PKP Penilaian Kinerja Pegawai
SUKWAN Sukarelawan
Drg Dokter Gigi
Am.Keb Ahli Madya Kebidanan
S.Kep Sarjana Keperawatan
SKM Sarjana Kesehatan Masyarakat
Am Kep Ahli Madya Keperawatan
S. Farm. Apt Sarjana Farmasi Apoteker
Am. Aka Ahli Madya Analisis Kimia
S.P Sarjana Pertanian
NPTT Nomor Pegawai Tidak Tetap
Ket Keterangan
SKUM Surat Keterangan untuk
Mendapatkan Tunjangan
Keluarga
S.ST Sarjana Sains Terapan
SDM Sumber Daya Manusia
TU Tata Usaha
KAPUS Kepala Puskesmas
LOKMIN Lokakarya Mini
UANG Undangan Absensi Notulensi
Gambar
UPT Unit Pelaksana Teknis
13. Farmasi PCT Paracetamol
TM Tetes Mata
SM Salep Mata
SK Salep Kulit
Dexa Dexamethason
M.F.Pulv Dibuat dalam sediaan puyer
AC Ante Coenum (sebelum makan)
PC Post Coenum (sesudah makan)
Syr Syrup
Supp Supositoria
Vag tab Vaginal tablet
Dtd Detak dosis
Gtt Gutratae
ISDN Isosorbid Dinitrat
Bicnat Bicarbonat Natrikus
THP Tri Hexy Penidil
Halo Halloperidol
IM Intra Muskuler
IC Intra Cutan
14. Gigi dan Mulut Pulp Pulpitis
GP Gangren Pulpa
GR Gangren Radix
15. Hattra Hattra Penyehat Tradisional
Akupreesure Penekan Pada Titik Meridian
Toga Tanaman Obat Keluarga
16. Keswa SCZ Schizofrenia
HDR Harga Diri Rendah
RPK Resiko Perilaku Kekerasan
ISOS Isolasi Sosial
DPD Defisit Perawatan Diri
THP Trihefipenidil
CPZ Chlorpromazin
17. TB TB Paru Tuber Kolosis Paru
AP Akhir Pengobatan
BKPM Balai Kesehatan Paru
Masyarakat
BP4 Balai Pengobatan Paru-paru
ARTI Annual Risk of TB Infection
Gerdunas - TB Gerakan Terpadu Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis
OAT Obat Anti Tuberkulosis

C. Petugas rekam medis mempertimbangkan kerahasiaan dan keamanan isi


rekam medis, membuat prosedur akses terhadap informasi medis yang
dibutuhkan, dilaksanakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
serta mempertimbangkan tingkat kerahasiaan dan keamanan informasi.

D. Petugas puskesmas yang boleh mengakses rekam medis adalah petugas


rekam medis, dokter, bidan dan perawat.

E. Akses rekam medis terdiri dari akses internal dan akses eksternal:
a. Akses internal adalah peminjaman rekam medis oleh petugas
puskesmas.
b. Akses eksternal adalah peminjaman rekam medis oleh pihak luar
yang berkepentingan dengan puskesmas.

F. Petugas rekam medis mempuanyai pelayanan rekam medis dan metode


identifikasi serta sistem pengkodean, penyimpanan, dokumentasi rekam
medis yang memudahkan petugas untuk menemukan rekam medis tepat
waktu dan untuk mencatat pelayanan yang diberikan kepada pasien:
a. SISTEM PENGKODEAN REKAM MEDIS
Sistem pengkodean rekam medis terdiri dari :
Dua digit pertama berupa huruf yang mengartikan kode wilayah
SB : Kelurahan Sindang Barang
MJ : Kelurahan Marga Jaya
BL : Kelurahan Bubulak
BJ : Kelurahan Balumbang Jaya
SG : Kelurahan Situ Gede
Empat digit berikutnya adalah kode wilayah rukun tetangga dan
rukun warga dari kelurahan tersebut
SB 01 02 ( Kelurahan Sindang Barang RT 01 RW 02)
Lima digit terakhir merupakan urutan rekam medis
SB 01 02 00001

b. SISTEM PENYIMPANAN REKAM MEDIK


1) Petugas rekam medis menerima rekam medis dari petugas poli.
2) Petugas rekam medis menyusun kembali rekam medis di rak
rekam medis sesuai nomor urut rekam medis perkelurahan.
3) Petugas rekam medis menyimpan rekam medis selama 2 tahun
dan penyimpanan informed consent serta resume selama 5
tahun.
4) Petugas rekam medis mengambil dari unit apabila belum kembali
dari unit, dilakukan pada hari itu juga
c. DOKUMENTASI REKAM MEDIS
1) Dokumentasi rekam medis dilakukan pada saat rekam medis
keluar atau pada saat pelayanan
2) Peminjaman dilakukan secara internal atau eksternal
3) Rekam medis dikembalikan wajib sebelum 24 jam

5) Petugas rekam medis menyimpan rekam medis selama 2 tahun


dan penyimpanan informed consent serta resume selama 5
tahun.

G. Petugas rekam medis menilai kelengkapan isi rekam medis, kemudian


hasilnya harus ditindak lanjuti dan dijaga kerahasiaannya.

H. Setiap pasien memiliki satu rekam medis dengan metode identifikasi


minimal dua item yaitu nama dan alamat sesuai dengan identitas
pasien.
I. Isi rekam medis mencakup identitas, keluhan, pemeriksaan, diagnosis,
pengobatan, asuhan keperawatan, kajian awal, informed consent,
tindakan, rujukan, dan resume. Ketentuan isi rekam medis sebagai
berikut:
Ditetapkan di : Bogor
Pada Tanggal : 20 April 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS SINDANG BARANG,

UTAMI SULISTYANINGSIH
LAMPIRAN V KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SINDANG BARANG
NOMOR : 800/007/SK/PKM.SB/04/2018
TENTANG UNIVERSAL PRECAUCTION (UP) DI UPT PUSKESMAS SINDANG
BARANG

UNIVERSAL PRECAUCTION (UP) DI UPT PUSKESMAS SINDANG BARANG


KOORDINATOR STERILISASI

NO. RUANG NAMA KORDINATOR

1 Ruang Tindakan Yeni Dearni Pinem, SKM

2 Ruang Pemeriksaan Pelayanan Gigi & Deti Herjanti


Mulut

3 Ruang Pelayanan Kia


Nurkhojanah, SST. Keb
4 Ruang Persalinan 24 Jam

Pengelolaan Alat yang Habis Digunakan :

A. Petugas memisahkan alat yang bersih dan alat yang kotor.


B. Petugas memisahkan alat yang memerlukan sterilisasi.
C. Petugas melakukan perawatan alat yang memerlukan perawatan
lebih lanjut dan alat yang memerlukan syarat khusus peletakannya.
D. Petugas melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan prosedur
pemeliharaan dan sterilisasi instrumen
E. Sterilisasi yang tersedia di puskesmas:
a. Sterilisasi rebus kukus
b. Sterilisasi dry heat

Ditetapkan di : Bogor
Pada Tanggal : 20 April 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS SINDANG BARANG,

UTAMI SULISTYANINGSIH
LAMPIRAN IV KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SINDANG BARANG
NOMOR : 800/007/SK/PKM.SB/04/2018
TENTANG MANAJEMEN LINGKUNGAN DI UPT PUSKESMAS SINDANG
BARANG

MANAJEMEN LINGKUNGAN DI UPT PUSKESMAS SINDANG BARANG

Penanggung Jawab Pemantauan, Pemeliharaan, dan Perbaikan


Sarana dan Peralatan UPT Puskesmas Sindang Barang :
1. Tri Susmiati
Pelaksana : 1. Nita
2. Junaedi

PENANGGUNG JAWAB TIAP RUANGAN DALAM PENANGANAN LIMBAH


PADAT MEDIS INFEKSIUS

No Nama Ruangan Penanggung Jawab

1 Ruang Tindakan Dr. Halimatus Sa’adah

2 Ruang P2P (TB Paru) Krisma Rudiana

3 Ruang Pelayanan KIA Windi Turi Rejeki

4 Ruang Persalinan 24 Jam Siti Rahmawati

5 Ruang Laboratorium Dian Sapriani Mahbub

A. Petugas puskesmas mengetahui langkah-langkah jika terjadi


kebakaran.

B. Pemantauan lingkungan fisik dilakukan oleh petugas sanitasi


puskesmas.

Penetapan Penanggung Jawab Keamanan Lingkungan Fisik UPT

Puskesmas Sindang Barang

1. Penanggung Jawab : Tri Susmiati


Tugas Pokok dan Fungsi : Melakukan monitoring dan evaluasi
pekerjaan pelaksana keamanan
Puskesmas secara berkala satu
bulan sekali
2. Pelaksana : Christopforus Erfan Pareira
Tugas Pokok : Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban
dilingkungan /kawasan kerja khususnya
pengamanan fisik ( Physical Security ).
Fungsi Satpam :
Segala usaha atau tindakan guna melindungi
dan mengamankan dari segala
gangguan/ancaman baik yang berasal dari
luar atau dari dalam Lingkungan Puskesmas.

Kegiatan-kegiatan yang pada pokoknya sebagai berikut:

a. Melaksanakan penjagaan dengan maksud mengawasi masuk


keluarnya orang atau barang dan mengawasi keadaan-keadaan
atau hal-hal yang mencurigakan disekitar tempat tugasnya.
b. Melakukan perondaan sekitar kawasan kerjanya menurut rute
dan waktu tertentu dengan maksud mengadakan penelitian dan
pemeriksaan terhadap segala sesuatu yang tidak wajar dan
tidak pada tempatnya yang dapat atau diperkirakan
menimbulkan ancaman dan gangguan serta mengatur
kelancaran lalu lintas diluar/sekitar lingkungan Puskesmas.
c. Mengambil langkah-langkah dan tindakan sementara bila
terjadi
suatu tindak pidana antara lain seperti:
1) Mengamankan tempat kejadian perkara.
2) Menangkap/memborgol pelakunya (hanya dalam hal
tertangkap tangan)
3) Menolong korban.
4) Melaporkan/meminta bantuan Polri.
5) Selanjutnya memberikan bantuan serta menyerahkan
penyelesaiannya kepada Polri yang terdekat.
6) Memberikan tanda-tanda bahaya atau keadaan darurat,
melalui alat-alat alarm dan kode kode isyarat tertentu bila
terjadi kebakaran, bencana alam atau kejadian-kejadian lain
yang membahayakan jiwa, badan atau harta benda, orang
banyak disekitar kawasan kerjanya serta memberikan
pertolongan dan bantuan penyelamatan.
C. Petugas puskesmas melakukan Pemantauan, pemeliharaan, dan
perbaikan sarana dan prasarana puskesmas.
D. Petugas puskesmas melakukan Pemeliharaan dan pemantauan
instalasi listrik air, ventilasi, gas dan sistem lain.

E. Petugas puskesmas memahami cara Penggunaan APAR.

F. Petugas puskesmas melakukan Inventarisasi, Pengelolaan,


Penyimpanan Dan Penggunaan Bahan Berbahaya.

Pengelolaan Limbah dapat dilakukan mulai dari sebagai berikut :


a. Identifikasi Limbah
1) Padat.
2) Cair.
3) Tajam.
4) Infeksius.
5) Non infeksius.
b. Pemisahan
1) Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah.
2) Pisahkan limbah sesuai dengan jenis limbah.
3) Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya.
4) Limbah cair segera dibuang ke wastafel.
c. Labeling
1) Limbah padat infeksius
 Plastik kantong kuning
 Kantong warna lain tapi diikat tali warna kuning
2) Limbah padat non infeksius
 Plastik kantong warna hitam
3) Limbah benda tajam
 Safety Box
d. Penyimpanan
1) Simpan limbah di tempat penampungan sementara khusus.
2) Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan kuat.
3) Beri label pada kantong plastik limbah.
4) Setiap hari limbah diangkat dari tempat penampungan
sementara.
5) Tidak boleh ada yang tercecer.
6) Gunakan alat pelindung diri ketika menangani limbah.

e. Treatment
1) Limbah infeksius padat,benda tajam di kirim ke dinas
kesehatan untuk di musnahkan oleh pihak ke tiga.
2) Limbah cair dalam wastafel ,diolah di IPAL Puskesmas.
f. Penanganan Limbah Pecahan Kaca
1) Gunakan sarung tangan rumah tangga.
2) Gunakan kertas koran untuk mengumpulkan pecahan benda
tajam tersebut, kemudian bungkus dengan kertas.
3) Masukkan dalam kontainer tahan tusukan beri label.
g. Penanganan Limbah Terkontaminasi
1) Untuk limbah terkontaminasi, pakailah wadah kantong-kantong
plastik yang berwarna digunakan untuk membedakan limbah
umum (yang tidak terkontaminasi dengan yang terkontaminasi)
pada sebagian besar fasilitas kesehatan.
2) Gunakan wadah (safety box) tahan tusukan untuk pembuangan
semua benda-benda tajam. (Benda-benda tajam yang tidak akan
digunakan kembali)
3) Tempatkan wadah limbah dekat dengan lokasi terjadinya limbah
itu dan mudah dicapai oleh pemakai (mengangkat-angkat
limbah kemana-mana meningkatkan risiko infeksi pada
pembawanya). Terutama penting sekali terhadap benda tajam
yang membawa risiko besar kecelakaan perlukaan pada petugas
kesehatan dan staf.
4) Peralatan yang dipakai untuk mengumpulkan dan mengangkut
limbah tidak boleh dipakai untuk keperluan lain
5) Cuci semua wadah limbah dengan larutan pembersih
disinfektan (larutan klorin 0,5% + sabun) dan bilas teratur
dengan air.
6) Gunakan Alat Perlindungan Diri (APD) ketika menangani limbah
(misalnya sarung tangan dan sepatu pelindung tertutup).
7) Cuci tangan antiseptik berbahan dasar alkohol tanpa air setelah
melepaskan sarung tangan apabila menangani limbah.
h. Membuang Limbah Berbahaya
Bahan Bahan kimia termasuk sisa-sisa bahan-bahan sewaktu
pengepakan, bahan-bahan kadaluwarsa atau kimia dekomposisi,
atau bahan kimia tidak dipakai lagi. Bahan kimia yang tidak terlalu
banyak dapat dikumpulkan dalam wadah dengan limbah terinfeksi,
dan kemudian dikirim ke dinas Kesehatan Untuk dimusnahkan.
i. Limbah Farmasi

Limbah farmasi (obat dan bahan obat-obatan), dapat dikumpulkan


dalam wadah, dan dikembalikan ke pemasok (dikirim ke Dinas
Kesehatan).

G. Petugas puskesmas melakukan Pemantauan Pelaksanaan Kebijakan


dan Prosedur Penanganan Bahan Berbahaya.

H. Petugas puskesmas melakukan Pemantauan Pelaksanaan Kebijakan


dan Prosedur Penanganan Limbah Berbahaya.

I. Petugas puskesmas melakukan Pengendalian dan Pembuangan


Limbah Berbahaya.

No. DAFTAR BAHAN BERBAHAYA


1. Alkohol 70 %
2. Jarum Hecting
3. Spuit
4. Tabung oksigen
5. Partus set
6. Pheno barbital
7. Mgs04 Ci
8. Efineprine Injeksi
9. Oksirosine Injeksi
10. Methyl Ergometrin Injeksi
11. Abocath
12. Dexamethasone Injeksi
13. Calsium Gulkonasi
14. Metanol
15. Giemsa
16. Asam Alkohol 0.3 %
17. Larutan Na Hipokloint Naclo
18. Lancet
19. Bunsen / Lampu Spirtus
20. Lidocain
21. Albothyl
22. Asam asetat
23. Vaksin
24. Ampul
25. Ethyl Klorid
26. Chkm (Paramono Clorofenol)

Ditetapkan di : Bogor
Pada Tanggal : 20 April 2018
KEPALA UPT PUSKESMAS SINDANG BARANG,

UTAMI SULISTYANINGSIH

Anda mungkin juga menyukai