Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

(Sub Unit )
KULIAH KERJA NYATA
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
TAHUN : 2017
SUB UNIT : Rejosari
UNIT : JTG-105 (Desa Tambi)
KECAMATAN : Kejajar
KABUPATEN : Wonosobo
PROVINSI : Jawa Tengah

Disusun Oleh :

No. Nama Mahasiswa No. Mahasiswa


1. Yana Bintoro Priambodo 14/362825/FA/09982
2. Azhar Zahra 15/406007/KU/19197
3. Widowati Budi Pratiwi 13/346413/KU/15787
4. Hanif Khoirudin 14/369290/PA/16367
5. Kirono Arundati 14/366751/TK/42174
6. Annisa Cahyaningsih 14/363421/EK/19872
7. Aulya Mustaqimah 14/364473/SP/26104
8. Dessy Wulandari 14/363828/PN/13537
9. Petra Yudha Fangidae 14/364735/KH/08118

BIDANG PENGELOLAAN KKN


LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Dengan telah selesainya pelaksanaan kegiatan KKN-PPM yang kami kerjakan, maka kami:

No NAMA MAHASISWA No. MHS TANDA TANGAN

1 Yana Bintoro Priambodo 14/362825/FA/09982 1…………


2 Azhar Zahra 15/406007/KU/19197 2…………
3 Widowati Budi Pratiwi 13/346413/KU/15787 3…………
4 Hanif Khoirudin 14/369290/PA/16367 4…………
5 Kirono Arundati 14/366751/TK/42174 5…………
6 Annisa Cahyaningsih 14/363421/EK/19872 6…………
7 Aulya Mustaqimah 14/364473/SP/26104 7…………
8 Dessy Wulandari 14/363828/PN/13537 8..............
9 Petra Yudha Fangidae 14/364735/KH/08118 9..............

Telah menyelesaikan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan (LPK) kami selama di lokasi KKN
PPM periode Antarsemester 2017.

Wonosobo, 2 Agustus 2017

Mengetahui/Menyetujui, .
Kepala Desa Tambi

Tri Pitoyo, SH.

NIP. 19620511 199903 1 001

Mengetahui
Camat

Iwan Widayanto, SSTP.


NIP. 19770303 199703 1 004
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya Laporan Pelaksanaan Kegiatan Kuliah
Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada
dapat selesai dengan baik. Ucapan terima kasih kepada seluruh anggota tim KKN
Dusun Rejosari yang telah membantu menyelesaikan dan menyempurnakan laporan
ini. Kata terimakasih juga tidak lupa kami ucapkan kepada perangkat desa, kader
pengabdian, dan seluruh elemen masyarakat yang membantu pelaksanaan program
KKN-PPM UGM 2017. Laporan ini terdiri dari 5 komponen penting antara lain hasil
kegiatan, pembahasan, kesimpulan, saran dan lampiran yang berisi foto pelaksanaan
setiap kegiatan. Adanya laporan ini diharapkan bisa menjadi pedoman bagi
masyarakat untuk meninjau kembali apa yang telah dilakukan dan dikembangkan oleh
mahasiswa Universitas Gadjah Mada selama kegiatan kuliah kerja nyata periode Juni-
Agustus. Mungkin hal itu saja yang dapat kami sampaikan, semoga hasil kinerja yang
telah terlaksana selama dua bulan ini dapat diwujudkan dan dikembangkan oleh
masyarakat Dusun Rejosari, Kejajar, Wonosobo.
Dengan segala kerendahan hati, kami mengucapkan rasa hormat dan
terimakasih kepada:
1) Bapak Tri Pitoyo, SH. selaku Kepala Desa Tambi
2) Bapak Agus Tiono selaku Kepala Dusun Rejosari
3) Dr. dr. Wahyudi Istiono, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing Lapangan
4) Dan seluruh pihak yang turut berkontribusi dalam menyelesaikan Laporan
Pelaksanaan Kegiatan ini

Selama penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan sub unit ini masih banyak
kekurangan, baik dalam aspek isi, sistematika, maupun bahasa yang kami gunakan.
Oleh karena itu, kami membuka saran dan kritik yang mendukung

Wonosobo, 2 Agustus 2017

Penyusun
I.LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
 Pendahuluan
Desa Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo ini
merupakan sebuah tempat yang memiliki kekayaan alam yang melimpah.
Keberadaan desa ini secara geografisnya dikelilingi dengan pegunungan. Tidak
hanya itu, hamparan kebun teh yang merupakan salah satu icon penting desa ini
juga menjadi daya tarik bagi Desa Tambi.
Desa Tambi ini terdiri dari tiga dusun yaitu dusun Tegalrejo, Dusun
Tambi, dan Dusun Rejosari. Dusun Rejosari menjadi dusun yang berbatasan
langsung dengan jalan dieng, wilayah yang cukup luas, dan masih banyak
dimanfaatkan sebagai ladang tanaman sayur sehingga hanya terdiri dari sekitar
200 kepala keluarga. Dusun ini memang tergolong dusun yang paling kecil jika
dibandingkan dengan kedua dusun lainnya. Namun permasalahan yang terjadi di
dusun Rejosari sama kompleksnya dengan dusun Tambi maupun Tegalrejo.
Kami tim KKN yang bertugas di dusun Rejosari melakukan survey di
lingkungan dusun tersebut untuk melihat permasalahan yang terjadi. Berdasarkan
hasil survey kami, terdapat banyak masalah yang terjadi. Namun masalah yang
paling mencolok di lingkungan dusun tersebut adalah masalah mengenai
pendidikan dan mengenai kesehatan serta kebersihan lingkungan.
Tingkat serta kualitas pendidikan di dusun Rejosari cukup rendah. Tingkat
putus sekolah cukup tinggi seiring tingginya tingkat pernikahan dini yang terjadi.
Bukan hanya itu, banyak anak-anak yang mengalami permasalahan dalam
mengikuti pelajaran di sekolah sehingga banyak diantara mereka yang tidak
mampu mengejar pelajaran. Sehingga dapat dikatakan kualitas pendidikan anak-
anak di dusun Rejosari memiliki tingkat yang rendah.
Masalah terjadi juga di lingkungan sekitar dusun. kesehatan dan kebersihan
lingkungan Rejosari juga masih dalam kondisi yang memprihatinkan. Pengelolaan
sampah masih kurang. Kebersihan juga masih dirasa kurang, terbukti dengan
penggunaan sungai sebagai jamban umum dikarenakan ketidak tersediaan
jamban di setiap rumah. Tidak hanya itu, distribusi air di dusun Rejosari tidak
merata. Padahal seperti yang kita ketahui, kebersihan dan kesehatan lingkungan
sangat perlu untuk diperhatikan mengingat kesehatan lingkungan akan
berdampak pada kesehatan individu pula.
Atas dasar permasalahan tersebut, kami sebagai tim KKN UGM merancang
dan melaksanakan program-program untuk membantu menyelesaikan masalah
yang terjadi. Dalam proses melaksanakan program tersebut, kami bekerja sama
dengan masyarakat dan perangkat desa guna tercapainya kesuksesan program
untuk dusun ini. Program yang dilakukan sesuai dengan bidang-bidang ilmu
masing masing individu anggota tim KKN UGM. Terapan ilmu tersebut kami
aplikasikan untuk memberi masukan serta menyelesaikan semua program yang
telah dirancang.

 Pembahasan
Tim KKN yang bertanggung jawab di dusun Rejosari berjumlah 9 orang yang
terdiri dari 4 kluster yang berbeda dengan asal fakultas yang masing-masing
berbeda. Pembahasan dari masing-masing program berdasarkan kluster, bidang
kerja, dan kode sub sektornya antara lain:
A. Kluster Kesehatan-Kedokteran
- Bidang kerja kedokteran / keperawatan
1. Kode sub sektor: 4.2.01
Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Kegiatan ini didasari oleh karena kesadaran warga desa Tambi
terhadap kebersihan lingkungan sangat rendah, terutama dalam
halnya pembuangan sampah ke sungai atau saluran air, minimnya
pengadaan jamban di tiap rumah, dll. Karena itu kami bantu dengan
memberikan edukasi PHBS ke dalam skala kecil ibu-ibu arisan hingga
perkumpulan ibu hamil dan posyandu balita. Karena apabila kami
lakukan penyuluhan secara massal dirasa akan lebih sulit untuk
mengundang warga datang ke penyuluhan. Penyuluhan yang kami
berikan meliputi: kebersihan rumah tangga, kebersihan lingkungan,
dan mengatasi sakit pada anak di rumah.
Hasil dari kegiatan ini adalah informasi yang diberikan
harapannya dapat menjadi dorongan bagi masyarakat untuk
menciptakan hidup yang bersih dan sehat minimal dalam skala
keluarga guna mencegah berbagai penyakit di kemudian hari.
Penyuluhan ini dirasa penting karena tanpa disadari tidak semua
keluarga paham betul pentingnya PHBS.

Gerakan cuci tangan massal (CITAMAS)


Kegiatan gerakan cuci tangan massal yang benar ini bersamaan
dengan kegiatan gerakan sikat gigi massal. Kegiatan ini dilaksanakan
di SD 1 Tambi dengan sasaran siswa kelas 1-3.
Hasil dari kegiatan ini yaitu penyuluhan tentang cuci tangan yang
benar, dan kapan saja kita harus cuci tangan. Selain memberikan
penyuluhan, kami juga memberikan hafalan berupa nyanyian untuk
memudahkan siswanya dan diakhir acara kami melaksanakan praktek
cuci tangan yang benar.
Hambatan dari kegiatan ini adalah kurang kondusifnya anak-anak
yang mereka terlalu bersemangat untuk cuci tangan dan kebanyakan
dari mereka mendahului kegiatan cuci tangan sebelum mendengarkan
instruksi dari kami. Namun, secara keseluruhan kegiatan ini berjalan
lancar dan mendapat dukungan dari pihak sekolah.

2. Kode sub sektor: 4.2.34


Tambi lawan TB (penyuluhan dan pemeriksaan TB tingkat desa)
Tambi Lawan TB merupakan program berupa
penyuluhan/edukasi langsung dari rumah ke rumah (door to door)
disertai dengan skrining dahak sewaktu-pagi-sewaktu. Program ini
diadakan karena Desa Tambi merupakan daerah endemik
Tuberkulosis dan merupakan salah satu desa yang menyumbang
angka penderita TB terbanyak di Kecamatan Kejajar. Program Tambi
Lawan TB dilaksanakan pada tanggal 20 – 21 Juli 2017. Program ini
dilaksanakan oleh mahasiswa KKN bekerja sama dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten Wonosobo, TB Care Aisiyah, dan kader
posyandu Desa Tambi. Pada tahap persiapan, kesulitan yang kami
hadapi adalah sulitnya mencari fasilitas kesehatan yang bersedia
memfasilitasi skrining TB. Hal ini dikarenakan kurangnya tenaga
laboran di Puskesmas Kejajar I yang mengampu Desa Tambi sehingga
tidak mampu memfasilitasi skrining TB. Kemudian kami mencari
alternatif lain dan mengajukan kerjasama ke Puskesmas lainnya di
Kabupaten Wonosobo. Selain itu kami mengunjungi Dinas Kesehatan
dan memaparkan mengenai program Tambi Lawan TB dan kesulitan
yang dihadapi. Dari beberapa fasilitas pelayanan kesehatan yang kami
datangi, Dinas Kesehatan memberikan respon positif. Labkesda Dinas
Kesehatan Kabupaten Wonosobo bersedia membantu dalam
pemeriksaan dahak suspek TB secara gratis, serta memfasilitasi pot
dahak yang sesuai standar. Kami juga bekerja sama dengan TB Care
Aisiyah dalam hal materi penyuluhan dan mendapat bantuan berupa
flipchart, pamflet, dan poster penyuluhan TB.
Pencarian suspek TB dilakukan dengan meminta bantuan dari
kader Posyandu. Warga yang rumahnya kami datangi adalah warga
yang memiliki anggota keluarga positif TB dan warga yang memiliki
gejala batuk lama. Data mengenai warga yang positif TB didapatkan
dari Puskesmas Kejajar I dan laporan kader. Pelaksanaan penyuluhan
dilakukan pada tanggal 20 Juli 2017 dengan didampingi oleh kader
posyandu. Kendala yang dialami adalah warga yang kami datangi
kebanyakan berprofesi sebagai petani sehingga tidak ada di rumah
pada pagi-siang hari sementara dahak sewaktu pertama harus dikirim
ke Labkesda sebelum jam 2 siang. Selain itu, sulit untuk membujuk
suspek TB agar mau memberikan dahaknya untuk diperiksa karena
warga kebanyakan malu kepada tetangga di sekitarnya. Sehingga dari
rumah-rumah yang kami datangi, kami hanya mendapatkan enam
sampel dahak untuk diperiksa. Dilanjutkan dengan pengambilan dahak
pagi-sewaktu kedua pada tanggal 21 Juli 2017 dikirim ke Labkesda.
Pengiriman sampel dahak sendiri cukup memakan waktu karena jarak
antara Desa Tambi – Labkesda yang cukup jauh, sekitar 14 km.
Kendala lain yang kami hadapi adalah program skrining TB cukup sulit
untuk dilakukan mengingat jumlah anggota kluster medika yang sedikit.
Dari hasil skrining Labkesda, enam orang yang kami ambil
sampel dahaknya memberikan hasil negatif. Hal ini berlawanan
dengan gejala dari suspek. Langkah selanjutnya, perlu
dipertimbangkan pemeriksaan lebih lanjut dengan chest x-ray pada
suspek. Secara keseluruhan bidan desa dan kader menyambut baik
program ini. Akan tetapi, kesadaran masyarakat Desa Tambi yang
mengalami gejala batuk >2 minggu untuk memeriksakan dahaknya
masih sangat kurang.

Senam senang dan sehat lansia


Senam lansia dilaksanakan secara terintegrasi dengan program
penyuluhan penyakit degeneratif dan pemeriksaan kesehatan umum. .
Senam lansia bertujuan agar lansia dapat mempraktekkan olahraga
ringan yang mudah dilakukan dan tidak memberatkan. Senam lansia
bermanfaat untuk membantu tubuh tetap bugar, melatih tulang tetap
kuat, dan mendorong jantung bekerja optimal.
Senam lansia dilaksanakan sebanyak dua kali bersamaan
dengan posyandu lansia pada tanggal 25 – 26 Juli 2017. Kegiatan ini
diikuti oleh 30 orang lansia. Kegiatan ini didampingi oleh bidan desa
dan kader posyandu. Kami bersama bidan dan kader bersama-sama
memimpin gerakan senam lansia. Gerakan senam lansia mudah untuk
dilakukan sehingga semua lansia dapat mengikuti senam dengan baik.
Gerakan yang diajarkan mudah diingat sehingga lansia dapat langsung
mempraktekkan senam tersebut dimana saja dan kapan saja. Kendala
yang dihadapi adalah ruangan yang digunakan untuk senam lansia
tidak cukup luas untuk bergerak dengan leluasa.

3. Kode sub sektor: 4.2.16


Pengenalan dan penerapan dokter kecil tingkat sekolah dasar
Dokter kecil merupakan siswa yang memenuhi kriteria dan telah
terlatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan
lingkungannya. Tujuan dari diadakannya dokter kecil di sekolah dasar
yaitu mengajak serta siswa lain untuk menjalankan usaha kesehatan
dirinya, mengusahakan tercapainya kesehatan lingkungan yang baik di
sekolah maupun di rumah, dan membantu guru dan petugas
kesehatan pada saat menyelengarakan pelayanan kesehatan di
sekolah.
Program ini dilakukan di SD 1 Tambi dengan target sasaran
adalah peserta didik kelas 4 dan 5 yang nantinya akan mengikuti lomba
dokter kecil. Pada saat pelaksanaan, siswa kelas 4 dan 5 diambil 4
orang ditiap kelasnya untuk dilatih tentang penerapan dokter kecil.
Materi yang diberikan meliputi makanan sehat, pencegahan penyakit
menular, dan pertolongan pertama pada kecelakaan.
Hambatan yang dialami saat menjalankan program ini yaitu
sulitnya mengatur siswa-siswa yang lebih asyik untuk mengobrol
dengan teman yang lain sehingga teman yang ingin berkonsentrasi
terganggu oleh keramaian anak-anak yang lain. Namun, secara
keseluruhan program ini berjalan cukup baik karena antusiasme siswa
untuk praktek tentang P3K yang cukup besar.

4. Kode sub sektor: 4.2.05


Penyuluhan kesehatan reproduksi
Program penyuluhan kesehatan reproduksi dilaksanakan pada
tanggal 21 Juli 2017. Pada program ini dilakukan penyuluhan
mengenai HIV/AIDS, cara penularan HIV/AIDS, pencegahan
HIV/AIDS, serta bahaya yang ditimbulkan. Sasaran program ini adalah
40 orang wanita hamil di Desa Tambi. Pada program ini, mahasiswa
KKN bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Wonosobo yang diwakili
oleh LSM Wonosobo Youth Center (WYC) dan Puskesmas Wonosobo
I. Kami mendapatkan bantuan tim berupa tenaga penyuluh HIV/AIDS
dari Puskesmas Wonosobo I dan fasilitas pemeriksaan HIV gratis atau
VCT-mobile. Selain itu, program ini juga melibatkan bidan desa dan
kader posyandu Desa Tambi untuk mengundang ibu hamil.
Program ini merupakan inisiatif dari tim KKN untuk ibu hamil di
Desa Tambi. Tes VCT (Volunteer Counseling Test) merupakan tes
wajib untuk setiap ibu hamil, namun fasilitas kesehatan yang
mengampu Desa Tambi belum mampu untuk menyelenggarakan Tes
VCT. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan Dinas Kesehatan
Wonosobo dan Puskesmas Wonosobo 1 untuk menyampaikan
penyuluhan sekaligus melakukan pemeriksaan VCT dan konseling
kepada ibu hamil.
Kesulitan yang dihadapi pada persiapan program ini adalah
sulitnya koordinasi dengan banyak pihak yang terlibat dan bekerja
sama pada pelaksanaan program ini serta sulitnya menentukan
tanggal pelaksanaan program. Isu HIV/AIDS masih menjadi hal yang
sensitif untuk dibahas sehingga penyampaian harus diberikan secara
hati-hati agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakaat.
Pada akhirnya program ini dapat berhasil dengan sukses dan disambut
dengan baik oleh masyarakat dan ibu memahami pentingnya dilakukan
Tes VCT pada kehamilan untuk mencegah transmisi HIV dari ibu ke
janin. Selain ibu hamil, pemeriksaan VCT juga dilakukan pada kader
kesehatan, bidan desa, dan mahasiswa kluster medika KKN. Sehingga
kami sendiri memahami rasa takut dan was-was yang dihadapi ketika
melakukan pemeriksaan HIV/AIDS. Hasil VCT yang dilakukan
dilaporkan dengan pendekatan personal, yaitu apabila ada hasil positif,
penderita akan ditelfon oleh pihak Puskesmas secara langsung. Dari
pemeriksaan yang dilakukan, pihak lab melaporkan bahwa semua
sampel yang diambil menunjukkan hasil negatif. Ke depannya, kami
berharap pelaksanaan program ini dapat dilanjutkan dan sasaran
program ini perlu diperluas ka arah kelompok berisiko.

5. Kode sub sektor: 4.2.21


Penyuluhan penyakit degeneratif dan sosialisasi pola makan guna
meningkatkan kualitas hidup lansia
Pelaksanaan program penyuluhan penyakit degeneratif
dilaksanakan secara bertahap di tiap-tiap Dusun. Materi yang diberikan
pada saat penyuluhan berisi tentang penyakit tidak menular yang
banyak diderita oleh masyarakat Desa Tambi terutama lansia, yaitu
diabetes melitus, osteoporosis, dan asam urat. Penyuluhan ini
dilakukan secara bertahap di kelompok arisan dan posyandu lansia.
Pelaksanaan penyuluhan mengenai Diabetes Melitus telah
dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 2017 di kelompok arisan RT 03 Dusun
Rejosari, dihadiri 20 orang lansia dan pra-lansia. Dilakukan penyuluhan
osteoporosis pada tanggal 25 Juli 2017 bersamaan dengan
pelaksanaan posyandu lansia dan dihadiri 50 orang lansia. Penyuluhan
asam urat dilakukan pada tanggal 26 Juli 2017 di Dusun Tegalrejo
dihadiri oleh 30 orang lansia. Pelaksanaan program ini terintegrasi
dengan pelaksanaan posyandu lansia dan dilaksanakan bersamaan
dengan pemeriksaan kesehatan umum dan senam lansia. Kami
bekerja sama dengan bidan desa dan kader Posyandu dalam
menyelenggarakan penyuluhan ini.
Hasil penyuluhan ini adalah peserta dapat mengidentifikasi
apakah dirinya merupakan kelompok berisiko, mengetahui cara
pencegahan penyakit, dan perubahan gaya hidup terutama terkait diet
dan aktivitas fisik yang dapat mencegah penyakit degeneratif.
Penderita yang mengalami gejala-gejala penyakit, misalnya diabetes
melitus dianjurkan untuk memeriksakan diri ke Puskesmas. Pada saat
pelaksanaan penyuluhan hambatan yang dirasakan berupa hambatan
bahasa. Kebanyakan lansia tidak dapat berbicara Bahasa Indonesia,
sehingga komunikasi pada saat penyuluhan dan tanya jawab harus
dilakukan dalam Bahasa Jawa. Respon yang diberikan terhadap
program sangat baik.
6. Kode sub sektor: 4.2.23
Pemeriksaan kesehatan umum lansia
Usia lansia dan pra-lansia merupakan faktor risiko terjangkitnya
berbagai penyakit degeneratif dan metabolik seperti Hipertensi,
Diabetes Melitus, penyakit jantung, Asam Urat, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan umum secara
rutin pada lansia untuk mencegah timbulnya komplikasi dari penyakit
tersebut. Program pemeriksaan kesehatan umum lansia telah
dilaksanakan pada 25 – 26 Juli 2017 di Dusun Tambi dan Tegalrejo
berupa pemeriksaan berat badan dan pemeriksaan tekanan darah.
Karena banyaknya lansia yang terjangkit penyakit tidak menular
(PTM) tersebut, perlu diadakan tindakan preventif sejak usia pra-lansia
pada generasi yang lebih muda. Oleh karena itu, kami sebagai
mahasiswa KKN bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten
Wonosobo mencetuskan dan mengawali program pemerintah yaitu
POSBINDU PTM. Tujuan utama kegiatan POSBINDU PTM adalah
untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan
penemuan dini faktor risiko PTM. Oleh karena itu sasaran POSBINDU
PTM cukup luas mencakup masyarakat usia 15 tahun ke atas baik itu
dengan kondisi sehat, masyarakat berisiko maupun masyarakat
dengan kasus PTM. Kegiatan POSBINDU mencakup penggalian
informasi faktor risiko dengan wawancara sederhana tentang riwayat
PTM pada keluarga dan diri sendiri, pengukuran berat badan, tinggi
badan, indeks massa tubuh (IMT), lingkar perut, analisis lemak tubuh,
dan tekanan darah. Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan gula darah
dan kolesterol.
Untuk melaksanakan POSBINDU PTM, terlebih dahulu
dilaksanakan pelatihan kader. Kami bekerja sama dengan Dinas
Kesehatan untuk menyelenggarakan pelatihan kader. Pelatihan kader
POSBINDU telah dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2017. Acara ini
diikuti oleh perwakilan kader sebanyak 22 orang dan dihadiri oleh
perwakilan perangkat desa dan Ibu Kepala Desa. Setiap kader
mendapat kesempatan untuk mempraktekkan kegiatan POSBINDU
mulai dari pendaftaran dan deteksi faktor risiko, pemeriksaan lab
sederhana dan konseling hasil pemeriksaan. Respon kader terhadap
pelatihan ini sangat positif dan kader sangat antusias dalam membantu
pelaksanaa program.
Selain itu, Dinas Kesehatan juga memberikan bantuan berupa
Dinas Kesehatan berupa strip pemeriksaan gula darah, kolesterol, dan
peminjaman alat Body Fat Analyzer. Selanjutnya, pelaksanaan
POSBINDU ke masyarakat dilakukan pada tanggal 31 Juli 2017. Acara
ini dibuka oleh sekretaris desa dan bidan desa, serta diikuti oleh 50
orang warga Dusun Tambi. Kegiatan POSBINDU mencakup skrining
faktor risiko, pengukuran berat badan, tinggi badan, indeks massa
tubuh (IMT), lingkar perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan darah
kemudian diakhiri dengan konseling kesehatan. Kegiatan ini
dilaksanakan tanpa dipungut biaya. Kendala yang dihadapi pada
pelaksanaan program ini adalah koordinasi dengan pihak-pihak yang
terlibat dalam program ini dan sulitnya mengatur warga agar tetap tertib
mengantri. Selain itu, tantangan yang dihadapi adalah kami melakukan
pemeriksaan dan konseling sembari membimbing dan mengajarkan
kader. Pembimbingan dan pendampingan kepada kader penting untuk
dilakukan agar ketika mahasiswa KKN sudah tidak bertugas di Desa
Tambi, program ini tetap dapat berjalan. Secara keseluruhan program
ini berjalan dengan sukses dan POSBINDU diperkenalkan untuk
pertama kalinya di Desa Tambi. Perwakilan desa menyambut positif
program ini dan bersedia mengusahakan anggaran belanja desa untuk
pelaksanaan POSBINDU selanjutnya. Kami berharap dana
pelaksanaan POSBINDU dapat diajukan ke dalam anggaran belanja
desa untuk seterusnya sehingga Desa Tambi dapat memiliki peralatan
POSBINDU yang lengkap.

7. Kode sub sektor: 4.2.19


Penyuluhan pentingnya imunisasi bagi balita dan pengetahuan
bagi orangtua
Pemberian penyuluhan pentingnya imunisasi bagi balita menjadi
hal yang sangat penting untuk diberikan, sebab imunisasi harus rutin
diberikan kepada balita sesuai umurnya mulai dari 0 bulan sampai
dengan 24 bulan. Penyuluhan ini mencakup pemberian informasi
mengenai vaksin palsu, kapan vaksin tidak boleh diberikan, dan
bagaimana posisi anak ketika divaksinasi. Penyuluhan dilaksanakan di
Balai Desa Tambi yang bekerjasama dengan bidan desa Tambi dan
kader kesehatan Desa Tambi.
Selama pelaksanaan penyuluhan imunisasi balita sedikit tidak
kondusif dikarenakan banyaknya warga Tambi yang membawa balita
yang akan diimunisasi dan banyaknya balita yang rewel. Namun
secara keseluruhan program ini sudah berjalan dengan baik dan
antusias warga untuk mengikuti penyuluhan terkait imunisasi bagi
balita sangat tinggi.

8. Kode sub sektor: 4.2.04


Penyuluhan gizi seimbang anak di Posyandu
Secara umum masalah gizi di Indonesia, terutama Kekurangan Energi
Protein (KEP) merupakan salah satu masalah kesehatan anak yang
menjadi masalah khusus. Angka kejadian tertinggi terjadi pada anak di
bawah 5 tahun. Penyebab terjadinya kekurangan gizi pada balita
adalah kurangnya engetahuan orangtua akan bahan makanan yang
bergizi serta kurang mengerti mengenai bagaimana cara pemberian
makan kepada balita dengan benar sehingga asupan gizi kurang.
Tujuan diadakannya penyuluhan gizi seimbang yaitu untuk
memberikan edukasi serta memberikan informasi dan pengetahuan
mengenai gizi seimbang pada balita.
Program penyuluhan gizi seimbang untuk anak merupakan
program sosialisasi mengenai gizi yang tepat bagi balita, ibu hamil, dan
ibu menyusui. Program ini memiliki target ibu-ibu yang memiliki anak
yang sedang mengantarkan ke Posyandu ditiap bulannya. Banyak
bantuan yang didapatkan dalam menjalani program ini. Salah satunya
dari kader Posyandu di Rejosari. Beliau membantu untuk
mempersiapkan ibu-ibu yang sudah menimbang anak-anaknya agar
setelah selesai kemudian melanjutkan untuk mengikuti penyuluhan
mengenai gizi seimbang anak.
Hambatan yang dialami pada saat menjalankan program ini
adalah sulitnya untuk mengajak ibu-ibu untuk datang mengikuti
penyuluhan karena sebagian besar setelah mereka menimbangkan
anaknya di Posyandu, mereka langsung pulang.

- Bidang kerja kedokteran gigi


1. Kode sub sektor: 4.2.02
Gerakan sikat gigi massal (SIGIMAS)
Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk mengenalkan cara sikat
gigi yang benar kepada siswa SD kelas 1,2,3 serta membiasakan sikat
ggi minimal 2 kali sehari, selain dengan guru SD kami juga bekerja
sama dengan pihak dokter gigi dari puskesmas kejajar 1 untuk
membantu dalam melakukan screening kesehatan gigi dan mulut.
Keterlibatan siswa SD sangat senang dan antusias karena juga
difasilitasi sikat gigi yang diberikan secara gratis. Karena sasaran yang
kami hadapi adalah siswa SD maka kesulitan yang kami rasakan
adalah mengatur jalannya kegiatan terutama dalam melakukan sikat
gigi massal dengan cara yang benar. Namun kegiatan ini dapat
berjalan dengan baik dan lancar.
Hasil kegiatan yang kami peroleh adalah kepuasan kami dalam
mengajarkan cara dan jadwal sikat gigi yang baik dan benar kepada
anak-anak siswa SD. Kegiatan SIGIMAS ini dilakukan serentak pada 3
SD Tambi yang berbeda, dan ketiganya dapat berjalan dengan lancar
dan sesuai rencana. Walaupun kegiatan SIGIMAS kerap dilakukan
oleh mahasiswa KKN pada umumnya, harapannya kegiatan ini perlu
tetap dilakukan untuk terus follow-up kesehatan gigi dan mulut
terutama pada anak-anak yang umumnya belum peduli dengan
kesehatan giginya dan sering konsumsi makanan dan minuman yang
memicu kerusakan gigi.
- Bidang kerja farmasi
1. Kode sub sektor: 4.2.03
Penyuluhan bahaya penyalahgunaan Narkotika dan perilaku
merokok
Kegiatan ini berlandaskan karena mayoritas pemuda dan pria dewasa
di desa Tambi adalah perokok dan pemuda putus sekolah serta tidak
bekerja. Karena itu kami berniat hati untuk mencegah waktu luang yang
mereka digunakan untuk hal buruk seperti Narkoba. Kami memberikan
penyuluhan tentang bahaya Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif
selain itu bekerja sama dengan mahasiswa fakultas hukum dari sisi
hukuman bagi pengguna. Karena penyuluhan ini dianggap tabu dan
tidak secara langsung menguntungkan bagi warga, sehingga kami
kesulitan untuk mengumpulkan warga atau pemuda sebagai sasaran
penyuluhan. Walaupun waktu pelaksanaan sangat terlambat, namun
penyuluhan tetap kami lakukan terhadap sekitar 10 pemuda yang
datang.
Hasil yang kami dapat, para pemuda dapat memahami bahaya
Narkoba serta hukuman bagi penggunanya. Selain itu, penyuluhan
Narkoba ini sangat jarang diberikan di pembelajaran sekolah maupun
fasilitas kesehatan di desa. Sehingga harapannya, para pemuda desa
Tambi dapat mengerti bahaya Narkoba dan mampu menolak ketika
tawaran Narkoba itu datang kapanpun dan dimanapun.

2. Kode sub sektor: 4.2.39


Sosialisasi penanaman TOGA pada halaman pekarangan rumah
warga
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kesadaran bagi warga agar
tidak sedikit-sedikit meminum obat untuk penyakit ringan melainkan
memanfaatkan tanaman obat keluarga (TOGA) yang sebenarnya
dapat ditanam dan digunakan dengan mudah secara mandiri. Karena
itu, kami mencoba untuk membagikan informasi terkait penggunaan
beberapa tanaman yang mampu dimanfaatkan sebagai pengobatan
terhadap penyakit ringan, seperti demam, batuk, flu, masuk angin, dll.
Serta kami berintegrasi dengan mahasiswa pertanian agar sosialisasi
dilanjutkan untuk penanaman TOGA di halaman pekarangan warga
yang umumnya tidak diisi dengan tanaman yang bermanfaat (TOGA).
Penyuluhan ini kami lakukan bersamaan dengan perkumpulan ibu-ibu
PKK sehingga harapannya dapat menjadi informasi yang penting bagi
ibu-ibu rumah tangga dan dapat disebarkan ke ibu-ibu lain yang tidak
secara langsung kami sampaikan. Penyuluhan ini dapat berjalan
dengan baik dan lancar, serta hambatan dan tantangan dapat teratasi
oleh panitia dari mahasiswa medika.
Hasil dari kegiatan ini adalah penerima penyuluhan dapat
memahami langkah praktis dalam mengolah dan memanfaatkan
tanaman sebagai obat penyakit ringan, yaitu disari minum dan diparut
oleskan. Ibu-ibu PKK menerima informasi dengan antusias dan dapat
bertukar informasi mengenai pengobatan herbal karena penyuluhan
TOGA ini jarang diberikan ke warga dan harapannya TOGA yang
disebarkan ke warga dapat ditanam dan dirawat dengan baik sehingga
masyarakat dapat memanfaatkan potensi dari masing-masing TOGA.

3. Kode sub sektor: 4.2.34


Gerakan minum obat anticacing guna mencegah penyakit kaki
gajah (PILKAGA)
Kegiatan ini merupakan program dinas kesehatan skala
kabupaten Wonosobo, yang bertujuan untuk mencegah penularan
penyakit kaki gajah sejak dini. Pelaksanaan ini dikoordinasi oleh
puskesmas kejajar 1 dan secara teknis dibantu oleh kader desa.
Antusias warga cukup tinggi karena kegiatan ini dilakukan dengan
peminuman obat pencegah kaki gajah secara gratis. Berdasarkan
rekap data pendaftaran, dusun Rejosari telah merangkul sekitar 80%
warga yang turut serta dalam gerakan PILKAGA ini, yang kemudian
dibantu kader untuk mengantarkan obatnya ke warga yang tidak
datang. Saat pelaksanaan hanya pada teknis peminuman bagi anak-
anak yang sulit menelan hingga menolak meminum obatnya karena
besar atau pahit. Persiapan Kegiatan ini membutuhkan waktu cukup
panjang untuk membungkus obat-obatan yang akan didistribusikan
yang dosisnya berdasarkan usia.
Hasil dari kegiatan ini adalah kami dapat memfasilitasi warga
desa Tambi mendapatkan obat unutk mencegah penularan penyakit
kaki gajah yang umumnya melalui vektor nyamuk sehingga bisa terjadi
secara tidak diduga. Program ini merupakan tahun pertama di
Wonsobo, yang kemudian akan dilanjutkan 5 tahun ke depan secara
berturut-turut agar angka risiko penyakit kaki gajah pada warga
Wonosobo dapat ditekan. Dengan begitu perlunya koordinasi
puskesmas dengan kader desa untuk tahun-tahun berikutnya serta
perlu adanya penyuluhan yang mengutip pentingnya minum obat
anticacing kaki gajah ini agar program 5 tahun ini dapat terlaksana
sesuai rencana.

B. Kluster Agro
- Bidang kerja pertanian
1. Kode sub sektor: 2.2.19
Penyuluhan Penggunaan Pestisida secara 6T (Tepat Jenis, Tepat
Dosis, Tepat Waktu, Tepat Sasaran, Tepat Aplikasi dan Tepat Mutu)
Pestisida merupakan zat kimia yang dapat membasmi organisme
pengganggu tanaman yang dapat menimbulkan kerugian panen. Petani
tidak dapat terlepas dari penggunaan pestisida sebab pestisida
merupakan penunjang kegiatan budidaya yang dilakukan tidak
terkecuali petani di Desa Tambi. Penggunaan pestisida oleh petani di
desa ini terbilang cukup tinggi, untuk tanaman kubis sendiri setiap tiga
hari sekali harus disemprot pestisida dan intensitas ini meningkat ketika
musim hujan tiba. Tanaman cabai juga tidak terlepas dari penggunaan
pestisida ditunjukkan dengan penampakan buah cabai seperti dibedaki
(ada bagian yang tertempel residu pestisida sehingga bagian tersebut
berwarna putih) ketika buah cabai dipanen. Pengaplikasian pestisida
juga tidak sejalan dengan prosedur yang ada seperti petani yang
mengaplikasikan tidak menggunakan alat-alat untuk menjaga tubuh
agar tidak terkena residu secara langsung yang ditakutkan residu
tersebut akan mengakibatkan gangguan kesehatan.
Program ini terealisasi pada tanggal 18 Juni 2017 selama 2 jam
dan dihadiri sekitar 15 orang petani. Program ini dirasa penting
dilakukan untuk menanggulangi pemakaian pestisida yang berlebihan.
Penyuluhan program 6T menekankan pemakaian pestisida secara
tepat waktu, tepat jenis, tepat dosis, tepat sasaran, tepat aplikasi, dan
tepat mutu. Petani di Desa Tambi jarang menggunakan metode 6T
dalam kesehariannya memelihara tanaman pertanian. Ketika
penyuluhan dilaksanakan anggota kelompok tani terlihat antusias
mendengarkan dan bertanya. Kemungkinan hambatan yang akan
dihadapi adalah petani masih jarang mengaplikasikan program tersebut
pada proses pemliharaan tanaman yang dilakukan dikarenakan petani
belum mendapatkan dampak yang ditimbulkan dari penggunaan
pestisida tanpa aturan. Petani merasa semua yang dilakukan
berdasarkan pengalaman yang sudah dialami. Tetap pada pendirian,
program ini harus tetap dilaksanakan (dilakukan secara terus menerus)
karena hal ini penting bagi kesejahteraan petani.

2. Kode sub sektor: 2.2.08


Pembinaan Teknis Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Kubis
Akar gada merupakan penyakit tanaman kubis yang paling sering
meresahkan petani karena dapat menimbulkan gagal panen dan
akhirnya petani merugi. Petani Desa Tambi menyatakan bahwa akar
gada merupakan penyakit yang paling sulit di cegah. Penyakit akar
gada disebabkan oleh jamur dan nematoda yang ada pada tanah.
Biasanya petani Desa Tambi mengaplikasikan pestisida untuk
mencegah terserangnya penyakit akar gada pada tanaman kubis.
Mengingat seringnya pengaplikasian pestisida ini dilakukan maka
petani harus diberikan alternatif pengobatan tanaman selain
menggunakan pestisida kimia.
Tercetus ide pestisida nabati sebagai pengganti pestisida kimia
untuk menanggulangi akar gada. Pestisida nabati dari daun sirih dirasa
mampu untuk mencegah tanaman kubis terserang penyakit akar gada.
Selama penyuluhan dan pembinaan pembuatan pestisida nabati dari
daun sirih dilakukan petani tampak antusias mendengarkan dan
bertanya masalah kandungan bahan apa yang terdapat pada sirih
sehingga dapat mencegah terserangnya penyakit akar gada pada
tanaman kubis. Sebelum penyuluhan dilakukan, mahasiswa sudah
membuat pestisida nabati sebagai bahan penyuluhan. Pada saat
penyuluhan mahasiswa juga mempraktikkan cara membuat pestisida
nabati. Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2017 selama
satu jam dengan jumlah petani yang datang sekitar 15 orang.
Kendala yang dihadapi adalah petani masih belum bisa beralih
dari pestisida kimia serta bagaimana pengaplikasian pestisida nabati
daun sirih dilakukan jika tanaman yang dimiliki petani berjumlah banyak
serta berpengaruhkah terhadap pengeluaran (banyak atau tidak)
mereka. Program ini masih berpotensi untuk dilanjutkan melihat
komoditas kubis menjadi salah satu komoditas andalan petani di Desa
Tambi dan penggunaan pestisida yang tidak aturan menjadi alasan
program ini harus tetap dilakukan.

Pembinaan Teknis Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman


Cabai
Penyakit kuning pada tanaman cabai merupakan penyakit yang
sering ditemui pada lahan pertanian di Desa Tambi. Penyakit ini
menurut para petani sangat sulit untuk dikendalikan dan dampak
terburuk yang ditimbulkan adalah kegagalan panen pada cabai sebab
tidak bisa menghasilkan buah. Pengendalian yang dilakukan petani
pada penyakit tanaman cabai ini lebih kepada pengoplosan pestisida
dikarenakan petani tidak tahu pestisida apa yang harus digunakan.
Berdasarkan pemaparan dan hasil observasi yang dilakukan maka
program pengendalian hama dan penyakit tanaman cabai penting
dilakukan yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan pestisida.
Program ini menekankan pengendalian hayati memanfaatkan
tanaman refugia yaitu tanaman yang dapat menjadi habitat musuh
alami sehingga memutuskan rantai penyebaran penyakit kuning yang
disebabkan oleh vektor hama kutu kebul. Musuh alami ini nantinya akan
menjadi predator kutu kebul dan menyebabkan rantai penyebaran
penyakit terputus. Pada saat penyuluhan dilakukan antusiasme petani
terlihat cukup tinggi ditunjukkan dengan banyaknya petani yang
bertanya mengenai tanaman refugia. Tanaman refugia dirasa cukup
asing manfaatnya bagi petani padahal tanaman tersebut sering
dijumpai sebagai tanaman liar yang tumbuh di lahan petani. Sebelum
penyuluhan dilakukan, mahasiswa menyiapkan bibit tanaman refugia
yang sudah dipelihara selama 3 minggu sebelum akhirnya ditanam
pada lahan petani. Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2017
selama satu jam dengan jumlah petani yang datang sekitar 15 orang.
Mengingat banyaknya petani yang masih asing dengan tanaman
refugia, maka program ini wajib diberi kelanjutannya tentunya dengan
memberi macam-macam pengetahuan tentang macam-macam
tanaman refugia. Selain itu mungkin program Pengendalian Hama dan
Penyakit Tanaman secara Terpadu meliputi pengendalian hayati juga
wajib hukumnya untuk ditambah demi kesejahteraan petani.

3. Kode sub sektor: 2.2.01


Rego Pantes Pro Salam
Selama ini petani merasa dirugikan dengan panjangnya rantai
pemasaran dari petani ke konsumen ditambah dengan fluktuasi harga
komoditas pertanian yang selalu terjadi, hal ini yang menyebabkan
petani hidup tidak sejahtera. Program Rego Pantes Pro Salam
menawarkan penjualan komoditas pertanian secara online. Teknis
program ini adalah memasarkan secara online komoditas pertanian
yang akan dipanen dan nantinya dijual oleh petani, harga penjualan
komoditas tidak sama dengan harga yang ditawarkan tengkulak. Harga
ditentukan dari harga tengkulak dan harga konsumen yang
ditambahkan kemudian dibagi dua dan jadilah harga komoditas yang
akan dijual. Program ini juga menjanjikan keamanan transaksi antara
petani dan konsumen karena uang disalurkan melalui bank dengan
transaksi online. Program ini juga tidak merugikan petani karena petani
tidak terikat oleh penjual dan petani boleh menjual komoditas yang
ditawarkan jika tidak laku secara online. Program ini diawali dengan
pendataan petani dan penjaringan petani yaitu dari 600 petani dipilih
100 petani yang mempunyai lahan potensial. Seratus petani tersebut
lalu didatangi satu persatu dan di sosialiasi secara door to door
mengenai program tersebut. Kebanyakan petani yang disosialisasi
terlihat sangat antusias mengenai program ini.
Program ini bekerja sama dengan badan usaha milik desa untuk
mengumpulkan data petani dan memilih petani yang potensial. Kendala
yang dimungkinkan akan terjadi adalah tidak banyak petani yang
paham dengan penggunaan internet sebagai dasar program ini
berjalan. Selain itu juga didapatkan petani yang tidak terdaftar di
rekening bank apapun sehingga akan sulit jika ada konsumen yang
akan membeli komoditas pertanian yang dipasarkan. Walaupun begitu
program ini harus terus berjalan karena sangat menguntungkan petani
disamping untuk memperpendek rantai pemasaran juga
menguntungkan dari harga komoditas yang ditawarkan.

4. Kode sub sektor: 2.2.09


Pembinaan teknis penanaman TOGA pada halaman pekarangan
rumah warga
Masyarakat Desa Tambi banyak yang berprofesi sebagai petani
di lahan yang sempit dengan potensi kesuburan tanah yang tinggi.
Metode pertanian secara vertikultur atau menanam secara vertikal
merupakan salah satu upaya penanggulangan sempitnya lahan
pertanian yang dimiliki petani. Aplikasi metode vertikultur dapat
diterapkan pada penanaman sayur dan Tanaman Obat Keluarga
(TOGA). Pelaksanaan program ini lebih ditekankan untuk pemanfaatan
dinding kosong yang dimiliki oleh warga Desa Tambi, dengan tema
Peningkatan Agrowisata Berbasis Kesehatan Lingkungan maka
diharapkan dinding-dinding yang tadinya kosong dapat menarik
wisatawan untuk datang ke Desa Tambi karena keindahan vertikultur
dinding. Antusiasme masyarakat pada program ini terbilang cukup
tinggi dilihat dari banyaknya warga yang bertanya dan membantu
mencarikan bibit pada saat program dilaksanakan sehingga kegiatan
mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk dilanjutkan.
Pelaksanaan program ini diawali dengan pembelian benih dan
penyemaian benih tanaman sayuran berupa pakcoi dan tanaman obat
berupa jahe, kunyit, dan lengkuas. Tanaman buah berupa stroberi juga
ditanam dengan metode vertikultur ini. Tanaman sayuran setiap hari
dirawat dan dipelihara dengan baik sebelum ditanam dengan metode
vertikultur. Tidak ada hambatan berarti yang dihadapi selama proses
pemeliharaan tanaman pra pindah tanam ke pot. Tanaman obat berupa
jahe, kunit dan lengkuas tidak ditanam secara vertikultur dikarenakan
susahnya proses panen apabila nantinya rimpang tanaman sudah jadi
sehingga tempat penanaman hanya terbatas polibag saja. Realisasi
penanaman dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2017 selama 5,5 jam.
Untuk hambatan dan tantangan yang mungkin akan dihadapi
adalah para warga yang kurang peka dalam merawat tanaman yang
sudah di tanam sebab warga merasa tidak memiliki tanaman tersebut.
Sebelum hal ini terjadi, tim KKN sudah menitipkan tanaman tersebut
pada warga yang mempunyai rumah terdekat pada dinding yang
ditanami sayuran dan TOGA untuk merawat tanaman.

5. Kode sub sektor: 1.7.01


Pelatihan dan pembuatan pupuk kompos-POC (Pupuk Organik
Cair) dari sampah organik
Sampah merupakan salah satu masalah terbesar yang ada di Desa
Tambi. Masyarakat Tambi tidak punya tempat pengelolaan sampah
sehingga cenderung membuang sampah sembarangan ke
selokan/sungai yang terdekat dengan rumah. Sampah sendiri dibagi
menjadi dua yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik di
Desa Tambi didominasi oleh limbah pangan rumah tangga dan limbah
hasil panen petani, sampah-sampah yang dihasilkan sebenarnya dapat
diolah menjadi kompos dan pupuk organik cair. Pembuatan kompos
berbahan dasar sampah-sampah organik padat dan pembuatan pupuk
organik cair berbahan dasar sampah-sampah organik lunak.
Pada dasarnya pengelolaan sampah organik menjadi pupuk
sangat mudah dilakukan dan tinggal bagaimana kesadaran warga saja
untuk melakukan hal tersebut. Program pembinan teknis pembuatan
pupuk organik cair dan kompos bertujuan untuk menyadarkan warga
bahwa sampah bisa dimanfaatkan sebagai sesuatu yang berguna
dibanding hanya dibuang dan hasil dari sampah dapat dijual maupun
dimanfaatkan oleh petani untuk memenuhi nutrisi tanaman serta
menjaga kesehatan lingkungan yaitu mengurangi penggunaan pupuk
kimia. Sebelum program penyuluhan dilakukan, mahasiswa membuat
sendiri pupuk organik cair dari sampah buah salak yang sudah
membusuk dan memerlukan waktu hingga 2 minggu untuk mengubah
sampah salak menjadi pupuk organik cair. Pembuatan pupuk organik
cair oleh mahasiswa dimaksudkan sebagai media penyuluhan kepada
petani sasaran. Program pembinaan teknis pembuatan kompos yang
dilakukan mahasiswa hanya berupa penyiapan bahan dan penyuluhan
saja dan dilakukan di Dusun Tegalrejo, sedangkan untuk program POC
dilakukan oleh semua dusun di Desa Tambi. Untuk penyuluhan sendiri
dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2017 selama satu jam dan
antusiasme petani untuk mendengarkan penyuluhan sangat tinggi
dilihat banyaknya petani yang bertanya dan datang.
Adapun hambatan dan tantangan yang kemungkinan didapatkan
oleh mahasiswa yaitu keberlanjutan program mengingat kebiasaan
warga dalam membuang sampah sembarangan terutama ke selokan
dan sungai sudah mendarah daging serta peralihan pemakaian pupuk
kimia ke pupuk organik susah dilakukan karena sudah menjadi
kebiasaan petani untuk mengaplikasikan pupuk kimia ke tanah. Namun
alangkah baiknya program ini tetap dilanjutkan demi kesehatan
lingkungan yang lebih baik lagi.

- Bidang kerja teknologi pertanian


1. Kode sub sektor: 2.2.13
Pelatihan Pembuatan Olahan Pangan dari Kentang
Kentang merupakan salah satu komoditas yang banyak
dibudidayakan di Desa Tambi dan biasanya setelah panen kentang
langsung di bawa ke tengkulak atau langsung dijual di pasar. Tanpa
olahan pasca panen bisa dipastikan harga komoditas kentang akan
rendah, maka untuk mengatasi hal tersebut diperlukan pelatihan
olahan pasca panen kentang sehingga harga kentang dapat ditekan
naik. Program pembuatan olahan kentang ditargetkan kepada
kelompok ibu-ibu yang mempunyai pekerjaan mengurus rumah
tangga. Program ini membina ibu-ibu untuk mahir membuat olahan dari
kentang berupa donat kentang, klepon kentang, dan bronis kentang.
Adanya pembinaan pembuatan olahan kentang diharapkan dapat
menaikkan harga komoditas kentang.
Program pelatihan pembuatan olahan kentang dirasa cukup
mendapat antusias yang tinggi oleh kalangan ibu-ibu. Program ini
dilaksanakan dua kali dengan sasaran dua organisasi yang diikuti ibu-
ibu. Sebelum program dilaksanakan, mahasiswa melaksanakan sendiri
pelatihan pembuatan olahan pangan dari kentang yang akan diajarkan
ke ibu-ibu. Saat program dilaksanakan, ibu-ibu membawa sendiri
bahan-bahan yang diperlukan lalu meminta resep olahan kentang yang
akan dibuat, mahasiswa lalu membina ibu-ibu untuk membuat olahan
tersebut. Setelah olahan kentang sudah jadi, ibu-ibu kemudian
mencicipi dan membawa pulang hasilnya. Program ini harus
dilanjutkan untuk menambah pekerjaan dan perekonomian kaum ibu-
ibu namun dengan resep olahan kentang yang lain seperti keripik
kentang. Hambatan berarti yang kemungkinan akan didapatkan adalah
tidak banyak ibu-ibu yang berminat melanjutkan program ini
dikarenakan terhambat oleh tanggungan pekerjaan rumah seperti
mengurus rumah dan keluarga. Pola pikir masyarakat pedesaan yang
cenderung tercukupi dengan apa yang ada juga dapat menjadi
tantangan tidak adanya keberlanjutan dari program ini.

- Bidang kerja kedokteran hewan


1. Kode sub sektor: 4.2.34
Penyuluhan Zoonosis dan Kesehatan Lingkungan serta
Kesejateraan Hewan
Zoonosis merupakan masalah kesehatan di Indonesia yang
sangat krusial karena hampir 70% penyakit pada manusia berasal dari
hewan. Kesehatan lingkungan merupakan prioritas utama dalam
tercapainya pola hidup bersih dan sehat. Kesehatan dan kesejateraan
pada manusia juga bergantung pada hewan, kesejateraan hewan
mempengaruhi kesehatan manusia karena kesejateraan hewan
berpengaruh pada penyebaran zoonosis dan pangan asal hewan.
Tujuan diadakannya program ini agar masyarakat dapat hidup sehat
dan mengetahui jenis-jenis penyakit menular serta bagaimana
tindakan preventif dan kuratifnya, serta menggali dan memberikan
pemahan tentang pemeliharaan hewan yang baik dan benar serta
memelihara kesehatan lingkungan.
Hasil kegiatan: Kegiatan penyuluhan zoonosis dan kesehatan
lingkungan dilakukan di tempat arisan, PKD (pemeriksaan ibu hamil),
dan diskusi antar warga. Kami memberikan modul sebagai pedoman
sekaligus kami menjelaskan mengenai isi dari modul tersebut. Sasaran
yang kami targetkan adalah ibu-ibu. Warga sangat interaktif dan tertarik
dengan penyuluhan zoonosis. Untuk kegiatan kesehatan lingkungan
sendiri kami membagikan masker dan gloves untuk peternak dalam
upaya preventif. Selain itu kami juga melakukan pemeriksaan tekanan
darah kepada masyarakat. Namun, masih didapatkan bahwa banyak
masyarakat yang belum paham dan belum mengenal mengenai
penyakit menular hewan ke manusia. Untuk kesejateraan hewan, kami
menargetkan penyuluhan terhadap peternak (kelompok tani). Disini di
suluhkan mengenai five freedom dan Animal walfare. Masyarkat
ternyata sangat mengikuti kegiatan ini dan terjadi interaksi 2 arah.
Hambatan dan tantangan: untuk kegiatan penyuluhan zoonosis
dan kesehatan lingkungan itu ada pada target yang disuluh, dimana
masih banyak yang belum paham akan pentingnya kesehatan
lingkungan dan zoonosis. Kurangnya tenaga untuk memberikan
penyuluhan mengenai zoonosis, karena di Desa tambi sendiri banyak
yang memelihara hewan, namun mereka tidak tau mengenai
permasalahan yang di timbulkan dari hewan tersebut. Banyak penyakit
yang sebenarnya berpotensi menular namun hanya diabaikan.
Kurangnya program pemerintah mengenai zoonosis untuk
mencangkup desa, mengakibatkan pengetahuan dan sumber
informasi bagi masyarakat terhambat. Kebanyakan dinas instansi
kesehatan hanya memberikan penyuluhan tentang masalah kesehatan
manusia namun tidak memperhatikan jika penyakit juga bisa di tularkan
oleh hewan. Untuk kesejateraan hewan sendiri memiliki hambatan dari
peternaknya sediri, dimana peternak hanya memikirkan tentang
pendapatan yang akan didapat tanpa memikirkan kesehatan diri
sendiri dan kesehatan orang yang akan mengkonsumsi pangan asal
hewan tersebut. Selain itu tantangnya adalah kurangnya lahan untuk
peternakan dimana masih banyak kandang yang satu dengan rumah
dan posisi kandang yang tidak sesuai dengan prinsip kesejateraan
hewan. Dan pemeliharan sistem percampuran antara satu spesies
hewan dengan spesies lainnya.
Peran masyarakat: dalam penyuluhan ini kami meminta ijin
kepada kepala dusun dan ketua arisan serta ketua kelompok tani. Kami
dalam kegiatan ini diijinkan oleh perangkat desa untuk melaksanakan
kegiatan penyuluhan misalnya perijinan penggunaan gedung Poliklinik
Kesehatan Desa (PKD) dan tempat arisan. Keterlibatan masyarakat
dalam kegiatan ini sangat besar dimana minat dan rasa keingin tahuan
masyarakat sangatlah tinggi. Terjadi diskusi 2 arah antara penyuluh
dan yang disuluh. Selain itu masyarakat sangat antusias dengan
pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan oleh mahasiswa KKN.
Temuan baru: Budaya memelihara hewan dalam satu rumah
(domba, merpati, burung hias, ayam, kalkun dan lain-lain), lomba balap
burung darah, nyamuk di temukan di daerah dingin namun tidak
menggigit dan tidak ada kasus DBD atau pun malaria atau penyakit
menular yang ditularkan oleh vektor nyamuk.
Potensi pengembangan berkelanjutan: potensi peternakan
sangatlah besar inventarisasinya. Dimana diuntungkan dengan letak
geografis yang cocok untuk pengembangan sapi perah, domba, serta
kelinci. Untuk peternakan unggas dan aves dapat di ternakan dan di
jadikan potensi namun harus memperhatikan kebiasaan dan
karakterisasi tubuh terhadap suhu. Tambi yang merupakan daerah
pertanian sangat mudah untuk mendapatkan pakan yang cukup bagi
hewan. Namun perlu di bimbingan oleh ahli atau dokter hewan agar
peternak memiliki pengetahuan akan perawatan hewan yang baik dan
benar. Selain itu sebenernya tambi merupakan agro wisata (khususnya
kebun teh) sebenarnya kegunaan kuda untuk kegiatan wisata dapat
sangat menghasilkan, namun perlu di perhatikan tingkah laku kuda
dimana kuda tidak tahan terhadap udara dingin sehingga perlu
manajemen perkandangan yang tepat. Selain itu manajemen
perkandangan yang tepat juga dapat menghasilkan keuntungan bagi
peternak.

Pemeriksaan Hewan dan Pangan asal Hewan yang ASUH (Aman,


Sehat, Utuh, Halal)
Pemeriksaan hewan merupakan salah satu tindakan untuk preventif
(pencegahan) serta Kuratif (pengobatan). Pemeriksaan hewan secara
rutin dapat dijadikan sebagai tolak ukur perkembangan hewan. Selain
itu juga sebagai bentuk dari kepedulian mengenai kesehatan hewan
(kesejateraan hewan). Kesehatan hewan sangat mempengaruhi
kesehatan manusia dimana dipengaruhi oleh pangan asal hewan yang
dikonsumsi oleh manusia. Pangan asal hewan yang baik adalah Aman
(tidak mengandung bahan tambahan lainnya yang berbahaya), Sehat
(bukan berasal dari hewan yang sakit yang berpotensi menyebabkan
penyakit menular), Utuh (tidak di campur dengan daging lainnya), Halal
(dari proses pemeliharaan sampai penyembelihannya harus sesuai
dengan kaedah yang berlaku).
Hasil kegiatan: pemeriksan hewan dilakukan beberapa minggu
untuk mengecek kondisi hewan (sapi, burung, domba). Pemeriksaan
hewan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi
pemeriksaan sistem pernafasan, pencernaan, saraf dan lokomotor dan
lainnya. Selain pemeriksaan hewan kami juga melakukan pemeriksaan
kondisi kandang dan pakan hewan yang sebenarnya masuk dalam
kesejateraan hewan. Kami menemukan bahwa masih banyak kandang
yang tidak layak dan pertumbuhan hewan menjadi terhambat. Selain
itu pembersihan kandang yang jarang mengakibatkan penyebaran
cacing menjadi cepat sehingga banyak hewan yang cacingan.
Pemberian obat cacing yang jarang juga menjadi masalah serius dalam
penyebaran cacing. Pakan yang diberikan juga kebanyakan adalah
pakan hijauan (berupa rumput hijau) sedangkan konsentratnya tidak
diberikan sehingga tidak ada keseimbangan dalam nutrisi pakan
sehingga pertumbuhan hewan menjadi tidak sesuai harapan. Selain itu
juga ditemukan banyaknya kutu, tungau yang banyak dihewan yang
menyebabkan hewan menjadi gatal-gatal dan kulit mengalami lesi. Ini
disebabkan karena manajemen perkandangan yang tidak sesuai
sehingga perkembangan ektoparasit menjadi meningkat. Sinar
matahari yang kurang juga menjadi masalah dalam perkembangan
hewan. Udara yang dingin dan kelembapan yang tinggi menyebabkan
masalah kesehatan hewan di bidang respirasi dan memicu tumbuhnya
jamur pada pakan. Selain pemeriksaan hewan kami juga melakukan
pemeriksaan pangan asal hewan. Pangan asal hewan ini merupakan
daging sapi yang akan dikonsumsi pada waktu lebaran. Kami
melakukan pemeriksaan organ dalam untuk mengetahui apakah
dagingnya layak dikonsumsi atau tidak. Pemeriksaan daging dilakukan
terhadap 2 ekor sapi. Dalam pemeriksaan ini kami melakukan
pemeriksaan pada beberapa organ antara lain ventrikulus, lien,
duodenum, jejenum, ileum, hepar, paru-paru, esofagus dan jantung.
Dari hasil pemeriksaan kami menemukan ada tonjolan seperti bekas
migrasi cacing pada usus. Sedangkan pada paru-paru saat diuji apung
normal, jantung potong untuk melihat atrium dan ventrikel sekaligus
melihat lipid serta apexnya normal, ventrikulus setelah dibersihkan
tidak ditemukan keganjalan, namun pada hepar saat pemeriksaan
ditemukan cacing yang disebut dengan nama Cacing hati (Fasciola sp).
Hati sapi mengalami neskrosis dibeberapa bagian, dan ketika duktus
biliverusnya di potong ditemukan banyak cacing hati. Cacing hati ini
meruapakan salah satu penyakit menular hewan kemanusia, sehingga
sangat di sarankan untuk tidak mengkonsumsinya karena dapat
menular kemanusia. Cacing ini dapat menular juga dari satu manusia
ke manusia lain melalui sayuran ataupun air yang tercemar. Penularan
cacing ini dapat disebabkan kerana kurangnya sanitasi yang baik pada
perkandangan dan kurangnya pemberantasan rantai hidup cacing
(siput).
Hambatan: hambatan yang dialamai saat pemeriksaan hewan
adalah kurangnya waktu untuk pemeriksaan rutin hewan. Selain itu
juga kondisi kandang yang sulit digunaakan untuk pemeriksaan hewan
(kandang terlalu sempit dan lain-lain), banyak anak-anak yang bermain
dan ribut sehingga kurang kondusif dalam pemeriksaan. Untuk pangan
asal hewan, tantangan yang kita hadapi adalah kurangnya informasi
kepada masyarakat mengenai keASUHan pangan asal hewan. Dalam
pemotongan hewan masih belum mengenal aseptis sehingga
penyebaran penyakit menjadi lebih mudah, misalnya tidak memakai
sarung tangan saat pemototngan, rambut tidak diikat, keringat, udara
luar (debu) dan lain sebagainya.
Peran masyarakat: peran masyarakat sangat lah baik. Keingin
tahuan masyarakat juga besar. Dalam pemeriksaan hewan kami sering
bertukar pikiran dengan warga mengenai teknik pemeliharaan yang
benar. Selain itu warga menjadi sangat aktif dalam memikirkan
kesehatan hewan. Dalam pemeriksaan daging post-mortem warga
banyak bertanya mengenai jenis daging yang ASUH itu yang seperti
apa. Sehingga komunikasi kami berjalan 2 arah, dan mereka menjadi
tertarik dengan pembahasan mengenai penyakit menular ini.
Potensi pengembangan berkelanjutan: untuk ini maka harus
adanya kerjasama dengan dinas setampat agar dalam pemeriksaan
pangan asal hewan dapat di awasi agar mencegah penularan penyakit.
Pemeriksaan hewan juga harus rutin dilakukan misalnya dengan
mengamati secara fisik hewan selain itu juga bisa dilakukan sanitasi
yang baik agar mencegah penyakit.

2. Kode sub sektor: 3.4.08


Sosialisasi dan pengajaran tambahan kepada anak-anak
mengenai jenis hewan langkah, hewan berbahaya, hewan
peliharaan dan kesehatan lingkungan.
Anak-anak khususnya anak TK merupakan ranah atau target
yang sangat penting untuk memberikan dasar mengenai kesehatan diri
dan kesehatan lingkungan. Pengajaran kepada anak-anak akan jenis
hewan langkah dan hewan berbahaya sekaligus hewan peliharaan
pada anak diharapkan mampu memberika informasi kepada anak
tantang beberapa hewan-hewan yang mungkin ada disekitar mereka
yang bisa dipelihara ataupun yang berbahahaya. Kesehatan
lingkungan ajarkan pada anak TK karena diharapkan dengan adanya
program ini dapat memberikan pemahaman kepada anak-anak
mengenai pentingnya menjaga kesehatan lingkungan.
Hasil kegiatan: kami melakukan kegiatan penyuluhan kepada
anak-anak dalam bentuk pengajaran mengguakan gambar-gambar.
Yang pertama kami lakukan adalah penyuluhan mengenai hewan
kesayangan. Kemudian kami melakukan penyuluhan mengenai hewan
berbahaya dan hewan langkah dan kami melakukan penanaman
bunga secara vertikultur bersama anak TK NU Rejosari. Penanaman
bunga ini ditujukan pengajaran tentang pemeliharaan lingkungan.
Selain itu kami juga mengajari tentang cara cuci tangan dengan
metode lagu agar mudah diingat. Pembagian susu juga di lakukan
untuk mengajari mengenai makanan 4 sehat 5 sempurna.
Hambatan: hambatan yang dialami adalah anak-anak itu sendiri.
Anak-anak memiliki daya konsentrasi yang tidaklah banyak jadi kami
harus berpikir mengenai cara yang tepat untuk mengajar agar tidak
membosankan bagi anak. Selain itu suasana yang tidak kondusif
membuat anak banyak kehilangan fokus dan malah mereka ikutan
main bersama yang lain.
Peran masyarakat: kami diijinkan oleh yayasan TK NU Rejosari
untuk melaksanakan kegiatan di TK NU sendiri. Keterlibatan kami
disambut positif oleh masyarakat. Anak-anak TK juga sangat antusias
untuk belajar mengenai hewan-hewan. Mereka menjadi sangat
interaktif dalam menjawab pertanyaan dan sangat tertarik dengan
gambar hewan yang kami tampilkan. Selain itu mereka juga semangat
dalam menanam bunga dan cuci tangan.
Berkelanjutan: diharapkan program ini tetap berlangsung, dimana
anak-anak di beri pedoman/ dasar mengenai pentingnya menjadi
kesehatan diri dan lingkungan. Serta anak-anak mengenal macam-
macam jenis hewan agar dapat melakukan tindakan preventif /
pencegahan. Diharapkan dengan adanya program ini kedepannya
anak-anak TK NU Rejosari sendirilah yang mengajarkan hal ini kepada
teman-temannya dilain sekolah.

C. Kluster Sosio Humaniora


- Bidang kerja ekonomi dan bisnis
1. Kode sub sektor: 3.8.02
Penyuluhan dan pendaftaran asuransi kesehatan (BPJS
Kesehatan)
Jaminan kesehatan merupakan salah satu agenda negara dan
harus dimiliki oleh setiap penduduk Indonesia. Jaminan kesehatan
tersebut diwadahi oleh lembaga BPJS Kesehatan. Tingkat partisipasi
jaminan kesehatan yang rendah menjadi permasalahan di Desa
Tambi. Selain rendahnya minat, terbatasnya informasi membuat
masyarakat lebih memilih untuk tidak mengikuti program jaminan
kesehatan.
Untuk memberikan informasi tentang jaminan kesehatan, tim
KKN UGM bekerja sama dengan BPJS Kesehatan Wonosobo
memberikan penyuluhan terkait BPJS Kesehatan dan manfaatnya.
Penyuluhan dilakukan pada tanggal 5 Juli 2017 di balai desa Tambi
pukul 14.00 sampai 16.30 WIB. Pembicara penyuluhan adalah
perwakilan dari BPJS Kesehatan Wonosobo. Peserta penyuluhan
yang hadir sebanyak 33 orang. Pada sesi tanya jawab, peserta
terlihat antusias dengan menanyakan berbagai pertanyaan perihal
BPJS Kesehatan. Hambatan dari penyuluhan ini adalah keterbatasan
undangan akibat keterbatasan ruang.
Program penyuluhan ini kemudian ditindaklanjuti dengan
fasilitasi pembuatan kartu BPJS Kesehatan.
2. Kode sub sektor: 3.1.04
Penyuluhan asuransi pertanian
Asuransi pertanian merupakan salah satu program Pemerintah
yang dimaksudkan untuk melindungi petani ketika terjadi gagal panen.
Program ini penting karena sebagian besar masyarakat dusun Rejosari
memiliki lahan pertanian yang belum mengikuti program asuransi
pertanian.
Penyuluhan tentang asuransi pertanian dilakukan pada hari
Minggu tanggal 23 Juli 2017 di kediaman Bapak Agus selaku kepala
dusun Tambi sekaligus ketua kelompok tani Sari Bibit. Pelaksanaan
penyuluhan bersamaan dengan pertemuan rutin kelompok tani Sari
Bibit. Peserta penyuluhan sangat antusias terhadap materi
penyuluhan. Hal tersebut dapat dilihat dengan banyaknya pertanyaan
terkait asuransi pertanian. Asuransi pertanian ini sejauh ini masih
dalam tahap uji, sehingga tindak lanjut dari program ini tentu
mempersiapkan lahan pertanian dan ternak supaya sesuai dengan
standar dan kriteria mutu yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
Hambatan dari penyuluhan adalah tindak lanjut program karena belum
terdapat perusahaan asuransi maupun konsorsium yang menaungi
program asuransi pertanian di Wonosobo.

3. Kode sub sektor: 3.3.02


Penyuluhan pencatatan laporan keuangan BUMDes
Bagi perangkat lembaga apapun, kemampuan membuat laporan
keuangan merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki.
Namun, sebagian besar perangkat Badan Usaha Milik Desa Tambi
Manunggal belum memiliki kompetensi tersebut. Oleh sebab itu
diperlukan adanya pelatihan tentang pencatatan laporan keuangan.
Target laporan yang menjadi sasaran pada pelatihan ini adalah laporan
keuangan pada proses pembayaran air di Desa Tambi. Proses
penyuluhan seiring dengan program asistensi BUMDes. Setelah
melakukan uji coba proses pembayaran air pada program asistensi
BUMDes, aplikasi pun dievaluasi. Setelah kelemahan dari aplikasi
yang telah ada diketahui, kami berusaha menyampaikan kelemahan
aplikasi serta memberikan penjelasan singkat tentang perbaikan dari
aplikasi. Selanjutnya tim KKN memberikan modul pencatatan
keuangan sebagai inventaris BUMDes Tambi Manunggal. Hambatan
dari program ini adalah sulitnya memperbaiki aplikasi yang telah ada
karena aplikasi masih berbasis manual. Permasalahan tersebut dapat
diselesaikan dengan menggunakan aplikasi lain yang lebih mudah
digunakan dan lebih otomatis.

Asistensi kegiatan BUMDes


BUMDes atau Badan Usaha Milik Desa merupakan salah satu
lembaga penting dalam mengelola usaha-usaha milik desa maupun
milik masyarakat desa. Demi meningkatkan produktifitas dan peran
dari BUMDes perlu adanya pendampingan pada berbagai kegiatan
BUMDes. Beberapa kegiatan yang dilakukan pendampingan adalah
pendistribusian dana Program Keluarga Harapan (PKH) dan
pembayaran penggunaan air bersih dusun Tegalrejo dan Tambi.
Pendistribusian Program Keluarga Harapan (PKH) dilakukan
pada tanggal 17 Juni 2017 di balai kota Wonosobo bekerja sama
dengan BNI Wonosobo. Kegiatan tersebut dibuka oleh Presiden
Republik Indonesia Joko Widodo. Perwakilan tim KKN PPM UGM
Tambi mendampingi BUMDes Tambi Manunggal dalam proses uji
coba pendistribusian dana PKH. Pihak BUMDes Tambi Manunggal
mengutus tiga perwakilan untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Masyarakat Wonosobo yang berpartisipasi pada program tersebut
sekitar dua ratus orang yang berasal dari berbagai desa di Wonosobo.
Salah satu hambatan yang muncul pada kegiatan ini adalah teknologi.
Pencairan dana PKH memerlukan penggunaan alat khusus. Hal ini
menimbulkan permasalahan tersendiri apabila agen PKH belum
terbiasa menggunakan alat tersebut sehingga tiap transaksi
memerlukan waktu yang sangat lama. Dengan adanya pendampingan
dari tim KKN, agen PKH yang berasal dari BUMDes Tambi Manunggal
dapat memperoleh informasi serta pelatihan penggunaan alat
pencairan dana PKH.
Pembayaran penggunaan air bersih dusun Tegalrejo dan Tambi
dilakukan pada tanggal 18 Juni 2017 hingga 23 Juni 2017.
Permasalahan yang kerap muncul pada proses pembayaran ini adalah
data tidak akurat dan saldo yang tidak seimbang antara rekap nota
pembayaran dengan kas lancar. Untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut, beberapa mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis
melakukan evaluasi pembayaran penggunaan air dengan uji coba
aplikasi yang ada. Uji coba tersebut dapat menunjukkan penyebab
potensi permasalahan. Setelah melakukan uji coba, sebab
permasalahan telah diketahui yaitu aplikasi yang masih berbasis semi
manual. Beberapa data masih perlu dilakukan input secara manual,
sedangkan proses manual sendiri mengandung resiko kesalahan
manusia. Tindak lanjut yang dilakukan oleh tim KKN adalah melakukan
perbaikan pada aplikasi terkait sehingga aplikasi pun berbasis
otomatis.

4. Kode sub sektor: 3.9.05


Penyuluhan dan pelatihan pemberdayaan perempuan
Mayoritas pengangguran di desa Tambi disumbangkan oleh ibu
rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan dan hanya berfokus pada
mengurus rumah tangga. Padahal sejatinya desa Tambi memiliki
potensi sumber daya alam yang besar sehingga sangat disayangkan
apabila tidak dikelola. Kedua permasalahan tersebut mendorong
perlunya suatu penyuluhan pemberdayaan perempuan disertai dengan
pelatihan pendampingan produk.
Penyuluhan pemberdayaan perempuan dilakukan pada tanggal
3 Juli 2017 di rumah salah satu warga dusun Rejosari. Peserta
penyuluhan adalah ibu-ibu rumah tangga RT 2. Peserta diberikan
penyuluhan tentang pentingnya peran perempuan dalam ekonomi
rumah tangga sesuai dengan konsep yang diangkat oleh Komisi
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). Peserta
diberikan semangat dan motivasi untuk lebih percaya diri dalam
membuat produk yang siap jual.
Selanjutnya pada hari Rabu 12 Juli 2017, tim KKN UGM
mengadakan pelatihan membuat lampu hias dari sampah anorganik
dan membuat gantungan kunci dari dahan pohon pinus. Peserta yang
hadir sebanyak enam belas orang. Program ini dapat dikembangkan
karena menggunakan bahan-bahan yang mudah. Meskipun acara
berlangsung dengan lancar, terdapat beberapa hambatan.selama
persiapan. Sebagian besar warga belum mengetahui adanya kegiatan
tersebut sehingga peserta penyuluhan yang hadir sedikit.

5. Kode sub sektor: 3.4.08


Peningkatan motivasi belajar
Rendahnya tingkat pendidikan di desa Tambi memunculkan
suatu gagasan tentang pentingnya meningkatkan motivasi belajar.
Oleh sebab itu, pada tanggal 19 hingga 21 Juli 2017, tim KKN PPM
Tambi melakukan program motivasi belajar di sekolah dasar. Sekolah
Dasar yang kami kunjungi adalah SD N 1 Tambi, SD N 2 Tambi serta
MI Tambi. Dalam program tersebut terdapat tiga kegiatan utama yaitu
memperkenalkan berbagai macam profesi, memperkenalkan berbagai
media belajar dan menceritakan kisah-kisah orang sukses. Ketiga
kegiatan tadi bertujuan untuk memperluas alternatif masa depan yang
bisa dimimpikan oleh anak-anak Desa Tambi. Anak-anak terlihat
sangat antusias dan bersemangat mengikuti seluruh rangkaian acara
dari awal hingga akhir. Kendala yang terjadi pada kegiatan adalah
keterbatasan tenaga pengajar sehingga pada kegiatan perkenalan
profesi masih kurang maksimal. Namun secara keseluruhan, program
ini dapat dianggap cukup berhasil.

6. Kode sub sektor: 3.11.05


Pendataan tingkat putus sekolah
Program pendataan tingkat putus sekolah adalah program pendidikan
yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
serta Dinas Sosial. Salah satu tujuan program ini adalah melakukan
verifikasi data anak usia sekolah tidak sekolah yang terdapat di desa
Tambi serta mempersuasi anak-anak tersebut untuk kembali
bersekolah atau mengikuti kursus yang ditawarkan oleh Dinas Sosial.
Proses verifikasi data kami lakukan mulai dari tanggal 10 Juli hingga
13 Juli 2017. Kendala yang muncul selama proses lapangan adalah
keterbatasan jumlah SDM padahal jumlah anak usia sekolah tidak
sekolah mencapai 85 orang. Kendala yang kedua adalah rumah warga
yang memiliki anak usia sekolah tidak sekolah tidak berada pada satu
wilayah dan memiliki jalan yang sempit sehingga kami hanya bisa
berjalan kaki untuk menuju ke rumah warga. Kendala tersebut kami
siasati dengan hari kegiatan yang dipanjangkan menjadi empat hari.

- Bidang kerja hukum


1. Kode sub sektor: 3.12.01
Penyuluhan pembuatan akta tanah
Akta tanah merupakan salah satu dokumen penting yang
menyatakan kepemilikan atas tanah. Sebagian besar masyarakat
Tambi baru memiliki SPPT. Padahal SPPT bukan merupakan bukti
hak, namun hanya sebatas dokumen pembayaran pajak.
Penyuluhan tentang pembuatan akta tanah dilakukan pada hari
Jum’at tanggal 14 Juli 2017.di balai desa Tambi. Tim KKN UGM Tambi
bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional Wonosobo dalam
hal pembicara. Narasumber. Pembicara memaparkan berbagai
prosedur pembuatan akta tanah termasuk program nasional. Tindak
lanjut dari program ini adalah pendataan kepemilikan tanah dan
selanjutnya data tersebut akan digunakan untuk mengikuti program
nasional pembuatan akta tanah secara massal. Hambatan dari
penyuluhan adalah rendahnya minat masyarakat pada penyuluhan.
Publikasi yang dilakukan terlalu mendadak sehingga tidak seluruh
masyarakat mengetahui adanya penyuluhan.

2. Kode sub sektor: 3.8.02


Pembuatan SIM Massal
Surat Ijin Mengemudi atau SIM merupakan salah satu dokumen
penting yang diperlukan masyarakat ketika berkendara. Meskipun
penting, sebagian masyarakat Desa Tambi masih belum memiliki SIM.
Oleh sebab itu, program pembuatan SIM sangat diperlukan di Desa
Tambi.
Rangkaian pembuatan SIM dimulai dengan penyuluhan tentang
keselamatan berlalu lintas yang dilakukan pada hari Selasa 11 Juli
2017 di Balai Desa Tambi. Penyuluhan dilakukan oleh Bapak Suriyanto
selaku Kabid Dikyasa Satlantas Polres Wonosobo. Masyarakat Desa
Tambi sangat antusias mengikuti acara tersebut. Peserta penyuluhan
bahkan mencapai 100 orang. Pada hari yang sama pendaftaran
pembuatan SIM massal pun dibuka. Hambatan yang muncul pada
penyuluhan ini adalah kurangnya persiapan tempat, sehingga sewaktu
tim KKN masih mempersiapkan lokasi penyuluhan para peserta
penyuluhan sudah hadir.
Tindak lanjut dari penyuluhan keselamat berlalu lintas adalah
pembuatan SIM massal. Pembuatan SIM massal mulai dilakukan pada
tanggal 25 Juli 2017. Tingginya antusiasme masyarakat pada
pembuatan SIM massal ditunjukkan oleh jumlah pendaftar yang
mencapai 215 orang. Hambatan dari pembuatan SIM massal ini adalah
lamanya proses pembuatan SIM sehingga sulit membagi waktu untuk
pelaksanaan program lainnya. Meskipun memakan waktu yang relatif
lama, masyarakat sangat bahagia dengan hasil yang didapatkan.

- Bidang kerja sosial politik


1. Kode sub sektor: 1.6.07
Pengajaran iklan untuk memasarkan bambu cendani
Bambu cendani merupakan tumbuhan yang tumbuh liar di hutan
dan sekitar sawah yang ada di desa Tambi. Akan tetapi tumbuhan liar
tersebut punya berbagai manfaat. Bambu tersebut bisa dijadikan
material untuk membuat mebel, hiasan atau pajangan, bahkan bisa
dijadikan untuk tangkai pancingan. Beberapa masyarakat di desa
Tambi memanfaatkan bambu cendani tersebut untuk dijual. Namun
dikarenakan pemasarannya yang kurang luas menyebabkan
permintaan bambu tersebut hanya berasal dari beberapa konsumen
saja yang bahkan hanya mampu membayar bambu dengan harga yang
rendah.
Untuk itu, saya menawarkan program pengajaran iklan untuk
memasarkan bambu cendani ataupun hasil olahannya dengan sasaran
produsen bambu cendani. Iklan yang saya gunakan adalah iklan
melalui jejaring internet. Sehubungan dengan pemasaran bambu
cendani yang ada di wilayah desa Tambi, ada beberapa sarana untuk
memasarkan produk bambu cendani tersebut. Beberapa aplikasi
jejaring internet seperti BUKALAPAK, SHOPEE, TOKOPEDIA, DLL
dapat digunakan untuk memasarkan produk bambu cendani. Dengan
aplikasi tersebut, tidak perlu khawatir mengenai prosedur dalam
melakukan penjualan karena telah diatur oleh server atau program
yang ada di situs tersebut. Penjual hanya perlu mengunggah foto
kemudian membei harga dan deskripsi prooduk kemudian pembeli
akan melihat-lihat barang tersebut. Mengenai pembayaran, uang akan
ditransfer kepada pihak situs kemudian akan ditransfer ke penjual
setelah barang tersebut telah dipastikan ada di tangan pembeli. Hal itu
meminimalisir penipuan yang terjadi dalam proses jual-beli di internet,
sehingga para penjual dan pembeli tidak perlu khawatir.
Pengambilan media jejaring internet ini atas dasar penggunaan
internet di era sekarang meningkat. Proses jual beli pun banyak sekali
terjadi dan menghasilkan kesuksesan melalui media internet dalm
proses pemasarannya. Saya memberi saran ini juga dikarenakan
penduduk desa yang sudah menggunakan telepon genggam yang
cukup canggih dan dapat terkoneksi dengan internet.
Hambatan yang terjadi pada pelaksanaan program ini adalah
sikap produsen bambu cedani yang malas. Menggunakan jaringan
internet dalam melakukan pemasaran ini memang lebih ribet daripada
pemasaran secara langsung. Program ini menghasilkan pengetahuan
akan media di internet yang lebih efisien dan dapat berpotensi untuk
menjangkau pasar yang lebih luas.

2. Kode sub sektor: 3.9.02


Penyuluhan kebersihan kepada anak TK
Pengajaran sejak dini sangat perlu dilakukan karena ajaran
tersebut akan terus dibawa menjadi sebuah kebiasaan hingga dewasa.
Maka dari itu, sesuai dengan tema KKN yang akan meningkatkan
pariwisata melalui agrowisatanya dengan berbasis kesehatan
lingkungan, saya melakukan program penyuluhan kebersihan pada
anak TK. Penyuluhan saya lakukan hampir dua minggu lamanya. Saya
melakukan penyuluhan disambil dengan mengajar anak TK. Hal ini
saya lakukan dikarenakan sasaran program adalah anak TK yang
mana melakukan penyuluhan serta pengajaran tidak cukuplah satu kali
pertemuan saja. Penyuluhan juga tidak dilakukan secara formal dalam
satu momen seperti presentasi, akan tetapi penyuluhan disisipkan
ditengan bermain dan belajar secara rutin.
Mengurus atau mengajar anak TK memang susah dan butuh
kesabaran yang lebih, namun itu tidak termasuk hambatan. Program
ini menghasilkan anak TK yang sadar akan kebersihan dan kesehatan
lingkungan. Mereka sudah mengerti cara yang benar mencuci tangan,
mereka juga telah menanam pohon dan merawatnya, dan beberapa
perilaku kebersihan lainnya.

3. Kode sub sektor: 3.2.01


Menaikkan minat pariwisata melalui sosial media
Desa Tambi merupakan wilayah yang kaya akan potensi
alamnya. Di Desa Tambi terdapat pemandangan gunung, air tejun,
kebun teh dan hamparan pemandangan lain yang indah. Selain alam,
Desa Tambi juga memiliki makanan khas serta kerajinan yang menarik.
Faktor-faktor tersebut dapat menarik wisatawan yang ada di luar
wilayah desa Tambi. Desa Tambi sebenarnya memiliki potensi sebagai
tempat pariwisata hanya saja belum banyak orang yang mengetahui
hal tersebut.
Program yang saya lakukan ini dalam rangka meningkatkan
minat pariwisata terhadap desa Tambi. Program ini saya jalankan
dengan cara mencari segala potensi yang ada di desa Tambi kemudian
saya abadikan dengan menggunakan kamera. Setelah itu foto yang
telah diambil dilakukan sedikit pengeditan agar terlihat menarik.
Kemudian pada akhirnya foto-foto tersebut saya publikasikan melalui
sosial media. Pemilihan sosial media atas dasar ketertarikan banyak
orang dengan sosial media. Sama halnya dengan kita sendiri, kita akan
tertarik berkunjung ke suatu tempat karena melihat foto-foto dan
informasi yang tersebar melalui sosial media. Selain itu penyebaran
melalui sosial media sangat cepat sehingga hal itu dapat dimanfaatkan
untuk pemasaran tempat pariwisata. Sosial media yang saya fokuskan
untuk program ini ada dua yaitu Instagram dan Facebook yang mana
kedua sosial media tersebut merupakan sosial media yang paling
banyak digunakan terutama oleh masyarakat Indonesia.
Setelah saya dan anggota tim KKN ini pergi dari Desa Tambi,
saya harap skedua sosial media ini dapat dijalankan oleh beberapa
masyarakat Tambi.

4. Kode sub sektor: 3.4.09


Mengajar pelajaran tambahan pada siswa SD
Anak-anak di desa Tambi khususnya di dusun Rejosari
mengalami suatu permasalahan dalam proses belajar. Belajar di
sekolah ternyata tidaklah cukup, banyak anak yang tidak mampu
mengejar ketinggalannya dalam belajar. Salah satu fenomena yang
cukup miris yang saya temukan di dusun Rejosari adalah banyak anak
SD kelas 5 yang tidak hafal perkalian. Padahal yang mereka pelajari di
sekolah sudah jauh dari materi perkalian.
Untuk itu, saya mengadakan program pelajaran tambahan pada
siswa yang dilakukan pada malam hari untuk membantu anak-anak SD
sampai dengan SMP untuk mengejar pelajaran yang tertinggal selama
di sekolah.
Hambatan terjadi selama proses mengajar. Dikarenakan banyak
siswa yang ikut belajar menyebabkan suasana tidak kondusif dan
mengganggu sebagian anak-anak yang serius ingin belajar. Meskipun
begitu program ini dapat dikatakan berhasil. Indicator keberhasilan
dapat dilihat dari banyak anak yang mengalami peningkatan dalam
hasil belajarnya.

5. Kode sub sektor: 3.2.03


Penyuluhan mengenai literasi media untuk pemuda serta
pemanfaatan media untuk pariwisata
Salah satu fenomena yang menarik dari dusun Rejosari yang
berada di Desa Tambi ini adalah penggunaan internet dan telepon
genggam pada anak-anak. Meskipun hidup di desa, ternyata anak-
anak di dusun ini sudah memiliki telepon genggam pribadi. Bahkan
dengan telepon genggam itu mereka sudah memiliki akses untuk
menggunakan internet. Sayangnya, anak-anak tersebut belum
mengerti tentang penggunaan internet dengan tepat. Informasi yang
mereka dapat tentu sangat banyak dikarenakan mereka merupakan
pengguna aktif internet, sehingga mereka semua harus memiliki tingkat
literasi media yang tinggi. Di sela-sela memberi pelajaran tambahan
untuk mereka, saya memberi penyuluhan mengenai literasi media agar
mereka paham cara yang benar untuk menangkap banyaknya
informasi yang didapat dari internet. Selain itu, saya juga menjelaskan
manfaat dari internet tersebut bahwa internet tersebut dapat membantu
desa dalam meningkatkan minat pariwisata dengan cara
menggunakan sosial media yang telah mereka gunakan sekarang.
Hambatan terjadi ketika anak-anak tersebut memang belum
sepenuhnya paham mengenai penggunaan internet, sehingga ketika
diberi penyuluhan mereka susah untuk menerima materi-materi yang
saya sampaikan dan terkesan menyepelekan. Hal itu terjadi
dikarenakan mereka belum mengetahui dan belum merasakan
bahayanya internet jika tidak digunakan dengan hati-hati.

6. Kode sub sektor: 4.2.28


Lomba antar siswa SD dan TK
Kompetisi adalah salah satu cara untuk memicu orang-orang
agar mau mengeluarkan kemampuannya dalam suatu hal. Dengan
dihadapkan suatu penghargaan atau hadiah orang-orang akan rela
untuk mengerahkan segala kemampuannya untuk mendapatkannya.
Sama halnya dengan yang saya lakukan pada program ini. Saya
mengadakan lomba di SD dan TK agar mereka mau mengeluarkan dan
dapat mengetahui ukuran kemampuannya. Untuk lomba di SD saya
mengadakan lomba menulis surat untuk presiden. Saya memilih lomba
tersebut untuk membuat mereka mengerahkan kemampuannya dalam
menulis dan menyampaikan apa yang ada di benaknya. Tidak ada
hambatan yang terjadi. Saya katakan program ini berhasil dikarenakan
melihat hasil tulisan mereka yang banyak membuat saya terharu.
Ternyata mereka banyak yang pintar menulis dan saya cukup takjub
dengan apa yang mereka sampaikan dalam surat untuk presiden.
Rata-rata dari benak anak-anak tersebut meminta kedamaian pada
presiden agar negara mereka tidak berkelahi. Sederhana namun cukup
mengharukan.
Untuk lomba di TK saya mengadakan lomba di luar ruangan.
Saya mengadakan lomba berlari kemudian sambil menghafal warna.
Terlihat simpel memang, pelajaran TK memang sesederhana itu.
Lomba ini berhasil membantu anak-anak TK dalam meghafal warna
sembari olah raga.

7. Kode sub sektor: 3.5.04


Penambahan buku perpustakaan untuk TK
TK NU Rejosari merupakan salah satu dari tiga TK yang ada di
Rejosari. TK ini menurut saya adalah TK yang paling memprihatinkan
keadaannya jika dibandingkan dengan kedua TK lainnya. Dengan
jumlah murid paling sedikit dan diampu hanya oleh dua guru, TK ini
terus beroperasi setiap harinya. Murid-murid yang ada di TK ini adalah
anak yang pintar dan sangat senang ketika guru membacakan cerita
untuk mereka. Namun sayangnya, buku cerita yang tersedia di TK ini
hanya 7 buah. Atas dasar permasalahan tersebut saya mengadakan
program penambahan buku perpustakaan di TK. Buku tersebut saya
berikan dengan tujuan agar murid-murid TK tersebut bisa belajar
membaca atau diceritakan dengan varian buku yang cukup banyak
agar mereka tak jenuh mengingat anak TK hanyalah anak-anak yang
cepat sekali jenuh. Keberhasilan program ini terlihat dari ekspresi
senang guru serta murid-muridnya ketika mendapatkan buku ini serta
mereka mendapat wawasan baru dengan kehadiran buku baru ini.

D. Kluster Sain Teknologi


- Bidang kerja saintek
1. Kode sub sektor: 1.5.22
Pengadaan tong sampah di dusun Rejosari
Kebersihan lingkungan dapat dinilai dari kondisi sampah yang
ada di suatu lingkungan. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat
merusak lingkungan dan menimbulkan bencana. Selain itu masalah
sampah menyebabkan pola hidup tidak bersih yang dapat meyebabkan
berbagai penyakit. Kebanyakan tong sampah di Desa Tambi
disalahgunakan sebagai media membakar kayu, sampah dan lain-lain
untuk menghangatkan tubuh. Tujuan diadakaannya pengadaan dan
peremajaan tong sampah yaitu agar warga terbiasa untuk membuang
sampah di tempat sampah dengan memisahkan sampah organik dan
anorganik.
Kami melaksanakan observasi ke dusun rejosari terkait tong yang
sudah ada dan luas wilayah untuk memutuskan jumlah tong yang akan
kami berikan. Kemudian dari hasil survey dan analisis, kita memutukan
tong sampah sebanyak 6 buah dan 1 drum untuk pusat. Tong sampah
yang telah kami beli kemudian kami pasangi tali dan kami pilox dengan
tulisan anorganik serta organik. Dari 6 tong sampah tersebut kami sebar
merata di tempat-tempat strategis dan dipertanggung jawabkan
masing-masing ke salah satu warga untuk mengelola. Diharapkan
dengan pengadaan tong sampah di Desa Tambi dapat membantu
menerapkan pola hidup bersih warga desa dengan membuang sampah
pada tempatnya.
Ada beberapa hambatan dalam menjalankan program ini, salah
satunya yaitu sulitnya mencari tempat strategis dan penanggung jawab
yang mengelola tong sampah tersebut. Akhirnya ada beberapa warga
yang bersedia menjadi penanggung jawab dan harapannya masyarakat
semakin peduli terhadap sampah lingkungan.

2. Kode sub sektor: 1.1.01


Survei dan pengujian kualitas air dusun Rejosari
Air merupakan salah satu komponen kehidupan yang sangat
penting. Bahkan kualitas lingkungan hidup sangat dipengaruhi oleh
kualitas air yang ada. Air sangat mudah terkontaminasi oleh lingkungan
sekitar sehingga dewasa ini sangat sulit untuk mendapatkan air bersih.
Banyak kegiatan manusia yang menghasilkan limbah dan mencemari
sumber air, padahal kebutuhan manusia akan air bersih terus
meningkat, tetapi ketersediaan air bersih terus menurun. Oleh karena
itu adanya program kerja ini bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisis kualitas air di Desa Tambi apakah aman untuk dikonsumsi
atau tidak.
Pelaksanaan program survey dan pengujian kualitas air sudah
dimulai sejak tanggal 12 Juni 2017 yakni ke Dinas Lingkungan Hidup
untuk mencari informasi terkait uji bakteri di air. Kemudian dilanjutkan
tanggal 13 Juni 2017 yaitu survey ke mata air Sigedang untuk dianalisis.
Tanggal 2 Juli 2017 dilakukan pengambilan sampel air di 4 mata air.
Tanggal 14 Juli 2017 mengambil sampel air 5 bak penampungan di
Dusun Tambi, Dusun Tegalrejo, dan Dusun Rejosari. Kemudian di
tanggal 16 Juli 2017 dilakukan analisis sekaligus mengambil sampel.
Kualitas air kami analisis dengan metode Petrifilm. Metode tersebut
dapat menganalisis adanya bakteri coliform dan E.coli pada sampel
yang diuji. Bakteri coliform adalah golongan mikroorganisme yang
dapat menjadi indikator untuk menentukan suatu sumber air telah
terkontaminasi oleh patogen. Sedangkan E.coli termasuk jenis bakteri
coliform yang dapat mengindikasikan adanya pencemaran akibat
adanya kontaminasi kotoran hewan ataupun manusia. Hasil analisis
menunjukkan bahwa di mata air Tuk Cino (Dusun Rejosari) dan bak
penampungan air Tegalrejo terkontaminasi dengan bakteri E.coli dan
sampel air di semua Dusun terkontaminasi bakteri coliform namun
masih di ambang batas yang aman. Hasil analisis yang kami peroleh
lalu kami buat laporan dan kami serahkan ke pihak Dinas Lingkungan
Hidup sebagai sumber informasi dan arsip Dinas untuk ditindaklanjuti.
Selain itu, hasil analisis yang kami peroleh kami sosialisasikan ke pihak
perangkat desa untuk disampaikan ke warga Desa Tambi mengenai
kondisi kualitas air di Desa Tambi.
Adapun hambatan dari program ini yaitu sulitnya perjalanan
menuju mata air untuk pengambilan sampel karena harus melalui
hutan-hutan yang di kanan kirinya jurang serta semak-semak yang
menutupi jalan setapak yang kami lalui. Tantangan dari program ini
yaitu bagaimana agar masyarakat desa senantiasa menjaga
kebersihan di sekitar bak penampungan dan kualitas air menjadi bersih
serta aman untuk dikonsumsi.
Dalam menjalankan program ini kami dibantu oleh salah satu
teknisi air Desa Tambi yaitu Bapak Muarif untuk mengambil air di
sumber air dan bak penampungan. Beliau teknisi air yang telah
membuat saluran-saluran air dari sumber mata air. Kami juga bekerja
sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dalam menganalisis dan
menguji kualitas air.

3. Kode sub sektor: 1.7.01


Pelatihan dan pembuatan pupuk kompos-POC (Pupuk Organik
Cair) dari sampah organik
Sampah organik merupakan sampah yang mudah terurai atau
terdekomposisi oleh alam. Setiap hari hampir seluruh rumah tangga
menghasilkan sampah organik, dan sampah ini menimbulkan bau yang
tidak sedap apabila tidak dikelola dengan baik. Sehingga menimbulkan
ketidaknyamanan. Maka dari itu kami mencoba untuk membuat
pelatihan pengolahan sampah organik mejadi pupuk. Tujuan dari
program ini antara lain untuk mengurangi pencemaran lingkungan,
memanfaatkan sampah organik sayuran dan sisa makanan menjadi
pupuk yang dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Pada dasarnya pengelolaan sampah organik menjadi pupuk
sangat mudah dilakukan dan tinggal bagaimana kesadaran warga saja
untuk melakukan hal tersebut. Program pembinan teknis pembuatan
pupuk organik cair dan kompos bertujuan untuk menyadarkan warga
bahwa sampah bisa dimanfaatkan sebagai sesuatu yang berguna
dibanding hanya dibuang dan hasil dari sampah dapat dijual maupun
dimanfaatkan oleh petani untuk memenuhi nutrisi tanaman serta
menjaga kesehatan lingkungan yaitu mengurangi penggunaan pupuk
kimia. Sebelum program penyuluhan dilakukan, mahasiswa membuat
sendiri pupuk organik cair dari sampah buah salak yang sudah
membusuk dan memerlukan waktu hingga 2 minggu untuk mengubah
sampah salak menjadi pupuk organik cair. Pembuatan pupuk organik
cair oleh mahasiswa dimaksudkan sebagai media penyuluhan kepada
petani sasaran. Program pembinaan teknis pembuatan kompos yang
dilakukan mahasiswa hanya berupa penyiapan bahan dan penyuluhan
saja dan dilakukan di Dusun Tegalrejo, sedangkan untuk program POC
dilakukan oleh semua dusun di Desa Tambi. Untuk penyuluhan sendiri
dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2017 selama satu jam dan
antusiasme petani untuk mendengarkan penyuluhan sangat tinggi
dilihat banyaknya petani yang bertanya dan datang.
Adapun hambatan dan tantangan yang kemungkinan didapatkan
oleh mahasiswa yaitu keberlanjutan program mengingat kebiasaan
warga dalam membuang sampah sembarangan terutama ke selokan
dan sungai sudah mendarah daging serta peralihan pemakaian pupuk
kimia ke pupuk organik susah dilakukan karena sudah menjadi
kebiasaan petani untuk mengaplikasikan pupuk kimia ke tanah. Namun
alangkah baiknya program ini tetap dilanjutkan demi kesehatan
lingkungan yang lebih baik lagi.

4. Kode sub sektor: 1.5.10


Pemugaran fasilitas tempat ibadah (masjid) RT 03
Salah satu fasilitas umum yang ada di dusun Rejosari di Desa
Tambi adalah mushola. Terdapat satu mushola di dusun Rejosari RT 3
yang mana memiliki kondisi yang cukup memilukan. Padahal mushola
tersebut selalu dikunjungi jama’ah disetiap waku sholatnya. Cukup miris
memang ketika mushola tersebut tampak luarnya seperti bangunan
yang tidak terurus. Tampak dalamnya pun tidak jauh berbeda seperti
tampak luar. Rumah ibadah tersebut memiliki suasana yang tidak
terawat. Alat ibadah seperti mukenah, sajadah, sarung memiliki kondisi
yang sudah tidak layak pakai. Wajar mushola tersebut berkondisi
seperti itu melihat tidak ada alat kebersihan maupun fasilitas yang
menunjang kebersihan dan perawatan mushola. Atas dasar masalah
tersebut, kami melakukan program pemugaran untuk tempat ibadah.
Hal itu dirasa penting karena mushola merupakan tempat ibadah yang
terus digunakan setiap harinya oleh warga sekitar. Proses yang kami
lakukan adalah melengkapi dan memperbarui fasilitas untuk mushola
tersebut. Kami mencari donasi alat ibadah guna memperbarui /
mengadakan sandal umum dan mukenah yang ada di mushola
tersebut. Kemudian kami memberikan peralatan kebersihan seperti
sapu, sulak, dan keset. Dalam proses pemugaran mushola, terdapat
beberapa hambatan yang terjadi. Hambatan terjadi saat mencari donasi
karena memang pada dasarnya mencari donasi tidaklah mudah.
Hambatan juga terjadi dalam berkomunikasi dengan penanggung jawab
mushola karena ketidakjelasan peran penanggung jawab mushola
tersebut.
Pemugaran tempat ibadah ini disambut baik oleh warga
mengingat kurangnya kepedulian terhadap mushola tersebut. Harapan
kami kedepannya, perlengkapan yang telah tersedia ini dapat dijaga
dan digunakan sesuai degan kegunaannya. Dengan begitu mushola
yang merupakan tempat ibadah tersebut dapat layak digunakan oleh
warga sekitar.
5. Kode sub sektor: 1.1.07
Perencanaan dan pembuatan jaringan air di dusun rejosari
(metode water meter)
Air merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan
begitu juga di Dusun Rejosari. Hanya saja terdapat masalah mengenai
air di dusun Rejosari. Pembagian air di dusun Rejosari tidak merata.
Beberapa rumah mendapatkan air yang melimpah ruah akan tetapi
beberapa rumah yang lain hanya mendapatkan sedikit air dan banyak
yang kekurangan. Hal itu terjadi dikarenakan belum adanya teknis
system perairan yang jelas padahal sumber air cukup melimpah,
sehingga jaringan air belum jelas. Ketidak merataan sumber air tersebut
menjadi keluhan warga di dusun Rejosari. Oleh karena itu kami
melakukan program Pembuatan Jaringan Air untuk Dusun Rejosari
menggunakan metode “water meter” bekerja sama dengan teknis
perairan Desa Tambi.
Proses program ini tidak terlalu rumit bagi kami karena dalam
proses pembuatannya program ini mendapat banyak bantuan dari
desa. Dalam pembuatan jaringan air, sumber air yang digunakan untuk
masyarakat desa hanya terpusat satu sumber agar bisa diatur dan
dipantau dengan mudah. Sumber air yang digunakan adalah Tuk Cino.
Kemudian air dari sumber tersebut ditampung di bak air dekat sumber.
Lalu dari bak air tersebut dialirkan ke seluruh warga dengan
menggunakan water meter di tiap rumah. Mengenai dana yang
digunakan dalam program ini sepenuhnya dana dari desa. Dalam
proses pelaksanaannya juga mendapat bantuan banyak dari warga,
sehingga kami hanya bertugas perencanaan serta pemantauan
program.
Meskipun demikian, kami mendapat beberapa hambatan dalam
menjalankan program ini. Fasilitas jaringan air ini dibebankan biaya
kepada warga. Warga merasa terbebani dengan pungutan tersebut.
Mereka beranggapan bahwa air adalah hasil alam yang tidak
memerlukan biaya. Padahal, biaya yang ditagih sebenarnya untuk biaya
perawatan alat yang digunakan dalam penyaluran air. Tapi belakangan
ini akhirnya warga sadar akan hal tersebut dan kemudian mereka
bersedia membayar biaya untuk penyaluran air tersebut.

6. Kode sub sektor: 1.7.02


Sosialisasi pengelolaan sampah plastik, dan pengolahan sampah
organik – anorganik
Program kerja penyuluhan mengenai pemilahan sampah didasari
oleh kesadaran masyarakat desa yang kurang terhadap kebersihan dan
kesehatan lingkungan. Lingkungan terlihat kumuh dan sampah tampak
berserakan. Kebiasaan warga kurang baik yaitu membuang sampah
sembarangan dan bahkan ada yang membuang ke sungai. Program ini
dilaksanakan pada hari senin, 19 juni 2017. Tujuan dari kegiatan ini
antara lain agar menyadarkan masyarakat tentang pentingnya hidup
bersih dan sehat dengan membiasakan membuang sampah pada
tempatnya dan dapat memilah antara sampah organik-anorganik
sehingga sampah dapat dimanfaatkan.
Penyuluhan diselenggarakan di balai desa dengan sasaran ibu-
ibu PKK. Materi yang diberikan yaitu sistem pengelolaan sampah mulai
dari pemilahan dirumah antara sampah organik-anorganik hingga
pengolahannya dan pengumpulan pada bank sampah. Tidak hanya itu,
kami juga memberikan leaflet untuk dibawa pulang dan menjadi
pedoman dirumah masing-masing. Hambatan yang dihadapi dalam
program ini antara lain tidak semua rumah tangga memiliki tempat
sampah dan belum dillakukannya pemilahan sampah, sehingga kadang
sampah hanya ditimbun, dicampur bahkan dibuang ke sungai. Selain
itu, belum adanya sistem pengelolaan sampah yang baik dari desa juga
menjadi hambatan untuk keberlanjutan hasil penyuluhan.
Peserta ibu-ibu PKK Desa Tambi yang hadir sebanyak 60 orang
lebih. Target peserta yang tercapai 100% dari target yang ingin dicapai.
Hal ini dapat terjadi karena jumlah ibu-ibu PKK yang ditargetkan hanya
sekitar 30 orang, namun yang datang sekitar 60 orang. Peran peserta
penyuluhan cukup aktif, hal-hal penting yang kami sampaikan dicatat di
leaflet. Pihak perangkat desa membantu kami dengan memberi izin
untuk menggunakan ruang pertemuan Balai Desa.

- Bidang kerja arsitektur


1. Kode sub sektor: 1.5.07
Pembuatan dan pemasangan plang
Salah satu cara mengidentifikasi identitas suatu daerah adalah
dengan menemukan kesamaan dari daerah tersebut. Banyak kota
yang membuat kekhasan daerah dengan ukiran pada plang atau lampu
jalan. Namun Desa Tambi belum memiliki plang dengan bentuk yang
cukup unik dan dapat dengan mudah dibedakan dengan plang-plang
lain. Kami berusaha membuat plang dengan bentuk yang unik
sehingga langsung dapat dikenali oleh setiap orang.
Plang jalan yang kami buat merupakan plang nama dusun dan
RT serta beberapa arah yang dirasa perlu seperti TPQ dan arah rumah
kepala dusun. Desain nama dusun yang kami buat merupakan desain
terbesar dan kami buat seunik mungkin. Idenya berasal dari ukuran
papan yang kemudian dimiringkan kemudian tulisan plang tersebut
kami buat terputus sehingga terlihat seperti puzzle. Dalam pembuatan
plang kami melakukan desain dan pengecatan sendiri namun dalam
pemasangan kami dibantu oleh masyarakat. Kami menemui kesulitan
pada saat pembuatan plang karena kekurangan orang sehingga
pembuatan plang membutuhkan waktu yang cukup lama. Pada saat
pemasangan masyarakat turut andil terutama pada saat penggalian
tanah dan pengecoran. Plang yang dibuat menjadi lebih kuat, stabil,
dan tahan lama karena masyarakat yang membantu sebagian besar
bermatapencaharian sebagai tukang bangunan sehingga lebih
berpengalaman dalam pengecoran.

2. Kode sub sektor: 1.5.39


Desain homestay
Untuk menyiapkan Desa Tambi sebagai desa wisata, Desa
Tambi perlu memiliki lebih banyak fasilitas penginapan terutama
homestay. Homestay diperlukan agar wisatawan yang datang dapat
merasakan langsung kehidupan masyarakat setempat yang tentunya
berbeda dari suasana yang biasa mereka dapati di kota asal masing-
masing. Namun perlu ada rasa khas Desa Tambi yang melekat pada
homestay sehingga suasana Desa Tambi yang dirasakan oleh
wisatawan semakin kental.
Program desain homestay banyak berfokus pada pengolahan
Bambu Cendani sebagai furnitur dan aksen pada interior maupun
eksterior rumah. Tema Bambu Cendani ini diambil karena pengolahan
Bambu Cendani yang merupakan salah satu tanaman khas Desa
Tambi dirasa masih kurang optimal. Banyak pengrajin yang lebih
merasa untung apabila mereka menjual produk mentah atau produk
jadi berupa Bambu Inul daripada mengolahnya menjadi furnitur karena
furnitur yang dibuat di Desa Tambi mudah rusak akibat pemuaian dan
penyusutan karena perbedaan suhu yang ekstrem. Pengrajin juga
belum memiliki alat untuk mengeringkan bambu yang modern
sehingga pengeringan bambu terhitung sangat sulit. Para pengrajin ini
perlu didorong untuk meningkatkan kreativitas dalam pengolahan
bambu sehingga mereka dapat menghasilkan produk yang lebih
menjual. Selain itu dengan adanya desain homestay ini, kami berharap
masyarakat dapat memahami cara merespon konteks Desa Tambi
terutama merespon suhu yang dingin pada desain rumah.
Hasil dari program ini berupa denah dan perspektif interior serta
eksterior homestay. Dalam pembuatan desain rumah kami banyak
dibantu oleh pengrajin Bambu Cendani dari Dusun Rejosari. Kami
dibantu dalam mempelajari karakter dari Bambu Cendani sekaligus
cara pengolahannya. Kami bahkan diajari langsung dan diberi
kesempatan untuk mencoba sendiri membuat Bambu Inul. Kami juga
banyak berdiskusi mengenai bentuk dari furnitur yang kami desain.

3. Kode sub sektor: 1.1.05


Desain curug setalang dan curug tedeng
Curug Setalang dan Curug Tedeng memiliki pemandangan yang
indah namun sayangnya akses yang masih sulit membuat
pembukaannya sebaga wisata untuk umum masih perlu
dipertimbangkan kembali. Akses yang cenderung berbahaya terutama
bagi pengunjung yang tidak terbiasa di jalan setapak yang dinilai
ekstrem membutuhkan banyak pengaman.
Kami banyak dibantu oleh masyarakat terutama pada saat proses
survey. Medan yang berat serta jalan yang sulit ditebak membuat kami
bergantung pada masyarakat terutama dari LMDH setempat untuk
menemani kami dalam perjalanan. Tidak hanya itu kami banyak
mendapat informasi mengenai kebutuhan curug. Baik dari survey
maupun diskusi kami menyimpulkan bahwa curug membutuhkan
pembatas jalan, pos pengecekkan fisik dan barang bawaan wisatawan,
dan pengadaan titik peristirahatan. Karena waktu yang tidak
mencukupi untuk realisasi, kami hanya berhasil menyediakan desain
dalam bentuk perspektif eksterior untuk bentuk yang sesuai dengan
kebutuhan dan konteks dari curug. Pada desain tersebut kami
menggunakan material yang alami dengan bentuk yang
memungkinkan pengunjung untuk terfokus dalam menikmati suasana
dan view alam sekitar. Desain dibuat agar pengunjung dapat merasa
menyatu dengan alam. Besar harapan kami untuk realisasi oleh desa
dan pemerintah setempat karena desain ini telah dipresentasikan pada
saat Festival Tambi dan dimasukkan ke dalam buku profil yang
kemudian dibagikan kepada perangkat desa.

4. Kode sub sektor: 1.7.02


Sinergi kerja bakti demi Rejosari bersih dan sehat
Salah satu program dari subunit kami adalah kerja bakti dusun
yang dilaksanakan bersama-sama dengan masyarakat Dusun
Rejosari. Program ini dilakukan selain untuk membersihkan dusun juga
untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Pada kerja bakti kami
banyak membaur dengan masyarakat sehingga mereka lebih terbuka
dengan keberadaan kami.
Dusun Rejosari sendiri memang memiliki program kerja bakti
secara teratur setiap seminggu sekali sehingga kami memanfaatkan
waktunya untuk ikut andil dalam program tersebut. Namun kami hanya
berhasil mengikuti 2 (dua) kali kerja bakti karena sering kali program
kerja bakti dusun bertabrakan dengan jadwal program subunit kami
sendiri. Kerja bakti yang kami lakukan antara lain adalah pada saat
pelebaran jalan dan bersih-bersih masjid untuk persiapan Solat Ied.
Momen kerja bakti ini sangat menyenangkan karena kami dapat
merasakan keakraban yang dimiliki masyarakat Dusun Rejosari yang
belum tentu kami dapati di kota asal kami masing-masing.
5. Kode sub sektor: 1.7.01
Pemanfaatan sampah anorganik menjadi bahan kerajinan
Desa Tambi pada umumnya masih belum memiliki sistem
pengelolaan sampah yang baik. Meski telah ditampung di satu tempat,
sampah tidak memiliki TPA sehingga masyarakat biasanya membuang
sampah yang telah tertumpuk ke sungai atau dibakar. Menurut
penuturan salah satu warga, mereka telah memahami bahaya yang
dapat timbul tapi mereka tidak merasakan adanya urgensi untuk
merubah kebiasaan tersebut karena dampak yang dikhawatirkan
belum pernah terjadi secara langsung. Karenanya kami banyak
berfokus pada pengelolaan sampah.
Apabila limbah organik dapat dibuat menjadi pupuk, maka limbah
anorganik dapat diolah kembali menjadi bahan untuk kerajinan. Salah
satu acara yang kami buat adalah pelatihan pembuatan tutup lampu
dari botol plastik bekas. Hambatan yang kami temui adalah sulitnya
menemukan botol plastik yang cukup bersih untuk diberikan kepada
setiap peserta sehingga pengerjaan pembuatan tutup lampu dilakukan
per kelompok.
Selain itu kami juga membuat pot tanaman dari botol plastik yang
kemudian kami tempel di salah satu dinding dusun. Tanaman-tanaman
ini merupakan tanaman obat keluarga sehingga tanaman dapat
digunakan oleh masyarakat secara bebas. Cuaca dari desa sendiri
juga memungkinkan tanaman untuk tumbuh tanpa perawatan yang
terlalu banyak. Masyarakat juga terlihat sangat antusias dengan
adanya tanaman tersebut sehingga ada potensi untuk keberlanjutan
program. Tembok yang kami berikan tanaman juga tampak estetis
sehingga menarik perhatian. Kami sempat menemui kendala yaitu
kekurangan bibit tanaman untuk ditanam akibat permintaan
masyarakat untuk memperpanjang area vertikultur sehingga kami
hanya memberi tempat untuk tanaman saja sementara masyarakat
dapat menanam bibit sendiri. Tempat tersebut kemudian ditanami bibit
seledri oleh masyarakat.

6. Kode sub sektor: 3.3.01


Pembuatan dan penyusunan Buku Profil Desa Tambi
Sebulan sebelum menjalani program KKN-PPM UGM 2017 kami
mendatangi Desa Tambi untuk melangsungkan survey singkat.
Beberapa dari kami mengunjungi Bappeda Wonosobo untuk berdiskusi
mengenai Desa Tambi. Menurut Bappeda perlu adanya pembuatan
buku profil untuk membantu desa dalam mengembangkan potensi-
potensinya. Selain itu buku profil dapat membantu memperkenalkan
desa tersebut sehingga desa dapat melangsungkan kerjasama untuk
pembangunannya.
Buku Profil yang kami susun berisi data sekaligus daftar dan
deskripsi potensi-potensi yang dimiliki oleh Desa Tambi serta sedikit
gagasan dalam pengolahannya. Dalam penyusunan data kami banyak
dibantu oleh masyarakat. Kami banyak diceritakan tentang sejarah
desa oleh pihak-pihak yang memahami kepercayaan mengenai
sejarah setempat. Tantangannya terdapat dalam mengkonfirmasi dan
menganalisis data. Banyak hal yang kami pelajari mengenai Desa
Tambi dalam mendalami data-data. Contohnya antara lain sejarah
nama Desa Tambi yang berasal dari bahasa Arab yaitu Tambihun yang
artinya pepeleng atau pengingat. Hal ini beriringan dengan budaya
Lengger yang juga berawal dari kalimat “Eling, ngger,”, atau “Ingat, nak
(perempuan).” Nama Lengger tersebut dibuat karena pendiri Desa
Tambi, yang juga berperan dalam penyebaran agama Islam di
Wonosobo, menemukan budaya tari semalaman dan berusaha
memotong acara apabila telah tiba waktu solat dengan mengingatkan
untuk berhenti dan solat. Namun terdapat pula kecurigaan yaitu
munculnya nama Tambi yang berasal dari bahasa India yang artinya
hitam (teh). Namun versi pertama merupakan versi yang lebih
dipercaya.

7. Kode sub sektor: 3.2.01


Festival Tambi
Festival Tambi dilaksanakan sebagai wujud terimakasih dari
mahasiswa KKN kepada warga Desa Tambi dan menjadi penutup dari
program-program yang dilaksanakan di Desa Tambi. Festival Tambi
diadakan sebagai media promosi untuk memperkenalkan produk-
produk lokal dan produk kreatif asli dari Desa seperti kopi tambi, teh
tambi, carica, nasi jagung, sambal khas, kerajinan bambu, dan lain
sebagainya. Selain itu, Festival Tambi juga mempromosikan kesenian
dan tari khas daerah seperti tari ponang dan tari cendani. Festival tambi
dilaksanakan pada tanggal 30 Juni 2017 di Balai Desa Tambi. Acara
ini dihadiri oleh BAPPEDA, Kapolres, Camat, Dosen pembimbing
Lapangan, perangkat desa, kader PKK, dan warga desa Tambi. Dalam
pelaksanaanya, kegiatan ini dibantu oleh perangkat desa, BANSER,
dan LINMAS.
Festival Tambi dibuka dengan lomba olahraga pada tanggal 28 –
29 Juli 2017, yaitu lomba ping-pong dan bulutangkis. Selain itu, ada
juga lomba menggambar dan mewarnai untuk siswa SD dan TK, lomba
masak untuk ibu kader PKK dan posyandu, lomba adzan dan tilawah,
pameran produk kreatif, serta pentas seni berupa penampilan tarian,
penampilan angklung dari LINMAS. Kesulitan yang dirasakan pada
program ini adalah waktu untuk persiapan dirasakan terlalu singkat,
sehingga perlu kerja ekstra untuk menyukseskan acara ini. Selain itu,
ada juga hambatan terkait keterbatasan dana program. Masyarakat
menyambut program ini dengan sangat antusias. Mulai dari anak-anak
hingga orang dewasa semua berpartisipasi dalam pelaksanaan
program ini. Sekitar 400 warga berkumpul di balai desa untuk
menyaksikan acara Festival Tambi.
Program ini membantu mempromosikan Desa Tambi sebagai
objek wisata serta mengangkat pamor produk kreatif dan usaha
rumahan. Kegiatan ini diharapkan dapat dilanjutkan dan ditingkatkan
baik oleh mahasiswa KKN selanjutnya maupun dari perangkat desa.

II.KESIMPULAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa seluruh program kegiatan KKN-PPM UGM
unit JTG-105, desa Tambi, Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah telah selesai dilakukan.
Dengan segala rasa syukur kami haturkan terimakasih kepada LPPM UGM, perangkat
desa, warga, dan setiap pihak yang telah membantu, mendukung, dan bekerja sama
dengan kami. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata, perilaku, dan hal-
hal yang tidak berkenan. Harapannya desa Tambi dapat menjadi desa yang maju,
aman, berdikari, dan sejahtera.

III.SARAN
Desa Tambi merupakan salah satu desa wonosobo yang sudah banyak dikenal
oleh orang umum, namun masih banyak pekerjaan yang dilakukan untuk menciptakan
kelayakan desa ini sebagai desa wisata. Selain itu, perlu adanya program yang
bertahap dan berkepanjangan dalam rangka proses pembangunan desa yang lebih
baik. Desa Tambi juga memiliki penduduk yang banyak dan desa yang luas, menjadi
salah satu tantangan untuk merencanakan program yang dapat menyeluruh
dirasakan oleh warganya. Selain itu, perlu juga adanya pembangunan moral dan
kebiasaan yang selama ini masih kategori buruk dan perlu diperbaiki agar dapat
memunculkan generasi penerus yang cemerlang.

IV.LAMPIRAN
Kartu S1
DAFTAR OUTPUT KEGIATAN SUB UNIT KKN-PPM

Kode JTG-105 DICETAK


Sub Unit Rejosari
Kab/Kota Wonosobo
Provinsi Jawa Tengah
Kecamatan Kejajar
Desa Tambi
S-1
Dusun Rejosari
No Jenis Output Jumlah Rincian
(1) (2) (3) (4)

Tambi lawan TB (penyuluhan dan


1 41
pemeriksaan TB tingkat desa)

Penyuluhan Perilaku Hidup


2 13
Bersih dan Sehat (PHBS)

Pengenalan dan penerapan


3 9
dokter kecil tingkat sekolah dasar

Penyuluhan bahaya
4 13.5 penyalahgunaan Narkotika dan
perilaku merokok
Sosialisasi penanaman TOGA
5 10 pada halaman pekarangan rumah
warga
Pembinaan teknis penanaman
6 104.5 TOGA pada halaman pekarangan
rumah warga
Penyuluhan kesehatan
7 15
reproduksi

Penyuluhan penyakit degeneratif


dan sosialisasi pola makan guna
8 Waktu (Jam) 22
meningkatkan kualitas hidup
lansia

Pemeriksaan kesehatan umum


9 11.5
lansia

10 5 Senam senang dan sehat lansia

Gerakan sikat gigi massal


11 7
(SIGIMAS)
Gerakan cuci tangan massal
12 6
(CITAMAS)
Penyuluhan pentingnya imunisasi
13 6 bagi balita dan pengetahuan bagi
orangtua
Penyuluhan gizi seimbang anak
14 6
di Posyandu
Gerakan minum obat anticacing
15 22 guna mencegah penyakit kaki
gajah (PILKAGA)
Penyuluhan dan pendaftaran
16 24 asuransi kesehatan (BPJS
Kesehatan)
Penyuluhan Penggunaan
Pestisida secara 6T (Tepat Jenis,
17 14 Tepat Dosis, Tepat Waktu, Tepat
Sasaran, Tepat Aplikasi dan
Tepat Mutu)
Pembinaan Teknis Pengendalian
18 21 Hama dan Penyakit Tanaman
Kubis
Pembinaan Teknis Pengendalian
19 30.5 Hama dan Penyakit Tanaman
Cabai
20 20 Rego Pantes Pro Salam
Penyuluhan Zoonosis dan
21 61 Kesehatan Lingkungan serta
Kesejateraan Hewan

Pemeriksaan Hewan dan Pangan


22 31.5 asal Hewan yang ASUH (Aman,
Sehat, Utuh, Halal)

Sosialisasi dan pengajaran


tambahan kepada anak-anak
mengenai jenis Hewan langkah,
23 29.5
hewan berbahaya, hewan
peliharaan dan kesehatan
lingkungan.

24 15 Penyuluhan asuransi pertanian

Penyuluhan pembuatan akta


25 11
tanah
Pelatihan Pembuatan Olahan
26 27
Pangan dari Kentang
Penyuluhan pencatatan laporan
27 5
keuangan BUMDes
28 40.5 Pembuatan SIM Massal
29 62 Asistensi Kegiatan BUMDes
Pembuatan dan penyusunan
30 68.5
Buku Profil Desa Tambi
Penyuluhan dan pelatihan
31 21
pemberdayaan perempuan
32 13 Peningkatan motivasi belajar

33 26.5 Pendataan tingkat putus sekolah

Pengajaran iklan untuk


34 10
memasarkan bambu cendani
Penyuluhan kebersihan kepada
35 50
anak TK
Menaikkan minat pariwisata
36 30
melalui sosial media
Mengajar pelajaran tambahan
37 23
pada siswa SD
Penyuluhan mengenai literasi
media untuk pemuda serta
38 8
pemanfaatan media untuk
pariwisata

39 30 Lomba antar siswa SD dan TK

Penambahan buku perpustakaan


40 10
untuk TK
Pembuatan dan pemasangan
41 62.5
plang
42 61.5 Desain homestay
Desain curug setalang dan curug
43 16
tedeng
Pengadaan tong sampah di
44 18
dusun rejosari
Survei dan pengujian kualitas air
45 32
dusun rejosari

Pelatihan dan pembuatan pupuk


46 47.5 kompos-POC (Pupuk Organik
Cair) dari sampah organik

Pemugaran fasilitas tempat


47 17
ibadah (masjid) RT 03
Perencanaan dan pembuatan
48 11 jaringan air di dusun rejosari
(metode water meter)
Sinergi kerja bakti demi Rejosari
49 5.5
bersih dan sehat

Pemanfaatan sampah anorganik


50 25
menjadi bahan kerajinan

Pelatihan dan pembuatan pupuk


51 21 kompos-POC (Pupuk Organik
Cair) dari sampah organik

Sosialisasi pengelolaan sampah


52 22 plastik, dan pengolahan sampah
organik – anorganik

53 60 Festival Tambi
55 Kelompok 5 1. Siswa SMP
56 Sasaran 25 2. Siswa SD
57 30 3. Siswa TK
58 40 4. Ibu hamil
59 20 5. Kelompok tani
60 50 6. Ibu-ibu PKK
61 25 7. Kader kesehatan desa
62 100 8. Manula
63 70 9. Balita
64 200 10. Warga dusun Rejosari
65 500 11. Warga desa Tambi
66 100 12. Ibu rumah tangga
67 10 13. Industri rumahan
68 5 14. Kelompok ternak

69 5 15. Badan Usaha Milik Desa


(BUMDes)
70 1. Dinas kesehatan Wonosobo
71 2. Puskesmas Kejajar 1
72 3. LSM TB Care Wonosobo
73 4. LSM Youth Centre Wonosobo
5. Dinas Lingkungan Hidup
74
Wonosobo
75 6. Teknisi perairan desa
7. Masjid Baitul Hikmah
76
Mitra Yogyakarta
77 8. BPJS Kesehatan Wonosobo
78 9. Satlantaas Polres Wonosobo

79 10. Badan Pertanahan Nasional


Wonosobo

80 11. Badan Usaha Milik Desa


(BUMDes)

81 12. Dinas Pendidikan Pemuda


dan Olahraga Wonosobo
82 5 1. Suspek Tuberkulosis
83 3 2. Bidan Desa
Individu sasaran
84 2 3. Pengrajin bambu cendani
85 10 4. Petani sayur
86 1100000 1. Konsumsi festival Tambi
2. Konsumsi lomba anak di
87 Swadaya 200000 festival Tambi
Masyarakat (Rp.)
88
89
90 Instansi Pemerintah 5000000 1. Dana LPPM
91 (Rp.) 2500000 2. Dana fakultas teknik UGM
92 7000000 1. Festival Tambi
MHS (Rp.)
93 54000 2. Program kluster kesehatan
94 165500 3. Program kluster saintek
95 288000 4. Program kluster soshum
96 184500 5. Program kluster agro
97 Dokumentasi (Foto) Semua program Terlampir di LPK individu
98 1. Profil desa Tambi
99 Dokumentasi 2. Peningkatan minat pariwisata
100 (Film/Video) 3. Festival Tambi
101 4. Beberapa program lainnya

102 1. Poster Jaminan Kesehatan


Nasional
103 2. Poster UGM Cup
Publikasi Media
104 3. Poster Festival Tambi
Cetak
105 4. Poster PHBS
106 5. Flipchart PHBS
107 6. Poster NAPZA
108 Publikasi Media 1. Instagram exploretambi
109 Online 2. Facebook Jelajah Tambi
110 5 1. Profil desa Tambi
111 6 2. Cerita anak-anak
Buku
112
113
114 8 1. Dokter kecil
115 25 2. Kader POSBINDU
116 10 3. Kader Posyandu Lansia
117 SDM Terbina 20 4. Kader Posyandu Balita
118 (KADER) 20 5. Kelompok tani Rejosari
119 4 6. Kader TB care
120 5 7. Perangkat BUMDes
121 10 7. Industri rumahan

122 Lembaga terbentuk 1. POSBINDU

123 5 1. Alat kebersihan dan alat


ibadah mushola
124 Infrastruktur dan 6 2. Tong sampah organik
website (item)
125 4 3. Plang penunjuk arah
126 20 4. Tanaman vertikultur dan TOGA

Anda mungkin juga menyukai